Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
SOLUSIO PLASENTA
A. Pengertian
Solusio plasenta merupakan terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus
uteri yang terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Kejadian ini sering terjadi
dalam kehamilan triwulan ketiga dan bisa juga pada setiap saat dalam kehamilan > 22
minggu dengan berat janin > 500 gram disertai dengan pembekuan darah.
B. Jenis-jenis solusio plasenta
Secara klinis dibagi menjadi :
a. Solusio plasenta ringan, yakni rupture sinus marginalis atau terlepasnya sebagian
kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan
ibu atau janinnya. Dengan gejala : Perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-
hitaman dan sedikit sekali, perut terasa agak sakit terus menerus agak tegang.
b. Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta lebih dari seperempatnya tetapi belum
sampai duapertiga luas permukaannya, ditandai : perdarahan pervaginam berwarna
kehitam-hitaman, perut mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian
disusul dengan perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tetapi kemungkinan
lebih banyak perdarahan didalam, didinding uterus teraba terus menerus dan nyeri
tekan sehingga bagian janin sulit diraba, apabila janin masih hidup bunyi jantung
sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus dengan stetoskop ultrasonic.
c. Solusio plasenta berat, plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya terjadinya sangat
tiba-tiba biasanya ibu masuk dengan syok dan janinnya telah meninggal, gejalanya :
ibu telah masuk dalam keadaan syok dan kemungkinan janin telah meninggal. Uterus
sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri, perdarahan pervaginam tidak sesuai
dengan keadaan syok ibu. Perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi
besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal.
C. Etiologi
Solusio plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas. Walaupun beberapa
keadaan tertentu dapat menyertai seperti umur ibu yang tua (> 35 tahun), karena kekuatan
rahim ibu berkurang pada multiparitas, pennyakit hipertensi menahun, karena peredaran
darah ibu terganggu sehingga suplai darah kejanin tidak ada. Trauma abdomen, seperti
terjatuh telengkup, tendangan anak yang sedang digendong karena pengecilan yang tiba-
1
tiba pada hidramnion dan gemeli, tali pusat yang pendek, karena pergerakan janin yang
banyak atau bebas, setelah versi luar sehingga terlepasnya plasenta, karena terikan tari
plasenta.
D. Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematoma pada desisua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas.
Apabila perdarah sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan
plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta terganggu, dan tanda serta gejala pun
tidak jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir yang pada pemeriksaan
didapatkan cekungn pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna
kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus telah
meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan
perdarahannya. Akibatnya hematoma retroplasenta akan bertambah besar, sehingga
sebagian dari seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan
menyeludup dibawah selaput ketuban keluar dari vagina atau mengadakan ekstravasasi
diantara serabut-serabut otot uterus.
E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi bisa terjadi pada ibu maupun janin yng dikandungnya dengan
criteria:
1. Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya
tekanan darah sampai keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita
anemis sampai syok, kesadaran bervariasi dari baik sampai koma.
2
2. Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit kedalam sirkulasi darah
menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan disertai hemolisis, terjadinya
penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan
darah.
3. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomelurus ginjal dan dapat
menimbukan produksi urin makin berkurang.
4. Perdarahan post partum : pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi
infiltrasi darah ke otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan
pedarahan karena atonia uteri, kegagalanpembekuan darah menambah beratnya
perdaahan.
5. Sementara komplikasi yang terjadi pada janin anatara lain : asfiksia ringan sampai
berat dan kematian janin, karena perdarahan yang tertimbun di belakang plasenta
yang mengganggu sirkulasi nutrisi dan sirkulasi kearah janin. Rintangan kejadian
asfiksia sampai kematian janin dalam rahim tergantung pada seberapa bagian
plasenta tidak lepas dari implantasinya difundus uteri.
F. Diagnose
a. Anamnesis, yakni : ibu meneluh terjadi perdarahan disertai sakit yang tiba-tiba
diperut, untuk menetukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarhan pervaginam dengan
berupa darah segar dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat kemudian
terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak lagi). Kepala terasa pusing, lemas,
muntah, pucat, pandangan berkunag-kunag, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan
banyaknya darah yang keluar. Kadang-kadang ibudapat menceritakan trauma.
b. Periksa pandang (inspeksi) : pasien tampak gelisah, pasiem terlihat pucat, sianosis,
dan keringat dingin, terlihat darah keluar pervaginam.
c. Pada saat palapasi, didapatkan hasil fundus terasa naik karena terbentuknya
retroplasenta hematoma, uterus tidak sesuai dengan kehamilan. Uterus teraba tegang
dan keras seperti papan disebut uterus in bois (wooden uterus baik waktu his maupun
diluar bis) nyeri tekan terutama ditempat plasenta, bagian-bagian janin sudah dikenali,
karena perut (uterus tegang).
d. Auskultasi sulit karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdngar biasanya
diatas 140 x/menit dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas dari sepertiganya.
e. Pada pemeriksaan dalam teraba serviks biasanya lebih terbuka atau masih tertutup.
Kalau serviks sudah terbuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik
3
sewaktu his maupun diluar his, kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas
seluruhnya, plasenta akan turun kebawah dan pemeriksaan di sebut prolapsus plaseta.
f. Hasil pemeriksaan umum : tekanan darah semua mungkin tinggi karena pasien
sebelumnya menderita penyakit vaskuler tetapi lambat laun turun dan jatuh syok, nadi
cepat dan kecil filiformis.
g. Pemeriksaan laboratorium : urin : protein (-) dan reduksi (-) albumin (+) pada
pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan leukosit, darah : haemoglobin (Hb)
anemia, pemeriksaan golongan darah, kalau bisa cross math tets.
h. Pemeriksaan plasenta sesudah bayi dan plasenta lahir, maka kita harus memeriksa
plasentanya. Biasanya plasenta tampak tipis dan cekung dibagian plasenta yang
terlepas (kratera) dan terdapat koagulan atau darah dibelakang plasenta yang disebut
hematoma retroplasenter.
i. Pemeriksaan penunjang : ultrasonografi (USG), akan dijumpai perdarahan anatara
plasenta dan dinding abdomen.
G. Penanganan
Penanganan pada pasien yang mengalami solusio plasenta tergantung dari berat ringannya
kejadian dibawah ini akan dijelaskan antara lain:
a) Pada kondisi solusio plasenta ringan. Jika keadaan janin masih baik dapat dilakukan
penanganan secara konservatif kemudian menganjurkan ibu untuk posisi semi fowler
atau setengah duduk, mengobservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit memantau bunyi
jantung janin.
b) Inspeksi tempat perdarahan, menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
carditopograf (CTG) untuk memonitor keadaan janin, jika perdarahan berhenti dan
keadaan janin baik pada kehamilan premature, menganjurkan ibu untuk dirawat inap,
bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, kontraksi uterus tidak ada dan janin hidup)
menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG dan KTG lalu tunggu persalinan
spontan, bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus-menerus dan uterus
berkontraksi ini dapat mengancam ibu dan janin). Usahakan partus pervaginam
dengan amniotomi atau oksitosin, bila pembukaan > 6 cm. jika terus perdarahan, skor
pelvic kurang dari 5 atau persalinan masih lama, pembukaan < 6 cm, maka segera
lakukan SC.
c) Solusio plasenta sedang lakukan pemasangan infuse RL 20 tetes/menit dan teransfuse
darah, melakukan pemecahan ketuban, melakukan induksi persalinan atau lakukan
SC.
4
d) Solusio plasenta berat : melakukan rujukan ke rumah sakit sebelum melakukan:
perbaiki keadaan umum ibu, melakukan pemasangan pemasangan infuse RL 20
tetes/menit, tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan dalam. Saat merujuk harus
di antar oleh petugas kesehatan yang dapat menolong, persiapkan donor darah dari
masyarakat atau keluarganya.
5
REFERANSI
6
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
No.Register : 51-65-22
I. PENGKAJIAN
A. Data subyektif
a. Identitas/biodata
b. Keluhan utama :
Ibu mengatakan merasa pusing, sakit perut bagian atas dan terasa tegang serta
keluar darah dari jalan lahir berwarna kehitaman.
c. Riwayat Kel.utama :
Ibu mengatakan sakit perut bagian atas dan terasa tegang serta keluar darah dari
jalan lahir berwarna kehitaman sejak tanggal 05-07-2012 jam 09.00 wita.
d. Riwayat obstetrik
7
Banyaknya : 3x ganti pembalut HPHT : 20-12-2011
e. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah
Kawin : 1 Kali
Lamanya : ± 8 tahun
f. Riwayat kehamilan, Persalina dan Nifas yang Lalu
8
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Ku : Sedang
Kesadaran : composmentis
Berat badan : 58 kg
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
rambut : bersih
b. Muka
c. Mata
konjungtifa : anemis
d. Telinga
pendengaran : baik
simetris : KI-KA
9
serumen : tidak ada
f. Leher
g. Payudara
Simetris : Ya
i. Abdomen
- Inspeksi
Bekas luka op : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Linea : Ada
10
Strie : Ada
- Palpasi
Leopold I : TFU= 24 cm
Leopold II : pu-ki
Leopold III : pres-kep
Leopold IV : konvergen
- Auskultasi
DJJ : ada
Frekuensi : 120 x/mnt
- Perkusi
Refleks patella : (+) Ka-Ki
j. Genitalia
Varises : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
k. Perineum
Bakas luka : Tidak ada
3) Pemeriksaan Dalam
Jam 10.00 PD Ø 8-9 cm portio lunak ketuban (+) menonjol, Kep HIII
Jam 10.30 PD Ø 10 cm portio tipis ketuban (+) menonjol, Kep HIV
4) Pemeriksaan penunjang
HB : 9 g/dl
11
II. KLASIFIKASI DATA
Anemia DS :
- Ibu mengatakan merasa Pusing
12
DO :
- Ku : Sedang
- Ibu tampak pucat
- Conjungtiva : anemi
- TTV : TD : 100/90 mmHg
S : 36,8 o C
N :82 x/mnt
R :22 x/mnt
- Hb : 9 gr/dl
13
V. PERENCANAAN
14
VI. PELAKSANAAN
15
VII. EVALUASI
Tanggal : 06/07/201
1. KU : sedang
TTV :
TD : 100/90 mmH
S : 36,8 o C
N : 82 x/mnt
R : 22 x/mnt
Perdarahan : 150 cc
2. Jam 10.00 PD Ø 8-9 cm portio lunak ketuban (+) menonjol, Kep HIII
Jam 10.30 PD Ø 10 cm portio tipis ketuban (+) menonjol, Kep HIV
3. Observasi His dan BJF
16
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA II
S:
O:
- Ku : sedang
- Perineum menonjol
- Vulva membuka
- Djj : 124 x/mnt
A: Ny.F umur 28 tahun GIIPIA0 inpartu kala II dengan Solusio plasenta Ringan
P:
- Pimpin persalinan
- Sokong kepala bayi
- Keringkan bayi dan lakukan penilaian sepintas
- Jepit, potong dan ikat tali pusat
- Lakukan resusitasi pada bayi
Implementasi
Evaluasi
17
- Bayi sudah dilakukan resusitasi
18
CATATAN PERKEMBANGAN
S:
O:
- Ku : sedang
- Semburan darah
- Tali pusat memanjang
- Perubahan bentuk uterus
P:
Implementasi
- Jam 11.05 melakukan peregangan tali pusat terkendali dan dorongan dorso cranial
- Jam 11.10 memutar plasenta searah jarum jam sampai plasenta lahir lengkap.
Plasenta lahir lengkap.
- Jam 11.15 memasase fundus dan memeriksa kelengkapan plasenta
- Jam 11.20 memeriksa adanya laserasi
Tidak ada laserasi
Evaluasi
- Plasenta lahir lengkap
Kotiledon : ± 20 buah
Selaput : utuh
19
CATATAN PERKEMBANGAN
S:
- Ibu mengatakan merasa lega karena bayinya sudah lahir dengan selamat
- Ibu mengatakan merasa nyeri pada perut
- Ibu mengatakan merasa pusing
O:
- Ku : sedang
- TTV :
TD : 100/80 mmH
S : 36,8 o C
N : 82 x/mnt
R : 22 x/mnt
P:
- Observasi TFU, Kontraksi, Kandung kemih dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.
- Bersihkan ibu dan tempat bersalin
- Lakukan pengukuran antropometri
- Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Implementasi
20
13.05 3 jbpst Kosong Baik 10 cc
- Jam 11.25 membersihkan ibu dan tempat bersalin
- Jam 11.30 melakukan pengukuran antropometri
BBL : 2200 gram
PB : 47 cm
LK : 31 cm
LD : 30 cm
- Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup
Evaluasi
21