Bismil Ah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

STUDI TENTANG
PENGARUH TAKARAN RAGI DALAM FERMENTASI TAPE
SINGKONG TERHADAP PH DAN JUMLAH AIR YANG
DIHASILKAN

OLEH :

1. Diyan Krisdiyanto (07)


2. Hilma Bayu Aji (10)
3. Ilham Agung Wirawan (12)
4. Muhammad Naufal Z. (24)

Kelas : XII MIPA 1

SMA NEGERI 1 RANDUDONGKAL

Tahun 2018/2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
tentang”Pengaruh takaran ragi dalam fermentasi tape singkong terhadap ph dan jumlah air
yang dihasilkan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Drs.Panut selaku guru pembimbing dan kepada seluruh teman-
teman yang terlibat.

Semoga laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai proses fermentasi tape singkong, dan juga bagaimana proses kegiatan praktikum.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa syarat yang membangun.

Randudongkal, 30 Juli 2018

Penyusun

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul : STUDI TENTANG PENGARUH LARUTAN AB

PENGGANTI TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN KANGKUNG PADA HIDROPONIK

SISTEM KRATKY

2. Personalia : KELOMPOK 3/ KELAS XII MIPA 1

3. Tempat Penelitian : SMA NEGERI 1 RANDUDONGKAL

4. Lama Penelitian : 21 HARI

5. Biaya Penelitian : Rp.32.000,-

Randudongkal, 30 Juli 2018

Mengetahui / menyetujui : Pembina

Drs.Panut

Nip. 19610527 198603 1 013

iii
INTI SARI
Kangkung (Ipomoea aquatica) merupakan tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan
ditanam sebagai makanan. Kangkug banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan
tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. Tumbuhan
ini memiliki batang berongga yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang
menegak pada pangkal daun.

Dalam rangka peningkatan produksi tanaman kangkung maka perlu diupayakan cara lain
penanaman kangkung agar dapat tumbuh dengan cepat, tidak memerlukan lahan yang luas,
dan dapat memberikan hasil yang maksimal. Seperti diterapkannya teknik pembudidayaan
kangkung yang akan dijadikan bibit sehingga diperoleh produksi yang banyak serta
kualitasnya pun baik.

Untuk memperoleh peningkatan produksi tanaman kangkung agar hasilnya maksimal baik
dari segi kualitas maupun kuantitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Memilih bibit yang segar, ukurannya seragam, daunnya berwarna hijau segar,
berukuran besar, dan tidak pucat
- Melakukan penyemprotan hama dan peyakit secara teratur dengan dosis yang sesuai
- Menjaga media tanam selalu dalam kondisi lembap

Selain menggunakan cara tersebut, terdapat cara lain untuk mempercepat pertumbuhan
tanaman kangkung dan tidak perlu menggunakan lahan yang luas yaitu dengan cara memberi
Larutan AB Mix Pengganti pada tanaman kangkung dengan menggunakan hidroponik system
kratky.

Cara ini dilakukan dengan tujuan agar :

- Mempercepat pertumbuhan tanaman kangkung


- Daun yang terbentuk jumlahnya lebih banyak dan segar.
- Memiliki daun yang lebih lebar.
- Batang yang terbentuk lebih besar diameternya.
- Batang yang terbentuk lebih tinggi.

Dari pemberian Larutan AB Mix pengganti terhadap tanaman kangkung pada hidroponik
sistem kratky ternyata yang paling lebar daunnya, paling banyak jumlah daunnya, paling
tinggi batangnya, dan paling lebar batangnya yaitu yang jumlah Larutan AB Mix yang
digunakan paling banyak. Sehingga diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung pada hidroponik sistem kratky lebih cepat dan memperoleh hasil yang lebih baik.

iv
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

INTI SARI ........................................................................................................................... vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ..v

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3.Batasan Masalah .................................................................................... 1

1.4.Tujuan Penelitian ................................................................................... 1

1.5.Manfaat Penelitian ................................................................................. 2

1.6.Hipotesa ................................................................................................. 2

1.7.Asumsi-asumsi ...................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.Sejarah dan Penyebaran ........................................................................ 6

2.2.Manfaat Tanaman Kangkung ............................................................... 6

2.3.Taksonomi Tanaman Kangkung .......................................................... 8

2.4.Morfologi Tanaman Kangkung ........................................................... 8

2.5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tunas ...................11

2.6.Cara Bercocok Tanam ........................................................................ 13

2.7.Penanganan Panen .............................................................................. 14

2.8.Penanganan Pasca Panen .................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian .................................................................................... 17

3.2.Tempat Penelitian ................................................................................ 17

3.3.Pelaksanaan Eksperimen ..................................................................... 17

v
3.4.Pengamatan Dan Pengumpulan Data .................................................. 18

3.5.Hasil-Hasil Penelitian .......................................................................... 20

3.6.Hasil Analisa Data ............................................................................... 29

BAB IV PENUTUP

4.1.Kesimpulan .......................................................................................... 32

4.2.Saran-Saran .......................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 33

LAPORAN DOKUMENTASI KEGIATAN .................................................................... 34

STUDI TENTANG PENGARUH LARUTAN AB MIX PENGGANTI TERHADAP


PERTUMBUHAN SELEDRI PADA HIDROPONIK SISTEM KRATKY .................... 57

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya
(Suwanto,1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai
lembaga untuk menjelaskan tentang bioteknologi.
Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos: ilmu;
sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhlukn hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk
dari makhluk hidup (protein bioaktif, enzim, vitamin, asam basa organik, alkohol,
dan lain lain) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
(Ahmad, 2014).
Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas
sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu
bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa. Secara umum, bioteknologi dapat diklafikasikan menjadi dua arah
yaitu: bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biologi molekuler,
mikrobiologi, biokimia, imunologi, genetika, dan biologi sel. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
yang dapat dikelompokkan dalam dua cabang ilmu, yaitu ilmu biologi, kimia, dan
ilmu teknik dalam proses produksi barang dan jasa (Ahmad, 2014).
Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli akan tetapi komponen utama
proses bioteknologi terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu bagian berkaitan dengan
katalis biologis (enzim) yang terbaik untuk fungsi tertentu atau proses (agen
biologis mikroba; enzim, sel tanaman, sel hewan), bagian kedua menciptakan
(dengan konstruksi dan operasi teknis) kondisi terbaik untuk proses katalis
(pendayagunaan secara teknologis dan industrial), dan bagian ketiga (pengolahan

7
downstream) berkaitan dengan pemisahan dan pemurnian produk esensial atau produk dari
proses fermentasi (produk dan jasa yang diperoleh) (Ahmad, 2014).
Dahulu bioteknologi dianalogikan dengan industri mikrobiologi (industri yang
berbasis pada peran agen-agen mikroba). Tetapi perkembangan selanjutnya, tanaman dan
hewan juga dieksploitasi secara komersial seperti; hortikultura dan agrikultura. Dengan
demikian, “payung” bioteknologi sangatlah luas mencakup semua teknik untuk menghasilkan
barang dan jasa dengan memanfaatkan sistem biologi atau sel hidup (Ahmad, 2014).
Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi
tanaman, hewan, dan produk makanan. Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang
masih sederhana ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional. Penerapan
bioteknologi konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-produk makanan.
Seiring dengan perkembangan dan penemuan dibidang molekuler maka teknologi yang
digunakan dalam bioteknologi pada saat ini semakin canggih. Bioteknologi yang
menggunakan teknologi canggih ini disebut bioteknologi modern (Nurcahyo,1997). Oleh
karena itu, disusunlah makalah yang berjudul “Mengkaji Bioteknologi konvensional dan
modern”.

1.2.Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang penelitian diatas maka masalahnya dapat dirumuskan
secara terperinci. Untuk memeperoleh bayangan serta mempermudah dalam merumuskan
tujuan penelitian yang hendak dicapai. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pembuatan fermentasi tape singkong


2. Apakah pegaruh jumlah takaran ragi dalam fermentasi tape singkong terhadap ph
yang dihasilkan
3. Apakah pengaruh jumlah takaran ragi dalam fermentasi tape singkong terhadap
jumlah air yang dihasilkan

1.3.Batasan Masalah
Dalam proposal ini hanya meneliti seberapa jauh pengaruh jumlah takaran ragi dalam
fermentasi tape singkong terhadap ph dan jumlah air yang dihasilkan

1.4.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan fermentasi tape singkong

1
2

- Untuk mengetahui pengaruh jumlah takaran ragi dalam fermentasi tape singkong
terhadap ph yang dihasilkan
- Untuk mengetahui pengaruh jumlah takaran ragi dalam fermentasi tape singkong
terhadap jumlah air yang dihasilkan

1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Bila penelitian ini berhasil, penulis mengharapkan para petani agar menggunakan
larutan AB MIX dalam penanaman tanaman kangkung.
- Hasil penelitian juga bermanfaat bagi penulis sendiri agar lebih memahami teknik-
teknik penanaman kangkung agar pertumbuhannya lebih cepat dan memperoleh hasil
yang lebih baik.
- Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian-
penelitian lain khususnya bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembuatan
tape singkong.
- Agar para siswa dapat memahami proses pembuatan fermentasi tape singkong.
- Dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab kegagalan dalam
fermentasi tape singkong.

1.6.Hipotesa
Dari permasalahan dan tujuan penelitian diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut :

a. Hipotesa Kerja (H1)

- Semakin banyak ragi maka ph tape semakin tinggi

- Semakin banyak ragi maka jumlah air yang dihasilkan semakin banyak

b. Hipotesa Nol (H0)

- Semakin banyak ragi maka ph tape semakin rendah

- Semakin banyak ragi maka jumlah air yang dihasilkan semakin sedikit

1.7.Asumsi-asumsi

a. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas

2
3

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya perubahan pada


variabel terikat. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel bebas adalah : Jumlah
ragi

2. Variabel Kontrol

Merupakan variabel yang dibuat sama untuk semua perlakuan. Variabel ini tidak
mempengaruhi dan tidak dipengaruhi dan dibuat konstan. Dalam penelitian ini yang berperan
sebagai variabel kontrol adalah : Jenis singkong,jenisragi, jenis daun pisang, jumlah
lapisan pembungkus, lama fermentasi, tempat penyimpanan.

3. Variabel Terikat

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau mengalami perubahan akibat dari pengaruh
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel terikat adalah : ph tape
dan volume air yang dihasilkan

b. Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian tentang "pengaruh pemberian larutan AB MIX Pengganti terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung pada hidroponik system kratky"dapat dibuat definisi
operasional sebagai berikut :

1.Definisi Operasional Variabel Manipulasi


a. Larutan AB Mix Pengganti

Larutan AB Mix Pengganti adalah nutrisi untuk tanaman yang mengandung kelengkapan
unsur hara didalamnya yang berbentuk cair. Disebut AB Mix karena terdiri dari nutrisi A dan
nutrisi B. Nutrisi larutan AB mix lebih praktis digunakan dibandingkan AB mix padat.
Nutrisi larutan AB mix dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman pada system
hidroponik kratky.

Fungsi AB mix yaitu untuk memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
karena larutan AB mix mengandung unsur makro ( C,H,O,N,S,P,K,Ca, dan Mg ) dan mikro (
B,Cl,Cu,Fe,Mn,Mo, dan Zn ) yang lengkap dan dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhannya. Pada pengaplikasiannya, larutan AB mix harus mempunyai kisaran Ph
antara 5,5- maksikum 6,5 karena tanaman kangkung pada PH tersebut dapat tumbuh dengan
optimal.

2. Definisi Operasional Variabel kontrol


a. Tanaman Kangkung

Kangkung (Ipomoea aquatica), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1adalah sejenis
tanaman yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung
banyak dijual di pasar-pasar

3
4

Kangkung ini bisa disebut dengan swamp cabbage, water convovulus, water spinach, ini
bersal dari india. Kemudian menyebar di berbagai wilayah.kangkung mrupakan tanaman
yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih
kangkung dikenal dengan nama latin adalah Ipomoea Reptans.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung
disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian
negara Afrika. Pada kegiatan ini faktor genetis tanaman kangkung dianggap sama.

b. Suhu Ruangan

Suhu ruangan, dalam penggunaan ilmiah dianggap kurang lebih antara 20 sampai 25 derajat
Celcius (°C) (68 sampai 77 derajat Fahrenheit (°F), 528 sampai 537 derajat Rankine (°R),
atau 293 sampai 298 Kelvin (K)), walaupun nilai tersebut bukanlah suatu nilai yang
ditentukan dengan persis. Untuk kemudahan penghitungan, sering digunakan angka 20 °C
atau 293 K. Untuk kenyamanan manusia, rentang suhu dan kelembapan relatif dapat
diterima. Pada kegiatan ini suhu ruangan dianggap sama.

c. Penguapam

Penguapan adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan
spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.
Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dengan volume signifikan. Pada kegiatan ini penguapan dianggap sama.

d. Kelembapan

Kelembapan adalah kadar uap air yang ada di udara. Dimana kelembapan udara merupakan
bagain dari komponen iklim yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan
udara disuatu tempat dapat berpengaruh pada semua aktivitas yang kita lakukan, terkhusus
pada pertanian. Pada kegiatan ini kelembapan dianggap sama.

e.Media Tanam

Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman / bahan tanaman,
tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang. Media tanam juga digunakan
tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di
atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara menyerap
unsur unsur hara yang terkandung di dalam media tanam.

Media tanam Pada pertanian hidroponik hanya bersifat inert, yakni tidak menyediakan unsur
hara, hanya berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman saja, diantaranya Arang sekam,
Spons, Expanded clay, Rockwool, Sabut (Coir), Perlite, Batu apung (Pumice). Pada kegiatan
ini kami menggunakan media tanam berupa arang sekam dan media tanam pada kegiatan ini
dianggap sama.

4
5

f. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah yang mempunyai besaran dan arah.

Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman.
Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan
maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam
penyerbukan tanaman dan pembenihan alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi
penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin
merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama
dan penyakit yang akan sangat merugikan. Pada kegiatan ini pengaruh angin dianggap sama.

g. Hidroponik Sitem Kratky

Sistem hidroponik kratky adalah sistem hidroponik yang memanfaatkan akar yang
panjang, dengan merendam sebagian akarnya dalam larutan nutrisi dan sebagian akar
yang tidak terendam larutan nutrisi digunakan untuk mengambil oksigen. Pada awal
penanamannya, larutan nutrisi dipenuhi hingga netpot terbawah.Seiring pertumbuhan
akar yang memanjang kebawah, larutan nutrisi berkurang karena diserap akar dan
menyediakan ruang udara lebih banyak untuk pertumbuhan akar tanaman.Sistem
hidroponik sistem kratky ini cocok untuk tanaman kangkung.

3. Definisi Operasional Variabel Respon

a. Pertumbuhan Tanaman Kangkung

Pertumbuhan adalah adanya perubahan bentuk dikarenakan bertambahnya jumlah sel yang
diikuti dengan pembesaran ukuran sel-sel yang membentuk makhluk hidup tersebut.
Pertumbuhan merupakan proses irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Pertumbuhan pada makhluk hidup bisa dilihat dari ukuran yang semakin
membesar. Pada tumbuhan sendiri ditandai dengan ukuran yang semakin bertambah. Akar
dan batang yang semakin besar dan kuat.Kelompok kami dalam mengukur pertumbuhan
tanaman kangkung melakukan pengamatan pada tinggi dan lebar batang, jumlah serta lebar
daun.

5
6

BAB II
LANDASAN TEORI

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme


sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang
menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh
produk yang diinginkan (Nurcahyo, 1997).
Bioteknologi konvensional dalam (Nurcahyo, 1997) dijelaskan bahwa merupakan
bioteknologi sederhana. Bioteknologi ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1) Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
2) Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan makanan
baru yaitu Nata de coco.
3) Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.

6
7

4) Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi


sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa
melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Contohnya
tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk bioteknologi.

Menurut Primrose (1987), perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern


berasarkan kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
1) Bioteknologi Konvensional
Kelebihan :
 Relatif murah
 Teknologi genetic sederhana
 Pengaruh jangka panjang umumnya sudah diketahui karena sistemnya sudah
mapan
Kekurangan:
 Perbaikan sifat genetik tidak terarah
 Tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik (inkompatibilitas)
 Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya
 Memerlukan waktu lebih lama
A. Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional
Dalam bioteknologi konvensional, penerapan teknik-teknik biologi, biokimia atau
rekayasa masih sangat terbatas sehingga belum mencapai aras rekayasa molecular yang
terarah. Dalam hal ini agensia jasad hidup digunakan sebagaimana apa adanya. Kalaupun ada
rekayasa, maka rekayasa tersebut masih dalam aras yang belum sepenuhnya dapat
dikendalikan. Sebagai contoh, untuk meningkatkan produksi etanol oleh mikroba tertentu,
para ilmuwan telah menerapkan teknik mutasi genetik sejak puluhan tahun yang silam. Pada
awal perkembangannya, teknik mutasi tersebut dilakukan secara acak sehingga hasil mutasi
tidak dapat sepenuhnya dikendalikan atau diramalkan.

Menurut Clegg, et al., (1990) adapun ciri-ciri bioteknologi konvensional yaitu:


1. Memakai makhluk hidirup secara langsung
2. Tanpa didasari prinsip ilmiah
3. Berdasarkan keterampilan yg diwariskan turun-temurun
4. Dapat diproduksi secara masal

7
8

Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan


baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam – asamorganik, protein sel
tunggal, antibiotika, dan biopolimer. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan
oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa
dimakanorang sampai sekarang seperti tape, oncom, kecap, yoghurt, dan lain – lain.
Perubahan kimia tadi tergantung pada macam bahan, macammikroba, ph, suhu, adanya aerasi
atau usaha lain yang berbeda dengan faktor-faktor diatas, misalnya penambahan penambahan
bahan tertentu untuk menggiatkan fermentasi.
Fermentasi berarti disimilasi anaerobik senyawa-senyawa organik yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut. Disimilasi yaitu proses
pengubahan senyawa didalam sel seperti glikogen dan atp menjadi senyawa yang tingkat
energinya lebih rendah sedemikian rupa sehingga energi dibebaskan dalam proses ini.
Disimilasi berlangsung di dalam sel dan produk- produknya dikeluarkan ke media sekitarnya.
Disimilasi terutama menghasilkan senyawa organik, senyawa anorganik dan beberapa unsur,
contohnya karbohidrat,glikosida, alkohol, asam keto, hidrokarbon, asam amino dan amina,
sejumlah garam fe, mn, dan as, unsur karbon, belerang dan lain-lain.
Proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan tape pada dasarnya meliputi empat tahap
penguraian, antara lain sebagai berikut :
a) molekul-molekul pati terpecah menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana, proses ini
disebut hidrolisis enzimatis.
b) gula yang terbentuk akan diubah menjadi alkohol.
c) alkohol akan diubah menjadi asam-asam organik oleh bakteri
d) pediococcus dan acetobacter melalui proses oksidasi alkohol.
sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk ester yangmemberi cita
rasa pada tape.
2.2 Tape
Aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi makanan khas
yang disebut tape. Bahan pangan yang umumnya dibuat tape adalah ubi kayu (singkong),
beras ketan putih maupun beras ketan hitam serta sorgum (rukmana dan yuniarsih, 2001).

8
9

Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dimana terjadi suatu perombakan
bahan - bahan yang tidak sederhana.
Zat pati yang ada dalam singkong diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula engan
bantuan suatuorganisme yang disebut ragi atau khamir ( suriasih, 2001 ).tape mempunyai
tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikitmengandung alkohol. Selama
fermentasi, tape mengalami perubahanperubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme.
Pada dasarnya semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape.
Berdasarkan bahan bakunya,dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan, tape singkong, tape
beras, tape sorgum,tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun, akan tetapi dewasa ini yang
paling populer adalah tape singkong dan tape ketan.

Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasilfermentasi bahan baku yang diberi ragi
sebagai sumber mikrobanya. Tape sebagaihasil fermentasi menghasilkan alkohol dan gula.
2.3 Ragi
Kata ”ragi” dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakandalam pembuatan
berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tape, roti, anggur, brem dan lain-lain. Ragi
untuk tape merupakan populasi campuran genus dimanaterdapat spesies-spesies genus
aspergillus, genus saccharomyces, genuscandida,genus hansenula, sedangkan bakteri
acetobacter biasanya tidak ketinggalan. Genustersebut hidup bersama secara sinergetik.
Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan saccharomyces, candida dan
hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik
lainnya (dwijoseputro, 1990).
Ragi adalah suatu inokulum atau starter untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan
produk tertentu. Ragi ini dibuat dari tepung beras yang dijadikan adonanditambah ramuan –
ramuan tertentu dan dicetak menyerupai kue – kue kecil dengan diameter ± 2 – 3 cm,
digunakan untuk membuat arak, tape ketan, tape ketela ( peyeum) dan brem. Secara
tradisional bahan – bahan seperti laos, bawang putih, tebu kuning,atau gula pasir, ubi kayu,
jeruk nipis dicampur dengan tepung beras, lalu ditambah sedikit air sampai terbentuk adonan.
Adonan ini kemudian didiamkan dalam suhukamar selam 3 hari dalam keadaan terbuka,
sehingga ditumbuhi khamir dan kapangsecar alami. Setelah itu adonan yang telah ditumbuhi
mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan dibuat bulatan – bulatan lalu dikeringkan.
mikroba mampu hidup pada hampir semua tempatdan keadaan serta mampu bertahan dalam
berbagai keadaan dan lingkungan baik padasuhu, tekanan, ph, tingkat osmosis serta keadaan
yang ekstrim.

9
10

Oleh karena itu pengetahuan tentang mikroba sangat penting dikuasai oleh mereka yang
bekerja atau sedang menuntut ilmu bidang pangan mikroba bersifat mikroskopis, begitu
kecilnya sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Mikroba terdiri dari beberapa jenis
proses pengendalian mutu dan pemeriksaan makanan misalnya khamir.

Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol, dimana produk utama
dari metabolisme adalah etanol.
Saccharomyces cerevisiae adalah jenis utama yang berperan dalam produksi minuman
beralkohol seperti bir dan anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam
perusahaan roti.
Diantara mikroorganisme etanol merupakan produk peragian gula yang paling tersebar luas.
Bahkan pada tumbuh-tumbuhan dan banyak fungi pada kondisi anaerob terjadi penimbunan
alkohol(etanol). Produsen utama alkohol adalah ragi terutama dari strain
saccharomycescerevisiae
Ragi-ragi seperti juga kebanyakan fungi merupakan organisme yang bernafas secara aerob.
Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme inimeragikan karbohidrat menjadi etanol
dan karbondioksida. Peragian glukosa oleh ragimerupakan peristiwa anaerob, ragi sendiri
adalah organisme aerob. Pada kondisianaerob fermentasi oleh ragi aman intensif, namun ragi
sendiri hampir tidak tumbuh.dengan mengalirkan udara maka peragian dapat dihambat
sempurna danmemasukkan banyak udara.
2.4 Singkong ( Ubi Kayu )
tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot Utilissima
Ubi kayu merupakan batang berkayu yang tumbuh tegak, beruas-ruas, berbuku-buku dan
ketinggiannya mencapai 3m. Di dalam batangnya ada liang yang berisi semacam gabus yang
berwarna putih. Daunnya serupa tangan manusia dengan jari-jari (helaian daun terbelah
dalam-dalam).

10
11

Singkong merupakan jenis ubi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat,singkong


mengandung glukosa yang jumlahnya bervariasi. bila kadar glukosa lebih dari 100 mg/ 1kg
singkong ini termasuk singkong manis. glikosida ini menyebabkan rasa pahit dan bila
dimakan didalam perut berubah menjadi asam hidrogen. asam inidapat mempengaruhi
pernafasan sehingga organisme dapat mati karena kekurangan dalam istilah sehari-hari
disebut keracunan.
Untuk menanggulanginya dianjurkan memilih singkong jenis manis dan masih segar atau
baru dicabut dari dalam tanah.singkong dikupas, dipotong-potong lalu dicuci, selanjutnya
direndam di dalam air sampai betul-betul terendam dan sering diganti airnya. Cara memasak
singkong antaralain direbus, dikukus, digoreng, digetuk dan lain-lain makanan kecil dari
singkong.a. Manfaat singkong merupakan komoditas hasil pertanian, sumber karbohidrat
yang penting setelah beras.
Namun sesuai dengan perkembangan teknologi, singkong tidak hanya dimanfaatkan sebagai
makanan saja tetapi juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, terutama industri pellet
atau makanan ternak dan industri pengolahantepung. Industri pengolahan tepung akan
menghasilkan antara lain : tepung tapioka yang merupakan bahan baku pembuatan krupuk,
gula cair, industri tekstil dansebagainya. Di samping itu di beberapa daerah, singkong
dijadikan sebagai bahan makanan pokok pengganti nasi (jawa : tiwul), gatot, roti, biskuit,
tape, patila dan berbagai macam makanan lainnya.
Jenis-jenis singkong jenis singkong dapat dibedakan berdasarkankandungan racun asam biru
(hcn)-nya, yang dihitung dalam mg HCN/ kg singkong basah kupas. Pada beberapa jenis
singkong terkandung hcn yang tinggi, namun pada beberapa jenis singkong yang lain
kandungan hcn relatif rendah atau bahkan tidak ada. sifatnya ubi kayu digolongkan dalam 2
golongan yaitu golongan pahit (kandungan hcn > 50 mg/kg bahan) dan golongan manis
(kandungan hcn < 50 mg/kg bahan). Umumnya yangdikonsumsi adalah varietas manis,
sedangkan varietas pahit digunakan untuk tujuan industri.

2.5 Keunggulan Tapai


1. fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan vitamin b1 (tiamina) hingga tiga kali
lipat
2. vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat
berfungsi dengan baikkarena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman
dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh.

11
12

3. cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ±
satu juta per mililiter atau gramnya.
4. produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama
sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah
bakteri jahat.
5. kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan
aflatoksin dari tubuh.
6. aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama
aspergillus flavus
7. toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap.
konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut.
di beberapa negara tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama,
penduduknya rentan menderita anemia.
hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia
konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan
dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin b12.
2.6 Kelemahan Tapai
konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem
pencernaan. selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai
berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah
seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita hiv.
untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali
dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi. makanan ini
populer di jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari jawa barat hingga jawa timur. di
jawa barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa sunda).
pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. ada dua teknik
pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang
lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. tapai kering populer di daerah
priangan utara (purwakarta dan subang), dan dikenal sebagai buah tangan khas dari daerah ini
(dikenal sebagai peuyeum gantung, karena diperdagangkan dengan digantung.)

12
13

Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Inokulum tape, atau sering
disebut ragi tape, telah lama diteliti.

Tapai merupakan makanan selingan yang cukup popular di Indonesia dan


Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai singkong. Tapai
memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alcohol, memiliki aroma yang
menyenangkan, bertekstur lunak dan berair. Tapai sebagai produk makanan cepat
rusak karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai,
sehinnga harus segera dikonsumsi. Namun demikian jika disimpan dalam tempat yang
dingin maka akan dapat bertahan selama dua minggu. Hasil dari fermentasi lanjut
adalah produk yang asam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk dikonsumsi.

 PROSES FERMENTASI

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi
fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

(Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol) Dijabarkan sebagai


Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi (ATP) Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula
yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari
13
14

tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan
bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.

Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30˚C dan membutuhkan waktu
45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling baik
dilakukan pada kondisi mikro aerob. Pada kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh
sehingga tidak dapat menghidrolisis pati. Namun demikian, pada kondisi aerob yang
merupakan kondisi paling baik bagi kapang dan kahamir, aroma tidak berkembang
dengan baik karena tergantung dari fermentasi alkohol dan pada kondisi ini
fermentasi alcohol menurun. Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya
kontaminasi. Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan)
yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik
serta menurunkan zat anti nutrisinya.

 RAGI TAPE

Starter yang digunakan untuk produksi tapai disebut ragi, yang umumnya
berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan
peralatan khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan pada
umumnya tetap menjadi rahasia di setiap pengusaha ragi. Ragi dipanen setelah 2-5
hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Produk akhir akan berbentuk pipih kering
dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor lingkungan yang
dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh
bersama-sama. Namun demikian pada ragi yang dibuat pada musim hujan akan dapat
dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak dan
membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama. Ragi tape atau yang sering disebut
sebagai “ragi” adalah starter untuk membuat

Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat


(pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi
alkohol. Bberapa jenis mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah
Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces
cerevicae, Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain. Pada dasarnya pembuatan ragi
merupakan teknik dalam memperbanyak mikroorganisme yangberperan dalam
pembuatan tape. Perbanyakan ini dilakukan dalam suatu medium tertentu dan setelah

14
15

cukup banyak mikroba yang tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam
keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel maupun dalam bentuk sporanya.
Penghentian pertumbuahn mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan
medium tumbuhnya.

 KEUNGGULAN (KANDUNGAN GIZI DALAM TAPE)

Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga


tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem
pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam
bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber
probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam
laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini
dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena
meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat.

Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan


mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang
dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai
dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas
normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis
yang mengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan
menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat
toksik dalam tubuh manusia.. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia
karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan
vitamin B12.

 KELEMAHAN TAPE

Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan
gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam
15
16

pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem


imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita
HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan
secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan
higienis.

1. Tape
Tape adalah makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi. Tape
merupakan makanan tradisional yang sangat populer di masyarakat. Bahan dasar
pembuatan tape bisa berupa singkong, ketan hitam, ketan putih, dan pisang
(Afrianti, 2004). Tape merupakan produk yang mudah rusak, karena fermentasi
akan terus setelah tahap optimum fermentasi telah tercapai terlampaui sehingga
apabila tape sudah masak harus segera dikonsumsi, tape dapat bertahan selama 2-
3 hari bila disimpan dalam suhu kamar (Hidayat, 2006). Sedangkan terkait
dengan rasa manis dari tape dipengaruhi oleh kadar gula dari tape sendiri.
Dalam proses fermentasi ini pati akan diubah menjadi gula oleh kapang
jenis Clamydomucor dan oleh khamir jenis Saccharomyces cereviseae gula
diubah menjadi alkohol. Sementara itu rasa asam pada tape dapat timbul karena
perlakuan-perlakuan yang kurang teliti, seperti penambahan ragi yang berlebihan
dan penutupan yang kurang rapat pada saat fermentasi. Selain itu rasa asam pada
tape dapat terjadi bila fermentasi berlangsung terlalu lanjut (Anonim, 1982 dalam
maimunah (2004)). Rasa asam yang ditimbulkan merupakan salah satu ciri khas
yang terdapat pada tape (Ardhana, 2000).

2. Ragi Tape
Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter untuk
membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat
mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana
(glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis
mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor oryzae,
Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae,
Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Diana Rochintaniawati, 2006).
Pada dasarnya pembuatan ragi merupakan teknik dalam memperbanyak
mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tape. Perbanyakan ini

16
17

dilakukan dalam suatu medium tertentu dan setelah cukup banyak mikroba yang
tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam keadaan istirahat, baik
dalam bentuk sel maupun dalam bentuk sporanya. Penghentian pertumbuahn
mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya.

3. Fermentasi Tape
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk
menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan
yang dikendalikan (Anonim, 2006). Sedangkan menurut Rahman (1992)
fermentasi merupakan suatu aktivitas mikroba baik aerob maupun anaerob untuk
mendapatkan energi dan terjadi perubahan atau transformasi kimiawi substrat
organik. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat
organik yang sesuai (Aan Mau’izhatul Hasanah, 2002).
Proses fermentasi karbohidrat (fermentasi tape dari beras) mengalami
perubahan kadar gula baik disebabkan oleh jumlah ragi maupun waktu inkubasi.
Terbentuknya gula selama fermentasi terjadi akibat adanya perbedaan strain yang
terdapat pada ragi dan aktifitas yang dilakukan mikroba pada ragi (Hidayat dkk,
2000). Strain yang digunakan dalam ragi berbeda tergantung merk ragi yang
digunakan. Pada umumnya kelompok kapang yang digunakan adalah golongan
jenis Mucor dan Rhizhopus. Sedangkan kelompok khamir adalah Candida,
Saccharomyces, Hansenula dan sebagainya (Saono dkk, 1974, Ardhana, 1982
dalam Ardhana 2000). Adanya perbedaan kandungan mikroba yang berbeda pada
merk ragi diantaranya akan berpengaruh ada kestabilan pertumbuhan masing-
masing mikroba. Ketika pertumbuhannya mengalami perbedaan, maka dapat
mengakibatkan hasil fermentasinya berbeda. Perbedaan tersebut karena
komposisi gizi dan kandungan mikroba dalam ragi yang tidak sama dan akan
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses fermentasi (Winarno, 1994).
Menurut Budiono (2001) lama fermentasi tape bervariasi, berkisar antara
1 sampai 6 hari. Kadar gula hasil fermentasi akan semakin meningkat sebanding
dengan meningkatnya lama fermentasi, kadar gula akan menurun setelah terjadi
berubah menjadi alkohol, karbondioksida dan asam cuka. Hasil penelitian
Ismiatun (2000) menyatakan bahwa kadar gula tape tertinggi adalah pada lama
fermentasi 24 jam dan mulai nampak penurunan pada lama fermentasi 48 jam
sampai 72 jam, setelah lama fermentasi 72 jam, maka kadar gula tape akan selalu

17
18

mengalami penurunan. Tarigan (1988) penurunan kadar gula tape terjadi akibat
adanya perubahan gula menjadi alkohol yang dilakukan oleh enzim zimase yang
dihasilkan oleh mikroba-mikroba yang terdapat pada ragi tape.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen mengenai Pengaruh Pemberian Larutan
AB MIX Pengganti Terhadap Pertumbuhan Kangkung Pada Hidroponik System Kratky

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Randudongkal dan dilaksanakan pada tanggal 6-27
Agustus 2018

3.3. Pelaksanaan Eksperimen


a. Persiapan Alat dan Bahan yang digunakan :

Bahan :

1. NPK 16-16-16
2. KCL
3. Ganbasil D
4. Bibit tanaman kangkung
5. Arang sekam
6. 20 liter air

Alat :
1. 10 botol aqua 1,5 L

18
19

2. 10 gelas plastik bekas yang sesuai ukuran gelas aqua


3. 1 buah solder
4. 1 buah cutter
5. 1 buah spidol
6. 1 buah ember

b. Cara pembuatan larutan AB MIX

1. Siapkan 20 liter air dalam ember NPK 16-16-16, KCL,Ganbasil D dan tiga gelas.
2. Masukan 2sdt Npk 16-16-16 pada gelas pertama, 2sdt kcl pada gelas kedua,dan
ganbasil D pada gelas ketiga.
3. Tambahkan air secukupnya pada masing-masing gelas kemudian aduk hingga
merata.
4. Setelah tercampur rata,masukan ketiga bahan yang telah dilarutkan pada 20liter
air yang telah disiapkan.
5. Pada saat mencampurkan larutan kcl usahakan ampas jangan diikut sertakan.
6. Setelah ketiga bahan dimasukkan,aduk kembali hingga tercampur rata.
7. Jadilah larutan AB MIX dan siap untuk digunakan.

c. Cara pembuatan wadah (media tanam)

1. Siapkan 10 botol bekas aqua , 10 gelas plastik bekas ,1 buah spidol , 1 buah
cutter, dan 1 buah solder.
2. Ukur bagian botol aqua bekas yang akan dipotong , batasi menggunakan spidol.
3. Kemudian potonglah pada bagian yang sudah dibatasi dengan menggunakan
cutter untuk media tanam, gunakan botol bagian bawah.
4. Lubangi botol tersebut kira-kira 2cm dibawah bekas potongan secara melingkar
hingga 2 atau 3 baris menggunakan solder.
5. Lubangi pula bagian bawah atau pantat gelas secara merata,kemudian lubangi
pula sisi gelas bagian bawah.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk 9 gelas lainnya

d. Cara penanaman tanaman kangkung pada media tanam

19
20

1. Siapkan bibit kangkung yang akan ditanam,arang sekam,larutan AB MIX dan


media tanam.
2. Tempatkan bibit kangkung pada gelas yang sudah dilubangi, pastikan terdapat
bagian akar yang keluar melalui lubang bagian bawah gelas.
3. Masukkan arang sekam pada gelas hingga penuh atau setidaknya bibit kangkung
dapat berdiri.
4. Siramkan larutan AB MIX pada gelas dan tunggu hingga larutan mulai turun dan
menetes.
5. Setelah itu ambil botol yang sudah dilubangi dan masukkan gelas kedalam botol
untuk mengukur seberapa banyak larutan yang akan digunakan setidaknya sedikit
bagian bawah gelas terendam.

3.4. Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan setiap 24 jam sekali sejak sehari setelah tanam
dan dilakukan selama 21 hari. Dengan menggunakan kolom tabel. Dalam penelitian yang
diamati adalah kecepatan tumbuhnya tanaman kangkung yaitu 9 botol diberi larutan AB MIX
pengganti dan 1 botol tidak diberi larutan AB MIX pengganti . Model tabel yang digunakan
dalam pengamatan dan pengumpulan data sebagai berikut:

3.5. Hasil-Hasil Penelitian


a. Keadaan alat pengumpulan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang pengaruh penggunaan larutan
AB MIX pengganti terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman kangkung pada hidroponik
sistem kratky. Data yang diperoleh dengan melakukan pencatatan pertambahan ukuran yang
dilakukan setiap 24 jam sekali.

20
21

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
21
22

1. KESIMPULAN:

1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih


menggunakan cara-cara yang terbatas.
2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam
singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi
lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang
dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh
karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula
sebelumnya.
4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi
Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu
proses pemecahan enzim tersebut.
5. 1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena
masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
6. 2. Pada proses pembuatan tape, ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam
singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi
lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.

7. 3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim


yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana.
Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula
sebelumnya.

8. 4. Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30 0C dan membutuhkan waktu 45
jam. Fermentasi dilakukan pada wadah tertutup, karena fermentasi yang tertutup akan
mencegah terjadinya kontaminasi.

9. 5. Proses pencampuran ragi yang tidak baik akan menyebabkan fermentasi kurang
sempurna dan menimbulkan kerusakan. .

10. 6. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces
cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim
tersebut

22
23

1. Banyaknya ragi berpengaruh pada pH tape. Tape yang dibuat dengan massa ragi
0,88 gram menghasilkan tape dengan pH paling tinggi, yakni sebesar 5.
Sedangkan tape yang dibuat dengan massa ragi 0,22 gram, 0,44 gram, dan 0,66
gram menghasilkan pH tape sebesar 4.
2. Banyaknya ragi berpengaruh terhadap volume air tape. Tape yang dibuat dengan
massa ragi 0,44 gram menghasilkan volume air tape paling banyak, yakni sebesar
2,0 ml. Sedangkan tape yang dibuat dengan massa ragi 0,22 mengasilkan volume
air tape sebanyak 1,3 ml. Serta tape yang dibuat dengan massa ragi 0,66 gram dan
0,88 gram menghasilkan air tape sebanyak 1,1 ml.
A. SARAN
1. Menggunakan alat penakar (cup takar) nasi yang valid, yakni dengan cara
menimbang massa nasi menggunakan neraca, sehingga perbedaan massa tidak
ikut mempengaruhi proses fermentasi tape beras.
2. Proses pemerasan air tape dilakukan oleh satu orang, sehingga perbedaan volume
3. air perasan tape yang didapatkan lebih valid
4. Pengukuran pH tape lebih baik dilakukan dengan menggunakan pH meter digital,
sehingga tingkat ketelitiannya lebih tinggi.

4.2. Saran-saran
1. Sebaiknya eksperimen ini dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar hasil
pertumbuhan tanaman kangkung dapat terlihat jelas.

2.. Kepada masyarakat khusunya para petani yang ingin menanam tanaman kangkung
dan tidak memiliki lahan yang cukup luas, maka bisa digunakan hidroponik system
kratky pada penanaman tanaman kangkung agar bisa menghemat lahan yang
digunakan karena tidak perlu membutuhkan lahan yang luas.

3. Kepada masyrakat yang ingin agar pertumbuhan tanaman kangkung pada hidroponik
system kratky menjadi lebih cepat maka bisa diberi tambahan Larutan AB Mix
pengganti guna mempercepat pertumbuhan tanaman.

4. Sebaiknya tanaman kangkung pada hidroponik sitem kratky diberi Larutan AB Mix
Pengganti dalam jumlah/takaran yang lebih banyak agar akar dapat terendam,
sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih banyak dan menyebakan pertumbuhan
tanaman kangkung menjadi maksimal.

23
24

DAFTAR PUSTAKA

1. Getahuanumum.blogspot.com. (Hari/tgl : Jumat 27-7-2018; Pukul : 16.00 WIB)

2. Elsy-smile.blogspot.com. (Hari/tgl : Jumat 27-7-2018; Pukul : 16.05 WIB)

3. Falony.com. (Hari/tgl : Jumat 27-7-2018; Pukul : 16.08 WIB)

4. Materipertanian.com. (Hari/tgl : Jumat 27-7-2018; Pukul : 16.14 WIB)

5. Sehatitu1ndah.blogspot.com. (Hari/tgl : Senin 30-7-2018; Pukul : 18.15 WIB)

6. Simply gado gado.com. (Hari/tgl : Senin 30-7-2018; Pukul : 18.18 WIB)

7. Agroekoteknologi08.wordpress.com. (Hari/tgl : Senin 30-7-2018; Pukul 18.22


WIB)

8. Steemit.com.(Hari/tgl : Senin 30-7-2018; Pukul : 18.27 WIB)

9. Deskgram.org. (Hari/tgl : Senin 30-7-2018; Pukul : 18.31 WIB)

10. Mangkoko.com. (Hari/tgl : Senin 30-7-2018; Pukul : 18.36 WIB)

24
25

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN


Jadwal Pengamatan
Hari ke-1 : Hilma Bayu Aji (10)
Hari ke-2 : Muhammad Naufal Z. (24)
Hari ke-3 : Diyan Krisdiyanto (7)
Hari ke-4 : Ilham Agung Wirawan (12)
Hari ke-5 : Hilma Bayu Aji (10)
Hari ke-6 : Muhammad Naufal Z. (24)
Hari ke-7 : Diyan Krisdiyanto (7)
Hari ke-8 : Ilham Agung Wirawan (12)
Hari ke-9 : Hilma Bayu Aji (10)
Hari ke-10 : Muhammad Naufal Z. (24)
Hari ke-11 : Diyan Krisdiyanto (7)
Hari ke-12 : Ilham Agung Wirawan (12)
Hari ke-13 : Hilma Bayu Aji (10)
Hari ke-14 : Muhammad Naufal Z. (24)
Hari ke-15 : Diyan Krisdiyanto (7)
Hari ke-16 : Ilham Agung Wirawan (12)
Hari ke-17 : Hilma Bayu Aji (10)
Hari ke-18 : Muhammad Naufal Z. (24)
Hari ke-19 : Diyan Krisdiyanto (7)
Hari ke-20 : Ilham Agung Wirawan (12)
Hari ke-21 : Hilma Bayu Aji (10)

DOKUMENTASI / FOTO KEGIATAN

No Keterangan Dokumentasi

25
26

1 Alat yang digunakan:


- 1 buah ember
- 1 buah solder
- 1 buah spidol
- 10 gelas plastik
- 10 botol aqua 1,5
L
- 1 buah cutter

2 Proses penyemaian benih


kangkung

3 Persiapan media

26
27

4 Kegiatan penanaman
tanaman kangkung pada
hidroponik system kratky

27
28

5 Bahan yang digunakan:


- Arang sekam
- Ganbasil D
- NPK 16-16-16
- KCL
- Bibit tanaman
kangkung
- 20 liter air

28
29

29
30

30
31

Data Primer Botol Ke- Dokumentasi


1

31
32

32
33

33
34

34
35

10

35
36

Hari ke- Sampel Tanaman Kangkung dengan Pemberian Sampel Tanaman Kangkung tanpa
Larutan AB MIX Pengganti Pemberian Larutan AB MIX Pengganti
1

36
37

37
38

38
39

39
40

40
41

10

11

41
42

12

13

42
43

14

15

43
44

16

17

44
45

18

19

45
46

20

21

46
47

STUDI TENTANG PENGARUH LARUTAN AB MIX PENGGANTI


TERHADAP PERTUMBUHAN SELEDRI PADA HIDROPONIK
SISTEM KRATKY

1. Dasar Kegiatan :
1. Program kerja siswa.
2. Penilaian kelompok.

2. Tujuan Penelitian
- Mengetahui pengaruh larutan AB MIX pengganti terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung pada hidroponik sistem kratky.
- Merancanakan, melaksanakan, dan mengkomunikasikan percobaan faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan.

3. Waktu dan Tempat Kegiatan


Hari / tanggal : Senin, 30 Juli 2018

Tempat : SMA N 1 Randudongkal

4. Jumlah Peserta : 4 orang

5. Dana yang Dibutuhkan


Bahan :

1. Benih kangkung : Rp.8000/ons x = Rp.8000,-


2. Arang sekam : - =-
3. NPK 16-16-16 : - =-
4. KCL : - =-
5. Ganbasil D : - =-
6. 20 liter air : - =-

Alat :

1. Cutter : Rp.3000/buah x 1 buah = Rp.3000,-


2. Spidol : Rp.7000/buah x 1 buah = Rp.7000,-
3. Solder : Rp.14.000/buah x 1 buah = Rp.14.000,-
4. 10 botol aqua 1,5 :- =-
5. Ember :- =-
6. 10 gelas plastik :- =-

47
48

Jumlah

= Rp.32.000,-

6. Rencana Hasil yang Dicapai.


1. Memberikan pengalaman kepada siswa untuk membuat proporsal penelitian dan
melakukan penelitian secara langsung.
2. Menjawab pertanyaan tentang pengaruh larutan AB MIX pengganti terhadap
pertumbuhan kangkung pada hidroponik sistem krakty

Randudongkal, 30 Juli 2018

Wakasek Kesiswaan. Pembina KIR

Drs. Panut ………………………….


Nip. 19610527 198603 1 013

Ulfiatun, S.Pd. ..……………………….


Titin Suwartini, S.Pd Nip. 19740706 200901 2 005
Nip.19700902 199802 2 003 Mengetahui / menyetujui :

Harjono , S.Pd. M Si
Nip. 19620106 198803 1 006

TEAM KIR

SMA NEGERI 1 RANDUDONGKAL

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

No Nama Kelas Keterangan

1 Diyan Krisdiyanto XII Mipa 1

48
49

2 Hilma Bayu Aji XII Mipa 1 Koordinator Team

3 Ilham Agung Wirawan XII Mipa 1

4 Muhammad Naufal Z. XII Mipa 1

Pembina KIR Randudongkal, 30 Juli 2018

Koordinator Team

Drs. Panut Hilma Bayu Aji


Nip. 19610527 198603 1 013 Nis :

49

Anda mungkin juga menyukai