PENDAHULUAN
1
menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang, konsentrasi dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut.Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf
intelektualnya akan lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga standar nilai yang
diharapkan oleh guru dapat tercapai.
Salah satu model pembelajaran yang dinilai tepat dalam upayanya melatih
kemampuan berpikir kritis adalah Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, and
Share).Karena model pembelajaran SSCS adalah model yang memakai pendekatan
problem solving di desain untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis
danmeningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu (Baroto, 2009). Keterlibatan dan
keaktifan siswa di dalam pembelajaran dirasa akan menimbulkan minat siswa dengan
pelaksanaan model pembelajaran ini.
Dari latar belakang di atas, , maka penulis bermaksud untuk melakukan suatu
penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Matematika SSCS (Search,
Solve, Create and Share) pada Pokok Bahasan Limit Fungsi di kelas XI SMA Al Wasatiyah
Tangerang.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian
ini adalah :“ Apakah penerapan model pembelajaran SSCSdapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI pada pokok bahasan limit fungsi”
2
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan :
Untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran SSCS dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI pada pokok bahasan limit fungsi.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Memberi wawasan baru bagi guru dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dan tentunya hasil belajar dalam
pokok bahasan lingkaran
b. Guru dapat mencoba menerapkan Model Pembelajaran SSCS di sekolah
c. Guru dapat membandingkan hasil dari Model Pembelajaran yang digunakan
dengan Model Pembelajaran SSCS sebagai model pembaharuan di sekolah
2. Bagi siswa
a. Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
b. Dapat merangsang siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika
sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan meningkatkan minat dan hasil belajarnya
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah memperoleh informasi baru di dunia pendidikan mengenai model
pembelajaran yang dapat di terapkan di kelas
b. Sekolah memperoleh inovasi model pembelajaran sebagai bahan pertimbangan
dan sosialisasi kepada guru-guru.
4. Bagi Peneliti
a. Sebagai acuan bagi peneliti untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut
tentang prosedur penelitian
b. Bahan bagi peneliti lain yang meneliti hal-hal yang relevan denganpenelitian ini.
F. Hipotesis Tindakan
3
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah Penerapan ModelPembelajaran
SSCSdapat meningkatkan hasil belajar siswa, padaSiswa Kelas XI di SMA Al Wasatiyah.
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran SSCS .Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan pada Siswa Kelas XI di SMA Al Wasatiyah. Penelitian tindakan kelas ini
dibatasi pada pokok bahasan limit fungsi.
H. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan
hal-hal sebagai berikut:
2. Model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, and Share) adalah model
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan
pemahaman terhadap konsep ilmu (Baroto, 2009).
BAB II
4
KAJIAN PUSTAKA
5
Share
Berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok dankelompok lain atas temuan,
solusi masalah. Siswa dapatmenggunakan media rekaman, video,poster, dan
laporan
Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balikdan mengevaluasi
solusi.
Dengan mengacu pada teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya, secara umum langkah
pembelajaran dengan model pemecahan masalah SSCS yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Guru menyiapkan materi pokok dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Guru melakukan apersepsi.
Guru menjelaskanproses pembelajar dengan SSCS.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan motivasi.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan permasalahan atau situasi terkait materi pembelajaran yang
akan disampaikan dalam LKS.
Siswa memperhatikan dan mendengarkan secara aktif penjelasan dan instruksi
dari guru.
Search
Siswa diminta untuk mencari dan menuliskan informasi apa yang diketahui
dari masalah atau situasi yang diberikan
Siswa menganalisa informasi yang telah ditemukan dan menyimpulkan
masalah atau situasi yang dihadapi
Solve
Siswa mencari dan memilih informasi yang berkaitan dengan pertanyaan
dalam masalah atau situasi yang diberikan kemudian
Menyelesaikan masalah atau situasi yang diberikan
6
Create
Siswa diminta untuk membuat produk yang berkaitan dengan masalah atau
situasi yang diberikan dalam LKS.
Siswa membuat laporan penyelesaian tersebut dengan sekreatif mungkin
Share
Siswa mempresentasikan proses penyelesaian msalah secara individual atau
kelompok di depan kelas.
Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.
(SSCS terlaksana)
Guru dansiswa melakukan membuat kesimpulan mengenai solusi dari
sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari.
Siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil penyelesaian setelah
pengambilan kesimpulan.
Guru
Kegiatan Penutup
Memberikan tugas individual kepada siswa.
Guru memberikan informasi tentang pembelajaran dipertemuan yang akan
datang.
7
Berikut adalah desain pembelajaran dengan model problem solving SSCS yang diterapkan
dalam penelitian ini :
Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah,
Mempelajari dan menguatkan pemahaman konsep dengan pembelajaran
bermakna,
Mengolah informasi secara mandiri,
8
Menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi
Mengembangkan berbagai metode dengan kemampuan yang telah dimiliki
Meningkatkan rasa ketertarikan
Bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran dan hasil kerja
Bekerja sama dengan siswa yang lain
Mengeintegrasikan kemampuan dan pengetahuan.
Kekurangan
Memerlukan waktu yang banyak.
Kurang cocok digunakan di kelas-kelas yang rendah.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pada pembelajaran
SSCS, siswa dibimbing untuk mencari apa yang mereka butuhkan dalam belajar dan
memperluas pengetahuan mereka sendiri sehingga mengalami proses pembelajaran
bermakna.SSCS juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih terfokus pada siswa
atau disebut dengan pembelajaran aktif.Guru lebih sedikit memberikan ceramah dan siswa
lebih banyak berdiskusi, dan bereksplorasi. Model pembelajaran tersebut sangatlah ideal
untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar biasanya diacukan pada tercapainya tujuan belajar. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mujiono
(2006:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu intreraksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Dalam hal ini Gagne (dalam
Uno, 2009:210) menyebutkan hasil belajar siswa dapat dilihat dari lima kategori, yaitu
keterampilan intelektual (intellectual skills), informasi verbal (verbal information),
strategi kognitif (cognitive strategies), keterampilan motorik (motor skills), dan sikap
(attitudes).
Sementara itu, Bloom dalam taksonominya terhadap hasil belajar (Taksonomi
Bloom) mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah, yaitu (1) ranah kognitif, (2) ranah
afektif, dan (3) ranah psikomotor. Kawasan kognitif mengacu pada respon intelektual,
9
seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah
afektif mengacu pada respon sikap, sedangkan ranah psikomotor berhubungan dengan
perbuatan fisik (Uno, 2009: 211).
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
tingkat pengetahuan yang dicapai siswa terhadap materi yang diterima disaat atau setelah
mengikuti proses belajar mengajar yang diperoleh dari hasil tes. Hal sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Ahmadi (1984:35) bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam
suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang
dilihat pada setiap mengikuti tes (dalam Dimyati dan Mudjiono. 2006).
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 106) mengemukakan
bahwa indikator keberhasilan belajar, di antaranya yaitu: (1) daya serap terhadap bahan
pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok, dan (2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
(TIK) telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.Lebih
lanjut Zaenal Arifin (2009: 298) menyatakan bahwa indikator keberhasilan belajar dapat
dilihat dari berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis
tingkah laku itu di antaranya adalah: (1) kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki
peserta didik dan diperoleh melalui belajar, (2) keterampilan, yaitu perbuatan atau tingkah
laku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot dan digerakkan serta dikoordinasikan oleh
sistem saraf, (3) akumulasi persepsi, yaitu berbagai persepsi yang diperoleh peserta didik
melalui belajar, seperti pengenalan simbol, angka dan pengertian, (4) asosiasi dan hafalan,
yaitu seperangkat ingatan mengenai seseuatu sebagai hasil dari penguatan melalui asosiasi,
baik asosiasi yang disengaja atau wajar maupun asosiasi tiruan, (5) pemahaman dan
konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh melalui kegiatan belajar secara rasional, (6)
sikap, yaitu pemahaman, perasaan, dan kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap
sesuatu, (7) nilai, yaitu tolak ukur untuk membedakan antara yang baik dengan yang kurang
baik, serta (8) moral dan agama, moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam kaitannya
dengan kehidupan sesama manusia, sedangkan agama adalah penerapan nilai-nilai yang
trasedental dan ghaib (konsep tuhan dan keimanan).
10
C. Uraian Materi Terkait Penelitian
x2 4
y f(x) = dengan domain
2 x2
o
f(x) = xx 24
Df = {x | x R, x 2} untuk x = 2, jika dicari
nilai fungsi
2
0
f(2) = = tidak tentu .
0
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk x mendekati 2 baik dari kiri maupun
dari kanan, nilai fungsi tersebut makin mendekati 4, dan dari sini dikatakan bahwa limit
f(x) untuk x mendekati 2 sama dengan 4, dan ditulis :
x2 4
lim f ( x) lim 4.
x 2 x 2 x 2
Dari pengertian inilah yang disebut pengertian limit secara intuitif, sehingga :
11
2. Menghitung nilai limit fungsi aljabar
Limit fungsi aljabar jika mendekati nilai tertentu diselesaikan dengan beberapa cara sebagai
berikut :
1. Subsitusi langsung
Langkah pertama dalam menentukan solusi dari suatu limit di satu titik adalah
subsitusi langsung. Jika dari hasil subsitusi langsung tidak diperoleh nilai dengan
0 ∞
bentuk tak tentu, seperti , ,0.∞, 00 ,∞0 , dan∞∞ , maka nilai itu adalahnilai dari
0 ∞
limit yang bersangkutan.
Contoh : Hitunglah lim √−3𝑥 3 + 7𝑥 2
𝑥→−2
2
Subsitusi nilai -2 ke nilai x√−3(−2)3 + 7(−2)2 = √52 = √13
2.Pemfaktoran
Jika dari hasil subsitusi langsung diperoleh nilai bentuk tak tentu, maka kita harus
memfaktorkannya sehingga bentuknya menjadi bukan bentuk tak tentu, kemudian
kita menggunakan strategi subsitusi langsung sehingga dipeoleh hasilnya.
𝑥 2 +5𝑥+6
Contoh : Hitunglah lim
𝑥→−2 𝑥 3 −4𝑥
( 𝑥+3 ) ( 𝑥+2 )
Faktorkan lim
𝑥→−2 𝑥 ( 𝑥−2 )( 𝑥+2 )
𝑥+3
= lim
𝑥→−2 𝑥 ( 𝑥−2)
−2+3 1
Subsitusi nilai -2 ke nilai x = =
−2 (−2−2) 8
3. Perkalian Sekawan
Mengalikan dengan bentuk sekawan dilakukan pada limit bentuk irasional. Ini dilakukan
setelah sebelumnya kita menggunakan cara subsitusi langsung yang menghasilkan
bentuk tak tentu. Setelah perkalian itu disederhanakan, kita menggunakan subsitusi
langsung lagi, sehingga diperoleh hasilnya.
𝑥 2 + −16
Contoh : Hitunglah lim
𝑥→4 √𝑥−4
𝑥 2 + −16 √𝑥−4
Dikalikan sekawan lim x
𝑥→4 √𝑥−4 √𝑥−4
( 𝑥+4 )( 𝑥−4 )√𝑥−4
= lim
𝑥→4 ( 𝑥−4 )
= lim( 𝑥 + 4 )√4 − 4 = ( 4 + 4 ) √4 − 4 = 0
𝑥→4
12
3. Teorema – Teorema Limit fungsi utama
Andaikan n bilangan bulat positif, k konstanta, f dan g adalah fungsi-fungsi yang
memiliki limit di c, maka
lim 𝑘 = 𝑘
𝑥→𝑐
lim 𝑥 = 𝑐
𝑥→𝑐
𝑓(𝑥) lim 𝑓 ( 𝑥 )
lim = 𝑥→𝑐 , dengan lim 𝑔 ( 𝑥 ) ≠ 0
𝑥→𝑐 𝑔 (𝑥 ) lim 𝑔 ( 𝑥 )
𝑥→𝑐
𝑥→𝑐
lim 𝑛√𝑓(𝑥) = 𝑛√lim 𝑓(𝑥), dengan lim 𝑓(𝑥) > 0, dan n genap
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
BAB III
METODE PENELITIAN
13
A. Pendekatan yang digunakan
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama karena karena di
samping sebagai pengumpul data dan penganalisis data, peneliti juga terlibat langsung pada
proses penelitian. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam setting alami, yaitu data hasil
penelitian akan dipaparkan sesuai dengan kejadian pada saat penelitian. Sehingga hasil
penelitian ini berupa data deskriptif yaitu uraian kegiatan pembelajaran tentang materi limit
fungsi. Selain itu, permasalahan dalam penelitian ini dibatasi seperti subjek yang digunakan
yaitu siswa kelas XI dan pokok bahasan yang digunakan adalah limit. Berdasarkan ciri-ciri
pada penelitian ini, maka Moleong (2006:6) menyatakan bahwa penlitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif.
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena peneliti
berada di sekolah dari awal penelitian, menganalisis keadaan dan melihat kesenjangan,
kemudian merumuskan rencana tindakan dan ikut melaksanakan rencana tersebut, serta
memantaunya. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang
dimulai dari: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengumpulan data, dan (d)
merefleksi. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
14
3. Faktor output, yang akan diselidiki adalah hasil belajar matematika siswa yang
diperoleh dari tes akhir pada setiap siklus setelah diterapkan model pembelajaran
SSCS.
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2. Angket
3. Observasi
15
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa selama
pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disusun.
4.Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasilyang
diperolehsiswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise
agar banyak materi tercakup.
G. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada pendapat Miles dan
Huberman (1992:18) yang meliputi:
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dilapangan merupakan data mentah yang kemudian di reduksi dan
di tata secara sistematis sehingga data yang di peroleh dalam kondisi sesuai dengan
penelitian.
2. Penyajian data
3. Penarikan kesimpulan
H. Indikator Kinerja
16
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah maka kriteria yang
harus dipenuhi sebagai indikator pencapaian keberhasilan dalam penilaian ini adalah
indikator kinerja pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa akan meningkat dari 59%
menjadi 75%. Dimana siswa telah dikatakan meningkat apabila secara individual atau
perorangan memperoleh nilai di atas 75 atau 35 orang dari 40 siswa sudah dapat mencapai
indikator yang telah ditetapkan, maka tindakan ini dikatakan berhasil. Sedangkan
pengamatan guru dengan pengamatan aktivitas siswa sudah berada kualifikasi sangat baik
dan baik maka proses pembelajaran dikatakan berhasil.
I .Kriteria Keberhasilan
Kriteria yang digunakan rincian berikut:
1. Kriteria keberhasilan proses
Presentase nilai rata-rata dengan rumus :
Presentase nilai rata – rata (NR) =
Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut :
75 % < NR ≤ 100% = Sangat baik
50 % < NR ≤ 75% = Baik
25% < NR ≤ 50% = Cukup
0% < NR ≤ 25% = Kurang Baik
J. Tahap-tahap penelitian
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah
model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam2 siklus . Setiap
siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi
Siklus I
17
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap
ini adalah :
Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran
siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing
untuk belajar Matematika secara kooperatif learning dengan Model pembelajaran
SSCS. Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah(sesuaikan dengan rencana
pembelajaran).
Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara
tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
3.Observasi
18
Pengamatan dilakukan selama proses - proses pembelajaran berlangsung dan
hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang
telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin
dicapai.
Refleksi damaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum
terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan
selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam
upaya untuk menghasilkan perbaikan pada siklus II.
Siklus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan
kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada
perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
L. Jadwal Penelitian
19
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2017 &16 Mei 2017
M. Anggaran
3 Konsumsi 200.000
4 Spanduk 50.000
J u m l ah 450.000
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya menggunakan
model pembelajaran Search, Solve, Share & Create, dalam pembelajaran matematika
dengan materi pokok limit fungsi. Pada siklus pertama materi yang diberikan adalah
bagaimana menemukan konsep limit fungsi, menjelaskan pengertian secara intuitif,
dan menghitung nilai limit fungsi aljabar, dan pada siklus kedua membelajarkan
tentang menentukan nilai limit dengan menggunakan teorema-teorema limit fungsi.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada siklus pertama materi yang diberikan kepada siswa adalah bagaiaman
menemukan konsep limit fungsi limit, menjelaskan pengertian secara intuitif dan
menghitung nilai limit fungsi aljabardengan menerapkan model pembelajaran Search,
Solve, Create & Sharedengan alokasi waktu 1 x 40 menit. Untuk mempermudah dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan pembelajaran disusun skenario pembelajaran
yang sistematis dan kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan lembar kerja
siswa (LKS). Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah siswa dapat
memahami konsep limit fungsi, menentukan nilai limit fungsi aljabar.
Skenario pembelajaran pada siklus pertama guru atau penyaji memulai
kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, melaksanakan doa bersama,
mengecek kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi
kepada siswa dan dengan waktu 10 menit. Selanjutnya guru menyampaikan prosedur
kerja dan diskusi kelompokyang diperlukan dan LKS sebagai pemandu kerja siswa.
Siswa bekerja dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang
yang terpilih secara acak berdasarkan nomor urut duduk mereka, berdiskusi untuk
menemukan nilai fungsi aljabar. Penyaji membimbing siswa yang mengalami
kesulitan menyelesaikan tugas dalam kelompok. Di akhir diskusi kelompok wakil dari
setiap kelompok menuliskan hasil kerja dan diskusinya di papan tulis.
21
Selanjutnya guru membimbing siswa membuat rangkuman. Di akhir
pembelajaran siswa diberi tes akhir untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa
tentang konsep limit fungsi dan menentukan nilai limit fungsi aljabar, hasilnya
merupakan nilai akhir siklus pertama.
Selain membuat skenario pembelajaran disusun pula alat evaluasi berupa
angketsiswa dan lembar penilaian pengamatan proses pembelajaran dan kriteria
penilaiannya. Aspek yang dinilai melalui pengamatan dalam proses pembelajaran ada
5 aspek yaitu : sikap antusias, partisipasi dalam kegiatan, kerja sama dalam kelompok,
menghargai pendapat teman dan memecahkan masalah.
b. Pelaksanaan
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 06Mei 2017. Dalam
melaksanakan tindakan peneliti didampingi 1 guru sebagai observer. Kegiatan
observer adalah melakukan pengamatan proses pembelajaran yang sedang berlangsung
dengan cara mengisi lembar pengamatan baik untuk guru maupun siswa. Selain
observasi selama proses pembelajaran berlangsung juga dilakukan pengamatan
menggunakan kamera.
Pada pelaksanaan siklus pertama guru atau penyaji melaksanakan tahapan
proses pembelajaran sesuai yang telah direncanakan. Penguasaan kelas oleh guru
sudah baik. Selama siswa bekerja dan berdiskusi, guru belum memberikan bimbingan
kepada siswa atau kelompok secara maksimal. Hal ini dikarenakan guru melihat
observer ikut memberikan bimbingan kepada siswa atau kelompok yang seharusnya
tidak dilakukan oleh observer.
Kegiatan siswa di awal kerja kelompok belum berjalan sesuai yang diharapkan.
Hanya siswa beberapa siswa saja yang mengerjakan, sedangkananggota kelompok lain
hanya melamun merasa sangat bingung. Tapi setelah mereka menyadari bahwa waktu
bekerja dan berdiskusi terbatas mereka berinisiatif untuk saling bekerja sama dan
bertanya kepada guru, akhirnya merekas sangat antusias dan berusaha menyelesaikan
soal yang diberikan. Waktu 20 menit yang direncanakan untuk berdiskusi dan
menyelesaikan tugas yang ada pada LKS tidak cukup sehingga oleh guru diberikan
toleransi 10 menit. Hal ini dikarenakan siswa sebagian besar mengalami kesulitan
menganalisa solusi yang dipakai untuk menentukan limit fungsi aljabar. Karena waktu
untuk presentasi terpakai untuk diskusi dan kerja kelompok maka hanya beberapa
22
perwakilan dari kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka di
depan, sedangkan kelompok lain hanya menuliskannya di papan tulis. Karena terburu-
buru, dalam memberikan bimbingan membuat rangkuman oleh guru kurang
maksimal.Namun, tes akhir untuk memantau peningkatan penguasaan konsep dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran oleh observer
pada siklus pertama sebagai berikut :
Di awal kegiatan proses pembelajaran siswasibuk sendiri, mengobrol dan
bercanda, perhatian mereka belum sepenuhnya fokus terhadap apa yang disampaikan
oleh guru. Setelah guru mengkondisikan kelas, dengan memotivasi siswa, siswa pun
mulai mendengarkan guru dan merasa tertarik dengan cara penyampaian materi yang
disampaikan oleh guru. Pada saat diskusi kelompok hanya siswa yang aktif yang
menyelesaikan soal, sedangkan anggota kelompok lain hanya menunggu hasil kerja
dari teman mereka, tetapi guru berkeliling dan menanyakan kesulitan yang mereka
hadapi, di saat itulah anggota yang tidak aktif merasa ingin tahu dan akhirnya
berdiskusi untuk menyelesaikan soal secara bersama – sama.
d. Refleksi
Di awal proses pembelajaran kerja sama antar anggota kelompok belum berjalan
sesuai yang diharapkan. Hal ini dikarenakan antar anggota kelompok belum ada
komonikasi, sehingga belum ada pembagian tugas. Pada siklus berikutnya guru harus
mengkondisikan agar kerja sama antar anggota kelompok dapat berjalan sehingga
proses pembelajaran berjalan sesuai yang diharapkan.
Guru perlu memberikan bimbingan secara maksimal baik kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok. Harus ada koordinasi mengenai tugas yang harus
dilakukan antara guru dan observer. Kondisi yang tidak tepat ini terjadi dikarenakan
pelaksanaaan tindakan kelas ini merupakan pengalaman baru bagi mereka. Pada siklus
berikutnya diharapkan sudah ada kesamaan pemahaman antara guru dan observer
sehingga pembagian tugas berjalan sebagaimana mestinya.
Guru perlu mendorong adanya kompetisi antar kelompok, sehingga untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok menunggu waktu yang diberikan guru. Pada
23
siklus berikutnya guru lebih memberikan kesempatan bagi kelompok untuk saling
berkompetisi.
Presentasi hasil kerja kelompok belum maksimal. Ada sebagian materi yang
belum dipresentasikan. Kendala yang dihadapi karena waktu yang diperlukan untuk
kerja dan diskusi kelompok lebih lama dari yang direncanakan. Pada siklus berikutnya,
guru mengkondisikan agar kerja kelompok berjalan lebih efektif.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada siklus kedua materi yang diberikan kepada siswa mengenai menentukan
nilai limit dengan menggunakan teorema-teorema limit fungsi dan menerapkan model
pembelajaran dengan alokasi waktu 1 x 40 menit. Untuk mempermudah dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan pembelajaran disusun skenario pembelajaran
yang sistematis dan kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan lembar kerja
siswa (LKS). Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah siswa dapat
mengetahui teorema-teorema limit fungsi dan dapat menyelesaikan soal yang ada
menggunakan teorema-teorema limit fungsi. Skenario pembelajaran siklus kedua
didasarkan pada hasil observasi pada pelaksanaan siklus pertama. Skenario
pembelajaran pada siklus kedua, guru atau penyaji memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengeceh kehadiran, menyampaikan
tujuan pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa, dan memberikan materi pra
syarat yaitu dengan waktu 10 menit. Selanjutnya guru menyampaikan prosedur kerja
dan diskusi kelompok, serta membagikan LKS sebagai pemandu kerja siswa.
Siswa bekerja dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang
untuk menentukan nilai limit fungsi dengan menggunakan teorema-teorema limit
fungsi dan LKS sebagai panduan. Penyaji membimbing siswa yang mengalami
kesulitan menyelesaikan tugas dalam kelompok. Di akhir diskusi kelompok, wakil dari
setiap kelompok menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis dan mempresentasikan
hasil kerja mereka didepan kelas.Selanjutnya guru membimbing siswa membuat
rangkuman. Di akhir pembelajaran siswa diberi tes akhir untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa tentang konsep luas lingkaran dan hasilnya merupakan
nilai akhir siklus kedua.
24
b. Pelaksanaan
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2017. Pada pelaksanaan siklus
kedua guru atau penyaji sudah melaksanakan tahapan proses pembelajaran sesuai yang
telah direncanakan. Penguasaan kelas oleh guru sudah baik. Selama siswa bekerja dan
berdiskusi, guru memberikan bimbingan kepada siswa atau kelompok secara intensif.
Hal ini merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran siklus pertama. Pada
siklus yang kedua ini observer tidak lagi ikut memberikan bimbingan kepada siswa
atau kelompok sebagaimana mestinya.
Partisipasi siswa dan kerja sama antar anggota kelompok pada siklus kedua ini
sudah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun demikian masih ada sebagian
kecil siswa yang tidak aktif, selalu menunggu temannya baik dalam kerja kelompok
maupun saat diadakan evaluasi. Kerja sama yang baik antar anggota kelompok
menjadikan penggunaan waktu lebih efektif dibandingkan pada proses pembelajaran
siklus pertama. Waktu 30 menit yang direncanakan cukup untuk berdiskusi dan
menyelesaikan tugas yang ada pada LKS serta mempresentasikan hasil didepan kelas.
Dari presentasi hasil kerja kelompok terlihat siswa sudah memahami dan mampu
menyelesaikan soal yang diberikan secara tepat , hanya ada kekurangan pada proses
langkahnya saja .Di akhir kegiatan guru memberikan bimbingan membuat rangkuman
dari hasil kerja kelompok siswa yaitu menghitung nilai limit fungsi menggunakan
teorema-teorema limit fungsi. Tes akhir untuk memantau peningkatan hasil belajar
siswa dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan menjadi nilai akhir pada siklus
kedua.
c. Pengamatan
Pada siklus yang kedua ini guru atau penyaji tampak lebih siap dibandingkan
pada siklus yang pertama. Hal ini dikarenakan persiapan yang dilakukan lebih baik
berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Adapun hasil pengamatan aktifitas
siswa dalam proses pembelajaran oleh observer pada siklus kedua terungkap bahwa
semua siswa aktif selama mengikuti proses pembelajaran. Di awal kegiatan sudah
terlihat kerja sama yang baik antar anggota kelompok, sehingga penggunaan waktu
sesuai yang telah direncanakan.Wakil dari setiap kelompok berhasil
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan baik.
25
d. Refleksi
Kerja sama antar anggota kelompok sudah berjalan sesuai yang diharapkan. Pada
siklus yang kedua ini proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah sesuai
dengan rencana. Guru juga telah memberikan bimbingan secara maksimal baik kepada
siswa maupun kelompok, sehingga pelaksanaan kerja kelompok dapat berjalan sesuai
rencana.
Kompetisi antar kelompok sudah terlihat yaitu dari penyajian hasil kerja
kelompok tidak lagi saling menunggu, kelompok yang sudah selesai langsung
menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis. Presentasi hasil kerja kelompok sudah
maksimal. Guru juga memmberikan reward kepada siswa yang melakukan presentasi
di depan kelas meskipun hanya dalam bentuk lisan. Untuk selanjutnya tanda
penghargaan perlu diberikan agar lebih memacu motivasi siswa.
B. Pembahasan
Penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan terhadap proses belajar dan hasil
belajar.
1. Penilaian proses
Penilaian proses belajar dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsungdengan melakukan pengamatan terhadap lima aspek, yaitu sikap antusias,
partisipasi dalam kegiatan, kerja sama dalam kelompok, menghargai pendapat teman,
dan memecahkan masalah. Adapun indikator keberhasilan proses pembelajaran, jika
ada peningkatan rata-rata nilai pengamatan siswa dari proses pembelajaran siklus 1
dan proses pembelajaran siklus 2.
Berdasarkan perhitungan rata-rata nilai pengamatan proses pembelajaran siklus
1 adalah dan proses pembelajaran siklus 2 sebesar, terlihat bahwa nilai rata-rata
pengamatan mengalami kenaikan sebesar . Berdasarkan pedoman penentuan kriteria
keberhasilan proses pembelajaran dapat diasumsikan bahwa proses pembelajaran
berhasil dengan kriteria sangat baik.
Bimbingan yang intensif sangat diperlukan siswa baik dalam prosedur kegiatan
maupun dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat pada siklus pertama diawal
kegiatan kerja sama antar anggota kelompok sangat kurang. Akibat dari tidak adanya
kerja sama yang baik maka pada siklus pertama penggunaan waktu tidak efektif.
26
Persiapan yang matang juga diperlukan dalam setiap proses pembelajaran agar
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Persiapan
yang dimaksud tentunya tidak hanya materi pembelajaran, tetapi mulai dari skenario,
media pembelajaran yang diperlukan, lembar kerja siswa sebagai pemandu kegiatan,
juga kesiapan guru sebagai pemandu dan fasilitator kegiatan pembelajaran. Skenario
pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran dalam waktu
yang telah ditentukan. Hal ini dapat dibuktikan pada pelaksanaan pembelajaran siklus
pertama dan siklus kedua. Dengan perbaikan skenario berdasarkan pelaksanaan siklus
pertama, maka proses pembelajaran siklus kedua berlangsung lebih baik dibandingkan
siklus pertama. Penggunaan media pembelajaran, lembar kerja siswa yang disusun
sesuai tujuan pembelajaran juga dapat membantu anak memahami konsep yang
dipelajari. Hal ini terlihat pada siklus pertama ketika pada lembar kerja siswa ada
petunjuk yang tidak jelas maka sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan tugas
sesuai yang diharapkan. Kesiapan guru juga menjadi hal yang penting agar proses
pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Penerapan model pembelajaran Search, Solve, Create & Share, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan kerja dan diskusi kelompok, partisipasi semua siswa
dan kerja sama antar anggota kelompok. Pengarahan dan bimbingan dari guru sangat
diperlukan agar siswa belajar bekerja sama dalam pembelajaran. Dengan bekerja sama
berarti membelajarkan siswa bersosialisasi yang merupakan hasil belajar ranah afektif.
Dengan bekerja sama berarti masing-masing siswa bekerja dan melakukan sendiri
dalam membangun pengetahuannya diharapkan pengetahuan yang dimiliki dapat
bertahan lebih lama dalam struktur kognitifnya.
Dengan menerapkan model pembelajaran Search, Solve, Create & Share, berarti
ada variasi cara membelajarkan siswa. Dengan model pembelajaran yang bervariasi
akan mengurangi kejenuhan dan rasa bosan siswa mengikuti pembelajaran. Hal ini
terlihat dalam proses pembelajaran siklus pertama, mulai dari awal sampai akhir
kegiatan sebagian besar anak antusias dan fenomena ini bahkan ada peningkatan pada
siklus kedua.
27
Penilaian hasil belajar dilakukan setelah proses belajar. Penilaian hasil belajar
diukur menggunakan tes tulis berbentuk essay yang dikerjakan siswa secara individu.
Indikator keberhasilan adalah adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang dicapai
pada proses pembelajaran siklus 1 dan pada proses pembelajaran siklus 2. Nilai rata-
rata kelas yang dicapai proses pembelajaran siklus I adalah 63,33 dan nilai rata-rata
kelas proses pembelajaran siklus II adalah 75,37. (perhitungan terlampir). Dengan
demikian ada peningkatan sebesar 12,04 yang berarti ada peningkatan pemahaman
tentang sub materi limit fungsi yaitu menemukan konsep limit fungsi, menjelaskan
pengertiannya secara intuitif, menentukan nilai limit fungsi aljabar & menentukan nilai
limit menggunakan teorema-teorema utama limit fungsi dengan menerapkan
modelpembelajaran dengan demikian pembelajaran berhasil denganSearch, Solve,
Create & Share kriteria sangat baik.
Dari data (terlampir) menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merespon positif (dengan
pilihan sangat setuju dan setuju) terhadap penerapan model pembelajaran dengan Search,
Solve, Create & Share dalam pembelajaran dengan persentase yang besarnya ≥ 60%.
Dengan hasil yang demikian, dapat dipahami bahwa penerapan model pembelajaran
Search, Solve, Create & Share berdampak positif pada sikap siswa dalam pembelajaran
dengansub materi limit fungsi yaitu menemukan konsep limit fungsi, menjelaskan
pengertiannya secara intuitif, menentukan nilai limit fungsi aljabar & menentukan nilai
limit menggunakan teorema-teorema utama limit fungsi diantaranya dapat memotivasi
siswa belajar dengan perasaan nyaman, tidak merasa bosan, tidak terbebani, dan memberi
kesempatan kepada semua siswa berperan aktif. Dalam situasi yang demikian siswa akan
lebih mudah memahami materi yang diberikan.
BAB V
28
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah terkumpul, analisis data, dan pembahasan dalam
penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran matematika dengan menerapkan metode SSCS (Search, Solve,
Create & Share) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI SMA AL
Wasatiyah Kota Tangerang pada materi Limit Fungsi, berdasarkan perolehan nilai
rata-rata di awal dan di akhir pembelajaran.
2. Penerapan metode SSCS (Search, Solve, Create & Share) dalam pembelajaran
matematika siswa kelas XI SMA AL Wasatiyah Kota Tangerang berlangsung lebih
efektif jika ada pembimbingan yang intensif oleh guru dalam proses pembelajaran
baik secara individu maupun kelompok.
3. Penerapan metode SSCS (Search, Solve, Create & Share) dalam pembelajaran
matematika dapat terlaksana dengan baik jika didukung dengan persiapan yang
cermat.
4. Sebagian besar siswa merespon positif terhadap penerapan metode SSCS (Search,
Solve, Create & Share) dalam pembelajaran matematika.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa antara lain :
1. Siswa lebih termotivasi dan berperan aktif dalam pembelajaran
2. Siswa membangun pengetahuan dengan melakukan sendiri sehingga pemahaman
yang diperolehnya lebih kuat.
3. Pemahaman siswa tentang konsep Limit Fungsi lebih meningkat yang ditunjukkan
dari hasil tesnya.
Sedangkan manfaat yang diperoleh guru antara lain :
1. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru terbiasa membuat perencanaan yang
lebih baik sehingga proses pembelajaran terlaksana sesuai harapan dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Sebagai wawasan bagaimana mengelola kelas lebih baik.
3. Sebagai wawasan untuk memperbaiki proses pembelajaran di masa yang
akandatang.
B. SARAN
29
Berdasarkan uraian di atas maka saran yang diberikan kepada guru adalah :
1. Metode pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create & Share) hendaknya
dikembangkan oleh guru matematika sehingga siswa tidak merasa bosan dalam
pembelajaran matematika yang berdampak pada aktifitas dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran.
2. Guru hendaknya memperhatikan intensitas bimbingan dengan memperhatikan
kondisi siswa dan tingkat kesulitan materi dalam pembelajaran.
3. Guru hendaknya melakukan perencanaan secara cermat jika dalam
pembelajaran menggunakan metode SSCS (Search, Solve, Create & Share).
30
LAMPIRAN- LAMPIRAN
31
32
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
33
(RPP)
Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di
tak hingga.
4.2 Menentukan nilai limit fungsi aljabar .
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menemukan konsep limit fungsi, serta menjelaskan pengertian
limit fungsi secara intuitif. (nilai yang ditanamkan: Rasa ingin tahu, Mandiri,
Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
b. Peserta didik dapat menentukan nilai limit fungsi aljabar. nilai yang ditanamkan:
Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
B. Materi Ajar
a. Konsep limit fungsi .
b. Pengertian limit fungsi secara intuitif.
c. Limit fungsi aljabar.
D. Media Pembelajaran
Power Point
E. Sumber Belajar
- Buku Paket Matematika SMA kurikulum 2006
- LKS
F. Langkah - langkah Pembelajaran
34
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan Apersepsi, Motivasi dan 10 Menit
penyampaian tujuan
pembelajaran.
1. Guru menyapa siswa dengan salam
1. Siswa menjawab salam
dilanjutkan doa.
dan berdoa bersama .
2. Guru mengecek kehadiran.
2. Siswa menjawab sebagai
35
6. Guru menyampaikan tujuan 6. Siswa mendengarkan
pembelajaran yang ingin dicapai dan memperhatikan apa
yaitu memperluas aplikasi konsep yang disampaikan guru
limit untuk memecahkan masalah
yang lebih luas (Teknik,
Ekonomi, Bisnis,IPA dll)
2. Siswa mendengarkan
2. Guru menginformasikan dan mencari apa yang
beberapa tabel nilai fungsi aljabar disampaikan oleh guru pada
(buku siswa hal (333-339) buku.
melibatkan siswa, sehingga siswa
mengamati dan menemukan
sendiri konsep limit fungsi.
36
4. Guru menugasi siswa untuk 4. Siswa membuat kalimat
membuat kalimat dengan kata dengan kata (hampir,
(hampir, nyaris). nyaris).
Elaborasi
Fase Solve & Create
1. Guru membentuk kelompok 1. Siswa berkumpul sesuai
siswa terdiri 4 anggota, dipilih dengan kelompoknya.
secara acak.
37
Fase Share 1. Perwakilan tiap kelompok
1. Beberapa perwakilan kelompok menuliskan dan
diminta maju menuliskan dan mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusi diskusi
kelompoknya, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi
dengan santun.
Konfirmasi
1. Siswa ditanya secara acak untuk 1. Siswa menyimpulkan
menyimpulkan kembali materi dengan cepat materi
yang dipelajari tersebut. yang dipelajari .
38
SIKLUS II
(RPP)
Kompetensi Dasar : 5.1. Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di
tak hingga
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menemukan konsep limit fungsi, serta menjelaskan pengertian
limit fungsi secara intuitif. (nilai yang ditanamkan: Rasa ingin tahu, Mandiri,
Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
b. Peserta didik dapat menentukan nilai limit fungsi aljabar. nilai yang ditanamkan:
Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras. Demokratis.);
B. Materi Ajar
Teorema-Teorema Limif Fungsi
F. Media Pembelajaran
Power Point
G. Sumber Belajar
- Buku Paket Matematika SMA kurikulum 2006
- LKS
39
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan Apersepsi, Motivasi dan 10 Menit
penyampaian tujuan
pembelajaran.
40
menggunakan teorema-teorema
limit.
41
5. Guru menanyakan siswa secara 5. Siswa menjawahb
acak untuk mengetahui pertanyaan guru.
pemahamaham siswa.
Elaborasi
Fase Solve & Create
1. Guru membentuk kelompok 1. Siswa berkumpul sesuai
siswa terdiri 4 anggota, dipilih dengan kelompoknya.
secara acak.
Fase Share
1. Perwakilan tiap kelompok
1. Beberapa perwakilan kelompok
menuliskan dan
diminta maju menuliskan dan
mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusi
diskusi
kelompoknya, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi
dengan santun.
42
2.Siswa mengerjakan dan
2. Guru memberikan LKS untuk mengumpulkan lembar
dikerjakan secara individu oleh jawaban .
siswa.
SIKLUS I
43
LEMBAR SOAL
MATA PELAJARAN : LIMIT
KELAS/SEMESTER :
HARI/TANGGAL :
WAKTU : 30 Menit
Petunjuk Umum :
1. Bacalah Basmallah ,kemudian tulis data pada Lembar Jawaban.
2. Bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab dan periksa kembali jawaban anda.
3. Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah.
SOAL
1. Jelaskan definisi limit fungsi secara intuitif
𝑥 3 −4𝑥
2. Hitunglah nilai lim
𝑥→2 𝑥−2
𝑥 2 −4
4. Tentukan jika a = lim maka nilai 4-a
𝑥→2 2− √𝑥+2
3 1+𝑐𝑥−1 1
5. Buktikan bahwa lim √ = c
𝑥→0 𝑥 3
SELAMAT MENGERJAKAN
44
JAWABAN SOAL SIKLUS I
1. Misalkan f adalah fungsi dalam variable x dan l adalah bilangan real, pernyataan
lim 𝑓(𝑥) = 𝑙
𝑥→𝑎
𝑥 3 −4𝑥 𝑥 3 −4
2. Nilai lim lim =𝑥( )
𝑥→2 𝑥−2 𝑥−2
𝑥 (𝑥−2 )( 𝑥+2 )
= lim
𝑥→2 𝑥−2
= lim 𝑥 + 2
𝑥→2
= 2 (2 + 2 ) = 2 ( 4 ) = 8
𝑥 2 −4
4. Maka nilai 4-a dari lim
𝑥→2 2− √25
( 𝑥−2)( 𝑥+2)
= 4−( 𝑥+2 )
2
√4
4 ( 𝑥−2 )( 𝑥+2 )
= lim − ( 𝑥−2 )
𝑥→2
= 𝑥→2
lim −4 ( 𝑥 + 2)
= -4 ( 2 + 2 ) = 8
a-4 = -8 -4 = -12
45
3
√1+(𝑐 𝑥−1 )
5. Nilai lim
𝑥→0 𝑥
3
√1+(𝑐𝑥−1)
=
𝑥
3
√1+𝑐𝑥−
= lim
𝑥→0 𝑥
1 ( 1+𝑐𝑥 )−(1)
= lim 3
𝑥→0 𝑥 3. √( 1+𝑐.0)
𝑐𝑥 1
= lim = c
𝑥→0 3𝑥 3
No. Skor
1 5
2 10
3 25
4 35
5 25
TOTAL 100
46
SIKLUS II
LEMBAR SOAL
MATA PELAJARAN : LIMIT
KELAS/SEMESTER :
HARI/TANGGAL :
WAKTU : 30 Menit
Petunjuk Umum :
1. Bacalah Basmallah ,kemudian tulis data pada Lembar Jawaban.
2. Bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab dan periksa kembali jawaban anda.
3. Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah.
SOAL
1. Hitunglah nilai lim 4𝑥2
𝑥→3
√𝑥 2 +16
4. Hitunglah nilai lim
𝑥→3 𝑥
𝑥
5. Hitunglah nilai lim
𝑥→3 √𝑥 2 + 7
SELAMAT MENGERJAKAN
47
JAWABAN SOAL SIKLUS II
1. lim 4𝑥 2 = 4 lim 𝑥 2
𝑥→3 𝑥→3
= 4(lim 𝑥)2
𝑥→3
= 4 (3)2
= 36
= 2 lim 𝑥 3 − 8 lim 𝑥
𝑥→−1 𝑥→−1
3
= 2 (lim 𝑥) − 8 lim 𝑥
𝑥→−1 𝑥→−1
= 2(−1)3 – 8(−1)
= −2 + 8 = 6
= 3 lim 𝑥 + lim 5
𝑥→0 𝑥→0
= 3(0) + 5 = 5
√𝑥 2 +16 lim √𝑥 2 + 16
𝑥→3
4. lim =
𝑥→3 𝑥 lim 𝑥
𝑥→3
lim (𝑥 2 +16)
√𝑥→3
=
3
1
= 3 √ lim𝑥 2 + lim 16
𝑥→3 𝑥→3
1
= 3 √(lim 𝑥)2 + lim 16
𝑥→3 𝑥→3
1
= 3 √(lim 𝑥)2 + 16
𝑥→3
1
= 3 √32 + 16
5
=3
48
𝑥 lim 𝑥
𝑥→3
5. lim =
𝑥→3 √𝑥 2 +7 lim √𝑥 2 +7
𝑥→3
3
=
lim (𝑥 2 +7
√𝑥→3
3
=
lim 𝑥 2 +lim 7
√𝑥→3 𝑥→3
3
=
√[lim 𝑥]2 +7
𝑥→3
3
=
√32 + 7
3
=
4
No. Skor
1 5
2 15
3 10
4 35
5 35
49
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Mata Pelajaran : Hari/ Tanggal :
Kelas : Pertemuan ke :
Siklus : Nama Guru :
Materi Ajar :
Petunjuk penggunaan:
Lingkarilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian
aktivitas guru dalam pembelajaran.
Adapun kriteria skor adalah sebagai berikut :
0 = tidak terlaksana;
1 = kurang terlaksana;
2 = cukup terlaksana;
3 = terlaksana;
4 = sangat terlaksana.
50
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses
3 01234
pembelajaran dengan baik
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik-teknik tertentu
4 01234
sehingga jelas dan mudah dipahami siswa
5 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis 01234
Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah
6 01234
dipahami
Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya disesuaikan
7 01234
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa
Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk
8 01234
bertanya kepada siswa
Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas
9 01234
dan memuaskan
Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
10 01234
akhir kegiatan atau akhir sesi tertentu
C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang
1 01234
tersedia, tidak monoton dan membosankan
Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan
2 mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara 01234
efektif dan efisien
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
3 01234
ditetapkan
selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi
4 01234
tertentu tetapi bergerak secara dinamis di dalam kelasnya
Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di bagian-
5 bagian tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan menghampiri secara 01234
berimbang dan tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa saja
Guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang ada di
6 01234
dalam kelasnya
Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan reinforcement
7 01234
(penguatan) kepada siswa-siswanya dengan cara yang positif
Ilustrasi dan contoh dipilih secara hati-hati sehingga benar-benar efektif
8 01234
dan bukannya malah membuat bingung siswa
Media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan
9 01234
secara efektif
10 latihan diberikan secara efektif 01234
Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif apabila siswa
11 01234
melakukan kesalahanan dalam proses belajarnya
D.. Karakteristik Pribadi Guru
1 Guru sabar terutama untuk memancing respon siswa 01234
2 Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran 01234
51
3 Guru bersikap tegas dan jelas 01234
4 Penampilan guru menarik dan tidak membosankan 01234
5 Guru menggunakan bahasa yang baik dan berterima 01234
Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu punya
6 01234
inisiatif,kreatif, dan berprakarsa
E Penutup
1 Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan 01234
2 Guru memberikan PR atau tugas pada siswa 01234
3 Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan salam 01234
Catatan Observer:
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................
( )
52
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
53
1. Memahami lembar a. Berusaha memahami lembar kerja
kerja b. Membaca lembar kerja
c. Berdiskusi dengan kelompok ahli untuk
memahami maksud lembar kerja
d. Bertanya pada guru jika ada yang belum
dipahami
Catatan Observer:
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
( )
54
DAFTAR KEHADIRAN SISWA
SMA AL WASATIYAH
XI/IPS
SIKLUS I
55
DAFTAR KEHADIRAN SISWA
SMA AL WASATIYAH
XI/IPS
SIKLUS II
56
Dokumentasi Siklus 1
57
Dokumentasi Siklus II
Suasana saat guru menjelaskan materi. Suasana saat diskusi kelompok mengerjakan
soal yang diberikan guru.
58
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Miles,M.B. & Huberman,A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif: terjemahan oleh tjetjepRohendi
Rohidi. Jakarta:Universitas Indonesia press.
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Universitas Kanjuruhan Malang. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Malang: Universitas
Kanjuruhan Malang.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/hasil-belajar.html (diakses pada tanggal 10 Juni
2013)Diposkan oleh Evi Rahmawati di 02.28
Pizzini, Abel dan Shepardson dikutip oleh Irwan (2011) Fase SSCS
http://www.kompasiana.com/ekogenshter/pengertian-kreatif-
daninovatif_552feef86ea834b36b8b45acEko wahyudi,, kompasiana
59