Oleh
Ginovia Trimaharani
NIM 4151171523
1
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT DUSTIRA / FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
Nama Penderita : Nn. Farida Zahra A Ruangan: 9 No RM : 00390419
Jenis Kelamin : Perempuan Umur: 16 thn Agama : Islam
Jabatan/Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Suku : Sunda
Alamat Keluarga : Kp. Cipatat B. E9 RT.5/21
A. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
muntah darah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebanyak 4 kali/
hari. Banyaknya darah yang dikeluarkan sekali muntah sebanyak ½ aqua gelas.
Keluhan juga disertai dengan BAB hitam sebanyak 4 kali/hari. Konsistensi
BAB lembek, tidak disertai lendir.
Keluhan didahului dengan nyeri ulu hati sejak 5 hari yang lalu. Nyeri terasa
perih dan dirasakan bertambah berat saat diisi makan. Keluhan disertai dengan
mual dan perut terasa kembung.
2
Sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu pasien sering merasakan lemah badan
terutama saat beraktivitas. Keluhan lemah badan juga disertai dengan mata
berkunang-kunang dan pasien sering merasa pusing sehingga pasien sering
meminum obat anti nyeri. Keluhan juga disertai jari-jari tangan pasien terasa
dingin dan telapak tangan terlihat pucat.
Pasien mengaku dalam sehari makan sebanyak 3 kali sehari. Namun pasien
jarang memakan daging dan pasien senang memakan sayuran. Pola menstruasi
pada pasien normal. Saat haid pasien mengaku darah yang keluar masih dalam
batas normal.
Keluhan lemah badan tidak disertai dengan adanya jantung berdebar dan
sesak nafas. Keluhan lemah badan juga tidak disertai adanya bengkak pada
tubuh pasien. Keluhan lemah badan tidak disertai adanya rasa haus dan rasa
lapar yang berlenih serta BAK tidak ada kelainan.
Keluhan muntah darah dan BAB hitam baru pertama kali dirasakan. Pasien
memiliki riwayat penyakit lambung sejak pasien masih SMA. Riwayat kencing
manis, darah tinggi, jantung, ginjal dan penyakit berat lainnya tidak dimiliki
oleh pasien.
3
Batuk : Tidak ada Kesemutan/baal-baal: Tidak ada
Jantung berdebar : Tidak ada Patah tulang : Tidak ada
Nyeri belakang sendi lutut: Tidak ada
f. Keluhan organ di perut Nyeri tekan : Tidak ada
Nyeri lokal : Tidak ada Luka/bekas luka : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada Bengkak : Tidak ada
Nyeri seluruh perut : Tidak ada
Nyeri berhubungan dengan ; ANAMNESA TAMBAHAN
Makanan : Tidak ada a. Gizi : kualitas : Cukup
b.a.b : Ada kwantitas : Cukup
haid : Tidak ada b. Penyakit menular : Tidak ada
Perasaan tumor perut : Tidak ada c. Penyakit turunan : Tidak ada
Muntah-muntah : Ada d. Ketagihan : Tidak ada
Diare : Tidak ada e. Penyakit venerik : Tidak ada
Obstipasi : Tidak ada
Tenesmi ad ani : Tidak ada h. Keluhan-keluhan lain
Perubahan dlm b.a.b : Ada Kulit : Tidak ada
Perubahan dlm b.a.k : Tidak ada Ketiak : Tidak ada
Perubahan dlm haid : Tidak ada Keluhan kel. limfe : Tidak ada
Keluhan kel. Endokrin ;
g. Keluhan tangan dan kaki Haid : Tidak ada
Rasa kaku : Tidak ada D.M : Tidak ada
Rasa lelah : Tidak ada Tiroid : Tidak ada
Nyeri otot/sendi : Tidak ada lain-lain : Tidak ada
4
B. STATUS PRAESEN
I. KESAN UMUM
a. Keadaan Umum
Kesadarannya : Composmentis
Watak : Kooperatif
Kesan sakitnya : Tampak Sakit sedang
Pergerakan : Tidak Terbatas
Tidur : 1 bantal
Tinggi badan : 160 cm
Berat Badan : 55 kg
Bentuk badan : Atletikus
Keadaan gizi : Cukup
Gizi kulit : Cukup
Gizi otot : Cukup
Umur yang ditaksir : Sesuai
Kulit : Turgor kulit kembali cepat
b. Keadaan sirkulasi
Tekanan darah kanan : 110/70 mmHg
Tekanan darah kiri : 110/70 mmHg
Nadi kanan : 95x/menit, regular, equal, isi cukup
Nadi kiri : 95x/menit, regular, equal, isi cukup
Suhu : 36,7C
Sianosis : Tidak ada
Keringat dingin : Tidak ada
c. Keadaan pernafasan
Tipe : Thorakoabdominal
Frekwensi : 20 x/ menit
Corak : Normal
5
Hawa/bau napas : Tidak ada kelainan
Bunyi nafas : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN KHUSUS
a. Kepala
1. Tengkorak
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada kelainan
2. Muka
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada kelainan
3. Mata
Letak : Simetris
Kelopak Mata : Tidak ada kelainan
Kornea : Tidak ada kelainan
Refleks Kornea :+/+
Pupil : Bulat, isokor
Reaksi Konvergensi :+/+
Sklera : Ikterik - / -
Konjungtiva : Anemis + / +
Iris : Tidak ada kelainan
Pergerakan : Normal ke segala arah
Reaksi Cahaya : Direk + / +, Indirek +/+
Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Telinga
Inspeksi : Tidak ada kelainan
Palpasi : Tidak ada kelainan
6
Pendengaran : Tidak ada kelainan
5. Hidung
Inspeksi : PCH (-)
Sumbatan : Tidak ada
Ingus : Tidak ada
6. Bibir
Sianosis : Tidak ada kelainan
Kheilitis : Tidak ada
Stomatitis angularis : Tidak ada
Rhagaden : Tidak ada
Perleche : Tidak ada
9. Rongga Mulut
- Hiperemis : Tidak ada
- Lichen : Tidak ada
- Aphtea : Tidak ada
- Bercak : Tidak ada
7
9. Rongga leher
- Selaput lendir : Tidak ada kelainan
- Dinding belakang pharynx : Tidak ada kelainan
- Tonsil : T2 – T1 tenang
b. Leher
Inspeksi
Otot leher : Tidak ada kelainan
Trachea : Tidak terlihat deviasi
Kelenjar Tiroid : Tidak terlihat pembesaran
Pembesaran vena : Tidak ada kelainan
Pulsasi vena leher : Tidak ada
Tekanan vena jugular : 5 + 2 cm H2O
Hepatojugular reflux : (-)
Palpasi
· Kel. Getah bening : Tidak teraba membesar
· Kelenjar Tiroid : Tidak teraba membesar
· Tumor : Tidak ada
· Otot leher : Tidak ada kelainan
· Kaku kuduk : Tidak ada
c. Ketiak
Inspeksi :
· Rambut ketiak : Tidak ada kelainan
· Tumor : Tidak ada
Palpasi :
· Kel. Getah bening : Tidak teraba
· Tumor : Tidak ada
8
d. Pemeriksaan thorax
Thorax depan
1. Inspeksi
- Bentuk umum : Simetris
- Ø frontal & sagital : Ø frontal < Ø sagital
- Sela iga : Tidak melebar
- Sudut epigastrium : < 90
- Pergerakan : Simetris
- Muskulatur : Tidak ada kelainan
- Kulit : Ikterik (-)
- Tumor : Tidak ada
- Ictus cordis : Tidak terlihat
- Pulsasi lain : Tidak ada
- Pelebaran vena : Tidak ada kelainan
2. Palpasi
- Kulit : Tidak ada kelainan
- Muskulatur : Tidak ada kelainan
- Mammae : Tidak ada kelainan
- Sela iga : Tidak melebar
- Paru kanan kiri
Pergerakan : Simetris, kanan = kiri
Vocal fremitus : Normal, kanan = kiri
- Ictus cordis
· Lokalisasi : ICS V Linea Midclavicularis sinistra
· Intensitas : Normal
· Pelebaran : Tidak ada
· Thrill : Tidak ada
9
3. Perkusi
- Paru kanan kiri
· Suara perkusi : sonor, kanan = kiri
· Batas paru hepar : ICS V linea midclavicularis dextra
· Peranjakan : 1 sela iga
- Jantung
Batas atas : ICS II
Batas kanan : Linea sternalis dextra
Batas kiri : Linea midclavicularis sinistra
4. Auskultasi
- Paru-paru Kanan Kiri
Suara pernafasan pokok : Vesikuler kanan = kiri
Suara tambahan : Rhonki -/- Wheezing -/-
Vocal resonansi : tidak ada kelainan , kanan = kiri
- Jantung
· Irama : Regular
· bunyi jantung pokok : M1 > M2 P1 < P2
T1 > T2 A1 < A2 A2 > P2
· Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
· Bising jantung : Tidak ada
· Bising gesek jantung : Tidak ada
Thorax belakang
1. Inspeksi
- Bentuk : Simetris
- Pergerakan : Simetris
- Kulit : Tidak ada kelainan
- Muskulatur : Tidak ada kelainan
10
2. Palpasi
- Muskulatur : Tidak ada kelainan
- Sela iga : Tidak ada kelainan
- Vocal fremitus : tidak ada kelainan , kanan = kiri
3. Perkusi kanan kiri
- Batas bawah : vertebra Th. X vertebra Th. XI
- Peranjakan : 1 sela iga
4. Auskultasi kanan kiri
- Suara pernapasan : Vesikuler, kanan = kiri
- Suara tambahan : Rhonki -/- Wheezing -/-
- Vocal resonansi : Tidak ada kelainan , kanan = kiri
e. Abdomen
1. Inspeksi
Bentuk : Datar
Kulit : Tidak ada kelainan
Otot dinding perut : Tidak ada kelainan
Pergerakan waktu nafas : Tidak ada kelainan
Pergerakan usus : Tidak terlihat
Pulsasi : Tidak ada
2. Palpasi
- Dinding perut : Lembut
- Nyeri tekan lokal : Ada
- Nyeri tekan difus : Tidak ada
- Nyeri lepas : Tidak ada
- Defance muskulair : Tidak ada
- Hepar : Tidak Teraba
Besar : tidak teraba
Konsistensi : tidak teraba
Permukaan : tidak teraba
Tepi : tidak teraba
11
Nyeri tekan : tidak ada
- Lien : Tidak teraba, Ruang Traube kosong
· Pembesaran : -
· Kosistensi : -
· Permukaan : -
· Insisura : -
· Nyeri tekan : -
- Tumor/massa : Tidak teraba
- Ginjal : Tidak teraba, Nyeri tekan : - / -
3. Perkusi
Suara perkusi : Tympani
Ascites
Pekak samping : Tidak ada
Pekak pindah : Tidak ada
Fluid wave : Tidak ada
4. Auskultasi
- Bising usus : (+) Normal
- Bruit : Tidak ada
- Lain – lain : Tidak ada kelainan
12
- Hernia : Tidak ada
- Pulsasi A. Femoralis : Ada
3. Auskultasi
- A. Femoralis : Tidak ada kelainan
l. Sendi-sendi
Inspeksi
- Kelainan bentuk : Tidak ada
- Tanda radang : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada kelainan
Palpasi
- Nyeri tekan : Tidak ada
13
- Fluktuasi : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada kelainan
m. Neurologik
Refleks fisiologis
KPR :+/+
APR :+/+
Refleks patologis :-/-
Rangsang meningen : Tidak ada
Sensorik :+/+
14
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. DARAH
- Hb : 9 gr/dl
- Leukosit : 8.200/mm3
- Eritrosit : 3.9 juta/mm³
- Hematokrit : 31.4 %
- Hitung Jenis
· Basofil : 0.1 %
· Eosinofil : 0.2 %
· Neutrofil Segmen : 77.6 %
· Limfosit : 24 %
· Monosit : 6.5 %
- Trombosit : 482.000/mm3
- MCV : 62.9 fL
- MCH : 20 Pq
- MCHC : 27.4g/dL
- Morfologi Darah Tepi :
· Eritrosit: hipokrom anisopoikilositosis (mikrosit, target cell, tear drops, pencil cell)
· Leukosit: Jumlah cukup dengan hipersegmentasi sel PMN (+)
· Trombosit: Jumlah meningkat dengan morfologi dalam batas normal
· Kesan: Anemia hipokrom mikrositer dengan peningkatan eritrosit muda dan
trombositosis
b. Urine : Tidak dilakukan
c. Feses : Tidak dilakukan
d. Foto Thoraks : Terdapat infiltrat di lapang paru kiri
15
RESUME
Seorang perempuan usia 38 tahun datang ke UGD RS Dustira diantar keluarganya dengan
keluhan muntah darah
Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan :
Seorang wanita berusia 38 tahun datang dengan keluhan muntah darah. Keluhan dirasakan
sejak 3 hari yang lalu sebanyak 4 kali/ hari. Banyaknya darah yang dikeluarkan sekali muntah
sebanyak ½ aqua gelas. Keluhan juga disertai dengan BAB hitam sebanyak 4 kali/hari.
Keluhan didahului dengan nyeri ulu hati sejak 5 hari yang lalu. Nyeri bertambah berat saat
diisi makan. Keluhan disertai dengan mual dan perut terasa kembung.
Sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu pasien sering merasakan lemah badan terutama saat
beraktivitas. Keluhan lemah badan juga disertai dengan mata berkunang-kunang dan pasien
sering merasa pusing sehingga pasien sering meminum obat anti nyeri. Keluhan juga disertai
jari-jari tangan pasien terasa dingin dan telapak tangan terlihat pucat.
Pasien mengaku dalam sehari makan sebanyak 3 kali sehari. Namun pasien jarang
memakan daging dan pasien senang memakan sayuran.
16
Leher JVP : 5 + 2 cmH2O , Hepatojugular reflux (-)
Thorak : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo Inspeksi : bentuk & gerak simetris
Palpasi : vocal fremitus tidak ada kelainan, paru kanan = paru kiri
sela iga tidak melebar
Perkusi : sonor paru kanan = paru kiri
Auskultasi : VBS kanan = kiri, rhonki -/-, wh -/-
Jantung : BJ I & II reguler, murmur (-), BJ tambahan (-)
Abdomen
Bentuk : Datar
Dinding perut : Lembut
Auskultasi : Bising usus (+) normal
NT epigastrium (+)
- Hepar : Tidak Teraba
- Lien : Tidak teraba
Ruang Traube kosong
Ren : Tidak teraba
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
17
· Eosinofil : 0.2 %
· Neutrofil Segmen : 77.6 %
· Limfosit : 24 %
· Monosit : 6.5 %
- Trombosit : 482.000/mm3
- MCV : 62.9fL
- MCH : 20 Pq
- MCHC : 27.4g/dL
- Morfologi Darah Tepi :
Eritrosit: hipokrom anisopoikilositosis (mikrosit, target cell, tear drops, pencil cell)
Leukosit: Jumlah cukup dengan hipersegmentasi sel PMN (+)
Trombosit: Jumlah meningkat dengan morfologi dalam batas normal
Kesan: Anemia hipokrom mikrositer dengan peningkatan eritrosit muda dan trombositosis
DIAGNOSIS
Hematemesis dan Melena e.c suspek gastritis erosiva + anemia perdarahan akut dan defisiensi besi
USUL PEMERIKSAAN
• Endoskopi
• Fe Serum
• TIBC
• Ferritin
• Transferin
PENGOBATAN
Non Farmakologi:
Puasakan
Pasang NGT
Bilas Lambung
Diet tinggi protein hewani
Farmakologi:
Sulfas Ferosus 3 x 200mg selama 3-6 bulan
18
Proton Pump Inhibitor : Omeprazole 1x 40mg
Mukoprotektor : sukralfat 4x2 cth
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
DISKUSI
“Pasien sering merasakan lemah badan terutama saat beraktivitas. Keluhan lemah
badan juga disertai dengan mata berkunang-kunang dan pasien sering merasa pusing
sehingga pasien sering meminum obat anti nyeri. Keluhan juga disertai jari-jari tangan
pasien terasa dingin dan telapak tangan terlihat pucat”
Pada pasien anemia umumnya akan merasakan lemah badan dan pusing yang berkunang-kunang.
Lemah badan yang dirasakan pasien akibat rendahnya kadar hemoglobin pada pasien.
19
“Keluhan tidak disertai adanya nyeri dada saat melakukan aktivitas.”
Pada anemia sideroblastik biasanya pasien disertai dengan adanya nyeri dada pada saat melakukan
aktivitas.
“Keluhan lemah badan tidak disertai adanya sesak dan bengkak pada tubuh pasien.”
Keluhan lemah badan yang dirasakan pasien bukan karena adanya gangguan fungsi ginjal.
“Keluhan lemah badan juga tidak disertai adanya rasa haus, rasa lapar dan sering BAK.”
Keluhan lemah badan bukan karena adanya penyakit kencing manis.
20
Morfologi Darah Tepi
Eritrosit: hipokrom anisopoikilositosis (mikrosit, target cell, tear drops, pencil cell)
Leukosit: Jumlah cukup dengan hipersegmentasi sel PMN (+)
Trombosit: Jumlah meningkat dengan morfologi dalam batas normal
Kesan: Anemia hipokrom mikrositer dengan peningkatan eritrosit muda dan trombositosis
D. Diskusi Diagnosis
Hematemesis dan Melena e.c suspek gastritis erosiva + anemia perdarahan akut dan defisiensi besi
Dasar diagnosis:
Dasar diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil lab darah. Pada anamnesia
didapatkan muntah darah dan BAB hitam disertai nyeri ulu hari yang bertambah berat ketika diisi
makan. Keluhan juga disertai dengan lemah badan, pusing dan berkunang-kunang Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan nyerti tekan epigastrium. Hasil lab darah
menunjukkan adanya anemia, infeksi dan perdarahan kronis.
F. Diskusi Terapi
Non Farmakologi:
Puasakan
Pasang NGT
Bilas Lambung
Diet tinggi protein hewani
Farmakologi:
21
Sulfas Ferosus 3 x 200mg selama 3-6 bulan
Proton Pump Inhibitor : Omeprazole 1x 40mg
Mukoprotektor : sukralfat 4x2 cth
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang
dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin. Menurut Dallman, anemia defisiensi besi adalah anemia
akibat kekurangan zat besi sehingga konsentrasi hemoglobin menurun di bawah 95% dari nilai
hemoglobin rata-rata dari umur dan jenis kelamin yang sama.
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Sebesar dua per tiga zat
besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin. Faktor lain yang berpengaruh
terhadap kejadian anemia antara lain gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras,
kebaisaan sarapan pagi, keadaan ekonomi dan demografi, pendidikan, umur, jenis kelamin, dan
wilayah.
Menentukan adanya anemia dengan memeriksa kadar hemoglobin (Hb) dan atau Packed Cell
Volume (PCV) merupakan hal pertama yang penting untuk memutuskan pemeriksaan lebih lanjut
dalam menegakkan diagnosis ADB. Pada ADB nilai indeks eritrosit MCV, MCH menurun,
sedangkan MCHC akan menurun pada keadaan berat. Gambaran morfologi darah tepi ditemukan
keadaan hipokrom, mikrositik, anisositosis, dan poikilositosis.
22
Patofisiologi
Proses terjadinya anemia defisiensi besi melalui 3 tahap yaitu :
1. Stadium I: deplesi cadangan besi yang ditandai dengan penurunan serum ferritin (<10-
12μg/L) sedangkan pemeriksaan Hb dan zat besi masih normal.
2. Stadium II: defisiensi besi tanpa anemia terjadi bila cadangan besi sudah habis maka
kadar besi didalam serum akan menurun dan kadar hemoglobin masih normal.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan serum iron(SI) dan saturasi
transferrin, sedangkan total iron binding capacity (TIBC) meningkat.
3. Stadium III: anemia defisiensi besi ditandai dengan penurunan kadar Hb, MCH, MCV,
MCHC pada keadaan berat, Ht dan peningkatan kadar free erythrocyte protoporphyrin
(FEP). Gambaran darah tepi didapatkan mikrositosis dan hipokromik.
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor
penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro dan untuk
mengaktifkan oksigen. Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas. Tanda-tanda dari
anemia defisiensi besi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya
absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap
yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin,
berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan
menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu
rendahnya kadar Hb. Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan
konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan simpanan
zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan
orang tersebut dalam keadaan anemia defisiensi besi bila kadar feritin serumnya <12 ng/ml. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bila kadar feritin serum normal tidak selalu menunjukkan status
besi dalam keadaan normal. Karena status besi yang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan
kadar feritin. Diagnosis anemia defisiensi besi ditentukan dengan tes skrining dengan cara
mengukur kadar Hb, hematokrit, volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah
merah (MCH) dengan batasan terendah 95%.
23
Tatalaksana
Dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Memakan beraneka ragam makanan yang
memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat
meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran
sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan rusak. Mengurangi
konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti : fitat, fosfat, tannin.
2. Pemberian suplemen besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam
waktu yang relatif singkat. Contohnya Ferous Sulfat 300mg. Suplemen besi harus diberikan
selama 6 bulan dan minimal 3 bulan.s
3. Transfusi darah
Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia pada kadar Hb 5-8g/dL. Komponen darah yang
diberikan berupa suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara serial dengan tetesan lambat.
24