MAKALAH
LOGIKA INFORMATIKA
(LOGIKA FRAMATIS, LOGIKA SIMBOLIS, DAN LOGIKA MATEMATIKA)
DISUSUN
OLEH KELOMPOK IV
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji milik Allah Swt., Tuhan pencipta seluruh jagat raya,
mempersembahkan segala sesuatu yang tertata disana untuk kebaikan seluruh
penghuni-Nya. Shalawat serta limpahan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi dan Rasul Muhammad Saw.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan banyak perhatian
berkaitan dengan kandungan dari makalah ini, karena penulis sadar akan kekurangan
dan keterbatasan yang dimiliki sehingga berdampak pada hasil dari makalah ini yang
kurang maksimal. Terlepas dari semua itu semua, dengan tangan terbuka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak; baik dari dosen
pembimbing matakuliah ini maupun teman-teman seperjuangan. Tidak lain untuk
memacu kreatifitas dan menambah warna-warni khazanah keilmuan kita semua.
Akhirnya tindakan yang kita lakukan atas nama kebaikan, semoga menjadi suatu
usaha positif dan dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan komunitas
kehidupan kita pada umumnya.
Segala kekurangan milik manusia dan kesempurnaan adalah milik Allah Swt.
Penulis
LOGIKA PRAGMATISME
Logika adalah ilmu tentang proses berfikir. Seorang akhli logika mempelajari kegiatan-
kegiatan proses berfikir yang ada di kepala setiap manusia dan mencoba merumuskan
hukum-hukum, bentuk-bentuk dan inter-relasi semua proses mentalnya. Namun bila dilihat
dari segi bahsa logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan
(action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya,
yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti
ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan.
1
Jadi bila dilihat dari masing-masing pengertian di atas mengenai logika dan pragmatisme
kita dapat mengetahui definisi sederhananya bahwa logika pragmatisme adalah logika yang
berpaham pragmatis atau praktek, artinya mempraktekkan simpulan dari sebuah penalaran.
B. Pragmatisme
itu benar bila bisa diterapkan dan dilaksanakan menurut tujuan kita. Horton dan Edwards di
dalam sebuah buku yang berjudul Background of American literary thought(1974)
menjelaskan bahwa peirce memformulasikan (merumuskan) tiga prinsip-prinsip lain
yang menjadi dasar bagi pragmatisme sebagai berikut :
Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih daripada kemurnian opini manusia.
Bahwa apa yang kita namakan “universal “ adalah yang pada akhirnya setuju dan mnerima
b. William James
William selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatisme”, ia juga menamainya
“empirisme radikal”. Menurut James, pragatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa
yag benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan perantaraan
yang akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima
segala sesuatu asal saja membawa akibat praktis, misalnya pengalaman-pengalaman
pribadi, kebenaran mistik, semuanya bisa diterima sebagai kebenaran, dan dasar tindakan
asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat.
Sedangkan empirisme radikal adalah suatu aliran yang harus tidak menerima
suatu unsur alam bentuk apa pun yang tidak dialami secara langsung. Dalam bukunya
The Meaning of The Truth, James mengemukakan tidak ada kebenaran mutlak, yang
berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal
yang mengenal, melainkan yang ada hanya kebenaran-kebenaran ‘plural’. Yang
dimaksud kebenaran-kebenaran plural adalah apa yang benar dalam pengalaman-
pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.
Menurut James, ada dua hal kebenaran yang pokok dalam filsafat yaitu Tough Minded dan
Tender Minded. Tough Minded dalam mencari kebenaran hanya lewat pendekatan empirirs dan
tergantung pada fakta-fakta yang dapat ditangkap indera.Sementara, Tender Minded hanya
mengakui kebenaran yang sifatnya berada dalam ide dan yang bersifat rasional.
Menurut James, terdapat hubungan yang erat antara konsep pragmatisme mengenai
kebenaran dan sumber kebaikan. Selama ide itu bekerja dan menghasilkan hasil-hasil yang
memuaskan maka ide itu bersifat benar. Suatu ide dianggap benar apabila dapat memberikan
keuntungan kepada manusia dan yang dapat dipercayai tersebut membawa kearah kebaikan.
c. John Dewey
Dewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih suka menyebut sistemnya dengan
istilah Instrumentalis. Menurutnya, tujuan filsafat adalah untuk mengatur kehidupan dan
aktivitas manusia secara lebih baik, untuk didunia dan sekarang. Tegasnya, tugas fiilsafat
yang utama ialah memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup.
Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tiada
faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman (experience) , dan menyelidiki serta
mengolah pengalaman itu secara aktif kritis. Dengan demikian, filsafat akan dapat menyusun
suatu system norma-norma dan nilai.
Instrumentalisme dalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan
tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan penyimpulan-penyimpulan dalam
bentuknya yang bermacam-macam itu dengan cara utama menyelidiki bagaimana pikiran-
pikiran berfungsi dalam penemuan-penemuan yang berdasarkan pengalaman-penglaman
yang berdasarkan pengalaman yang mengenai konsekuensi-konsekuensi di masa depan.
Sehubungan hal diatas, menurut Dewey, penyelidikan adalah transformasi yang terawasi
atau terpimpin dari suatu keadaan yang tak menentu menjadi suatu keadaan yang tertentu. Oleh
karena itu, penyelidakan dengan penilannya adalah alat( instrumental) . jadi yang di maksud
dengan instrumentalisme adalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis
dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpulan-
penyimpulan dalam bentuknya yag bermacam-macam.
Menurut Dewey, kita hidup dalam dunia yang belum selesai penciptaanya. Sikap
Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya dengan meniliti tiga aspek dari yang
kita namakan instrumentalisme.
Pertama, kata temporalisme yang berarti ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu.
Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.
Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita.
Pandangan ini juga dianut oleh wiliam James.
C. Logika Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya suatu
ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan,
dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya. Ide ini merupakan
budaya dan tradisi berpikir Amerika khususnya dan Barat pada umumnya, yang lahir sebagai
sebuah upaya intelektual untuk menjawab problem-problem yang terjadi pada awal abad ini.
Tentu saja, Pragmatisme tak dapat dilepaskan dari keberadaan dan perkembangan
ide-ide sebelumnya di Eropa, sebagaimana tak bisa diingkari pula adanya pengaruh dan
imbas baliknya terhadap ide-ide yang dikembangkan lebih lanjut di Eropa. William James
mengatakan bahwa Pragmatisme yang diajarkannya, merupakan “nama baru bagi
sejumlah cara berpikir lama”. Dan dia sendiri pun menganggap pemikirannya sebagai
kelanjutan dari Empirisme Inggris, seperti yang dirintis oleh Francis Bacon (1561-1626),
yang kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1558-1679) dan John Locke (1632-
1704). Pragmatisme, di samping itu, telah mempengaruhi filsafat Eropa dalam berbagai
bentuknya, baik filsafat Eksistensialisme maupun Neorealisme dan Neopositivisme.
Berbicara mengenai pragmatism, ragmatisme sendiri berpegang teguh pada praktik, yaitu
berusaha menemukan asal-mula serta hakikat terdalam segala sesuatu merupakan kegiatan yang
sangat menarik, meskipun kegiatan tersebut luar biasa sulitnya. Sejarah menunjukkan sengketa
mengenai masalah ini dibidang filsafat selalu menyebabkan adanya sebagian orang yang
menolaknya sebagai masalah yang tidak mengandung harapan untuk dipecahkan, seperti halnya
enganut neo-positivisme, dan menyebabkan sebagian orang yang lain
memandangnya sebagai sesuatu yang tidak berfaidah. 2[2]
Penganut pragmatisme menaruh perhatian pada praktik. Mereka memandang hidup
manusia sebagai suatu perjuangan untuk hidup yang langsung terus-menerus yang di
dalamnya hal yang terpenting ialah konsekuensi-konsekuensi yang bersifat praktis.
Konsekuensi-konsekuensi yang bersifat raktis tersebut erat hubungannya dengan makna
dan kebenaran; demikian eratnya sehingga oleh seorang penganut pragmatise dikatakan
bahwa kedua hal tersebut sesungguhnya meruakan keungguan. Salah seorang di antara
peletak dasar pragmatism, yakni C.S. Peirce, mengatakan demikian:
“Untuk memastikan makna apakah yang dikandung oleh sesuatu konsepsi akali,
maka kita harus memperhatikan konsekuensi-konsekuensi praktis apakah yang
letak kekuatan kreatif suatu organisme. Ia tidak puas hanya dengan memandang sesuatu secara
pasif. Di atas segala-galanya, pragmatisme merupakan suatu ajaran yang memberikan ukuran
3
bagi makna dan kebenaran berdasarkan atas proses yang hidup dari penyelesaian
masalah. Hal ini merupakan suatu yang sangat menarik bagi orang-orang pada
umumnya, dan bagi seorang yang ingin mengubah dunia pada khususnya. 4[4]
Analisis Kritis atas Kekuatan dan Kelemahan Pragmatisme :
1. Kekuatan pragmatisme
a. kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer, khususnya di
Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan
maupun teknologi.Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang
Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak, intelektualis, dan cenderung
berfikir hal-hal yang memikirkan atas kenyataan, materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan
dunia, bukan nnati di akhirat. Dengan demikan, filsafat pragmatisme mengarahkan aktivitas
manusia untuk hanya sekedar mempercayai (belief) pada hal yang sifatnya riil, indriawi, dan
yang memanfaatnya bisa di nikmati secara praktis-pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir yag liberal, bebas dan selalu menyangsikan
segala yang ada. Barangkali dari sikap skeptis tersebut, pragmatisme telah mampu
mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan
suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian dan eksperimen-eksperimen
sehingga munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan yang mampu
mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di badang sosial dan ekonomi.
c. Sesuai dengan coraknya yang sekuler, pragmatisme tidak mudah percaya pada
“kepercayaan yang mapan”. Suatu kepercyaan yang diterim apabila terbukti
kebenarannya lewat pembuktian yang praktis sehingga pragmatisme tidak mengakui
adanya sesuatu yang sakral dan mitos, Dengan coraknya yang terbuka, kebanyakan
kelompo pragmatisme merupakan pendukung terciptanyademokratisasi, kebebasan
manusia dan gerakan-gerakan progresif dalam masyarakat modern.
2. Kelemahan Pragmatisme
a. Karena pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran
absolute(kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabilaa terbukti secara alamiah,
dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung
4
pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental(bahwa Tuhan jauh di
luar alam semesta). Kemudian pada perkembangan lanjut, pragmatisme sangat
mendewakan kemepuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-
sikap semacam ini menjurus kepada ateisme.
b. Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu
yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka
pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis. Manusia berusaha
secara keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat ruhaniah. Maka
dalam otak masyarakat pragmatisme telah di hinggapi oleh penyakit matrealisme.
D. Simpulan
Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action)
atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti
aliran atau ajaran atau paham. Jadi bila dilihat dari masing-masing pengertian di atas
mengenai logika dan pragmatisme kita dapat mengetahui definisi sederhananya bahwa
logika pragmatisme adalah logika yang berpaham pragmatis atau praktek, artinya
mempraktekkan simpulan dari sebuah penalaran. Sebagai mana halnya dengan paham-
paham yang lain pragmatisme juga mempunyai kekuatan dan kelemahnnya.
Sedangkan pragmatisme mulai dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce (1893-1942),
yang kemudian dikembangkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-
1952).
http://gudangtugasku.blogspot.co.id/2011/05/logika-pragmatisme.html
Logika Simbolis
Silogisme menjadi pokok studi logika selama kurang lebih 2000 tahun sebelum
dikembangkannya logika simbolis pada akhir abad tujuh belas. Selama itu, silogisme
tak pernah tergantikan peranannya. Seperti namanya, logika simbolis melibatkan
simbol dan manipulasi aljabar dalam logika.
Pernyataan
CONTOH
PENYELESAIAN
Hal yang mudah menentukan kalimat seperti "Anton mendonorkan darahnya" adalah pernyataan
yang bernilai benar atau salah, cukup dengan memeriksa kenyataan apakah dia melakukannya
atau tidak. Tetapi tidak semua kalimat memiliki bentuk sederhana seperti itu. Perhatikan contoh
kalimat "Anton mendonorkan darahnya dan belum mencuci mobilnya, atau dia pergi ke
perpustakaan". Kalimat tersebut merupakan gabungan kejadian-kejadian yang bisa terjadi atau
tidak pada pengalaman pribadi Anton. Pernyataan seperti ini dinamakan pernyataan majemuk.
Pernyataan majemuk adalah pernyataan yang dibentuk dari beberapa pernyataan
yang lebih sederhana. Sebuah pernyataan majemuk yang paling sederhana dapat
dibentuk dengan menyisipkan kata 'not' atau 'tidak' dalam suatu pernyataan sederhana,
atau dengan menggabungkan dua atau lebih kalimat pernyataan sederhana
menggunakan kata penghubung logika seperti dan, atau, jika -- maka --, hanya jika; serta
jika dan hanya jika. Kalimat majemuk 'Anton tidak mencuci mobilnya' berasal dari kalimat
yang lebih sederhana yakni 'Anton mencuci mobilnya'. Kalimat "Anton mendonorkan
darahnya dan tidak mencuci mobilnya, atau dia pergi ke perpustakaan," terdiri dari tiga
pernyataan, masing-masing dapat bernilai benar atau salah.
Negasi
CONTOH
Tuliskan kalimat yang merepresentasikan negasi dari masing-masing kalimat berikut:
a. Calon legislatif itu dari partai golkar, b. Calon legislatif itu bukan dari partai golkar. c.
Beberapa caleg berasal dari partai golkar, d. Semua caleg berasal dari partai
demokrat, e. Tidak ada legislatif dari partai hanura.
PENYELESAIAN
a. Negasi dari 'calon legislatif itu dari partai golkar' adalah 'calon legislatif itu bukan
dari partai golkar'.
b. Negasi dari 'calon legislatif itu bukan dari partai golkar' adalah 'calon legislatif itu
dari partai golkar'.
c. Kesalahan sering muncul ketika ditanyakan negasi dari 'beberapa caleg berasal dari
partai golkar'. Banyak yang menjawabnya 'beberapa caleg tidak berasal dari partai
golkar'. Pernyataan itu tidak menolak pernyataan awal. Pernyataan 'beberapa caleg
berasal dari partai golkar' memberi implikasi setidaknya ada satu orang caleg berasal dari
partai golkar. Pernyataan yang menyangkal ini tentu saja 'Tidak ada caleg yang berasal
dari partai golkar'. Pernyataan tersebut merupakan negasi dari pernyataan awal.
d. Negasi dari 'semua caleg berasal dari partai golkar' adalah 'ada paling sedikit satu
caleg yang tidak berasal dari partai golkar', atau kalimat yang sering digunakan
'beberapa caleg tidak berasal dari partai golkar'.
e. Negasi 'Tidak ada legislatif dari partai hanura' adalah 'ada paling sedikit satu orang
legislatif dari partai hanura'. Bila beberapa diinterpretasikan paling sedikit satu, kita
dapat menggunakan negasi lain yakni 'beberapa legislatif dari partai hanura.
Kata beberapa, semua, dan tidak ada disebut sebagai quantifier, kuantor. Pernyataan di c sampai
e melibatkan kuantor di dalamnya. Negasi dari 'semua p adalah q' adalah 'beberapa p tidak q'.
Begitu pula sebaliknya. Serta negasi 'beberapa p adalah q' adalah 'tidak ada p adalah q'.
Konjungsi p ^ q
Perhatikan pernyataan 'Abbas adalah anggota PMI dan dia kader partai golkar'. Ini
merupakan kalimat majemuk, karena kalimat ini berasal dari dua kalimat sederhana -
'Abbas seorang anggota PMI' dan kalimat 'Dia (Abbas) merupakan kader partai golkar'
- dan kata penghubung 'dan'. Kalimat majemuk seperti ini dinamakan konjungsi.
Konjungsi berisi dua atau lebih pernyataan yang dihubungkan oleh kata hubung dan.
Kita gunakan simbol ^ untuk merepresentasikan kata dan, maka, konjungsi 'p ^ q'
merepresentasikan kalimat majemuk 'p dan q'.
CONTOH
Gunakan representasi simbolis
p : Abbas seorang anggota PMI
q : Abbas merupakan kader partai golkar
Ekspresikan pernyataan majemuk dibawah menggunakan simbol:
a. Abbas seorang anggota PMI dan merupakan kader partai golkar
b. Abbas seorang anggota PMI dan dia bukan kader partai golkar
PENYELESAIAN
a. p^q
b. p^~q
Disjungsi
Disjungsi terbentuk ketika beberapa kalimat dihubungkan oleh kata 'atau'. Simbol
yang digunakan oleh disjungsi untuk merepresentasi kata 'atau' adalah v. Jadi,
disjungsi menggunakan 'p v q' untuk merepresentasikan kalimat 'p atau q'. Kita dapat
interpretasikan kata 'atau' dengan dua cara. Perhatikan kalimat berikut:
Kalimat Ahmad merupakan kader PDIP atau Syu'aib merupakan kader PDIP dapat
disimbolkan dengan p v q. Catat bahwa suatu kemungkinan keduanya dapat menjadi
kader PDIP secara bersama-sama. Dalam contoh ini, kita membahas tentang 'atau'
inklusif. Sekarang perhatikan contoh
Kondisional
Perhatikan kalimat 'Bila sekarang hujan, maka Jalan menjadi basah'. Kalimat tersebut merupakan
kalimat majemuk, karena dibentuk oleh dua pernyataan, yakni 'Sekarang hujan' dan 'jalan
menjadi basah'. Perhatikan bahwa kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh kalimat penghubung
'Bila -- Maka --'. Sebarang kalimat yang berbentuk 'Bila p maka q' dinamakan suatu kondisional
(atau implikasi); p dinamakan hipotesis kondisional, sedang q disebut konklusi suatu kondisional.
Kondisional 'jika p maka q', (anggap bila sama dengan jika),
disimbolkan menjadi p q (p mengimplikasi q). Dalam kehidupan sehari-hari, kata
maka dalam kondisional sering tak disebutkan. Misal, bila sekarang hujan, jalan
menjadi basah. Cara lain untuk menuliskan kondisional adalah q jika p (jalan menjadi
basah bila sekarang hujan).
CONTOH
Menggunakan representasi simbolis
p : Saya sehat
q : Saya memakan makanan cepat saji.
r : Saya berolahraga secara teratur.
PENYELESAIAN
a. Saya sehat bila berolahraga secara teratur adalah kalimat kondisional 'jika --
maka --' dan dapat direpresentasikan ulang menjadi
b. Jika saya hanya memakan makanan cepat saji dan tidak berolah raga secara teratur, saya
kurang sehat. Kalimat ini kondisional 'jika -- maka --', namun melibatkan konsungsi dan dua
negasi di dalamnya. Representasi secara simbolis kalimat di atas adalah (q ^ ~p) r.
CONTOH
Ekspresikan kalimat 'Semua manusia pasti mati'
PENYELESAIAN
Kalimat 'Semua manusia pasti mati' dapat dinotasikan ulang Jika dia manusia, pasti
mati. Maka, kita definisikan dua kalimat simbolis:
Kalimat tersebut dapat diekspresikan p -> q. Secara umum, kalimat 'semua p maka
q' dapat di ekspresikan p -> q
Konjungsi ^ dan
Disjungsi v atau
https://sites.google.com/site/mathwithsulistio/mpractice/logika/logika-simbolis
Logika matematika
Pernyataan
Pernyataan di dalam logika matematika adalah sebuah kalimat yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai yang dapat dinyatakan 'benar' atau 'salah' namun kalimat tersebut tidak bisa
memiliki kedua- duanya (salah dan benar). Sebuah kalimat tidak bisa kita nyatakan sebagai
sebuah pernyataan apabila kita tidak bisa menentukan apakah kalimat tersebut benar atau
salah dan bersifat relatif. Di dalam logika matematika di kenal dua jenis pernyataan yaitu
pernyataan tertuutp dan terbuka.
Pernyataan tertututp adalah kalimat pernyataan yang sudah bisa dipastikan nilai benar-
salahnya.
Pernyataan terbuka adalah kalimat pernyataan yang belum bisa dipastikan nilai benar
salahnya.
Negasi atau biasa disebut dengan ingkaran adalah kalimat berisi sanggahan, sangkalan,
negasi biasanya dibentuk dengan cara menuliskan kata-kata 'tidak benar bahwa...' di
depan pernyataan yang disangkal/sanggah,. Seperti pada contoh yang ada di bawah ini:
Pernyataan A :
Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk di dalam logika matematika terdiri dari disjungsi , konjungsi , implikasi ,
dan biimplikasi berikut masing-masing penjelasannya:
Konjungsi
Di dalam logika matematika, dua buah pernyataan dapat digabungkan dengan
menggunakan simbol (^) yang dapat diartikan sebagai ‘dan’ . Tabel berikut ini
menunjukan logika yang berlaku dama sistem konjungsi:
p qP ^ Logika matematika q
Dari table di atas dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam konsep konjungnsi, kedua
pernyataan haruslah benar agar dapat dianggap benar selain itu pernyataan akan dianggap
salah.
Disjungsi
Selain menggunakan 'dan', dua buah pernyataan di dalam logika matematika dapat
dihubungkan dengan simbol (v) yang diartikan sebagai 'atau'. Untuk memahaminya,
perhatikan tabel di bawah ini:
p qP v Logika matematika q
Karena di dalam disjungsi menggunakan konsep ‘atau’ artinya apabila salah satu atau
kedua pernyataan memiliki nilai benar maka logika matematikanya akan dianggap benar.
Pernyataan akan dianggap salah bila keduanya memiliki nilai salah.
Implikasi
Implikasi merupakan logika matematika dengan konsep kesesuaian. Kedua pernyataan akan
dihubungkan dengan menggunakan simbol ( => ) dengan makna 'jika p ... Maka q ...'. Untuk
lebih jelasnya akan dijelaskan dalam tabel berikut:
p q p= Logika matematika
>q
B B B Jika awalnya BENAR lalu akhirnya BENAR maka
dianggap BENAR
B S S Jika awalnya BENAR lalu akhirnya SALAH maka
dianggap SALAH
S B B Jika awalnya SALAH lalu akhirnya BENAR maka
dianggap BENAR
S S B Jika awalnya SALAH lalu akhirnya SALAH maka
dianggap BENAR
Biimplikasi
Di dalam biimplikasi, pernyataan akan dianggap benar bila keduanya memilki nilai sama-
sama benar atau sama-sama salah. Selain itu maka pernyataan akan dianggap salah.
Biimplikasi ditunjukan dengan symbol (ó) dengan makna ‘ p …..
Jika dan hanya jika q …..'
p q p Logika matematika
q
B B B P adalah BENAR jika dan hanya jika q adalah BENAR
(dianggap benar)
B S S P adalah BENAR jika dan hanya jika q adalah SALAH
(dianggap salah)
S B S P adalah SALAH jika dan hanya jika q adalah BENAR
(dianggap salah)
S S B P adalah SALAH jika dan hanya jika q adalah SALAH
(dianggap benar)
Ekuivalensi pernyataan majemuk artinya persesuaian yang bisa diterapkan dalam konsep-
taan majemuk yang telah di jelaskan di atas. dengan begitu kita dapat mengetahui negasi
dari konjungsi, disjungsi, implikasi dan juga biimplikasi. konsep ekuivalensi dinyatakan dalam
rumus-rumus tertentu seperti yang ada pada gambar di bawah ini:
Konsep ini dapat diterapkan dalam sebuah pernyataan implikasi. Setiap pernyataan
implikasi memiliki sifat Konvers, Invers dan Kontraposisi seperti yang ada pada gambar
bawah ini:
Kuantor pernyataan
Pernyataan berkuantor juga memiliki negasi atau ingkaran. Negasi dari kuantor universal
adalah kuantor eksistensial begitu jugas sebaliknya. Seperti pada contoh di bawah ini:
Penarikan Kesimpulan
http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/09/logika-matematika-pengertian-
dan.html