Anda di halaman 1dari 26

PENENTUAN SIFAT FISIK MINERAL

Disusun Oleh
Sarah Permata Sari 1504108010033
M. Al-Akhfani Isra 1504108010032
Rica Lucya Faninta 1504108010040
Indah Ariska 1504108010049
Rizqah Qurrata A’yun 1504108010068

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi yang ingin dicapainya.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, mengenai “Penentuan Sifat Fisik Mineral”
sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................


i

Daftar Isi ....................................................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................


1
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1
1.2 Tujuan .....................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................


3
2.1 Definisi Mineral .....................................................................................
3
2.3 Penentuan sifat fisik mineral...................................................................
4
Warna, Kilap, ..........................................................................................
4
Kekerasan, cerat, Belahan, pecahan........................................................
8
Struktur/bentuk Kristal, berat jenis, sifat dalam, kemagnetan................
18

BAB III PENUTUP ...................................................................................................


3.1 Kesimpulan .............................................................................................
23

2
DAFTAR PUSTAKA ......................................................
24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam studi Geologi yang mempelajari keseluruhan hal-hal tentang Bumi
mulai dari pembentukkan, komposisi, sifat-sifat fisik, struktur, hingga gejala-
gejala yang terjadi didalamnya, kita tentu saja harus mempelajari dasar-dasar
tentang Bumi dan juga pembagian-pembagiannya secara khusus nantinya. Dan
pada tahap pertama yang harus dipelajari adalah apa sajakah sebenarnya materi-
materi pembentuk Bumi kita ini. Setelah itu barulah kita dapat mempelajari materi
pada tingkat-tingkat selanjutnya yang ada dalam ruang lingkup studi Teknik
Pertambangan.
Pada materi yang telah kita pelajari sebelumnya, yaitu materi Kristalografi,
telah dijelaskan urutan materi pembentuk Bumi ini. Dari yang terkecil yaitu
kristal, mineral dan kemudian adalah batuan. Dan yang akan lita pelajari
selanjutnya adalah tentang mineral. Dalam mempelajari semua hal tentang
mineral, mulai dari sifat-sifat fisiknya hingga keterdapatannya pada batuan
dinamakan dengan Mineralogi.
Pada tahap ini kita akan belajar tentang semua hal yang berkaitan dengan
penentuan sifata fisik mineral. Dalam studi Pertambangan, ini sangat penting,
karena mineral adalah salah satu satuan dasar pembentuk Bumi serta sumberdaya
alam yang dapat ditambang. Dan dengan bekal ilmu Kristalografi yang telah
dipelajari sebelumnya, kita akan dapat mengenal mineral-mineral apa sajakah
yang terdapat di Bumi, bagaimana keterdapatannya, hingga akhirnya juga dapat
mengetahui manfaat dari mineral itu sendiri.

1
1.2. Tujuan
Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui definisi mineral dan cara untuk dapat mengenal suatu
mineral..
b. Untuk mengetahui warna, kilap, kekerasan dan cerat pada mineral.
c. Untuk mengetahui belahan, pecahan, dan struktur/bentuk kristal pada mineral.
d. Untuk mengetahui berat jenis, sifat dalam dan kemagnetan pada mineral.
e. Untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Mineral


Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan
kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum
tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan
rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat
yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen,
memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai
bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,
yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi
kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup
semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian
tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang
terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara
alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan
tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral.
Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral. Terdapat
dua cara untuk dapat menegenal suatu mineral, yaitu :
1. Mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah
(1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5)

3
kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap (8) pecahan (9) kemagnetan, dan (10)
sifat dalam.
2. analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya
sangat mahal dan memakan waktu yang lama.

2.2. Sifat Fisik Mineral


a. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemberian nama mineral karena suatu
mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman
komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat
berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O),
Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning : Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Warna adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral


oleh mata telanjang. Warna biasanya lebih bersifat umum daripada menunjuk
yang spesifik. Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan
beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna
itu timbul sebagai hasil dari cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa
panjang gelombang yang terserap. Mineral berwarna gelap adalah mineral
yang secara merata dapat menyerap seluruh panjang gelombang pembentuk
cahaya putih.
Mineral-mineral yang mempunyai warna-warna tetap dan tertentu disebut
Idiochromatic, sedangkan mineral yang mempunyai warna yang dapat
berubah-ubah disebut Allochromatic.
Warna Contoh

4
Kuning Belerang (S)
Emas
Pirit (FeS2),
Kalkopirit (CuFeS2),
Emas (Au)
Hijau Klorit
Malasit (Cu2Co3(OH)2)
Biru Azurit (2CuCo3 Cu(OH0)2),
Beril (B3Al2 (Si6O18))
Merah Jasper, Hematit (Fe2O3)
Cokelat Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu Gelena (PbS)
Hitam Biotit
Grafit (C), Augit
Putih Kaolin (Al3O3.2SiO2.2H2O),
Gypsum (CaSO4.2H2O)
Adapun faktor-faktor yang menimbulkan warna dalam mineral antara lain :
- Komposisi Kimia
Contoh : warna biru dan hijau pada mineral-mineral Copper sekunder.
- Struktur Kristal dan Ikatan Atom
Contoh : Polymorph dari Carbon : Intan tidak berwarna dan transparant
sedangkan Graphite berwarna hitam dan opaque. Polymorph adalah suatu
unsur atau senyawa yang dapat membentuk lebih dari satu susunan atom.
Tiap-tiap susunan mempunyai sifat-sifat fisik dan struktur kristal yang
berbeda. Jadi atom-atom/ion-ion disusun secara berbeda dalam polymorph
yang berbeda untuk zat yang sama. (bentuk lain, rumus kimia analog).
- Bentuk kristal (Crystal Form)
Suatu bentuk mineral dapat berupa kristal tunggal atau rangkaian kristal.
Struktur kristal berkembang pada saat penghabluran dari larutannya.
Bentuk ini mempunyai pola teratur pada sisi-sisinya dengan sudut
aturannya yang dapat digolongkan ke dalam sistim kristal utama
merupakan ciri setiap mineral. Bentuk-bentuk kristal yang sempurna
jarang ditemukan dan sulit untuk dapat melakukan pemerian.
- Pengotor mineral
Contoh : Calcedon yang berwarna
Sedangkan ion-ion maupun kelompok-kelompok ion yang dapat
menimbulkan warna khas pada mineral disebut CHROMOPHORES,
sebagai contoh : Ion-ion Cu2 yang terkena hidrasi merupakan
chromophore di dalam mineral-mineral Cu sekunder yang berwarna hijau

5
dan biru. Ion-ion Cr3 adalah chromophore di dalam uvarovite (garnet
hijau); di dalam muscovite yang mengandung chrom (hijau) dan juga di
dalam emerald.

b. Kilap
Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena
cahaya. Secara garis besar, kilap dibedakan dengan:
- Kilap Logam (Metallic Luster), Mineral-mineral yang dapat menyerap
pancaran secara kuat, disebabkan oleh sifat opaque atau hampir opaque
walaupun mineral-mineral ini terbentuk sebagai fragmen-fragmen yang
tipis. Mineral-mineral ini mempunyai indeks bias sebesar 3 ke atas.
Mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh: Galena, Pirit,
Magnetite, Kalkopirit, Granite, Hematite.

- Kilap Non Logam (Non-Metallic Luster), terbagi atas :


o Kilap Intan (Adamantine Luster), kilapannya cemerlang seperti
intan.
o Kilap Kaca (Viteorus Luster), misalnya kilapan pada kuarsa dan
kalsit.

6
o Kilap Sutera (Silky Luster), kilapannya menyerupai sutera.
Biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat
seperti asbes, alkanolit, dan gypsum.
o Kilap Damar (Resinous Luster), kilapannya menyerupai damar
seperti pada sphalerite.
o Kilap Mutiara (Pearly Luster), kilapannya seperti lemak atau
sabun, misalnya serpentin, opal, nepelin.
o Kilap Tanah (Earthy Luster), kilapannya seperti tanah lempung,
misalnya kaolinite, bauxit dan limonite.)
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini
dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan
yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).

c. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan mineral tersebut terhadap goresan. Kekerasan
mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini ditentukan dari
dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui dengan mineral
lain yang telah diketahui. Mineral yang tergores adalah mineral yang relatif
lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya.
Tabel skala mohs

7
- Talk
Talk merupakan mineral metamorf yang dihasilkan dari mineral
magnesium seperti piroksen, amfibol, olivin, dan mineral serupa lainnya
dengan adanya karbon dioksida dan air. Hal ini biasa dikenal sebagai
karbonasi talk atau steatisasi dan memproduksi sederetan cadas yang
dikenal sebagai karbonat talek. Talk biasanya terbentuk melalui hidrasi dan
karbonasi serpentin. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa talk
berhubungan dengan kejadian kanker paru, kulit, dan ovarium. Talk
dieksploitasi di sejumlah negara seperti di Eropa, Amerika Serikat, dan
Republik Rakyat Cina. ( sumber Wikipedia) Talek atau talk (dari bahasa
Arab: talk) ialah mineral yang memiliki kekerasan 1 skala Mohs,
menjadikannya sebagai mineral paling lembut. Merupakan silikat
magnesium terhidrasi, talek memiliki rumus kimia Mg3Si4O10(OH)2.
Talek tidak larut dalam air.

8
- Gipsum
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang
bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat
proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas
makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk
lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu
pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan
lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. gipsum umumnya
memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 – 2.
- Kalsit
Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf karbonat kalsium
(CaCO3) paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit danvaterit.
Aragonit akan berubah menjadi kalsit pada suhu 380-470 °C.
- Flourite
Fluorit (juga disebut fluorspar) adalah mineral halida terdiri dari kalsium
fluorida, CaF2. Ini merupakan mineral isometrik dengan kebiasaan kubik,
meskipun oktahedral dan lebih kompleks bentuk isometrik yang tidak
biasa. Fluorit adalah mineral berwarna-warni, baik dalam cahaya tampak
dan ultraviolet, dan batu memiliki kegunaan hias dan pendek. Dalam
industri, fluorit digunakan sebagai fluks untuk peleburan, dan dalam
produksi gelas dan enamel tertentu. Nilai murni dari fluorit merupakan
sumber fluoride untuk pembuatan asam fluorida, yang merupakan sumber
menengah paling fluor yang mengandung bahan kimia. Optik jelas lensa
fluorit transparan memiliki dispersi rendah, sehingga lensa yang terbuat
dari itu menunjukkan penyimpangan chromatic kurang, membuat mereka
berharga dalam mikroskop dan teleskop.
- Apatit
Fosfat / Apatit adalah unsur dalam suatu batuan beku atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL),
atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer
karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit
(Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma.

9
Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali
kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari
mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian
kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah
sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite, dan millisite Sifat yang
dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-
3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan
nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh
produk fosfat dengan menambahkan asam.
- Feldspar
Feldspar (KAlSi3O8 - NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8) adalah kelompok
batuan pembentuk mineral tectosilicate yang membentuk sebanyak 60%
dari kerak bumi. Feldspar mengkristal dari magma sebagai pembuluh
darah di kedua mengganggu dan ekstrusif batuan beku dan juga hadir
dalam berbagai jenis batuan metamorf. Batu terbentuk hampir seluruhnya
dari yg mengandung kapur plagioklas feldspar (lihat di bawah) dikenal
sebagai anorthosite [4] feldspar. Juga ditemukan di berbagai jenis batuan
sedimen, kelompok ini terdiri dari mineral kerangka tectosilicates.
Komposisi unsur utama dalam feldspar umum dapat dinyatakan dalam tiga
endmembers :
Kalium-Feldspar (K-spar) endmember KAlSi3O8 [2]
Albite endmember NaAlSi3O8 [2]
Anorthite endmember CaAl2Si2O8 [2]
Larutan padat antara K-felspar dan albite disebut feldspar alkali. Solusi
Padat antara albite dan anorthite disebut plagioklas, atau lebih tepat
plagioklas feldspar. Hanya larutan padat terbatas terjadi antara K-felspar
dan anorthite, dan dalam dua solusi padat lainnya, immiscibility terjadi
pada suhu umum di kerak bumi. Albite dianggap baik feldspar plagioklas
dan alkali. Selain albite, feldspar barium juga dianggap baik alkali dan
feldspar plagioklas.
- Kuarsa ( Quartz)
Batu kuarsa adalah batu kristal mineral yang terbuat dari silicon dioxide
(ketika silicon dan oxygen menyatu) dan merupakan mineral kedua

10
(setelah feldspar) yang paling banyak dan yang paling umum ditemukan di
kerak kontinen bumi (mencakup 12% dari keseluruhan). Batu kuarsa

amat beragam dan sebagian dijadikan batu perhiasan dan sebagian amat
langka. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari
silika trigonal terkristalisasi (silicon dioksida, SiO2), dengan skala
kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah
prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam. Batu kuarsa
diberi nama dari bangsa Slav yang artinya “keras”. Batunya awet, tahan
lama, indah dan tidak mudah rusak. Walaupun batunya banyak ditemukan
secara alami tetapi kebanyakan batu kuarsa yang digunakan dalam
kebutuhan industri adalah buatan manusia.
Kegunaan atau manfaat
Batu kuarsa dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain;
1. Batu bola kristal kuarsa digunakan untuk memprediksi masa depan oleh
para peramal.
2. Batu bola kristal kuarsa yang digunakan sebagai jimat dipercayai dihuni
oleh roh-roh yang dikasih makan secara rutin dengan digosoknya dengan
darah darah rusa.
3. Digunakan untuk menyimpan informasi yang dimana bisa diakses dengan
memegang batu tersebut.
4. Digunakan untuk menyembuhkan penyakit, dan dapat juga membantu
meningkatkan keseimbangan dan keharmonisan rumah tangga.
5. Memberi kebahagiaan, harapan dan optimisme.
6. Batu kuarsa juga digunakan untuk membantu menjalankan projek astral
dan batu ini dipercayai mempunyai koneksi erat antara dimensi fisik dan
dimensi pikiran.
- Topaz
Topaz adalah mineral silikat yang terdiri dari aluminium dan fluorin
dengan formula kimia Al2SiO4(F,OH)2. Topaz mengkristal dalam bentuk
ortorombik dan sebagian kristalnya berbentuk prisma berujung piramida
atau bentuk lain Topaz murni tidak berwarna dan transparan namun
biasanya diwarnai oleh impuritas; topaz biasa berwarna kuning, abu-abu
muda atau jingga kemerahan, dan biru cokelat. Selain itu ada juga warna
putih, hijau muda, biru, emas, merah jambu (langka), kuning kemerahan

11
atau opak sampai transparan. Topaz sering dikaitkan dengan batuan beku
silisik jenis granit dan riolit. Mineral ini mengkristal di dalam pegmatit
granit atau lubang uap di aliran lava riolit seperti di Pegunungan Topaz di
barat Utah. Topaz dapat ditemukan bersama fluorit dan kasiterit di
berbagai daerah termasuk Pegunungan Ural dan Ilmen di Rusia,
Afghanistan, Sri Lanka, Republik Ceko, Jerman, Norwegia, Pakistan,
Italia,Swedia, Jepang, Brazil, Meksiko, Pulau Flinders, Australia, Nigeria,
dan Amerika.
- Korundum
Korundum (dari Bahasa Tamil: kurundam) adalah kristal aluminium
oksida dan merupakan salah satu mineral pembentuk batuan. Secara alami
mineral ini jernih, tapi dapat memiliki warna yang berbeda dengan adanya
zat pengotor. Spesimen yang transparan digunakan sebagai batu permata,
yang disebut rubi jika berwarna merah dan safir jika berwarna selain
merah. Selain kekerasannya, korundum dikenal karena densitasnya yang
tinggi (4,02 g/cm³), yang sangat tinggi untuk suatu mineral transparan
yang tersusun dari unsur ber-massa atom rendah aluminium dan oksigen.
Jenis Batu Sapphire, Ruby, termasuk golongan Corundum lebih tepatnya
alumunium oxide. Pengaruh elemen lain yaitu zat besi, titanium,
chromium, copper atau magnesium membuat Saphire memiliki banyak
warna dari biru, kuning, pink, ungu, orange atau hijau. Batu ini bisa
ditemukan dilapisan sedimen. Batu Saphire sangat kuat sehingga tidak
hanya digunakan didunia aksesori saja namun juga alat-alat high-tech
seperti komponen optic infrared.
- Intan
Intan atau berlian adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk
kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat
fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya
mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan
dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri. Intan
terutama ditambang di Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan
intan yang signifikan juga telah ditemukan di Kanada,Rusia, Brasil, dan

12
Australia. Sekitar 130 juta "carat" (26.000 kg) intan ditambang
setiap tahun, yang berjumlah kira-kira 9 miliar dollar Amerika Serikat.
Selain itu, hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai
intan sintetik (synthetic diamond) Intan terutama ditambang dari pipa-pipa
vulkanis, tempat kandungan intan yang berasal dari bahan-bahan yang
dikeluarkan dari dalamBumi karena tekanan dan temperaturnya sesuai
untuk pembentukan intan. di Indonesia intah telah lama ditambang di
kawasanMartapura, Kalimantan Selatan. Intan terdapat dari dalam perut
bumi yang digali baik secara manual maupun dengan mekanisasi.
Sekarang kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan
mekanisasi, yaitu dengan mesin penyedot untuk menyedot tanah yang
sudah digali. Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan.
Dengan keterampilannya, si penambang bisa membedakan batu biasa,
pasir, atau intan. Intan yang baru didapat ini disebut “galuh” di daerah
Martapura. Galuh ini masih merupakan intan mentah. Untuk
menjadikannya siap pakai, intan harus digosok terlebih dahulu.
Penggosokan intan yang ada di masyarakat sebagian besar masih dengan
alat tradisional. Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga
dibandingkan dengan benda lain yang diketahui skala kekerasannya. Yaitu:
Kuku manusia : 2,5
Kawat tembaga : 3
Paku : 5,5
Pecahan kaca dan Pisau baja : 5,5-6
Kikir baja : 6,5-7
Intan : 10
d. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar pada suatu keeping
porselin atau membubuk kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk
mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.
Contohnya :
- Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.

13
- Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
- Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
- Biotite : Ceratnya tidak berwarna
- Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
Kebanyakan mineral transparan dan translucent mempunyai gores
berwarna putih. Mineral-mineral berwarna gelap dengan kilap bukan
logam biasanya mempunyai gores yang lebih terang dari warna
mineralnya, sedangkan mineral-mineral dengan kilap logam sering
mempunyai gores lebih gelap dari warna mineralnya.

14
e. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak
hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua
mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam
mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga
arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh
mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

15
[1]

[2]

[3]

f. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah
dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
- Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol.
Contoh Kuarsa.
- Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya
asbestos, augit, hipersten
- Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
- Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
- Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur
dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

16
g. Struktur/bentuk Kristal
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering
mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a) Bangun kubus : galena, pirit.
b) Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
c) Bangun doecahedon : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Pada wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan dengan mengetahui sudut-
sudut bidangnya. Dalam ilmu Kristalografi, geometri dipakai enam jenis
sistem sumbu, yaitu :
a. Sistem sumbu isometric
Ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lain,
mempunyai panjang yang sama. Contohnya : mineral yang mempunyai
sistem, kordinat demikian adalah pirit, magnetik, garam dapur.
b. Sistem sumbu Tetragonal
Jumlah sumbu 3 buah, 2 buah sumbu mendatar sama panjang, satu tegak
lurus dengan kesatuan sumbu lain, ketiga -tiganya saling tegak lurus
sesamanya. Contohnya sirkon atau keseterit.
c. Sistem sumbu Ortorombik
Jumlah sumbu tiga bsaling tegak lurus, ketiganya mempunyai panjang
yang berbeda. Contohnya : Olivim atau Topas.

17
d. Sistem Sumbu Monoklin
Jumlah sumbu 3 buah, mempunyai panjang tidak sama, salah satu sumbu
terletak tegak lurus pada sebuah sumbu mendatar. Contohnya : Ortoklas,
horenblenda, mika, gipsum.
e. Sistem Sumbu Triklin
Jumlah sumbu 3 buah tidak sama panjang, tidak tegak lurus sesamanya.
Contohnya : Plagioklas
f. Sistem Sumbu Heksagonal
Jumlah sumbu 4 buah, 3 buah sumbu herizontal dan sama panjang
membuat sudut-sudut yang sama besarnya. Contohnya : Kalsit, kuarsa,
aparit.

Kristal dengan bentuk panjang bisa dijumpai, karena pertumbuhan


kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral
yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya
bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di
dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral
dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
- Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran
mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini
berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi
kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa).

18
Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
- Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila
prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai
struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat
dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang
(stelated) dan radier.
- Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila
individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika.
Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
- Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan
benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan
untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

h. Berat jenis
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian
mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram.
Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh
unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut
dalam susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”,
mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal

19
didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat
jenis 19,3.

i. Sifat dalam
Sifat dalam dalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan,
memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk
sifat ini adalah :
 Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
 Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti
emas, tembaga.
 Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh
gypsum.
 Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah
dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral
talk, selenit.
 Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi
patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya,
contoh: muskovit.
j. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti
magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan
pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral
kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti
mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya
sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.
k. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus
atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada
lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat
sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
l. Daya lebur mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam
derajat keleburan.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan pembahasan di atas kami dapat menarik
kesimpulan bahwa di bumi yang kita tempati terdapat berbagai macam sumber
daya yaitu terdiri atas batuan, mineral dan bahan tambang. Dimana terbentuk
secara alamiah dengan berbagai bentuk tekstur, warna, jenis, sifat-sifat, komposisi
dan sebagainya. Sedangkan mineral merupakan padat dgn struktur homogen
mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg anorganik.
Mineral juga memiliki berbagai macam jenis dan terbentuk secara alamiah.
Kemudian, segala sesuatu yang berada didalam bumi bisa dikatakan sebagai
bahan galian atau bahan tambang yang mempunyai bermacam-macam nama
sebagaimana yang diuraikan didalam pemabahasan. Dari semua sumber daya
tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dan memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia.

21
DAFTAR PUSTAKA
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/mineral-dan-unsur-unsurnya.html?m=1,
diakses pada tanggal 19 Maret 2017
http://sulfajarasmaul.wixsite.com/biograph/single-post/2014/10/22/SIFATSIFAT-
FISIK-MINERAL, diakses pada tanggal 18 Maret 2017
https://www.academia.edu/9802041/SIFAT_FISIK_MINERAL, diakses pada
tanggal 22 Maret 2017

22

Anda mungkin juga menyukai