Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhamad Firmansyah

NIM : 1704716

Jawaban

1)

2) A. Bioremediasi adalah pemanfaatan mikroorganisme (jamur, bakteri)


untuk membersihkan senyawa pencemar (polutan) dari lingkungan.
Bioremediasi juga dapat dikatakan sebagai proses penguraian limbah
organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.

B. Desulfurisasi adalah proses pengolahan limbah adalah proses


menghilangkan gas sulfur oksida dari udara.

C. Eutrofikasi adalah suatu proses di mana suatu tumbuhan tumbuh dengan


sangat cepat dibandingkan pertumbuhan yang normal. Proses ini juga sering
disebut dengan blooming. Dengan kata lain merupakan pencemaran air
yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam
ekosistem air.
D. Recycle adalah pendaurulangan limbah atau sampah menjadi sesuatu
yang bermanfaat dan bisa di pakai kembali.

E. Recovery adalah mengambil kembali sisa produk yang terbawa aliran


limbah yang masih dapat dimanfaatkan atau dipakai kembali.

3) Hubungan antara lingkungan hidup dan masalah sosial terletak pada


lingkungan yang dimana dapat memengaruhi kualitas hidup suatu
masyarakat, dan juga berdampak pada suatu masalah apabila tidak adanya
kesinambungan antara lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.

4) 1. Mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana


ditetapkan pada lampiran 1 (Tabel 1,2, dan 3) PP 85/1999.
2. Apabila tidak termasuk dalam jenis limbah B3 seperti lampiran tersebut,
maka harus diperiksa apakah limbah tersebut memiliki karakteristik:
mudah meledak, mudah terbakar, beracun, bersifat reaktif,
menyebabkan infeksi dan atau bersifat infeksius.
3. Apabila kedua tahap telah dijalankan dan tidak termasuk dalam limbah
B3, maka dilakukan uji toksikologi.
5) 1. Mudah meledak

Bahan dalam bentuk padat/cair yang dapat menghasilkan gas dengan


suhu dan tekanan yang tinggi. Contoh : Tangki elpiji bila pada suhu dan
tekanan tinggi akan meledak.

2. Mudah terbakar
Bahan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan
mempunyai titik nyala kurang dari 60 derajat C (140 derajat F).
3. Reaktif
Bahan yang memiliki tekanan 760mmHg dan mudah terbakar
apabila terdapat percikan api. Contohnya tabung gas mudah meledak /
bereaksi pada suhu dan tekanan 25oC 760 mmHg.
4. Beracun
Limbah yang mengandung bahan pencemar yang bersifat racun
sehingga dapat menimbulkan kematian. Contohnya Herbisida dan pupuk
kimia bila dikonsumsi manusia akan menyebabkan keracunan bahkan bila
dalam jumlah banyak dapat menimbulkan kematian.
5. Infeksius
Limbah yang dapat menginfeksi seperti virus. Contohnya jarum
suntik bekas untuk menyuntik pasien apabila digunakan kembali karena
dapat menularkan penyakit, misalnya penularan penyakit HIV.
6. Korosif
Limbah yang bersifat reaktif dan korosif. Contohnya aki mobil
menyebabkan pengkaratan pada lempeng besi dan baja.

6)
 BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan
Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991).
 COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung
dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja
diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium
bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat
(Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam bahan
organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai,
akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD
memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada
di perairan.
 Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di
suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh
mahkluk hidup dalam air. Umtuk mengetahui kualitas air dalam suatu
perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia
seperti aksigen terlarut (DO). Semakin banyak jumlah DO (dissolved
oxygen ) maka kualitas air semakin baik.jika kadar oksigen terlarut yang
terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam
persentase saturasi.
 Theoretical oxygen demand (ThOD) adalah adalah jumlah yang
dihitung dari oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi suatu
senyawa menjadi produk oksidasi akhir. Namun, ada beberapa
perbedaan antara metode standar yang dapat mempengaruhi hasil yang
diperoleh : misalnya, beberapa perhitungan mengasumsikan bahwa
nitrogen yang dilepaskan dari senyawa organik dihasilkan sebagai
amonia , sedangkan yang lain memungkinkan oksidasi amonia menjadi
nitrat.
7)
A.
B. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah
untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar
biasanya dengan menggunakan sand filter dengan ukuran silica yang
disesuaikan dengan bahan-bahan tersuspensi yang akan disaring.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudahdengan proses pengendapan, pada proses ini bisa dilakukan
tanpa tambahan bahan kimia bila ukurannya sudah besar dan mudah
mengendap tapi dalam kondisi tertentu dimana bahan-bahan
terususpensi sulit diendapkan maka akan digunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu dalam proses sedimentasi, pada proses ini
akan terjadi pembentukan flok-flok dalam ukuran tertentu yang
lebih besar sehingga mudah diendapkan pada proses yang
menggunakan bahan kimia ini masih diperlukan pengkondisian pH
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Parameter desain yang
utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap
partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
C. A
8)
 Pengolahan limbah cair dimulai dari pengolahan primer (primary
treatment), pengolahan ini merupakan pengolahan secara fisika.
Adapun tahapan dari pengolahan primer adalah tahap penyaringan,
tahap pengolahan awal, tahap pengendapan dan terakhir adalah tahap
pengapungan, Pengolahan sekunder (secondary treatment) merupakan
pengolahan limbah cair secara biologis, yaitu dengan melibatkan
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik. Salah satu
mikroorganisme yang sering digunakan pada proses ini adalah bakteri
aerob. Pengolahan sekunder secara umum terbagi atas 3 tahapan, yaitu
tahap penyaringan dengan tetesan (tricking filter), tahap lumpur aktif
(activated sludge) dan terakhir tahap kolam (treatment ponds),
Pengolahan tersier yaitu seperti yang telah disinggung diawal bahwa
apabila setelah melalui proses pengolahan primer dan sekunder masih
ada zat dalam limbah yang tentunya berbahaya bagi lingkungan dan juga
masyarakat, maka akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tertiary
treatment. Pengolahan ini umumnya bersifat khusus yang berarti
pengolahan akan disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa pada
lembah cair tersebut, Desinfikasi adalah pengolahan limbah cair
industri yang berikutnya adalah desinfeksi atau sering disebut sebagai
porses pembunuhan kuman yang tentunya bertujuan untuk membunuh
dan mengurangi mikroorganisme yang ada dalam limbah cair.
Mekanisme pada proses ini bersifat kimia yaitu dengan menambahkan
senyawa pada cairan limbah tersebut. Dan yang terakhir Pengolahan
lumpur atau slude treatment adalah tahap pengolahan paling terakhir
yang dilakukan ketika pengolahan limbah cair primer, sekunder dan
tersier yang menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur
tersebut tentunya tidak dapat dibuang ke lingkungan begitu saja, karena
akan mencemari lingkungan. Maka dari itu lumpur tadi perlu diolah agar
ramah lingkungan. Proses pengolahan lumpur ini biasanya dengan
menguraikannya dengan cara aerob yang nantinya akan disalurkan ke
beberapa alternatif seperti dibuang ke laut atau dibuang ke lahan
pembuangan khusus, bahkan dapat dijadikan sebagai pupuk kompos.
 Pengolahan limbah padat terdiri dari
o Pemisahan karena limbah padat terdiri dari ukuran yang
berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga maka harus
dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan
menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
Sistem Balistik adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran / berat / volume. Sistem Gravitasi adalah
sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya : Bahan
Baku Sumber Daya Lingkungan dan Sistem Magnetis. Adalah
sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang
bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk
memisahkan campuran logam dan non logam.
o Penyusunan Ukuran adalah Penyusunan ukuran dilakukan
untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya
menjadi mudah.
o Pengomposan adalah Pengomposan dilakukan terhadap
buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan
dan disamakan ukurannya atau volumenya.
o Pembuangan Limbah adalah Proses akhir dari pengolahan
limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi
dua yaitu : pembuangan di laut dan di tanah.
9)

Anda mungkin juga menyukai