Anda di halaman 1dari 5

1. Deret Volta adalah susunan logam-logam berdasarkan potensial elektrode standarnya.

Semakin kiri kedudukan suatu logam dalam deret Volta,


 Logam semakin reaktif (semakin mudah melepaskan elektron),
 Logam merupakan reduktor yang semakin kuat.
Semakin kanan kedudukan suatu logam dalam deret Volta,
 Logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepaskan elektron),
 Logam merupakan oksidator yang semakin kuat.

Jadi, logam yang terletak lebih kiri lebih reaktif daripada logam-logam yang di kanannya.
Oleh karena itu, logam yang terletak lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan
untuk mengalami reduksi.

2. Notasi sel dapat dituliskan: [oksidasi] anode | larutan (ion) || larutan (ion) | katode
[reduksi]
Anode selalu dituliskan di sebelah kiri. Logam dan larutannya dipisahkan oleh suatu garis
vertikal ganda yang menyatakan secara simbolis jembatan garam.

Ag+ + e– → Ag Ered = +0,80 V


Cu2+ + 2e– → Cu Ered = +0,34 V

oksidasi

Cu Ag
reduksi

a. Notasi sel kedua elektrode di atas: Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag


b. Tentukanlah potensial standar sel tersebut.
E sel  = E red  – E oks  = 0,80 V – 0,34 V = 0,46 V
c. Tuliskanlah reaksi selnya.
2Ag+ + 2e– → 2Ag E = +0,80 V
Cu → Cu 2+
+ 2e –
E = –0,34 V
+ 2+
2Ag + Cu → Cu + 2Ag E = +0,46 V

Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut:

Diketahui potensial reduksi:


Sr2+ + 2e– → Sr Ered = –2,89 V
Ga3+ + 3e– → Ga Ered = –0,55 V
Li2+ + 2e– → Li Ered = –3,05 V
2+
W + 2e– →W Ered = –0,12 V

Apakah reaksi berikut dapat berlangsung? Berikanlah penjelasan Anda….


a. Li + Ga3+ → Li+ + Ga
b. W + Sr2+ → W2+ + Sr

Penjelasan:
a. Langkah pertama kita urutkan terlebih dahulu kedua logam yang terlibat dalam reaksi:
Dari deret Volta di samping tampak bahwa logam Li
oksidasi memiliki kecenderungan mengalami oksidasi
dibandingkan logam Ga (logam Ga cenderung
Li Ga mengalami reduksi terhadap Li). Perhatikan reaksi:
reduksi oks

Li + Ga3+ → Li+ + Ga
0 +3 +1 0
red

Terdapat kesesuaian antara reaksi redoks pada soal dengan kecenderungan kedua logam,
sehingga reaksi tersebut dapat berlangsung spontan (ESel berharga positif). Kita dapat
menentukan potensial standar sel reaksi tersebut.

E sel  = E red  – E oks  = – 0,55 V – (–3,05) V = +2,50 V

Tuliskanlah reaksi selnya.

Ga3+ + 3e– → Ag E = –0,55 V


3Li → 3Li +
+ 3e– E = +3,05 V
3+ +
Ga + 3Li → Li + Ga E = +2,50 V

Dari deret Volta di samping tampak bahwa logam Sr


oksidasi memiliki kecenderungan mengalami oksidasi
dibandingkan logam W (logam W cenderung
Sr W mengalami reduksi terhadap Sr). Perhatikan reaksi:
reduksi oks

W + Sr2+ → W2+ + Sr
0 +2 +2 0
red
Terdapat ketidaksesuaian antara reaksi redoks pada soal dengan kecenderungan kedua
logam, sehingga reaksi tersebut tidak dapat berlangsung spontan (ESel berharga negatif).
Kita dapat menentukan potensial standar sel reaksi tersebut.

E sel  = E red  – E oks  = – 2,89 V – (–0,12) V = –2,77 V

Tuliskanlah reaksi selnya.

Sr2+ + 2e– → Sr E = –2,89 V


2+ –
W → W + 2e E = +0,12 V
Sr2+ + W → W2+ +Sr E = –2,77 V

Jelaskanlah dengan baik pertanyaan-pertanyaan berikut:

Diketahui potensial reduksi


dua buah logam:

Ag+ + e– → Ag Ered = +0,80 V


Cu2+ + 2e– → Cu Ered = +0,34 V

Gambar di samping adalah sel volta


dengan menggunakan elektrode
perak sebagai katode dan elektrode
tembaga sebagai anode. Berikanlah
penjelasan proses redoks yang terjadi
pada sel tersebut?

Penjelasan:
Reaksi redoks merupakan reaksi pemindahan elektron. Pada sel Volta pada gambar di atas,
elektron berpindah dari Cu ke Ag+. Ion-ion Ag+ menyelimuti katode (elektrode perak) serta
mengikat satu elektron dan akhirnya mengendap. Sebaliknya, logam Cu yang kehilangan dua
elektron larut dan berubah menjadi ion Cu2+. Sel Volta dipisahkan oleh jembatan garam
Logam Cu yang dicelupkan dalam larutan yang mengandung ionnya (larutan garamnya) akan
larut. Pada saat pelepasan elektron:

Cu → Cu2+ + 2e–

Elektron yang dibebaskan oleh logam Cu tidak akan tertinggal di logamnya, tetapi mengalir ke
loham perak melalui penghantar. Ion Ag+ dalam larutan akan menangkap elektron itu dan
mengendap:

Ag+ + e– → Ag

Akibatnya, rangkaian tersebut akan menghasilkan arus listrik. Akan tetapi, pada saat logam Cu
larut maka pada gelas kimia A akan menjadi bermuatan positif karena melimpahnya spesi
muatan positif. Hal ini menyebabkan pelarutan selanjutnya akan terhambat. Sebaliknya, pada
gelas kimia B menjadi bermuatan negatif sehingga pengendapan ion perak akan terhambat.
Dengan demikian arus listrik tidak akan berlangsung lama. Untuk menetralkan muatan pada
kedua larutan, kedua gelas kimia dihubungkan dengan jembatan garam (berupa pipa U yang
berisi larutan garam NaCl atau KNO3 dalam agar-agar). Dengan adanya jembatan garam sistem
pada sel Volta adalah sistem tertutup (rangkaian tertutup).

Manfaatkan referensi berikut yang dapat digunakan untuk melengkapi penjelasan Anda:

Kuswati dkk, Maria. 2007. Sains Kimia 3. Jakarta: Bumi Aksara.


Anshori, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran Kimia SMU 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia 3A Prinsip dan Terapannya. Solo: Tiga Serangkai
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Bandung: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai