Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motiv Dan Prestasi Belajara Siswa Kelas Vii SMP 23 Malang
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motiv Dan Prestasi Belajara Siswa Kelas Vii SMP 23 Malang
OLEH :
2019
Rumusan Masalah
Kegunaan Penelitian
Keguaaan penelitian ini dilihat dari sifatnya dapat di bagi dalam dua bagian yakni manfaat
yang bersifat teoritis dan praktis sebagai berikut.
1. Secara Toeritis
Mampu memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran problem based
learning dalam dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP 23 Malang
tahun pelajaran 2017/2018
2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperkaya ilmi pengetahuan, pengembangan
strategi pembelajaran yang dapat menjadi alternative dalam mengatasi masalah
pembelajaran terutama dalam pembelajaran fisika siswa kelas VII SMPN 23 Malang.
b. Bagi Siswa
1. Untuk meningkatka keaktifan dan kreativitas siswa kelas VII dalam belajar siswa
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII dalam pelajaran fisika
c. Bagi Guru
1. Untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika
2. Motivasi guru untuk mengembangkan jiwa peneliti
d. Bagi Peneliti
Dapat memperdalam pemahaman mengenai model pembelajaran problem based
learning untuk memberikan gambaran atau motivasi bagi siswa dalam meningkatkan
hasil belajar.
PEMBAHASAN
Keterlaksanaan Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran yang di lakukan dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning adapun data observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang
didapatkan melalui pengamatan observaser dengan memakai pedoman penilaian
keterlaksanaan pembelajaran yang dibagi menjadi beberapa bagian antara lain: Pra
pendahuluan, pendahuluan, inti dan penutup. Hasil observasi siklus I dan siklus II sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pra-Pendahuluan
Berdasarkan data yang telah didapatkan pada saat pembelajaran silkus I dan siklus
II berlangsung, maka dapat digambarkan seperti pada grafik berikut:
90
80
70 80
60
50
52.5
40
pra pendahuluan
30
20
10
0
siklus 1 siklus II
2. Kegiatan pendaluan
Pada tahap pendahuluan terbagi menjadi dua yaitu: memberikan apresiasi,
menyampaikan tujuan pembelajaran. Menurut data yang diperoleh dalam kegiatan
pembelajaran selama silkus I dan siklus II, maka dapat digambarkan dalam grafik
berikut:
20
10
0
siklus 1 siklus II
%. Hal ini dapat diketahui bahwa rata- rata persentasi keterlaksaan pembelajaran pada
tahap pendahuluan sebesar 56, 25%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I sebesar
75 % dan pertemuan II sebesar 75 %. Hal ini yang disebabkan oleh pemahaman guru
sendiri terhadap proses pembelajaran pada tahap pendahuluan yang sangat baik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tahap pendahuluan sudah mencapai presentasi yang cukup
grafik berikut:
Chart Title
90
80
70 79.46
60
50
51.78
40
inti
30
20
10
0
siklus 1 siklus II
karena guru melakukan perbaikan dari hasil observasi pada pengamatan disiklus I,
dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap kegiatan inti mengalami
4. Kegiatan Penutup
Pada tahap kegiatan penutup ini dapat dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:
mengucapkan salam. Persentase keterlaksanaan pada tahap ini dapat terlihat pada
grafik berikut:
Chart Title
100
90
80 87.5
70
60
50 59.38
40 penutup
30
20
10
0
siklus 1 siklus II
Data persentase keterlaksanaan pada tahap kegiatan penutup ini di dapatkan data
sebagai berikut, pada silkus I pertemuan I 50% dan pada pertemuan II sebesar
silkus I adalaha sebesar 59. 38%. Sedangkan pada silkus II pertemuan I sebesar
Jadi dapat disilmpulkan bahwa pada tahapan kegiatan penutup mencapai proses
maksimal.
Pada pembelajaran siklus I keterlaksanaan kegiatan pembelajaran sudah mencapai
pembelajaran siklus I mencapai 54.98% dan pada siklus II sebesar 80.49% dengan
kriteria yang cukup baik. Berdasarkan data diatas dapat digambarkan perbandingan
perbandingan keterlaksanaan
pembelajaran
80.49
54.98
0 0
siklus 1 siklus II
Motivasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan intrumen penilaian motivasi
belajar siswa yang terdiri dari 6 aspek yang kemudian dipecahkan menjadi indicator.
Rata- rata persentase motivasi belajar siswa seperti pada tabel berikut:
( Tabel Analisa Motivasi Belajar Siswa Siklus I)
SIKLUS I
Aspek Motivasi Rerata Siklus
No pertemuan I pertemuan II
1 Minat 51.85 64.81 58.33
2 Perhatian 55.55 62.92 59.25
3 Terlibat Penuh 61.11 74.07 67.59
4 Rasa Senang 53.7 59.25 56.47
5 Pemahaman Materi 55.55 68.51 62.03
6 Tekun 51.85 62.96 57.4
SIKLUS II Rerata
Aspek Motivasi Siklus
No pertemuan I pertemuan II
1 Minat 87.07 88.88 87.97
2 Perhatian 85.18 88.88 87.03
3 Terlibat Penuh 87.03 90.74 88.88
4 Rasa Senang 88.88 92.59 90.73
5 Pemahaman Materi 87.03 90.74 88.88
6 Tekun 88.88 94.44 91.66
Adapun grafik perbandingan peningkatan motivasi belajar siswa dapat disajikan sebagai berikut:
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka
kesimpulan yang dapat diambil ambil adalaha sebagai berikut:
1. Kualitas keterlaksaan pembelajaran model pembelajaran based learning yang
dilaksanakan dikelas VII SMP 23 Malang memenuhi kriteria baik. Hal itu dapat
dibuktikan dengan hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I
sebesar 54.90% dan pada siklus II meningkatkan menjadi 80.49%.
2. Pembelajaran model problem based learning dapat meningkatkan motivasi siswa,
kelas VII SMP 23 Malang, hal ini dapat dilihat pada siklus I sebesar 60.18% dan
siklus II sebesar 89.20%.
3. Pembelajaran problem based learning dapat ,meningkatkan prestasi belajar siswa,
kelas VII SMP 23 Malang. Hal ini dapat dilihat dari data hasil pra tindakan adalah
62,9. Hasil prestasi belajar pada siklkus I adalah 76,2 dan hasil prestsi belajara pada
siklus II adalah sebesar 78,9%.
Langkah –Langkah
Keterlaksanaan Pembelajaran.
1. Untuk mengatahui grafik pra-pendahuluan, pendahuluan, inti dan penutup terlebih masukan
semua data saat pembelajaran silkus I dan siklus II mulai