Anda di halaman 1dari 5

8 Resume

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


ANDISON - 18205050 Mengajar Matematika
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA (S-2) Khusus

Setiap individu yang terlahirkan di dunia ini memiliki kemampuan yang berbeda
terutama dalam bidang akademik, yang diakibatkan adanya perbedaan tingkat
intelegensi yang dimiliki oleh setiap individu tersebut. Di Indonesia masih banyak
anak yang mengalami lamban belajar terutama dalam bidang akademiknya. Akibat lamban
belajar tersebut, prestasi belajar anak menurun atau rendah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Dalam dunia pendidikan tentunya, kita tidak akan
lepas dari permasalahan tersebut. Memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai calon pendidik
untuk memahami permasalahan-permasalahan yang ada tersebut dengan jelas, dan mengetahui
serta melakukan upaya pemecahan masalah-masalah tersebut . slow learner atau yang disebut
lamban belajar pada anak dan mengajar anak berbakat, bagaimana karakteristik dan
penyebabnya, untuk membantu calon pendidik agar memahami cara menghadapi anak yang
mengalami gangguan lamban belajar.
A. Proses Mengajar Matematika Anak Lamban Belajar ( Slow
Learners)

1. Pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learners)


Siswa yang lamban belajar (slow learners) adalah sekelompok siswa di
sekolah yang perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan
perkembangan rata-rata teman seusianya.
Cooter, Cooter Jr dan Weliyed dalam buku (Nani Triani)
Siswa lamban belajar adalah siswa yang memiliki prestasi belajar rendah
atau sedikit di bawah rata-rata anak normal pada salah satu ata seluruh
area akademik dan mempunyai skor tes IQ antara 70 sampai 90.

Direktorat PLB,

RESUME- Mengajar Matematika Khusus-ANDISON 1


Siswa lamban belajar adalah anak yang memiliki potensi intelektual
sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk tuna grahita (biasanya
memiliki IQ sekitar 70 sampai 90).

2. Karakteristik Slow Learners (Lamban Belajar)


Menurut Richard Schulz (dalam Bell, 1981) menulis dalam NCTM
karakeristik slow learner yaitu orang yang berprestasi rendah, berprestasi
rendah, kurang budaya, terdistorsi secara emosional, dengan kesigapan dan
kepercayaan diri yang hanya pemahaman dangkal, beberapa pendidik
menerapkan label eufemisme kepada anak-anak.
Ni’matuzahroh dan Yuni Nurhamida
Karakteristik anak lamban belajar nampak pada anak ini adalah sulit
menangkap pelajaran, kurang mampu mengikuti pelajaran di kelas bahkan
rata-rata atau sebagian besar nilai rendah, pernah atau sering tidak naik
kelas.
Rizal H. Arsjad
karakteristik siswa lamban belajar sebagai berikut:
Fisik :Sehat jasmani dan pada umumnya sama dengan siswa normal bahkan
fisiknya adakalanya lebih baik.
Kecerdasan intelektual Kecerdasan intelektual antara yang normal dan
terbelakang yaitu antara 70 sampai 90, sehingga agak terlambat dalam berfikir,
menyelesaikan tugas-tugas akademik, daya inat lemah dan tidak tahan lama, daya
tangkap terhadap pelajaran lambat dan daya berkonsentrasi kurang.
Emosional Emosi kurang terkendali, cepat putus asa dalam menghadapi hal-hal
yang sulit, kurang kreatif dalam menghadapi masalah.
Sosial Dalam kehidupan rumah tangga, ia mampu berkomunikasi dan bergaul
secara baik, dapat melakukan tugas atau pekerjaan dengan tanggung jawab penuh.

Masalah yang di a. Mempunyai kecepatan belajar yang lebih lambat


Hadapi Slow dibandingkan anak normal seusianya.
Leaners b. Membutuhkan rangsangan yang lebih banyak untuk
mengerjakan tugas sederhana.
c. Mengalami masalah adaptasi di kelas karena mempunyai
kemampuan mengerjakan tugas yang lebih rendah dari
teman sekelasnya.
d. Konsep diri yang rendah.
e. Memiliki prestasi lebih rendah terutama mata pelajaran
matematika.
f. Mengalami masalah beradaptasi di kelas

RESUME- Mengajar Matematika Khusus-ANDISON 2


Kebutuhan Siswa a. Kebutuhan rasa aman
Slow Leaners b. Kebutuhan menyayangi dan disayangi
c. Kebutuhan untuk diterima anak lain
d. Kebutuhan pengakuan dan percaya diri
Startegi Mengajar a. Pendekatan Problem Solving
dan Belajar untuk Pendekatan problem solving atau pemecahan masalah
Slow Learners adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan
sebagai arah dalam belajar. Pengajaran berdasarkan
masalah dikembangkan untuk membantu
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai
peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi. Ciri-ciri dari
pendekatan pemecahan masalah adalah:
 Diawali dengan masalah yang tidak rutin.
 Mempunyai penyelesaian yang berbeda.
 Untuk dapat menyelesaikan permasalahan seseorang
harus memiliki banyak pengalaman.
b. Pembelajaran Tuntas
Pembelajaran tuntas adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang mensyaratkan siwa menguasai secara
tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi
dasar mata pelajaran tertentu. Pada pembelajaran tuntas
dilakukan dengan pendekatan diagnostik.
c. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial menggunakan pendekatan
alternatif adalah pembelajaran untuk guru kelas dalam
mengajar siswa lamban belajar. Remedial adalah
penggunaan kegiatan, teknik dan praktek untuk
menghilangkan kelemahan dan kekurangan yang
dimiliki. Guru dapat memberikan perhatian individu bagi
mereka yang tertinggal dalam studi untuk memberikan
perbaikan pendidikan untuk siswa lamban.

B. Proses Mengajar Matematika Anak Berbakat Istimewa


(Gifted Students)
1. Pengertian Anak Bakat Istimewa (Gifted Students)
Gagne (dalam Ni’matuzahroh dan Yuni Nurhamida, 2016)
Anak bakat istimewa adalah siswa yang memiliki potensi istimewa
didalam satu domain dan lebih dengan bakat yang telah berkembang
secara sistematis, yang merupakan hasil interaksi antara faktor keturunan
(genetik) dan faktor tumbuh kembang (devolopmental) yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan.

RESUME- Mengajar Matematika Khusus-ANDISON 3


2. Karakteistik Gifted Students
a. Mereka memiliki sensitivitas yang tinggi, rasa keadilan, dan
perfeksionisme.
b. Siswa berbakat memiliki kecerdasan yang tinggi ditndai oleh
kenampuan memori yang luar biasa.
c. Mereka memiliki minat karir yang lebih dini dibanding siswa lain
seusianya, mampu melakukan beberapa hal dengan baik, bahkan
memiliki minat yang sangat bervariasi dan beragam.
3. Kebutuhan Pembelajaran Gifted Students
a. Program pengayaan horisontasl, yaitu:
 Mengembangkan kemampuan eksplorasi.
 Mengembangkan pengayaan dalam arti memperdalam dan
memperluas hal-hal yang ada di luar kurikulum biasa.
 Eksekutif intensif dalam arti memberikan kesempata untuk
mengikuti program intensif bidang tertentu yang diminati secara
tuntas dan mendalam dalam waktu tertentu.
b. Program pengayaan vertikal, yaitu:
 Accelaration, percepatan/maju berkelanjutan dalam mengikuti
program yang sesuai dengan kemampuannya, dan jaringan
dibatasi oleh jumlah waktu, atau tingkatan kelas.
 Independent study, memberikan seluas-luasnya kepada anak untuk
belajar dan menjelajahi sendiri bidang yang diminati.
 Mentorship, memadukan antara yang diminati anak gifted dengan
para ahli yang ada di masyarakat.
4. Masalah yang Dihadapi Gifted Students
Permasalahan siswa berbakat dapat disebabkan karena faktor dalam diri
siswa seperti ketidaksesuaian antara standar terhadap diri sendiri yang
tinggi dengan hasil yang dicapai. Permasalahan yang dihadapi siswa
berbakat ini membutuhkan layanan khusus agar potensi yang mereka
miliki dapat tumbuh kembang secara optimal.
5. Strategi Mengajar dan Belajar untuk Gifted Students
a. Model Inklusi
Dalam model layanan ini, anak-anak berbakat ditempat sekelas
(inklusif) dengan anak-anak lain, termasuk anak-anak penyandang
kebutuha pendidikan khusu lainnya seprti anak berkesulitan belajar
dan anak cacat.
b. Tracking System

RESUME- Mengajar Matematika Khusus-ANDISON 4


Dalam tracking system, siswa-siswa diklasifikasikan berdasarkan
kemampuannya dan setiap klasifikasi ditempatkan dalam satu kelas
yang sama. Jadi, anak-anak berbakat akan berada dalam kelas khusus
siswa berbakat sepanjang masa sekolahnya.
c. Model Cluster Grouping
Dalam model ini, anak-anak berbakat dari semua tingkatan kelas yang
sama di satu sekolah (biasanya mereka yang termasuk 5% dari siswa
berprestasi tertinggi dalam populasi tingkatan kelasnya),
dikelompokkan dalam satu kelas. Kelompok tersebut terdiri dari 5
sampai 8 siswa berbakat, dibimbing oleh seorang guru yang telah
memperoleh pelatihan dalam mengajar anak-anak berkemampuan luar
biasa. Jika terdapat lebih dari 8 anak berbakat, maka mereka
dikelompokkan ke dalam dua atau tiga cluster group. Pada umumnya,
satu cluster group itu belajar bersama-sama dengan anak-anak lain dari
berbagai tingkat kemampuan, tetapi dalam bidang keluarbiasaannya
(misalnya matematika), mereka belajar secara terpisah.
DAFTAR PUSTAKA

Bell, F.H. 1978. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary Schools).
Dubuque, Iowa: WM. C. Brown Company Publisher.

Fithrotil Laily, Meriatul. 2017. Strategi Pembelajaran Matematika pada Siswa


Slow Learner (Lamban Belajar) di Kelas 5 Sekolah Inklusi SDN Sumner
Sari 2 Malang (skripsi). Malang: UMMIM Press.

Ni’matuzahroh dan Yuni Nurhamida. 2016. Individu Berkebutuhan Khusus dan


Pendidikan Inklusif. Malang: UMM-Press

RESUME- Mengajar Matematika Khusus-ANDISON 5

Anda mungkin juga menyukai