Anda di halaman 1dari 14

POTRET PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA

Studi Kasus Masyarakat Tradisional Sedulur Sikep (Samin) di Dukuh Kaliyoso


Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:

DINA MUSHOFFA
A220142002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

POTRET PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA


Studi Kasus Masyarakat Tradisional Sedulur Sikep (Samin) di Dukuh Kaliyoso
Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DINA MUSHOFFA
A220142002

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Achmad Muthali’in, M.Si.


NIK. 406

i
HALAMAN PENGESAHAN

POTRET PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA


Studi Kasus Masyarakat Tradisional Sedulur Sikep (Samin) di Dukuh Kaliyoso
Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus

OLEH
DINA MUSHOFFA
A220142002

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Senin, 13 Agustus 2018 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Drs. Achmad Muthali’in, M.Si ( )


2. Drs Sutan Syahrir Zabda M.Hum ( )
3. Dra Sri Arfiah M.Pd ( )

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno. M.Hum


NIK. 19650428 199303 1001

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam artikel publikasi ilmiah yang saya
serahkan ini benar-benar hasil karya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu/ dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar
pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya
bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.

Surakarta, 9 Agustus 2018


Yang membuat pernyataan,

Dina Mushoffa
NIM. A220142002

iii
POTRET PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA
Studi Kasus Masyarakat Tradisional Sedulur Sikep (Samin) di Dukuh Kaliyoso
Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengeni potret pengamalan nilai-
nilai Pancasila pada kehidupan keseharian masyarakat Sedulur Sikep (Samin) di
Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Sumber
data penelitian berasal dari narasumber, peristiwa, dan dokumen, dengan
pengumpulan data observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Teknik analisisnya
model interaktif. Sedang keabsahannya dengan triangulasi pengumpulan data. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa potret pengamalan nilai-nilai Pancasila pada
Sedulur Sikep untuk sila ketuhanan YME dengan melayat setiap ada kematian,
meskipun yang meninggal bukan warganya, ikut tahlil mengirim doa, ikut
merayakan Idul Fitri dan melaksanakan budaya bermaaf-maafan dengan umat Islam,
serta ada beberapa dari keluarga mereka yang melakukan pernikahan dengan warga
muslim. Untuk pengamalan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan sikap
nguwongke-wong antara lain menghidangkan makanan untuk tamu dan selalu
menunjukkan sikap persaudaraan antara lain membantu mempersiapkan mendirikan
tarub sedangkan kaum perempuan mengerjakan kegiatan yang berhubungan dengan
urusan dapur/rewang ketika ada hajat pernikahan. Untuk pengamalan sila persatuan
Indonesia dengan sikap baik dalam berinteraksi dengan siapapun, patuh membayar
pajak dan memiliki KTP sebagai wujud rasa bangga dalam berkebangsaan Indonesia.
Untuk pengamalan sila kerakyatan yang dipinpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan dengan mengikuti Pemilu dan sejenisnya, mengikuti
musyawarah di pertemuan RT, terlibat pada acara rembug desa ataupun Musrenbang
serta toleransi terhadap keputusan hasil musyawarah. Untuk pengamalan sila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan sikap gotong royong dalam
pembangunan Masjid At-Taqwa, bersikap adil terhadap sesama terlebih pada
anaknya dengan adil mendidik melalui sekolah kehidupan yang terintegrasi dalam
perilaku keseharian, sehingga nilai-nilai akan tumbuh dan tertanam dalam perilaku)
Kata Kunci: Potret Pengamalan, Pancasila, Sedulur Sikep (Samin)

Abstract

This study aims to describe the portrait of the implementation Pancasila values in the
daily lives of the Sedulur Sikep (Samin) community in the Kaliyoso Hamlet,
Karangrowo Village, Undaan District, Kudus Regency. The source of research data
comes from resource persons, events, and documents, with data collection
observations, interviews, and document review. The analysis technique is interactive
model. The validity is with data collection triangulation.The results of this study
indicate that the portrait of the implementation Pancasila values on Sedulur Sikep
for the Almighty deity's precepts by mourning every death, even though those who die
are not citizens, join the tahlil to send prayers, join in celebrating Eid al-Fitr and
carry out a culture of forgiveness with Muslims, and there are some of their families
who are married to Muslims. For the practice of a just and civilized humanitarian

1
precept with the nguwongke-wong attitude, among others serving food for guests and
always showing brotherhood, among others, helping to prepare the establishment of
tarub while women work on activities related to kitchen affairs/rewang when there is
a marriage. To practice the principle of Indonesian unity with a good attitude in
interacting with anyone, obediently pay taxes and have a KTP as a form of pride in
Indonesian citizenship. For the practice of populist principles that are guided by
wisdom in deliberations / representation by participating in the General Election and
the like, participate in the meetings at RT meetings, be involved in village meetings
or Musrenbang and tolerate decisions on the results of deliberations. For the
practice of social justice precepts for all Indonesian people with mutual cooperation
in building the At-Taqwa Mosque, being fair to others especially the children justly
educates through life schools that are integrated in daily behavior, so that values
will grow and be embedded in behavior.
Keywords: Portrait of Implementation, Pancasila, Sedulur Sikep (Samin)

1. PENDAHULUAN
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang resmi disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
(Kaelan, 2016: 1). Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa digunakan
sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di segala
bidang (Darmodiharjo dkk, 1981:16). Ini berarti semua tingkah laku dan tindak
perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari
semua sila Pancasila, karena sila-silanya merupakan satu kesatuan, tidak bisa
dilepas-pisahkan satu dengan yang lain. Secara kultural dasar-dasar pemikiran dan
orientasi Pancasila pada hakikatnya bertumpu pada budaya bangsa, dibuktikan
bahwa nilai-nilai Pancasila pada dasarnya terdapat secara fragmentaris dan sporadis
dalam kebudayaan bangsa yang tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara
(Poespowardojo, 1994: 5). Sedangkan, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius
(National Identity) pada bangsa Indonesia kemudian dibahas dan dirumuskan oleh
the founding fathers bangsa Indonesia dalam suatu konsensus sebagai dasar hidup
bersama dalam suatu negara Indonesia.
Penelitian Renny Oktafia dan Imron Mawardi (2017) mengenai Islamic Values
In The Tradition Of Samin Community In East Java menjelaskan bahwa istilah
Samin berasal dari nama pendirinya yaitu Surosentiko Samin, yang menegaskan
bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama dan ajarannya menjunjung tinggi
hak asasi manusia dengan tidak memperlakukan manusia berdasarkan status sosial

2
yang tinggi atau rendah. Terkait dengan hal itu, penelitian Anis Widyawati (2016)
mengenai Penal Mediation as an Alternative Dispute Resolution of Social Conflict
menjelaskan bahwa masyarakat Sedulur Sikep (Samin) menggunakan model mediasi
penal untuk menyelesaikan kasus pencurian atau kejahatan ringan lainnya. Sedang
mengenai kenyakinannya diungkapkan dari penelitian Rosidin (2016) dengan tema
Role Local Wisdom in Preserving the Religious Harmony of Samin Community in
Blimbing Blora yang menegaskan bahwa dalam pandangan dan kenyakinan hidup
Samin memiliki prinsip dasar ajaran (perintah) dan prinsip dasar larangan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar pemikiran
dan orientasi Pancasila pada hakikatnya bertumpu pada budaya bangsa, dibuktikan
bahwa nilai-nilai luhur Pancasila terintegrasi dalam kehidupan keseharian
masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Sedulur Sikep. Terkait hal tersebut
menegaskan bahwa kedudukan Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang
digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan
di segala bidang, antara lain menjunjung tinggi hak asasi manusia dengan tidak
memperlakukan manusia berdasarkan status sosial yang tinggi atau rendah dan
model mediasi penal untuk menyelesaikan kasus pencurian atau kejahatan ringan
lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong
peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “Potret Pengamalan Nilai-Nilai
Pancasila Studi Kasus Masyarakat Sedulur Sikep di Dukuh Kaliyoso Desa
Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus”. Terkait dengan hal itu,
perumusan masalahnya bagaimana pengamalan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan
keseharian masyarakat Sedulur Sikep dengan tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan keseharian
masyarakat Sedulur Sikep.

2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2001: 3). Penelitian ini dilaksanakan di

3
Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Tahapan
pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian
secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, yaitu sejak bulan April
sampai Juni 2018.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh dan dalam
penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga bagian yaitu sumber data berupa
orang/person, tempat atau benda/place, dan berupa simbol/paper (Arikunto, 2010:
172). Secara singkat disebut dari mana data diperoleh, baik dari manusia, peristiwa,
tingkah laku, dokumen, arsip dan benda-benda lain (Darsinah dkk, 2013: 15). Jadi
sumber data adalah subjek dari mana suatu data dapat diperoleh antara lain berupa
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen baik dari
manusia, peristiwa, tingkah laku, arsip dan benda-benda lain
Pengumpulan data adalah peran peneliti dalam menentukan metode yang tepat
untuk memperoleh data kemudian dilanjutkan dengan cara-cara menyusun alat
pembantunya atau instrument (Arikunto, 1998: 225). Agar data yang diperoleh dalam
pengumpulan data seperti yang diharapkan, maka memerlukan teknik pengumpulan
data. Pengumpulan data merupakan pekerjaan penelitian yang tidak dapat dihindari
dalam penelitian serta instrumen utama dari penelitian kualitatif adalah peneliti
sendiri atau human instrument (Ghony, 2016: 163). Jadi pengumpulan data adalah
kegiatan peneliti dalam memperoleh data, menghimpun, mengambil, atau menjaring
data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik pengumpulan
data. Sedang keabsahan data diperlukan dalam setiap aktivitas penelitian. Keabsahan
data atau disebut sebagai validitas data yaitu cara untuk mengembangkan kedalaman,
kemantaban dan kebenaran data yang diperoleh melalui bermacam-macam teknik
pengumpulan data (Sugiyono, 2016: 83). Terkait hal tersebut, penelitian ini
menggunakan uji credibility dengan triangulasi. Triangulasi dipilih peneliti karena
dapat menguji kredibilitas data dari beberapa sumber, cara dan waktu. Triangulasi
adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

4
Sedangkan analisis data adalah proses mengolah, memisahkan,
mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan
secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan
sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian yang
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya
dikembangkan menjadi hipotesis. Analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian (Sugiyono, 2016: 245). Penelitian ini menggunakan teknik
analisis model interaktif dengan reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display) dan conclusion drawing/verification. Teknik analisis tersebut digunakan
untuk membandingkan observasi, wawancara dan dokumentasi.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai Dasar Filsafat Negara dan sebagai
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia (Kaelan, 2002: 46). Kedudukan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia berfungsi mengatur dan mengarahkan
rakyat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat Sedulur Sikep Dukuh Kaliyoso Desa
Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, di atas nilai dan ajaran lokalnya
untuk menjalin hubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta
sehingga terwujudlah kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai nilai Pancasila.
Adapun pembahasan hasil penelitian dari “Potret Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila
pada Kehidupan Keseharian Masyarakat Sedulur Sikep (Samin) di Dukuh Kaliyoso
Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus dipaparkan sebagai berikut:
Pengamalan nilai-nilai Ketuhanan YME pada kehidupan kesehariannya dengan
mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama/kepercayaannya, dan membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama, serta tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
YME kepada orang lain. Dalam mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerja sama antara pemeluk agama/kepercayaannya ditunjukkan dengan sikap
mereka datang melayat setiap ada kematian, dilakukan meskipun yang meninggal
bukan warganya. Sebagian mereka dengan tulus membantu proses pemakaman

5
dengan cara menggali tanah makam. Penghormatan lainnya ditunjukkan dengan ikut
“tahlil” mengirim doa bersama (untuk warga muslim) yang dilakukan selama tiga
malam. Dalam berdo’a, mereka tidak mengangkat kedua tangannya seperti lazimnya
warga muslim tetapi cukup menundukkan kepala seraya hatinya berdoa. Ketika
membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dilakukan dengan hidup
guyup rukun, dalam hal ini mereka terlihat sangat menghormati persaudaraan dengan
umat Islam, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, lebih dari itu pada perayaan
Idul Fitri mereka turut memperingati dan melaksanakan budaya bermaaf-maafan
dengan umat Islam. Penghormatan yang dilakukan di rumahnya juga seperti
layaknya umat Islam menyediakan makanan atau jajan yang di jajar di meja tamu.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada
orang lain ditunjukkan dari tidak akan memaksakan suatu agama dan
kepercayaannya kepada orang lain, termasuk kepada keluarganya sendiri. Wujudnya,
ada beberapa dari keluarga mereka yang melakukan pernikahan dengan warga
muslim. Prosesi pernikahan dilakukan secara Islam. Sikap mereka dalam memahami
kehidupan mengalami pergeseran (meskipun tidak semuanya) dari memegang teguh
prinsip leluhurnya yang terwariskan secara lisan, tanpa kitab tertulis, beralih prinsip
hidup yang terbuka menerima perubahan yang tidak disadarinya.
Pengamalan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada kehidupan
kesehariannya dengan mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabat, mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira serta
mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Dalam mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabat mengandung makna
bahwa sebagai individu yang beragama harus bisa menghargai orang lain. Sikap
yang mereka tunjukkan dengan sesamanya dan warga lainnya adalah nguwongke-
wong. Jika mendapatkan undangan dari orang yang punya hajat, mereka tetap datang
meskipun berbeda keyakinan. Sedang mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa
selira mempunyai makna terkait sikap individu untuk mengontrol pribadinya
berdasarkan kesadaran diri yang diwujudkan dengan menghargai dan menghormati
perasaan orang lain. Sikap terpuji dalam menghormati dan menjaga perasaan sesama
termasuk para tamu yang berkunjung ke rumahnya yang dipegang teguhnya antara

6
lain jamuan makan yang disuguhkan ketika waktu makan tiba, dengan hidangan
seadanya. Tamunya tidak diperkenankan pulang sebelum jamuan makan yang
dihidangkan dinikmati. Sedangkan mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia ditumbuhkan tidak hanya pada kalangan warganya saja melainkan juga
dengan warga di luar komunitasnya ditunjukkan dengan sikap persaudaraan yang
dibangunnya, misalnya selalu menghormati tamu yang berkunjung ke rumahnya.
Pengamalan nilai-nilai persatuan Indonesia pada kehidupan kesehariannya
dengan mampu menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan berbangsa di atas
kepentingan pribadi, dan mengembangkan rasa cinta kepada tanah air, serta
mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan. Mampu menempatkan persatuan,
kesatuan dan keselamatan berbangsa di atas kepentingan pribadi, dimulai dengan
menunjukkan sikap baik dalam hubungan bertetangga sesama warganya ataupun
bukan. Sedang mengembangkan rasa cinta kepada tanah air ditunjukkan dari
kepatuhan membayar pajak, Mereka memahami bahwa pembangunan yang
dinikmati sekarang ini seperti listrik masuk desa, betonisasi jalan perkampungan,
adalah bagian dari pengembalian pajak yang mereka bayarkan. Mereka menyadari
akan kewajiban sebagai warga negara yang mencintai tanah air Indonesia.
Sedangkan mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan ditunjukkan melalui
KTP yang dimilikinya, karena KTP dikategorikan sebagai model pemaknaan rasa
nasionalisme atau rasa kebangsaan bagi masyarakat.
Pengamalan nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan pada kehidupan kesehariannya yaitu setiap
warga negara mempuyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama, dan musyawarah
untuk mencapai mufakat, serta menghormati setiap keputusan hasil musyawarah.
Setiap warga negara mempuyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama
ditunjukkan ketika mereka menggunakan hak dan kewajiban yang dimilikinya untuk
ikut aktif dalam proses politik melalui Pemilu dan sejenisnya. Mereka telah berulang
kali mengalami kegiatan tersebut, keikutsertaannya menunjukkan mereka mempuyai
kedudukan hak dan kewajiban yang sama dengan warga lain di NKRI berlandaskan
Pancasila. Sedang musyawarah untuk mencapai mufakat antara lain sering mereka
lakukan di pertemuan RT, bahkan mereka diikutkan ketika Desa menyelenggarakan

7
Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan) setiap tahun. Persoalan
yang menyangkut kepentingan warganya pernah mereka alami, dan musyawarah
pembangunan makam/kuburan di Dukuh Kaliyoso. Sedangkan menghormati setiap
keputusan hasil musyawarah diwujudkan dengan sikap legowo (lapang dada) dalam
menghormati setiap keputusan hasil musyawarah. Sehingga sampai sekarang belum
pernah terjadi konflik yang serius antar warga Sedulur Sikep maupun di luar
komunitasnya, semua dapat diatasi dengan jalan musyawarah.
Pengamalan nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia pada
kehidupan kesehariannya dengan mengembangkan perbuatan yang mencerminkan
gotong royong, mengembangkan sikap adil terhadap sesama dan suka bekerja keras.
Dalam mengembangkan perbuatan yang mencerminkan gotong royong antara lain
ditunjukkannya kepada saudara umat Islam Dukuh Kaliyoso dalam membangun
Masjid At-Taqwa. Perbuatan tersebut dapat mempererat rasa kebersamaan antar
individu, kerukunan dan keharmonisan semakin terjaga. Selain itu sinoman/rewang,
kerja bakti bersih desa di lingkungan masyarakat, gugur gunung, bantu-bantu
membangun jalan desa, dan sambatan sudah menjadi adat istiadat atau budaya yang
masih kental dan eksis di Dukuh Kaliyoso. Sedang mengembangkan sikap adil
terhadap sesama dengan meletakkan prinsip dasar “MLIGI” artinya taat pada aturan
serta menjauhi pantangannya yang tersebut diatas. Pola interaksi antar individu
(termasuk mereka dengan anak-anaknya) dalam mengembangkan sikap adil terhadap
sesama adalah lingkungan pertama dalam mempraktekkan nilai-nilai adil dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan suka bekerja keras ditunjukkan antara lain dengan
hasil panen mereka yang melimpah, dengan memperhatikan pertikel atau usaha keras
agar dalam hidup seseorang berhasil dan memperoleh kemudahan.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas
dapat disimpulkan bahwa potret pengamalan nilai-nilai Pancasila pada masyarakat
Sedulur Sikep di Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten
Kudus telah terintegrasi dalam kehidupan kesehariannya. Hal tersebut dikarenakan

8
semua tingkah laku dan tindak perbuatannya secara tidak langsung telah menjiwai
nilai-nilai luhur Pancasila melalui ajaran leluhur yang mereka amalkan.
Sedang secara kultural dasar-dasar pemikiran dan orientasi Pancasila pada
hakikatnya bertumpu pada budaya bangsa, dibuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila
pada dasarnya terdapat secara fragmentaris dan sporadis dalam kebudayaan bangsa
yang tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara termasuk masyarakat Sedulur Sikep.
Terwujudnya pengamalan Pancasila pada kehidupan kesehariannya memberikan
petunjuk bahwa mereka mengakui Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila pada masyarakat Sedulur Sikep antara lain,
sila ketuhanan YME ditunjukkan dengan melayat setiap ada kematian, meskipun
yang meninggal bukan warganya, ikut tahlil mengirim doa, ikut merayakan Idul Fitri
dan melaksanakan budaya bermaaf-maafan dengan umat Islam, serta ada beberapa
dari keluarga mereka yang melakukan pernikahan dengan warga muslim. Untuk
pengamalan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan sikap
nguwongke-wong antara lain menghidangkan makanan untuk tamu dan selalu
menunjukkan sikap persaudaraan antara lain membantu mempersiapkan mendirikan
tarub sedangkan kaum perempuan mengerjakan kegiatan yang berhubungan dengan
urusan dapur/rewang ketika ada hajat pernikahan. Untuk pengamalan nilai-nilai sila
persatuan Indonesia dengan sikap baik dalam berinteraksi dengan siapapun, patuh
membayar pajak dan memiliki KTP sebagai wujud rasa bangga dalam
berkebangsaan Indonesia. Untuk pengamalan nilai-nilai sila kerakyatan yang
dipinpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan dengan mengikuti
PEMILU dan sejenisnya, mengikuti musyawarah di pertemuan RT, terlibat pada
acara rembug desa ataupun Musrenbang serta toleransi terhadap keputusan hasil
musyawarah. Untuk pengamalan nilai-nilai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dengan sikap gotong royong dalam pembangunan Masjid At-Taqwa,
bersikap adil terhadap sesama terlebih pada anaknya dengan adil mendidik melalui
sekolah kehidupan yang terintegrasi dalam perilaku keseharian, sehingga nilai-nilai
akan tumbuh dan tertanam dalam perilaku.

9
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta

______.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Darmodiharjo dkk. 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional

Darsinah, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Edisi Revisi. Surakarta:
Badan Penerbit-FKIP
Ghony, M Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2016. Metode Penelitian Kualitatif.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:


Paradigma

______. 2016. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta

Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Oktafia, Renny and Imron Mawardi. 2017. “Islamic Values In The Tradition Of
Samin Community In East Java.” Qudus International Journal of Islamic
Studies 5 (1): 97- 112

Poespowardojo, S. 1994. Filsafat Pancasila. Sebuah Pendekatan Sosio Budaya.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rosidin. 2016. “Role Local Wisdom in Preserving the Religious Harmony of Samin
Community in Blimbing Blora.” International Journal of Latest Research in
Science and Technology 5 (2): 25-30

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Widyawati, Anis. 2016. “Penal Mediation as an Alternative Dispute Resolution of


Social Conflict” South East Asia Journal of Contemporary Business 9 (4): 44-
49

10

Anda mungkin juga menyukai