OLEH:
MEIGO ANUGRA JAYA
1506707285
Data Objektif:
Kontak mata berkurang dan murung
Berjalan menunduk dan postur tubuh menunduk
Menghindari orang lain
Bicara pelan dan lebih banyak diam
Lebih senang menyendiri dan aktivitas menurun
Mengkritik orang lain
2. Proses Terjadinya
2.1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
dengan gejala mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang
peseimis, penurunan produktifitas dan penolakan terhadap kemampuan diri (Keliat
dan Akemat, 2010). Harga diri rendah kronis evaluasi diri atau perasaan negatif
tentang diri sendiri atau kecakapan diri yang berlangsung lama dengan karakteristik
antara lain ekspresi rasa bersalah, ekspresi rasa malu, pasif, kontak mata kurang,
perilaku tidak asertif dan sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup yang dapat
terjadi akibat persepsi kurang dihargai orang lain, peristiwa traumatik dan
ketidakefektifan beradaptasi (Herdman, 2012).
2.2. Penyebab
Klien dengan harga diri rendah kronik biasanya mengalami suatu kejadian stres yang
lama dimana terjadi ketidakefektifan beradaptasi terhadap stressor yang datang.
Berdasarkan penelitian Schraml, et all (2012) tentang Stres Kronik dan
Konsekuensinya terhadap Prestasi Akademik pada Remaja yang dilakukan pada siswa
menengah atas dengan menggunakan tehnik wawancara dan kuesioner, yang
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat mulai sekolah dan diakhir masa sekolah,
didapatkan bahwa 63 % siswa yang tidak mengalami stres menunjukkan prestasi
akademik yang baik dan 37 % siswa yang mulai masuk sekolah yang sudah
mengalami stres, berdampak pada penurunan kemampuan akademik dengan
pandangan diri yang menurun.
Harga diri rendah terjadi disebabkan banyak faktor yang awalnya individu berada
pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), seperti adanya penolakan orang
tua, harapan orangtua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri
yang tidak realistik (Yosep, 2009).
Sedangkan menurut Yosep (2009), proses terjadi harga diri rendah dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Life span history pasien penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberikan pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, perkerjaan atau
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya dengan faktor predisposisi dan presipitasi yang
mendukung.
2.2.2.2. Origin
Internal: Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang diyakini dalam
hubungan sosial
Eksternal: Kurangnya dukungan sosial dan dukungan masyarakat pada klien untuk
melakukan hubungan sosial
2.2.2.3. Time
1) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat
2) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap
3) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan stressor yang lain
saling berdekatan
2.2.2.4. Number
1) Sumber stress lebih dari satu (banyak)
2) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat
3. Pohon masalah
4. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (Kronik)
5. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan Keperawatan Generalis
1. Tindakan keperawatan klien.
a. Tujuan:
1) Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Klien mampu memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
4) Klien mampu melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
5) Klien mampu melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal
b. Tindakan:
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untuk
membantu klien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimilikinya, perawat dapat melakukan hal-hal berikut:
a) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien seperti kegiatan klien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan
terdekat klien
b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif.
2) Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara-cara berikut
ini:
a) Diskusikan dengan klien mengenai kemampuannya yang masih dapat
digunakan lagi
b) Bantu klien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan klien
c) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang
aktif
3) Bantu klien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Diskusikan dengan klien kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan yang
akan klien lakukan sehari-hari
b) Bantu klien untuk memilih kegiatan yang dapat klien lakukan dengan
mandiri atau dengan bantuan minimal
4) Latih kemampuan yang dipilih klien dengan cara berikut:
a) Diskusikan dengan klien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
b) Bersama klien, peragakan kegiatan yang ditetapkan
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
klien
5) Bantu klien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
a) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
b) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari
c) Tingkat kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
kegiatan
d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
e) Berikan klien kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan