Anda di halaman 1dari 3

Pagoda Pulau Kemaro, Wisata Sejarah

Kota Palembang

Pulau Kemaro www.jayanjayan.com

Berkunjung ke Palembang belum lengkap rasanya jika tidak menyempatkan diri berkunjung
ke Jembatan Ampera. Biasanya, wisatawan tidak berhenti sampai di sini saja. Di dermaga
yang berada di jembatan Ampera banyak terdapat perahu yang dapat membawa Anda ke
Pulau Kemaro. Nama Kemaro sendiri diambil dari kata kemarau. Sesuai dengan namanya,
menururt cerita yang beredar, pulau ini tidak pernah terendam air, bahkan saat Sungai Musi
meluap sekalipun.

Pulau Kemaro merupakan sebuah yang berjarak hanya 10 km saja dari pusat kota Palembang.
Pulau cantik ini berada di delta Sungai Musi. Kini Pulau Kemaro menjadi salah satu daya
tarik wisata Palembang yang menarik. Ada banyak tempat wisata bernuansa Tiongkok di
pulau ini. Mulai dari Klenteng Soei Goeat Kiong atau yang dikenal luas dengan nama Dewi
Kwan Im, Makam Tan Bun An dan Siti Fatimah dan tentu saja Pagoda berlantai sembilan
yang terkenal itu.

Makam yang berada di dekat klenteng ini pun memiliki ceritera tersendiri. Di dekat makam
tersebut terdapat pohon 1000 cinta. Konon katanya jika menuliskan nama bersama pasangan
akan lenggeng selamanya. Dikisahkan Tan Bun An merupakan seorang saudagar Tiongkok
yang menjalin asmara dengan orang Paembang bernama Siti Fatimah.

Pagoda Pulau Kemaro ranselkecil.com

Setelah menikah, Tan Bun An membuka hadiah dari orang tua Siti Fatimah. Saat itu Tan Bun
An berada di Sungai Musi. Karena kaget mendapati hadiah berupa guci berisi sawi, maka Tan
Bun An pun merasa kecewa lalu membuang ke sungai. Betapa kagetnya Tan Bun An ketika
melihat tidak sengaja memecahkan guci yang akan ia buang. Ternyata di dalam guci tersebut
tidak hanya terdapat sawi saja, namun tersimpan pula harta karun di dalamnya. Karena
merasa menyesal, Tan Bun An pun akhirnya menceburkan diri ke sungai. Hal ini kemudian
disusul oleh pengawal dan juga Siti Fatimah.

Legenda tersebut melengkapi sejarah dan legenda di Pulau Kemaro. Legenda ini dapat
dilihat pula di lantai dasar Pagoda yang terkenal itu. Sayangnya, kelenteng ini hanya boleh
dimasuki oleh orang yang akan beribadah saja. Menariknya, perayaan Cap Go Meh di
Klenteng Soei Goeat Kiong dikenal pula dengan legenda mencari jodohnya. Konon, anak
perempuan jaman dulu hanya diperbolehkan keluar rumah saat perayaan Cap go Meh saja.
Jadi selain merayakan tahun baru, perayaan Cap Go Meh dimanfaatkan muda-mudi untuk
saling mengenal.

Hingga kini legenda ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa, baik
lokal hingga asing. Tidak jarang warga Tionghoa dari Singapura, Malaysia hingga Hongkong
pun tertarik merayakan tahun baru di pulau cantik ini. Setiap tahunnya, terdapat sekitar
70.000 wisatawan yang ikut meramaikan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro

Anda mungkin juga menyukai