Bismil Ah
Bismil Ah
Bismil Ah
STUDI TENTANG
PENGARUH TAKARAN RAGI DALAM FERMENTASI TAPE
SINGKONG TERHADAP PH DAN JUMLAH AIR YANG
DIHASILKAN
OLEH :
Tahun 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
tentang”Pengaruh takaran ragi dalam fermentasi tape singkong terhadap ph dan jumlah air
yang dihasilkan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Drs.Panut selaku guru pembimbing dan kepada seluruh teman-
teman yang terlibat.
Semoga laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai proses fermentasi tape singkong, dan juga bagaimana proses kegiatan praktikum.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa syarat yang membangun.
Penyusun
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SISTEM KRATKY
Drs.Panut
iii
INTI SARI
Kangkung (Ipomoea aquatica) merupakan tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan
ditanam sebagai makanan. Kangkug banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan
tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. Tumbuhan
ini memiliki batang berongga yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang
menegak pada pangkal daun.
Dalam rangka peningkatan produksi tanaman kangkung maka perlu diupayakan cara lain
penanaman kangkung agar dapat tumbuh dengan cepat, tidak memerlukan lahan yang luas,
dan dapat memberikan hasil yang maksimal. Seperti diterapkannya teknik pembudidayaan
kangkung yang akan dijadikan bibit sehingga diperoleh produksi yang banyak serta
kualitasnya pun baik.
Untuk memperoleh peningkatan produksi tanaman kangkung agar hasilnya maksimal baik
dari segi kualitas maupun kuantitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Memilih bibit yang segar, ukurannya seragam, daunnya berwarna hijau segar,
berukuran besar, dan tidak pucat
- Melakukan penyemprotan hama dan peyakit secara teratur dengan dosis yang sesuai
- Menjaga media tanam selalu dalam kondisi lembap
Selain menggunakan cara tersebut, terdapat cara lain untuk mempercepat pertumbuhan
tanaman kangkung dan tidak perlu menggunakan lahan yang luas yaitu dengan cara memberi
Larutan AB Mix Pengganti pada tanaman kangkung dengan menggunakan hidroponik system
kratky.
Dari pemberian Larutan AB Mix pengganti terhadap tanaman kangkung pada hidroponik
sistem kratky ternyata yang paling lebar daunnya, paling banyak jumlah daunnya, paling
tinggi batangnya, dan paling lebar batangnya yaitu yang jumlah Larutan AB Mix yang
digunakan paling banyak. Sehingga diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung pada hidroponik sistem kratky lebih cepat dan memperoleh hasil yang lebih baik.
iv
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.6.Hipotesa ................................................................................................. 2
1.7.Asumsi-asumsi ...................................................................................... 2
v
3.4.Pengamatan Dan Pengumpulan Data .................................................. 18
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan .......................................................................................... 32
4.2.Saran-Saran .......................................................................................... 32
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya
(Suwanto,1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai
lembaga untuk menjelaskan tentang bioteknologi.
Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos: ilmu;
sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhlukn hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk
dari makhluk hidup (protein bioaktif, enzim, vitamin, asam basa organik, alkohol,
dan lain lain) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
(Ahmad, 2014).
Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas
sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu
bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa. Secara umum, bioteknologi dapat diklafikasikan menjadi dua arah
yaitu: bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biologi molekuler,
mikrobiologi, biokimia, imunologi, genetika, dan biologi sel. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
yang dapat dikelompokkan dalam dua cabang ilmu, yaitu ilmu biologi, kimia, dan
ilmu teknik dalam proses produksi barang dan jasa (Ahmad, 2014).
Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli akan tetapi komponen utama
proses bioteknologi terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu bagian berkaitan dengan
katalis biologis (enzim) yang terbaik untuk fungsi tertentu atau proses (agen
biologis mikroba; enzim, sel tanaman, sel hewan), bagian kedua menciptakan
(dengan konstruksi dan operasi teknis) kondisi terbaik untuk proses katalis
(pendayagunaan secara teknologis dan industrial), dan bagian ketiga (pengolahan
7
downstream) berkaitan dengan pemisahan dan pemurnian produk esensial atau produk dari
proses fermentasi (produk dan jasa yang diperoleh) (Ahmad, 2014).
Dahulu bioteknologi dianalogikan dengan industri mikrobiologi (industri yang
berbasis pada peran agen-agen mikroba). Tetapi perkembangan selanjutnya, tanaman dan
hewan juga dieksploitasi secara komersial seperti; hortikultura dan agrikultura. Dengan
demikian, “payung” bioteknologi sangatlah luas mencakup semua teknik untuk menghasilkan
barang dan jasa dengan memanfaatkan sistem biologi atau sel hidup (Ahmad, 2014).
Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi
tanaman, hewan, dan produk makanan. Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang
masih sederhana ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional. Penerapan
bioteknologi konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-produk makanan.
Seiring dengan perkembangan dan penemuan dibidang molekuler maka teknologi yang
digunakan dalam bioteknologi pada saat ini semakin canggih. Bioteknologi yang
menggunakan teknologi canggih ini disebut bioteknologi modern (Nurcahyo,1997). Oleh
karena itu, disusunlah makalah yang berjudul “Mengkaji Bioteknologi konvensional dan
modern”.
1.2.Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang penelitian diatas maka masalahnya dapat dirumuskan
secara terperinci. Untuk memeperoleh bayangan serta mempermudah dalam merumuskan
tujuan penelitian yang hendak dicapai. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.3.Batasan Masalah
Dalam proposal ini hanya meneliti seberapa jauh pengaruh jumlah takaran ragi dalam
fermentasi tape singkong terhadap ph dan jumlah air yang dihasilkan
1.4.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1
2
- Untuk mengetahui pengaruh jumlah takaran ragi dalam fermentasi tape singkong
terhadap ph yang dihasilkan
- Untuk mengetahui pengaruh jumlah takaran ragi dalam fermentasi tape singkong
terhadap jumlah air yang dihasilkan
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Bila penelitian ini berhasil, penulis mengharapkan para petani agar menggunakan
larutan AB MIX dalam penanaman tanaman kangkung.
- Hasil penelitian juga bermanfaat bagi penulis sendiri agar lebih memahami teknik-
teknik penanaman kangkung agar pertumbuhannya lebih cepat dan memperoleh hasil
yang lebih baik.
- Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian-
penelitian lain khususnya bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembuatan
tape singkong.
- Agar para siswa dapat memahami proses pembuatan fermentasi tape singkong.
- Dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab kegagalan dalam
fermentasi tape singkong.
1.6.Hipotesa
Dari permasalahan dan tujuan penelitian diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut :
- Semakin banyak ragi maka jumlah air yang dihasilkan semakin banyak
- Semakin banyak ragi maka jumlah air yang dihasilkan semakin sedikit
1.7.Asumsi-asumsi
a. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas
2
3
2. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dibuat sama untuk semua perlakuan. Variabel ini tidak
mempengaruhi dan tidak dipengaruhi dan dibuat konstan. Dalam penelitian ini yang berperan
sebagai variabel kontrol adalah : Jenis singkong,jenisragi, jenis daun pisang, jumlah
lapisan pembungkus, lama fermentasi, tempat penyimpanan.
3. Variabel Terikat
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau mengalami perubahan akibat dari pengaruh
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel terikat adalah : ph tape
dan volume air yang dihasilkan
Larutan AB Mix Pengganti adalah nutrisi untuk tanaman yang mengandung kelengkapan
unsur hara didalamnya yang berbentuk cair. Disebut AB Mix karena terdiri dari nutrisi A dan
nutrisi B. Nutrisi larutan AB mix lebih praktis digunakan dibandingkan AB mix padat.
Nutrisi larutan AB mix dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman pada system
hidroponik kratky.
Fungsi AB mix yaitu untuk memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
karena larutan AB mix mengandung unsur makro ( C,H,O,N,S,P,K,Ca, dan Mg ) dan mikro (
B,Cl,Cu,Fe,Mn,Mo, dan Zn ) yang lengkap dan dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhannya. Pada pengaplikasiannya, larutan AB mix harus mempunyai kisaran Ph
antara 5,5- maksikum 6,5 karena tanaman kangkung pada PH tersebut dapat tumbuh dengan
optimal.
Kangkung (Ipomoea aquatica), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1adalah sejenis
tanaman yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung
banyak dijual di pasar-pasar
3
4
Kangkung ini bisa disebut dengan swamp cabbage, water convovulus, water spinach, ini
bersal dari india. Kemudian menyebar di berbagai wilayah.kangkung mrupakan tanaman
yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih
kangkung dikenal dengan nama latin adalah Ipomoea Reptans.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung
disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian
negara Afrika. Pada kegiatan ini faktor genetis tanaman kangkung dianggap sama.
b. Suhu Ruangan
Suhu ruangan, dalam penggunaan ilmiah dianggap kurang lebih antara 20 sampai 25 derajat
Celcius (°C) (68 sampai 77 derajat Fahrenheit (°F), 528 sampai 537 derajat Rankine (°R),
atau 293 sampai 298 Kelvin (K)), walaupun nilai tersebut bukanlah suatu nilai yang
ditentukan dengan persis. Untuk kemudahan penghitungan, sering digunakan angka 20 °C
atau 293 K. Untuk kenyamanan manusia, rentang suhu dan kelembapan relatif dapat
diterima. Pada kegiatan ini suhu ruangan dianggap sama.
c. Penguapam
Penguapan adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan
spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.
Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dengan volume signifikan. Pada kegiatan ini penguapan dianggap sama.
d. Kelembapan
Kelembapan adalah kadar uap air yang ada di udara. Dimana kelembapan udara merupakan
bagain dari komponen iklim yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan
udara disuatu tempat dapat berpengaruh pada semua aktivitas yang kita lakukan, terkhusus
pada pertanian. Pada kegiatan ini kelembapan dianggap sama.
e.Media Tanam
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman / bahan tanaman,
tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang. Media tanam juga digunakan
tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di
atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara menyerap
unsur unsur hara yang terkandung di dalam media tanam.
Media tanam Pada pertanian hidroponik hanya bersifat inert, yakni tidak menyediakan unsur
hara, hanya berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman saja, diantaranya Arang sekam,
Spons, Expanded clay, Rockwool, Sabut (Coir), Perlite, Batu apung (Pumice). Pada kegiatan
ini kami menggunakan media tanam berupa arang sekam dan media tanam pada kegiatan ini
dianggap sama.
4
5
f. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah yang mempunyai besaran dan arah.
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman.
Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan
maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam
penyerbukan tanaman dan pembenihan alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi
penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin
merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama
dan penyakit yang akan sangat merugikan. Pada kegiatan ini pengaruh angin dianggap sama.
Sistem hidroponik kratky adalah sistem hidroponik yang memanfaatkan akar yang
panjang, dengan merendam sebagian akarnya dalam larutan nutrisi dan sebagian akar
yang tidak terendam larutan nutrisi digunakan untuk mengambil oksigen. Pada awal
penanamannya, larutan nutrisi dipenuhi hingga netpot terbawah.Seiring pertumbuhan
akar yang memanjang kebawah, larutan nutrisi berkurang karena diserap akar dan
menyediakan ruang udara lebih banyak untuk pertumbuhan akar tanaman.Sistem
hidroponik sistem kratky ini cocok untuk tanaman kangkung.
Pertumbuhan adalah adanya perubahan bentuk dikarenakan bertambahnya jumlah sel yang
diikuti dengan pembesaran ukuran sel-sel yang membentuk makhluk hidup tersebut.
Pertumbuhan merupakan proses irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Pertumbuhan pada makhluk hidup bisa dilihat dari ukuran yang semakin
membesar. Pada tumbuhan sendiri ditandai dengan ukuran yang semakin bertambah. Akar
dan batang yang semakin besar dan kuat.Kelompok kami dalam mengukur pertumbuhan
tanaman kangkung melakukan pengamatan pada tinggi dan lebar batang, jumlah serta lebar
daun.
5
6
BAB II
LANDASAN TEORI
6
7
7
8
8
9
Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dimana terjadi suatu perombakan
bahan - bahan yang tidak sederhana.
Zat pati yang ada dalam singkong diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula engan
bantuan suatuorganisme yang disebut ragi atau khamir ( suriasih, 2001 ).tape mempunyai
tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikitmengandung alkohol. Selama
fermentasi, tape mengalami perubahanperubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme.
Pada dasarnya semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape.
Berdasarkan bahan bakunya,dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan, tape singkong, tape
beras, tape sorgum,tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun, akan tetapi dewasa ini yang
paling populer adalah tape singkong dan tape ketan.
Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasilfermentasi bahan baku yang diberi ragi
sebagai sumber mikrobanya. Tape sebagaihasil fermentasi menghasilkan alkohol dan gula.
2.3 Ragi
Kata ”ragi” dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakandalam pembuatan
berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tape, roti, anggur, brem dan lain-lain. Ragi
untuk tape merupakan populasi campuran genus dimanaterdapat spesies-spesies genus
aspergillus, genus saccharomyces, genuscandida,genus hansenula, sedangkan bakteri
acetobacter biasanya tidak ketinggalan. Genustersebut hidup bersama secara sinergetik.
Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan saccharomyces, candida dan
hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik
lainnya (dwijoseputro, 1990).
Ragi adalah suatu inokulum atau starter untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan
produk tertentu. Ragi ini dibuat dari tepung beras yang dijadikan adonanditambah ramuan –
ramuan tertentu dan dicetak menyerupai kue – kue kecil dengan diameter ± 2 – 3 cm,
digunakan untuk membuat arak, tape ketan, tape ketela ( peyeum) dan brem. Secara
tradisional bahan – bahan seperti laos, bawang putih, tebu kuning,atau gula pasir, ubi kayu,
jeruk nipis dicampur dengan tepung beras, lalu ditambah sedikit air sampai terbentuk adonan.
Adonan ini kemudian didiamkan dalam suhukamar selam 3 hari dalam keadaan terbuka,
sehingga ditumbuhi khamir dan kapangsecar alami. Setelah itu adonan yang telah ditumbuhi
mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan dibuat bulatan – bulatan lalu dikeringkan.
mikroba mampu hidup pada hampir semua tempatdan keadaan serta mampu bertahan dalam
berbagai keadaan dan lingkungan baik padasuhu, tekanan, ph, tingkat osmosis serta keadaan
yang ekstrim.
9
10
Oleh karena itu pengetahuan tentang mikroba sangat penting dikuasai oleh mereka yang
bekerja atau sedang menuntut ilmu bidang pangan mikroba bersifat mikroskopis, begitu
kecilnya sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Mikroba terdiri dari beberapa jenis
proses pengendalian mutu dan pemeriksaan makanan misalnya khamir.
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol, dimana produk utama
dari metabolisme adalah etanol.
Saccharomyces cerevisiae adalah jenis utama yang berperan dalam produksi minuman
beralkohol seperti bir dan anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam
perusahaan roti.
Diantara mikroorganisme etanol merupakan produk peragian gula yang paling tersebar luas.
Bahkan pada tumbuh-tumbuhan dan banyak fungi pada kondisi anaerob terjadi penimbunan
alkohol(etanol). Produsen utama alkohol adalah ragi terutama dari strain
saccharomycescerevisiae
Ragi-ragi seperti juga kebanyakan fungi merupakan organisme yang bernafas secara aerob.
Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme inimeragikan karbohidrat menjadi etanol
dan karbondioksida. Peragian glukosa oleh ragimerupakan peristiwa anaerob, ragi sendiri
adalah organisme aerob. Pada kondisianaerob fermentasi oleh ragi aman intensif, namun ragi
sendiri hampir tidak tumbuh.dengan mengalirkan udara maka peragian dapat dihambat
sempurna danmemasukkan banyak udara.
2.4 Singkong ( Ubi Kayu )
tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot Utilissima
Ubi kayu merupakan batang berkayu yang tumbuh tegak, beruas-ruas, berbuku-buku dan
ketinggiannya mencapai 3m. Di dalam batangnya ada liang yang berisi semacam gabus yang
berwarna putih. Daunnya serupa tangan manusia dengan jari-jari (helaian daun terbelah
dalam-dalam).
10
11
11
12
3. cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ±
satu juta per mililiter atau gramnya.
4. produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama
sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah
bakteri jahat.
5. kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan
aflatoksin dari tubuh.
6. aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama
aspergillus flavus
7. toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap.
konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut.
di beberapa negara tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama,
penduduknya rentan menderita anemia.
hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia
konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan
dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin b12.
2.6 Kelemahan Tapai
konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem
pencernaan. selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai
berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah
seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita hiv.
untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali
dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi. makanan ini
populer di jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari jawa barat hingga jawa timur. di
jawa barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa sunda).
pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. ada dua teknik
pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang
lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. tapai kering populer di daerah
priangan utara (purwakarta dan subang), dan dikenal sebagai buah tangan khas dari daerah ini
(dikenal sebagai peuyeum gantung, karena diperdagangkan dengan digantung.)
12
13
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Inokulum tape, atau sering
disebut ragi tape, telah lama diteliti.
PROSES FERMENTASI
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi
fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan
bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30˚C dan membutuhkan waktu
45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling baik
dilakukan pada kondisi mikro aerob. Pada kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh
sehingga tidak dapat menghidrolisis pati. Namun demikian, pada kondisi aerob yang
merupakan kondisi paling baik bagi kapang dan kahamir, aroma tidak berkembang
dengan baik karena tergantung dari fermentasi alkohol dan pada kondisi ini
fermentasi alcohol menurun. Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya
kontaminasi. Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan)
yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik
serta menurunkan zat anti nutrisinya.
RAGI TAPE
Starter yang digunakan untuk produksi tapai disebut ragi, yang umumnya
berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan
peralatan khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan pada
umumnya tetap menjadi rahasia di setiap pengusaha ragi. Ragi dipanen setelah 2-5
hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Produk akhir akan berbentuk pipih kering
dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor lingkungan yang
dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh
bersama-sama. Namun demikian pada ragi yang dibuat pada musim hujan akan dapat
dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak dan
membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama. Ragi tape atau yang sering disebut
sebagai “ragi” adalah starter untuk membuat
14
15
cukup banyak mikroba yang tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam
keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel maupun dalam bentuk sporanya.
Penghentian pertumbuahn mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan
medium tumbuhnya.
KELEMAHAN TAPE
Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan
gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam
15
16
1. Tape
Tape adalah makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi. Tape
merupakan makanan tradisional yang sangat populer di masyarakat. Bahan dasar
pembuatan tape bisa berupa singkong, ketan hitam, ketan putih, dan pisang
(Afrianti, 2004). Tape merupakan produk yang mudah rusak, karena fermentasi
akan terus setelah tahap optimum fermentasi telah tercapai terlampaui sehingga
apabila tape sudah masak harus segera dikonsumsi, tape dapat bertahan selama 2-
3 hari bila disimpan dalam suhu kamar (Hidayat, 2006). Sedangkan terkait
dengan rasa manis dari tape dipengaruhi oleh kadar gula dari tape sendiri.
Dalam proses fermentasi ini pati akan diubah menjadi gula oleh kapang
jenis Clamydomucor dan oleh khamir jenis Saccharomyces cereviseae gula
diubah menjadi alkohol. Sementara itu rasa asam pada tape dapat timbul karena
perlakuan-perlakuan yang kurang teliti, seperti penambahan ragi yang berlebihan
dan penutupan yang kurang rapat pada saat fermentasi. Selain itu rasa asam pada
tape dapat terjadi bila fermentasi berlangsung terlalu lanjut (Anonim, 1982 dalam
maimunah (2004)). Rasa asam yang ditimbulkan merupakan salah satu ciri khas
yang terdapat pada tape (Ardhana, 2000).
2. Ragi Tape
Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter untuk
membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat
mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana
(glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis
mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor oryzae,
Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae,
Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Diana Rochintaniawati, 2006).
Pada dasarnya pembuatan ragi merupakan teknik dalam memperbanyak
mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tape. Perbanyakan ini
16
17
dilakukan dalam suatu medium tertentu dan setelah cukup banyak mikroba yang
tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam keadaan istirahat, baik
dalam bentuk sel maupun dalam bentuk sporanya. Penghentian pertumbuahn
mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya.
3. Fermentasi Tape
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk
menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan
yang dikendalikan (Anonim, 2006). Sedangkan menurut Rahman (1992)
fermentasi merupakan suatu aktivitas mikroba baik aerob maupun anaerob untuk
mendapatkan energi dan terjadi perubahan atau transformasi kimiawi substrat
organik. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat
organik yang sesuai (Aan Mau’izhatul Hasanah, 2002).
Proses fermentasi karbohidrat (fermentasi tape dari beras) mengalami
perubahan kadar gula baik disebabkan oleh jumlah ragi maupun waktu inkubasi.
Terbentuknya gula selama fermentasi terjadi akibat adanya perbedaan strain yang
terdapat pada ragi dan aktifitas yang dilakukan mikroba pada ragi (Hidayat dkk,
2000). Strain yang digunakan dalam ragi berbeda tergantung merk ragi yang
digunakan. Pada umumnya kelompok kapang yang digunakan adalah golongan
jenis Mucor dan Rhizhopus. Sedangkan kelompok khamir adalah Candida,
Saccharomyces, Hansenula dan sebagainya (Saono dkk, 1974, Ardhana, 1982
dalam Ardhana 2000). Adanya perbedaan kandungan mikroba yang berbeda pada
merk ragi diantaranya akan berpengaruh ada kestabilan pertumbuhan masing-
masing mikroba. Ketika pertumbuhannya mengalami perbedaan, maka dapat
mengakibatkan hasil fermentasinya berbeda. Perbedaan tersebut karena
komposisi gizi dan kandungan mikroba dalam ragi yang tidak sama dan akan
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses fermentasi (Winarno, 1994).
Menurut Budiono (2001) lama fermentasi tape bervariasi, berkisar antara
1 sampai 6 hari. Kadar gula hasil fermentasi akan semakin meningkat sebanding
dengan meningkatnya lama fermentasi, kadar gula akan menurun setelah terjadi
berubah menjadi alkohol, karbondioksida dan asam cuka. Hasil penelitian
Ismiatun (2000) menyatakan bahwa kadar gula tape tertinggi adalah pada lama
fermentasi 24 jam dan mulai nampak penurunan pada lama fermentasi 48 jam
sampai 72 jam, setelah lama fermentasi 72 jam, maka kadar gula tape akan selalu
17
18
mengalami penurunan. Tarigan (1988) penurunan kadar gula tape terjadi akibat
adanya perubahan gula menjadi alkohol yang dilakukan oleh enzim zimase yang
dihasilkan oleh mikroba-mikroba yang terdapat pada ragi tape.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen mengenai Pengaruh Pemberian Larutan
AB MIX Pengganti Terhadap Pertumbuhan Kangkung Pada Hidroponik System Kratky
Bahan :
1. NPK 16-16-16
2. KCL
3. Ganbasil D
4. Bibit tanaman kangkung
5. Arang sekam
6. 20 liter air
Alat :
1. 10 botol aqua 1,5 L
18
19
1. Siapkan 20 liter air dalam ember NPK 16-16-16, KCL,Ganbasil D dan tiga gelas.
2. Masukan 2sdt Npk 16-16-16 pada gelas pertama, 2sdt kcl pada gelas kedua,dan
ganbasil D pada gelas ketiga.
3. Tambahkan air secukupnya pada masing-masing gelas kemudian aduk hingga
merata.
4. Setelah tercampur rata,masukan ketiga bahan yang telah dilarutkan pada 20liter
air yang telah disiapkan.
5. Pada saat mencampurkan larutan kcl usahakan ampas jangan diikut sertakan.
6. Setelah ketiga bahan dimasukkan,aduk kembali hingga tercampur rata.
7. Jadilah larutan AB MIX dan siap untuk digunakan.
1. Siapkan 10 botol bekas aqua , 10 gelas plastik bekas ,1 buah spidol , 1 buah
cutter, dan 1 buah solder.
2. Ukur bagian botol aqua bekas yang akan dipotong , batasi menggunakan spidol.
3. Kemudian potonglah pada bagian yang sudah dibatasi dengan menggunakan
cutter untuk media tanam, gunakan botol bagian bawah.
4. Lubangi botol tersebut kira-kira 2cm dibawah bekas potongan secara melingkar
hingga 2 atau 3 baris menggunakan solder.
5. Lubangi pula bagian bawah atau pantat gelas secara merata,kemudian lubangi
pula sisi gelas bagian bawah.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk 9 gelas lainnya
19
20
Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan setiap 24 jam sekali sejak sehari setelah tanam
dan dilakukan selama 21 hari. Dengan menggunakan kolom tabel. Dalam penelitian yang
diamati adalah kecepatan tumbuhnya tanaman kangkung yaitu 9 botol diberi larutan AB MIX
pengganti dan 1 botol tidak diberi larutan AB MIX pengganti . Model tabel yang digunakan
dalam pengamatan dan pengumpulan data sebagai berikut:
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang pengaruh penggunaan larutan
AB MIX pengganti terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman kangkung pada hidroponik
sistem kratky. Data yang diperoleh dengan melakukan pencatatan pertambahan ukuran yang
dilakukan setiap 24 jam sekali.
20
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
21
22
1. KESIMPULAN:
8. 4. Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30 0C dan membutuhkan waktu 45
jam. Fermentasi dilakukan pada wadah tertutup, karena fermentasi yang tertutup akan
mencegah terjadinya kontaminasi.
9. 5. Proses pencampuran ragi yang tidak baik akan menyebabkan fermentasi kurang
sempurna dan menimbulkan kerusakan. .
10. 6. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces
cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim
tersebut
22
23
1. Banyaknya ragi berpengaruh pada pH tape. Tape yang dibuat dengan massa ragi
0,88 gram menghasilkan tape dengan pH paling tinggi, yakni sebesar 5.
Sedangkan tape yang dibuat dengan massa ragi 0,22 gram, 0,44 gram, dan 0,66
gram menghasilkan pH tape sebesar 4.
2. Banyaknya ragi berpengaruh terhadap volume air tape. Tape yang dibuat dengan
massa ragi 0,44 gram menghasilkan volume air tape paling banyak, yakni sebesar
2,0 ml. Sedangkan tape yang dibuat dengan massa ragi 0,22 mengasilkan volume
air tape sebanyak 1,3 ml. Serta tape yang dibuat dengan massa ragi 0,66 gram dan
0,88 gram menghasilkan air tape sebanyak 1,1 ml.
A. SARAN
1. Menggunakan alat penakar (cup takar) nasi yang valid, yakni dengan cara
menimbang massa nasi menggunakan neraca, sehingga perbedaan massa tidak
ikut mempengaruhi proses fermentasi tape beras.
2. Proses pemerasan air tape dilakukan oleh satu orang, sehingga perbedaan volume
3. air perasan tape yang didapatkan lebih valid
4. Pengukuran pH tape lebih baik dilakukan dengan menggunakan pH meter digital,
sehingga tingkat ketelitiannya lebih tinggi.
4.2. Saran-saran
1. Sebaiknya eksperimen ini dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar hasil
pertumbuhan tanaman kangkung dapat terlihat jelas.
2.. Kepada masyarakat khusunya para petani yang ingin menanam tanaman kangkung
dan tidak memiliki lahan yang cukup luas, maka bisa digunakan hidroponik system
kratky pada penanaman tanaman kangkung agar bisa menghemat lahan yang
digunakan karena tidak perlu membutuhkan lahan yang luas.
3. Kepada masyrakat yang ingin agar pertumbuhan tanaman kangkung pada hidroponik
system kratky menjadi lebih cepat maka bisa diberi tambahan Larutan AB Mix
pengganti guna mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Sebaiknya tanaman kangkung pada hidroponik sitem kratky diberi Larutan AB Mix
Pengganti dalam jumlah/takaran yang lebih banyak agar akar dapat terendam,
sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih banyak dan menyebakan pertumbuhan
tanaman kangkung menjadi maksimal.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
24
25
No Keterangan Dokumentasi
25
26
3 Persiapan media
26
27
4 Kegiatan penanaman
tanaman kangkung pada
hidroponik system kratky
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
10
35
36
Hari ke- Sampel Tanaman Kangkung dengan Pemberian Sampel Tanaman Kangkung tanpa
Larutan AB MIX Pengganti Pemberian Larutan AB MIX Pengganti
1
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
10
11
41
42
12
13
42
43
14
15
43
44
16
17
44
45
18
19
45
46
20
21
46
47
1. Dasar Kegiatan :
1. Program kerja siswa.
2. Penilaian kelompok.
2. Tujuan Penelitian
- Mengetahui pengaruh larutan AB MIX pengganti terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung pada hidroponik sistem kratky.
- Merancanakan, melaksanakan, dan mengkomunikasikan percobaan faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan.
Alat :
47
48
Jumlah
= Rp.32.000,-
Harjono , S.Pd. M Si
Nip. 19620106 198803 1 006
TEAM KIR
48
49
Koordinator Team
49