Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka tim
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Melaksanakan Asuhan
Kebidanan Dengan Kasus Eklamsia”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Penulisan makalah ini, tim penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki tim penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan oleh tim
penulis demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Tim penulis mengharapkan makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi tim penulis sendiri. Semoga Allah
memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, September 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklamsi dan eklamsi adalah salah satu dari tiga penyebab utama kematian ibu,
insidennya sekitar 5-8%, mekanisme penyebab preeklamsi dan eklamsi masih belum
diketahui dengan pasti sehingga upaya pencegahan komplikasi kehamilan ini belum jelas.
Segara melahirkan plasenta merupakan pengobatan terbaik karena penyebab komplikasi
pada saat ini sesuai banyak bukti yang mendukung adalah akibat patologi dari plasenta.
Sehingga hanya pengelolaan yang baik akan mengurangi morbiditas dan mortalitas, karena
terapi pencegahan yang optimal dan terapi terhadap preeklamsi masih belum jelas.
Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi
terutama di negara berkembang. Kematian karena pre eklamsia meningkat dengan tajam
dibandingkan dengan tingkat pre-eklamsia berat. Oleh karena itu, menegakkan diagnosa
dini pre-eklamsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi eklamsia.
Eklamsia berasal dari yunani yang berarti “halilintar” karena gejala eklamsia datang
mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pre eklamsia dan eklamsia?
2. Apa saja tanda dan gejala pre eklamsia dan eklamsia?
3. Bagaimana cara mendeteksi secara dini kasus pre eklamsia dan eklamsia?
4. Bagaimana cara menguraikan pertolongan pertama pada kasus eklamsia dan
eklamsia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pre eklamsia dan eklamsia
2. Untuk menganalisis tanda dan gejala pre eklamsia dan eklamsia
3. Untuk mendiagnosa cara mendeteksi secara dini kasus pre eklamsia dan eklamsia
4. Untuk menguraikan cara menguraikan pertolongan pertama pada kasus eklamsia dan
eklamsia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pre Eklamsia dan Eklamsia


a. Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul
bukan akibat kelainan neurologi.
b. Pre ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Eklampsia adalah preeklamsi yang disertai kejang dan koma yang timbul
bukan akibat kelainan neurology.
c. Menurut kamus saku kedokteran Dorland, pre eklampsia adalah toksemia pada
kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan proteinuria. Eklampsia
adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau
dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria.
B. Tanda dan gejala
1. Kenaikan tekanan darah
2. Pengeluaran protein dalam urin
3. Edema kaki, tangan sampai muka
4. Terjadinya gejala subjektif:
a. Sakit kepala
b. Penglihatan kabur
c. Nyeri pada epigastrium
d. Sesak napas
e. Berkurangnya urin
5. Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma
6. Terjadi kejang.
C. Etiologi
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada
teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mola hidatidosa.
2) Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan

4
3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
4) Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
6) Manifestasi klinik

D. Diagnosis
1. Hipertensi gestasional
a TD ≥14/90
b Tidak ada proteinuria
c Tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu pascasalin
d Diagnosis akhir hanya dapat membuat pada 12 minggu pascasalin
e Mungkin terdapat tanda-tanda preeklamsia
2. Preeklamsia
Kriteria:
a. Pre eklamsi Ringan
Bila terdapat kriteria dibawah ini:
1) Tekanan darah: Sistolik 140-159 mmHg setelah usia 20 minggu
2) Proteinuria+1 (Dipstik)
b. Pre eklamsi Berat
Minimal bila terdapat satu kriteria dibawah ini dikategorikan sebagai pre eklamsi
berat (tekanan darah tinggi dan proteinuria harus tetap ada berapa pu nilainya),
sebagai berikut:
1) Tekanan Darah : Sistol ≥ 160 mmHgm, Distolik > 110 mmHg
2) Proteinuria ≥ 2 + (Dipstik)
3) Kreatinin urine > 1,2 mh/ mm
4) Trombosit < 100.000/mm
5) LDH meningkat SGPT/SGOT Meningkat
6) Sindrom HELLP
7) Pertumbuhan janin terhambat
8) Ancaman eklamsi : sakit kepala hebat, pandangan kabur, sakit epigastrik.
9) Eklamsi
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu
pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuri.Penambahan
berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema
terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan
muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau
tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.
Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai
bakat preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar protein> 1g/

5
l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah, diambil minimal 2 x
dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut

1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
2. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
3. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
4. Nyeri epigastrium dan icterus
5. Edema paru atau sianosis
6. Trombositopenia
7. Pertumbuhan janin terhambat
Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeklampsia disertai kejang
atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia berat dusertai salah satu atau
beberapa gejala dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut
menderita impending preeklampsia. Impending preeklampsia ditangani dengan kasus
eklampsia.
E. Patofisiologi
Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan
fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan
volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik systemic
vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik
koloid Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi
hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi
organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik
lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian
mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme merupakan

6
akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan
kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan
A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk
mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan.
Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah
preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan
volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah
menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan
khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk
mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme
ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan
proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan
preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting
dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta atau janin bisa
membangkitkan respons imunologis lanjut.
F. Klasifikasi Pre eklampsia
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat
dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pmeriksaan 6
jam
2) Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pmeriksaan 6
jam
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema umum, kaki, jari
tangan dan muka.
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin kateter
atau urin aliran pertengahan.
b. Pre eklampsia Berat
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan > 20 minggu didapatkan satu/ lebih
gejala/ tanda di bawah ini:
1) Tekanan darah 160/ 110 mmHg
a. Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal setelah
istirahat 10 menit)
b. Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
7
a) Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
b) Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.
c) Terdapat edema paru dan sianosis.
d) Gangguan visus dan serebral.
e) Keluhan subjektif
f) Nyeri epigastrium
c. Gangguan penglihatan
d. Nyeri kepala
e. Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
f. Pemeriksaan trombosit (Manuaba, 1998)
G. Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia
Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag berkelanjutan
dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat
mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk mencegah
kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:
1. Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi
garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat
sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir
telur setiap hari.
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya
disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri
sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
3. Pengawasan antenatal (hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat
pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
1. Uji kemungkinan Pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran
darah umum dan pemeriksaan retina mata.
2. Penilaian kondisi janin dalam rahim.
a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,
pemantauan air ketuban

8
4. Penanganan Pre eklampsia
a. Penanganan Pre eklampsia Ringan
Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi
eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan
optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Jika pre-eklamsinya
bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus
memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera terjadi,
biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka
persalinan dilakukan sesegera mungkin.
Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan
memberikan:
1. Sedativa ringan
2. Obat penunjang
3. Nasehat
a) Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring
miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang
membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih
lancar.
b) Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata
kabur, edema mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak,
nyeri ulu hati, kesadaran makin berkurang, gerak janin berkurang,
pengeluaran urin berkurang.
4. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita
a) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b) Protein dalam urin 1 plus atau lebih
c) Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu
d) Edema bertambah dengan mendadak
e) Terdapat gejala dan keluhan subjektif.
Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-
100 mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan
anjurkan memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis
optimal. Bila tekanan darah sukar dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan
darah tidak boleh lebih dari 120/80 mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai

9
40 minggu, kecuali terdapat pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal,
dan peningkatan proteinuria. Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks matang,
lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau dipercepat
dengan ekstraksi.
b. Penanganan Pre eklampsia Berat
Penderita diusahakan agar:
1) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.
2) Dipasang infus glukosa 5%
3) Dilakukan pemeriksaan:
a) Pemeriksaan umum: pemeriksaan TTV tiap jam
b) Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit,
pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).
c) Pemasangan dower kateter
d) Evaluasi keseimbangan cairan
e) Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit
4) Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri
kehamilan berdasarkan:
a. Kehamilan cukup bulan
b. Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan
c. Kegagalan pengobatan, kehamilan diakhiri tanpa memandang umur.
d. Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
e. Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan
kelanjutan Pre eklampsia menjadi eklampsia.
H. Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsia
a. Tujuan Diet
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3) Mencapai keseimbangan nitrogen
4) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
5) Mengurangi/ mencegah timbulnya penyulit baru saat khamilan/ setelah melahirkan
b. Syarat Diet
1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum
hamil.

10
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air.
Penambahan berat badan diusahakan < 3 kg/ bulan atau di bawah 1 kg/ minggu.
3. Protein tinggi (1 ½ g/ kg berat badan)
4. Lemak sedang, sebagian berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh
ganda
5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan
pernafasan.

PENATALAKSAAN

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia
adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat
kelainan neurologi.
Pre ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah
preeklamsi yang disertai kejang dan koma yang timbul bukan akibat kelainan neurology.
2. Saran
Dengan di buatnya makalah ini semoga dapat membantu para mahasiswa untuk dapat
memahaminya dengan mudah, pembuatan makalah ini masih banyak kekuranganya
mohon kritik dan sarannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 20. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC:
Maryunani, Anik. 2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Trans info media: Jakarta.
Pudiastuti, R.D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Neonatal. Muha
medika: Yogyakarta.
Tavianto, dodi. 2017. Obstetri Neonatal. Kementrian kesehatan RI: Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai