DEBRIDEMENT LUKA
Disusun oleh:
Maria Regina(14110022)
Siti Jaitun(141100249)
solikin (141100251)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah kami tentang ‘ DEBRIDMENT LUKA’ ini dengan lancar. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengarapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR …...............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan sub kutan.
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan proteksi
terhadap organ-organ yang terdapat dibawahnya dan membangun sebuah barier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar.
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau
kimia. Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi. Untuk menghilangkan nekrosis
inilah dilakukan tindakan pembersihan dan debridemen pada luka.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian debridement luka?
2. Apakah tujuan dari debridement?
3. Apa saja jenis-jenis debridement?
4. Apa saja metode debridement?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian debridement luka.
2. Untuk mengetahui tujuan dari debridement.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis debridement.
4. Untuk mengetahui metode debridemment.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda asing.
2. Untuk menghilangkan jaringan yang telah mati dalam persiapan kesembuhan luka.
3. Ekstensi luka identifikasi daerah luka
4. Mengurangi kontaminasi bakteri
5. Deteksi dan membuang benda asing terutama benda organic
6. Deteksi dan membuang jaringan non viable
7. Membuat luka yang dapat mentoleransi kontaminasi bakteri sembuh tanpa
infeksi
C. Jenis-jenis debridement
Chemical
- Bekerja secara proteolitik, fibrinolitik dan kolagenase tergantung dari target
jaringan yang akan dihancurkan.
- Misalnya
- kolagenase (santyl) hasil fermentasi dari Clostridium histolyticum
mencerna kolagen dalam jaringan nekrotik
- Papain (Panafil, Accuzyme) penghancur protein tetapi tidak berbahaya bagi
jaringan normal.
5
Mechanical
- Prinsip kerjanya adalah wet-to-dry dressing
- Luka ditutup dengan kassa yang telah dibasahi normal saline, setelah kering jaringan
nekrotik akan melekat ke kassa sehingga saat ganti verban, jaringan nekrotik ikut
terbuang
- Tindakan ini dilakukan berulang kali (2-6 kali per hari)
- Prosedur ini membuat tidak nyaman bagi penderita saat mengganti balutan, merusak
jaringan granulasi baru, merusak epitel yang masih fragile.
Biological
- Merupakan upaya debridement secara biologis menggunakan larva
- Maggot Debridement Therapy (MDT)
Larvae of Calliphoid flies of the species Phanecia sericata (formerly known as Lucilia
sericata)
- Prosedur ini dapat membersihkan jaringan nekrotik dan infeksi tanpa rasa nyeri
sekaligus desinfeksi dan stimulasi penyembuhan luka.
1. Debridement alami
Pada peristiwa debridement alami, jaringan mati akan memisahkan diri secara
spontas dari jaringan viable yang ada dibawahnya. Namun, pemakaian preparat
topical antibakteri cenderung memperlambat proses pemisahan eskar yang alami
ini. Tindakan mempercepat proses ini dapat menguntungkan bagi pasien dan dapat
dilakukan dengan cara-cara lain seperti debridemen mekanis atau bedah sehingga
waktu antara terjadinya invasi bakteri dan timbulnya masalah iatrogenik yang lain
dapat dikurangi.
2. Debridement mekanis
Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan forsep untuk
memisahkan dan mengangkat eskar. Teknik ini dapat dilakukan oleh dokter atau
perawat yang berpengalaman, dan biasanya debridemen mekanis dikerjakan setiap
hari pada saat penggantian balutan serta pembersihan luka. Debridemen dengan
cara-cara ini dilaksanakan sampai tempat yang masih terasa sakit dan
mengeluarkan darah. Preparat hemostatik atau balutan tekan dapat digunakan
untuk menghentikan perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil.
6
Jika ada jaringan nekrotik, sebaiknya dibuang dengan cara digunting sedikit
demi sedikit sampai kondisi luka mengalami granulasi
Lihat kedalaman luka, apakah terdapat sinus atau tidak. Bila terdapat sinus,
ada baiknya disemprot ( irigasi) dengan NaCl sampai pada kedalaman luka.
Keluarkan semua pus yang ada.
Setelah bersih, pasang tampon dengan betadine yang sudah diencerkan dengan
NaCl 1:1
Ditutup kembali dengan kassa steril yang kering untuk selanjutnya dibalut.
Lakukan setiap hari, jika perlu pagi dan sore
Setelah luka bersih lakukan perawatan dengan pemberian salep untuk
penumbuh jaringan
3. Debridement bedah
bedah merupakan tindakan operasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh
tebal kulit sampai fasia (eksisi tangensial) atau dengan mengupas lapisan kulit
yang terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel dan
berdarah. Tindakan ini dapat dimulai beberapa Debridemen hari pasca luka bakar
atau segera setelah kondisi hemodinamik pasien stabil dan edemanya berkurang.
Kemudian lukanya segera ditutup dengan graf kulit atau balutan. Balutan biologik
temporer atau balutan biosintetik dapat digunakan dahulu sebelum graf kulit
dipasang pada pembedahan berikutnya.
a. Indikasi
Debridement luka bakar diindikasikan pada luka bakar yang dalam misalnya
luka bakar deep-dermal dan subdermal. Luka bakar yang dalam ini ditandai
dengna permukaan yang keputihan, merah, kecoklatan, kuning atau bahkan
kehitaman dan tidak adanya capillary refillataupun sensibilitas kulit.
b. Kontraindikasi
Kondisi fisik yang tidak memungkinkan
Gangguan pada proses pembekuan darah
Tidak tersedia donor yang cukup untuk menutup permukaan terbuka (raw
surface) yang timbul.
7
Keringkan dengan kasa steril
Beri betadine (kecuali daerah wajah), ditutup tulle (salah satu kain yang
ringan dan berbetuk jala dengan lubang kecil).Dan diatasnya diberi Silver
Sulfadiazin (SSD) manfaatnya untuk perawatan membakar infeksi
Bebat tebal diseluruh area luka bakar
d. Komplikasi operasi
Pembentukan kista.
Hal ini dapat disebabkan oleh sumbatan dari duktus atau kelenjar adneksa.
Kista ini dapat muncul sekitar 4 minggu postpembedahan dan dapat tumbuh hingga
diameternya 20mm. Biasanya kista ini dapat pecah sendiri, namun pada kasus yang
cukup berat akan membutuhkan tindakan bedah.
D. Metode debridement
1. Debridement Autolitik
Autolitik menggunakan enzim tubuh dan pelembab untuk rehidrasi,
melembutkan dan akhirnya melisiskan jaringan nekrotik. Debridement otolitik
bersifat selektif, hanya jaringan nekrotik yang dihilangkan. Proses ini juga tidak
nyeri bagi pasien. Debridemen otolitik dapat dilakukan dengan menggunakan
balutan oklusif atau semioklusif yang mempertahankan cairan luka kontak dengan
jaringan nekrotik. Debridement otolitik dapat dilakukan dengan hidrokoloid,
hidrogel atau transparent films.
Indikasi :
Pada luka stadium III atau IV dengan eksudat sedikit sampai sedang.
8
Keuntungan :
2. Debridement Enzymatik
Indikasi :
Keuntungan :
Kerjanya cepat
Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang tepat.
Kerugian :
Mahal
Penggunaan harus hati-hati hanya pada jaringan nekrotik.
Memerlukan balutan sekunder.
Dapat terjadi inflamasi dan rasa tidak nyaman.
3. Debridement Mekanik
9
Proses ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai
persiapan untuk pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement
mekanik.Keuntungan dan risikonya masih diperdebatkan.
Indikasi :
4. Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan
menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement surgikal
merupakan standar perawatan untuk mengangkat jaringan nekrotik. Keuntungan
debridement surgikal adalah karena bersifat selektif; hanya bagian avital yang
dibuang. Debridement surgikal dengan cepat mengangkat jaringan mati dan dapat
mengurangi waktu. Debridement surgikal dapat dilakukan di tempat tidur pasien
atau di dalam ruang operasi setelah pemberian anestesi.
Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal),
bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi
tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai jaringan tadi
habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan yang sehat dan perdarahan
lebih banyak pada jaringan yang dipotong.
Indikasi :
Keuntungan :
Kerugian :
Nyeri
Mahal, terutama bila perlu dilakukan di kamar operasi
10
Prinsip dan teknik debridement
Tourniquet
- Mengurangi perdarahan
- Resiko menambah iskemia jaringan pada bagian yang telah cedera serta
mempersulit penilaian vitalitas jaringan
- Alternatif mengembangkan tourniket selama 10-20 menit lepaskan
melihat hasil pengisian pada kapiler (capiler flush) untuk menilai viabilitas
jaringan lunak
- Penggunaan tourniket dalam debridement sangat terbatas dan sebagian
besar tindakan dilakukan tanpa tourniket.
Eksisi luka
- Eksisi dilakukan hingga mencapai tepian kulit yang sehat
- Perlu diingat bahwa untuk membersihkan kontaminasi diperlukan paparan
(exposure) yang adekuat.
- Usaha membersihkan debris dengan mengorek (poking) luka yang kecil dapat
berbahaya.
- Perluasan luka asli harus dilakukan dengan penuh perencanaan menghidari
adanya sayatan yang tidak berguna yang akan mengganggu tatalaksana
selanjutnya.
- Eksisi yang paling aman adalah mengikuti garis untuk fasiotomi karena
sayatan ini menghindari arteri perforator yang mungkin berguna untuk
mengambil flap kulit bila dibutuhkan.
- Selain itu kadang diperlukan insisi tambahan di luar perluasan dari luka yang
ada.
Jaringan nekrotik
- Kulit dan lemak subkutis ekstensi hingga ke jaringan sehat
- Fasia indikasi eksisi: non viabel, rusak, terkontaminasi
- Otot hati-hati dalam eksisi, 10% massa otot sisa dapat berfungsi baik
apabila terhubung dengan tendon.
- Tendon
Pertahankan bukan tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri
Eksisi hanya bila terjadi kerusakan parah
Cuci dengan cairan dengan jumlah banyak
- Tulang
Vaskularisasi terbatas sulit menilai vitalitas
11
Usahakan pertahankan periosteum jaringan rentan mati
- Sendi
Pastikan sendi bebas dari infeksi dan kotoran
Dapat dilakukan insisi luas, alternatif atroskopi
Pencucian luka
- Luka kecil yang sedikit terkontaminasi dapat langsung dijahit kembali dengan
syarat luka dapat ditutup primer
- Dapat diberikan antibiotik topikal
- Penggunaan alat bantu vacuum dressing
- Penutupan segera dari luka menurunkan insidens infeksi
- Modern dressing
Teknik Operasi
12
Prinsip-prinsip dalam tindakan debridemen pada terapi fraktur terbuka
Pada fraktur terbuka, pemilihan cara-cara pengelolaan fraktura seringkali
secara prinsipil dipengaruhi oleh bahaya infeksi, kegagalan penyembuhan luka dan
osteomyelitis. Kelambatan penyambungan tulang dan tidak adanya penyambungan
lebih sering terjadi pada fraktur terbuka. Kesembuhan luka, disamping penyambungan
fraktura dalam posisi yang baik, merupakan suatu tujuan.
13
bagian lunak harus dibiarkan pada tempatnya. Fragmen tulang yang besar dan
mengalami avulsion total harus dicelupkan dengan segera kedalam larutan antibiotik
dan dibiakan di dalam larutan tersebut sampai lukanya selesai dipersiapkan untuk
tindakan operasi mengembalikan fragmen tulang tersebut. Tulang merupakan struktur
yang amat penting. Secara umum, lebih baik membuat kesalahan dengan membuang
terlalu sedikit fragmen tulang daripada terlalu banyak. Ujung tulang yang kotor harus
dibersihkan secara cermat, kalau perlu dengan menggunakan sikat atau alat curett
sehingga kotoran yang terbenam dapat dikeluarkan.
Rongga luka yang telah menjalani debridement harus dibersihkan oleh lvage
mekanis, dari dalam ke luar. Dengan larutan garam fisiologis hangat dalam jumlah
yang berlebihan. Tindakan lavage akna mengeluarkan kuman-kuman yang mencemari
luka dan menghilangkan banyak partikel halus yang sudah terlepas tetapi belum
dikeluarkan karena tidak kelihatan.
Preparat antibiotik tidak mencegah terjadinya sepsis luka. Antibiotik tidak
memiliki pengaruh atas nekrosis jaringan yang progresif akibat enzim proteolitik
dekomposisi hematoma dan jaringan mati. Juga jaringan mati dalam luka tidak dapat
disterilisasi. Pecursor infeksi lokal tersebut harus dilenyapkan dengan tindakan
debridement yang memadai.
14
menembus dekat lipat paha, untuk reposisi terbuka dipakai approach posterolateral
biasa
10. Luka fraktur terbuka selalu dibiarkan terbuka dan bila ditutup setelah satu minggu
setelah oedema menghilang. Luka untuk reposisi terbuka dijahit primer
11. Fiksasi yang baik adalah fiksasi eksterna. Bagi yang sudah berpengalaman dan di
rumah sakit dengan perlengkapan yang baik, pengguna fiksasi interna dapat
dibenarkan. Bila fasilitas tidak memadai, gips sirkuler dengan jendela atau traksi
dapat digunakan dan kemudian dapat diencanakan untuk fiksasi interna setelah
luka sembuh (delayed interna fixation). Pemakaian antibiotika diteruskan untuk 3
hari dan bila diperlukan debridement harus diulang.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis dengan ini menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritikan ataupun saran yang dapat membantu penulis
dalam mengembangkan hasil dari makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
17