Anda di halaman 1dari 6

Tugas PKN

Prinsip Persamaan Kedudukan


WNI

Oleh:
Kelompok 2
- Leisa Noviana S. (X4/21)
- March Nouvrian (X4/23)
- Mega Ayu P. (X4/24)
- Reinilda Alwina (X4/28)
- Reza Zhafiri (X4/29)
- Rifka Putriandini (X4/30)
- Rima Anggrariani (X4/31)
- R R Agatha Rhana (X4/32)
- Sanjaya Hartono (X4/35)

SMA Negeri 5 Surabaya

Tahun Ajaran
2008 - 2009
KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Tuhan Y.M.E. karena atas rahmat dan


karunia-Nya paper “TUGAS PKN Persamaan Kedudukan WNI” ini
dapat kami selesaikan.
Di dalam paper ini dijelaskan mengenai hakikat hak dan kewajiban
warga negara Indonesia, aspek-aspek persamaan kedudukan warga
negara, kriteria pluralisme bangsa Indonesia, dan upaya-upaya
menghargai persamaan kedudukan warga negara.
Kami berharap dengan adanya paper ini, pengetahuan kita dapat
bertambah dan kita bisa lebih mengetahui peran dan posisi kita sebagai
warga negara. Selain itu, kami juga berharap agar kita bisa saling
menghargai kedudukan warga negara.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu. Saran dan kritik yang membangun akan kami terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas paper ini maupun
karya kami selanjutnya.

Surabaya, 17 Juni 2009

Kelompok 2
Prinsip Persamaan Kedudukan WNI
Persamaan kedudukan merupakan hak setiap warga negara. Hendaknya
hak tersebut tidak mengalahkan kepentingan bersama karena manusia sebagai
makhluk sosial harus memperhatikan kepentingan atau hak orang lain.
Selain memiliki hak setiap warga negara juga mempunyai kewajiban
sebagai warga negara. Pelaksanaan hak dan kewajiban hendaknya dijalankan
secara selaras, serasi, dan seimbang sehingga tercipta kehidupan yang harmonis,
tertib dan teratur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian akan terwujud persamaan kedudukan warga negara
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Selanjutnya, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara dapat diwujudkan serta
menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar dan kuat.
UUD 1945 mengalami empat kali perubahan, akhirnya diperoleh muatan
dasar tentang persamaan kedudukan warga negara.
UUD 1945 hanya menjelaskan secara garis besar tentang hak dan
kewajiban sebagai warga negara. Sedangkan penjabaran diatur lebih lanjut dalam
perundang-undangan.
Berikut hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam UUD 1945.

No. Hak dan kewajiban warga negara


Hak warga negara Kewajiban warga negara
1. Menyatakan diri sebagai penduduk Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanu-
dan warga negara Indonesia atau siaan dan keadilan (Alinea I,
ingin menjadi warga negara suatu Pembukaan UUD 1945)
negara (pasal 26)
2. Bersamaan kedudukan di dalam Menghargai nilai-nilai persatuan,
hukum dan pemerintahan (Pasal kemer-dekaan dan kedaulatan
27 ayat 1) bangsa.
3. Memperoleh pekerjaan dan Menjunjung tinggi dan setia kepada
penghi-dupan yang layak (pasal konstitusi negara dan dasar negara
27 ayat 2) (Alinea IV, pembukaan UUD 1945)
4. Upaya pembelaan negara (27 ayat Setia membayar pajak untuk negara
3) (Pasal 23 ayat 2)
5. Kemerdekaan berserikat, Wajib menjunjung tinggi hukum dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran pemerintahan dengan tidak ada
lisan dan tulisan sesuai dengan kecuali-nya. (Pasal 27 ayat 1)
undang-undang. (Pasal 28)
6. Memperoleh jaminan dan perlindu- Wajib ikut serta dalam upaya
ngan dalam pelaksaan berbagai pembelaan negara asal. (Pasal 27
bidang hak asasi manusia. (Pasal ayat 3)
28A s.d. 28J)
7. Jaminan memeluk salah satu Wajib tunduk kepada pembatasan
agama dan pelaksanaan ajaran yang ditetapkan dengan undang-
agama masing-masing pasal 29 undang. (Pasal 28J ayat 2)
ayat 2)
8. Ikut serta dalam pertahanan dan Wajib ikut serta dalam usaha
keamanan negara (Pasal 30 ayat pertahanan dan keamanan negara.
1) (Pasal 30 ayat 1)
9. Mendapat pengajaran (Pasal 31) Ikut dalam pendidikan dasar dalam
rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
10. Mengembangkan kebudayaan Pelaksanaan perekonomian
nasio-nal. (Pasal 32) berdasarkan prinsip kebersamaan,
11. Mengembangkan usaha-usaha efisiensi berkea-dilan, berkelanjutan,
dalam bidang ekonomi. (Pasal 33) berwawasan lingku-ngan,
12. Memperoleh jaminan kemandirian serta menjaga keseim-
pemeliharaan sebagai fakir miskin, bangan, kemajuan dan kesatuan
fasilitas kesehat-an dan fasilitas ekonomi nasional
umum serta dari pemerintah.

Apabila dianalisis, persamaan kedudukan warga negara yang tertera pada


UUD 1945 amandemen keempat dapat dikelompokkan menjadi beberapa aspek di
bidang kenegaraan. Aspek-aspek persamaan kedudukan warga negara itu antara
lain di bidang politik, ekonomi, hukum, social budaya, dan pertahanan keamanan
(Hankam).

1. Bidang politik
Terciptanya stabilitas politik suatu negara tidak terlepas dari kondisi kehidupan
memperketat atau warga negara yang kondusif, tentram, tenang, sejahtera, tertib
dan saling toleransi. Kondisi tersebut harus tercipta di kota maupun daerah.
Dengan demikian, partisipasi masyarakat dapat diarahkan untuk hal-hal berikut:
a) Kewajiban bela negara terhadap keberadaan dan kelangsungan NKRI
b) Pengembangan system politik nasional yang demokratis, termasuk
penyelenggaraan pemilu berkualitas.
c) Meningkatkan partai politik yang mandiri dengan pendidikan kaderisasi
yang intensif dan komprehensif
d) Mempererat dan menetapkan prinsip persamaan dan anti diskriminasi
dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara

2. Bidang ekonomi
Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan dalam lapangan kerja atau
perbaikan taraf hidup ekonomi dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan dan darma baktinya yang diberikan kepada
masyarakat, bangsa dan negara.
Persamaan kedudukan di bidang ekonomi untuk menciptakan system ekonomi
kerakyatan yang berkeadilan dan bersaing sehat, efisien, produktif, berdaya saing
serta mengembangkan kehidupan yang layak anggota masyarakat.
3. Bidang hukum
Dalam pasal 27 UUD 1945 secara jelas disebutkan bahwa negara menjamin
warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan
suku. Hal ini diharapkan tercipta sadar hukum di semua lapisan masyarakat,
system tatanan hukum yang baik dan benar, serta proses peradilan yang adil,
efektif, efisien, menghargai HAM.

4. Bidang social budaya


Persamaan kedudukan di bidang social budaya diantaranya, memperoleh
pelayanan kesehatan, kebebasan mengembangkan diri, memperoleh pendidikan
bermutu, dan memelihara tatanan social. Misalnya, meningkatkan keimanan dan
ketakwaan melalui kualitas pendidikan agama, perluasan dan pemerataan
pendidikan, dan peningkatan pelayanan dan kelembagaan.

Pada kehidupan bangsa dan negara yang kwalitas sikap saling menghargai
antarsesama warga negara sangatlah diperlukan. Perbedaaan etnis dan budaya,
agama, ras, gender, atau golongan bukan suatu kendala bagi jalannya system
kehidupan berbangsa dan bernegara, akan tetapi dalam masyarakat yang pluralis
harus lebih mengutamakan kepentingan umum, persatuan dan kesatuan bangsa,
kerja sama, kerukunan, serta keimanan dan ketakwaan. Semakin bertambahnya
gejala pluralisme di masyarakat, pertentangan antar kelompok/etnis pun semakin
bertambah.
Pluralisme tidak membutuhkan persetujuan tetapi, pengakuan dan kemampuan
untuk menyikapinya, sehingga terjebak dalam konflik-konflik social. Pluralitas
bangsa Indonesia terbagi menjadi dua criteria yaitu sebagai berikut
1. Secara horizontal. perbedaan pada masyarakat Indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam suku bangsa, agama, kebudayaan, dan kedaerahan.
Perbedaan ini dimungkinkan karena kondisi geografis Indonesia yang
dipisahkan oleh selat dan lautan dan terdiri dari ribuan pulau. Meskipun
demikian, budaya dan bahasanya sama.
2. Secara vertical. Perbedaan pada masyarakat Indonesia yang terdiri dari
lapisan masyarakat dan lapisan masyarakat atas.

Perbedaan lapisan ini menimbulkan mesyarakat desa-kota, masyarakat


tradisional-modern.
Sebenarnya, pemjahaman kesadaran dan prilaku dalam masyarakat pluralistis
bermasa pada demokrasi. Semakin tinggi derajat demokrasi, semakin tinggi pula
derajat pendidikan yang diperlukan. Hal ini kerena dalam mengkaji informasi
secara besama dan mengambil keputusan bersama, diperlukan tingkat pendidikan
tertentu.
Jika pendidikan menanamkan sikap saling menghargai dan sopan santun,
maka akan muncul generasi yang lahir di masyarakat dengan sikap menghargai
dan sopan santun pula. Jika pendidikan mengajarkan kedisiplinan, akan muncul
generasi berperilaku disiplin.
Berikut upaya-upaya menghargai persamaan kedudukan warga negara:
1. Setiap kebijakan pemerintah hendaknya bertumpu pada persamaan dan
menghargai pluralitas.
2. Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat
berperan serta dalam pembangunan nasional tanpa membedakan sara,
gender, dan budaya.
3. Produk hukum dan peraturan perundang-undangan harus menjamin
persamaan kedudukan warga negara.
4. Partisipasi masyarakat dalam politik harus memperhatikan kesetaraan
sara dan gender.

Penutup
Dengan demikian Laporan PKn mengenai Prinsip persamaan kedudukan
WNI. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi diri kami dan teman-teman. Dan
akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai