Anda di halaman 1dari 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yg

menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan


kewibawaan dan kejujuran. Menurut Mario Teguh, motivator ternama di Indonesia, integritas
adalah kesetiaan kepada yang benar. Hal ini sejalan dengan pengertian integritas menurut
Wikipedia yang berarti suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai
dan prinsip. Nilai dan prinsip ini tentunya tidak lepas dari yang namanya kebenaran. Oleh
karena itu orang yang memiliki integritas pasti akan menjadi orang yang jujur dan menyukai
keadilan.

Hubungan Integritas dan Pemimpin


Integritas ini dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin.
Integritas sebagai pemimpin dapat membawa yang dipimpin menjadi lebih baik. Pemimpin
yang memiliki integritas hanya akan berpikir bahwa dirinya itu melayani siapa saja yang
dipimpinnya, bukan sebaliknya. Sedangkan seorang pengikut yang memiliki integritas
berpikir bahwa dirinya harus melayani pemimpin selama pemimpin itu benar sesuai nilai
prinsip dan moral. Dengan begitu akan terjadi pelayanan dua arah dimana akan menunjang
pembangunan yang berkelanjutan. Pemimpin yang melayani pengikut bisa menjadi adil. Hal
ini membuat pengikutnya senang dan mengikuti apa yang diperintahkan karena mereka yakin
bahwa pemimpin tersebut memiliki integritas dan lebih banyak benar.

Integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk
mencapai satu tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya
dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi
atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang. Seorang pengusaha yang
berintegritas tidak akan menghalalkan segala cara supaya usahanya lancar dan mendapatkan
keuntungan tinggi. Singkatnya, orang yang memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang
mendistraksi dirinya dari tujuan mulia.

Singkatnya adalah orang yang memiliki integritas lebih menyukai proses yang benar untuk
menghasilkan sesuatu yang benar. Hasil tidak menjustifikasi proses dan proses tidak
menjustifikasi hasil, keduanya harus berjalan dengan baik dan benar. Orang yang
berintegritas itu anti jalan pintas, apalagi mendapakan sesuatu dengan cara meretas. Mereka
adalah lawan dari orang-orang yang munafik. Sementara orang munafik bersikap tidak sama
dengan kata-kata, orang berintegritas melakukan hal sesuai dengan yang ia katakan. Silat
lidah tak berlaku bagi orang yang memiliki integritas karena ia adalah orang yang
mengatakan bisa jika memang bisa dan mengatakan tidak bisa jika memang ia tidak mampu.

Nah, sebagai intermeso, dari penjelasan tentang pengertian integritas di atas, sudahkah kita
memiliki pemimpin seperti yang disebutkan diatas? (Iwan)
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang
menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas
diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas
adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila
tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).
Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan
seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan
tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan
kepentingan pribadinya.Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang
pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari
pegawainya. Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya
juga menjadi tindakannya.

Dari selancar di internet saya menemukan ungkapan yang menarik tentang integritas :

“When you are looking at the characteristics on how to build your personal life, first comes
integrity; second, motivation; third, capacity; fourth, understanding; fifth, knowledge; and
last and least, experience.

Without integrity, motivation is dangerous; without motivation, capacity is impotent; without


capacity, understanding is limited; without understanding, knowledge is meaningless;
without knowledge, experience is blind. Experience is easy to provide and quickly put to good
use by people with all other qualities.

Make absolute integrity the compass that guides you in everything you do. And surround
yourself only with people of flawless integrity.”

Ungkapan yang saya cetak tebal menurut saya sangat inspirasional : Tanpa integritas ,
motivasi menjadi berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas menjadi tak berdaya; tanpa
kapasitas, pemahaman menjadi terbatas; tanpa pemahaman pengetahuan tidak ada
artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman menjadi buta.

Kesimpulannya, integritas adalah kompas yang mengarahkan perilaku seseorang. Integritas


adalah gambaran keseluruhan pribadi seseorang (integrity is who you are).
Setelah membaca tentang makna integritas, saya berpendapat kriteria integritas sebagai
persyaratan pertama dalam memilih pimpinan, baru berikutnya menyusul syarat kapabilitas
intelektual dan manajerial. Semakin banyak tipe manusia dengan integritas yang tinggi akan
menentukan maju mundurnya suatu lembaga dan lebih luas lagi akan menentukan masa
depan suatu Negara. Jika demikian halnya, saya jadi bertanya-tanya kalau Indonesia sampai
saat ini masih berkutat dalam upaya melepaskan diri dari jerat korupsi yang sedemikian
sistemik, apakah ini ada kaitannya dengan integritas para pemegang jabatan Negara ya? Di
antara begitu banyaknya pemimpin Negara di kelembagaan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif, siapa-siapa saja yang menunjukkan seorang pemimpin yang berkarakter dan
berintegritas tinggi sehingga mampu menumbuhkankan trust di hati banyak warga bangsa
Indonesia? Kalau mencari pemimpin yang berpendidikan tinggi , yang ahli atau pakar di
bidangnya tentunya kita tidak akan kesulitan menemukannya. Indonesia berlimpah dengan
sarjana. Magister, doctor, dan professor setiap tahun juga semakin bertambah jumlahnya.
Namun, siapa pemimpin yang betul-betul berintegritas tentunya tidaklah sebanyak jumlah
para pakar.

Sungguh celaka kalau ternyata pemimpin yang berintegritas itu sulit ditemukan, dan
sebaliknya yang banyak justru tipe sebaliknya yakni tipe hipocricy . Jika begitu maka
Indonesia sungguh-sungguh dalam ancaman bahaya. Bahaya yang mengancam ini bukan
main-main. Karena pemimpin yang tidak jujur, lebih mengutamakan kepentingan pribadi ,
kelompok dan golongan akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Lembaga atau Negara yang mengalami krisis integritas akan mengalami kemerosotan akibat
proses pembusukan dari dalam unsur-unsur organisasi atau Negara itu sendiri.

Saya berdoa agar Indonesia tercinta ini tidak akan menghadapi ancaman bahaya krisis
integritas. Kalau pun kita tidak dapat berharap banyak pada generasi saat ini, kita masih bisa
meletakkan harapan dan impian kita di pundak generasi mendatang. Kuncinya ada di
pendidikan. Nilai-nilai apa yang ditanamkan di benak generasi mendatang dan teladan apa
yang dicontohkan akan membentuk karakter mereka. Bicara integritas, maka nilai kejujuran
dan pentingnya meletakkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan menjadi nilai yang utama. Sudahkah nilai-nilai ini kita tanamkan dan
kita contohkan pada anak-anak Indonesia saat ini ? Jika belum atau bahkan yang ditanamkan
adalah nilai-nilai yang mengunggulkan dan mengutamakan kepentingan diri dan
kelompoknya sendiri dan yang dicontohkan adalah perilaku yang tidak konsisten dengan
yang diucapkan dan dikotbahkan, maka jangan berharap akan banyak lahir manusia-manusia
berintegritas di bumi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai