Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 9

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


EKA440 B2 R. GI 1.1

OLEH:
KELOMPOK 6

1. NI WAYAN PITRIYANI (1607531047) / 10


2. NI NENGAH WITRI ASTITI (1607531049) / 11
3. PUTU AYU PRAMESTI (1607531050) / 12
A. PENGENDALIAN SIKLUS TRANSAKSI PADA PROSES BISNIS PRODUKSI
1) Pengendalian Produksi
Sistem akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan pada persediaan
pemanufakturan, seperti bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing
merupakan prosedur yang harga perolehannya didistribusikan ke job khusus atau pesanan
produksi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi.
Pada proses costing harga perolehan di kompilasikan dalam proses atau rekening
departemen secara periodik (hari, minggu atau bulan). Pada setiap akhir periode harga
perolehan untuk setiap proses di bagi dalam unit yang di produksi untuk menetukan rata-rata
harga perolehan perunit. Proses costing digunakan jika tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi pekerjaan atau lot produksi sebelumnya. Harga perolehan job atau proses
costing dapat berupa harga perolehan sesungguhnya atau harga perolehan standar.
Pengendalian persediaan dan produksi di dasarkan pada pemisahaan fungsi dan
pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi, formulir permintaan material, dan
kartu jam kerja karyawan. Perlindungan persediaan dari pencurian fisik mencakup keamanan
dan keterbatasan akses, juga perhitungan fisik dan uji pencatatan independen.
(1) File dan Laporan
Pengendalian produksi meliputi perencanaaan produk yang akan di produksi dan
penjadwalan produksi untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya. Kebutuhan dasar
produksi di sediakan dengan daftar material dan daftar operasi master. Spesifikasi
rinci material untuk produk pada daftar material. Daftar material berisi daftar semua
bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan dan subperakitan. Daftar operasi
mirip dengan daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan
kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Daftar material dan daftar
operasi digunakan secara luas dalam fungsi pengendalian produksi. Dalam sistem biaya
standar, biaya material standar dan biaya tenaga kerja dimasukkan dalam daftar material
dan daftar operasi.
Penentuan produk apa yang akan di buat memerlukan integrasi permintaan produk,
kebutuhan produk, dan ketersediaan sumber daya produksi. Ketersediaan sumber daya
untuk di produksi di komunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan
menggunakan laporan status pesediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan
status bahan baku berisi sumber daya yang tersedia dalam produksi. Laporan ketersediaan
faktor berisi ketersediaan sumber daya tenaga kerja dan mesin. Kebutuhan permintaan
untuk produk tergantung pada pda apakah produk yang dibuat sesuai dengan pesanan
1
pelanggan atau dibuat secara rutin untuk persediaan. Jika produk diproduksi secara rutin
untuk persediaan, kebutuhan produksi tergantung pada prediksi penjualan, yang dikirim
ke pengadilan produksi dari departemen penjualan atau pemasaran. Prediksi penjualan
harus dihubungkan dengan jumlah produk dalam persediaan. Informasi ini disediakan
dalam laporan status produk jadi, yang berisi daftar jumlah produk dalam persediaan.
Integrasi dari semua faktor ini merupakan hasil dari perencanaan produksi untuk
organisasi. Perencanaan produksi dimasukkan dalam penjadwalan produksi dan pesanan
produksi. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.

(2) Arus Transaksi


Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi
untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi
untuk mengotorisasi departemen persediaan untuk mengeluarkan material ke departemen
produksi. Item dan jumlah item yang di tunjukan untuk permintaan pembelian di tentukan
dari spesifikasi produk yang ada pada bill of materials. Alur permintaan material dan
pesanan produksi dapat dilihat pada gambar flowchart arus transaksi dalam aplikasi
pengendalian produksi. Fungsi akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi
langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi ketika pesanan
produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan penerimaan material
dari fungsi pengendalian persediaan dan departemen produksi. Distribusi dokumen seperti
ini menunjukkan adanya pemisahan tugas dan memberikan akuntabilitas untuk
departemen produksi.

(3) Akuntansi Biaya


Departemen akutansi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file pencatatan biaya
barang dalam proses. Catatan baru di tambahkan pada file ini ketika menerima
pemesanan produksi yang baru, yang di mulai oleh pengendalian produksi. Biaya material
diposting dari job time ticket. Biaya overhead sering diterapkan dengan dasar jam tenaga
kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung dan diposting pada waktu yang
bersamaan sebagai biaya tenaga kerja.
Efisiensi pengendalian produksi memerlukan pembandingan antara produksi
sesungguhnya dengan penjadwalan produksi dan analisis perbedaan (varian).
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembadingan dan analisis dari faktor-faktor
yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya untuk pesanan
2
produksi individual dan atau departemen dan fasilitas yang digunakan dibandingkan
dengan ketersediaan fasilitas oleh departemen. Pengendalain terhadap hilangnya
persediaan dan pengolaan level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang
penting untuk pengendalain produksi secara keseluruhan.

2) Pengendalain Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persedian dan laporan
yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan levl maksimum
dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang (reorder point) dan prosedur-
prosedur dibuat. Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang digunakan sebagai
pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item tambahan untuk menghindari kondisi
tidak memiliki persediaan. Pengembangan teknik pemesanan ulang memerlukan analisis
permintaan produksi biaya setup produksi atau pemesanan, waktu tunggu pemasok atau
produksi, biaya penanganan persediaan, dan biaya yang berkaitan dengan kondisi ketika tidak
memiliki persediaan seperti kehilangan kesempatan menjual atau tidak efisiennya
penggunaan fasilitas produksi.
Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total,
keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah setiap pesanan pembelian yang disebut
dengan economic order quantity (EOQ). Kuantitas yang dipesan kembali harus
menyeimbangkan dua sistem biaya, yaitu penanganan dan biaya pemesanan. Rumus untuk
menghitung EOQ adalah

EOQ =
Keterangan:
EOQ = economic order quantity
R = kebutuhan untuk item pada suatu periode
S = biaya pembelian per pesanan
P = unit biaya
I = biaya penanganan persediaan per periode, dinyatakan dalam
persentase nilai periode persediaan

Jika EOQ telah dihitung, waktu pemesanan harus diputuskan, artinya reorder point harus
ditentukan. Jika waktu tunggu pesanan dan tingkat penggunaan persediaan diketahui,
penentuan reorder point dapat segera dilakukan. Waktu tunggu (lead time) adalah waktu

3
antara penempatan pesanan dan penerimaan barang. Tingkat penggunaan persediaan
(inventory usage rate) adalah kuantitas penggunaan barang selama periode waktu tertentu.
Reorder point menunjukkan level persediaan yang mencapai jumlah unit yang akan
dikonsumsi selama waktu tunggu. Dalam rumus dinyatakan:

Reorder point = lead time x rata-rata inventory usage rate

Bagian penting dalam pengndalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan


untuk menentukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk
menghapus yang telah kadaluarsa dan item persediaan yang perputarannya rendah dan
membandingkan antara level persediaan yang telah dibuat. Laporan status persediaan
menunjukkan penggunaan secara rinci secara periodik yang secara khusus akan membantu
pengelolaan persediaan pada level yang tepat dan mengendalikan item yang perputarannya
rendah.
Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan. Item-item
perlu diklasifikasikan dan diidentifikasikan secara tepat sehingga dapat ditempatkan secara
tepat dan juga memungkinkan untuk pelaporan dan verifikasi secara tepat. Penyimapan dan
penanganan item harus diberikan keamanan terhadap penggelapan, perlindungan terhadap
kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat.
Persediaan merupakan investasi yang penting. Sistem pengendalian persediaan
menyediakan laporan status pada setiap produk yang aktif sehingga perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan. Karena banyaknya item persediaan dan variasi transaksi
yang memengaruhi persediaan, maka menjadi sulit untuk mendapatkan informasi secara
cepat dengan menggunakan sistem manual. Sistem pengendalian terkomputerisasi dapat
menyebabkan berkurangnya investasi persediaan : penghematan ini mencakup pengurangan
persediaan tanpa mengurangi layanan, penentuan EOQ dan titik pesanan, membangun tingkat
persediaan yang aman, dan prediksi permintaan dimasa depan berdasarkan informasi
sekarang dan masa lalu. Penggunaan pencatatan, analisis perputaran dan keusangan, titik
pemesanan ulang, dan statistik lainnya yang relevan dengan pengendalian persediaan, sulit
untuk dihasilkan dengan sistem manual.

3) Produksi Just in Time (JIT)


Produksi just in time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem
produksi yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu proses operasi.
4
Sistem JIT berbeda dari sistem produksi konvensional di mana barang dalam proses, bahan
baku, dan barang jadi diminimumkan atau secara total dikurangi. Konsep JIT diilustrasikan
pada gambar dibawah ini.

Pemsok Persediaan Persediaan Pelanggan


Persediaan
Bahan Barang Dalam Barang Jadi
Baku Operasi 1 Proses Operasi 2

Gambar Produksi Just-In-Time (JIT)

Persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi ditunjukkan dalam bentuk
garis putus-putus untuk mengindikasi terjadinya pengurangan dalam produksi JIT. Istilah
minimum inventory production system (MIPS), material as needed (MAN), dan zero
inventory production system (ZIPS) juga menjelaskan konsep minimalisasi persediaan.
Pesediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi
dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan
yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT
juga menekankan pada pengendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, produksi
yang rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-
menerus.
Keuntungan finansial dari produksi JIT berasal dari berkurangnya level persediaan.
Investasi total perusahaan pada persediaan juga menjadi berkurang. Biaya seperti penanganan
dan penyimpanan bahan, keusangan, luas tempat penyimpanan, dan beban keuangan pada
biaya persediaan total, dapat dikurangi, bahkan signifikan. Keuntungan lain termasuk biaya
tenaga kerja operasi yang turun yang dirancang ulang untuk arus produksi yang konstan,
diskon kuantitas dari pemasok yang akan menerima kontrak jangka panjang, dan
meningkatnya penekanan pada kualitas produksi dan pengurangan pada biaya sisa bahan.

4) Aplikasi Akuntansi Kekayaan


Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat
dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi.
Pemrosesan seperti ini dikerjakan dengan menggunakan aplikasi akuntansi khusus yang
disediakan untuk akuntansi, operasional, dan kebutuhan informasi manajemen.

5
Gambar Sistem Aplikasi Akuntansi Kekayaan
(1) Aktiva Tetap
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:
a) Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasikan aset dengan
deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.
b) Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan buku dan
pajak.
c) Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
d) Menyediakan laporan bagi pihak manjemen untuk merencanakam dan mengendalikan
item aset individual.
(2) Investasi
Investasi, seperti aktiva tetap, memerflukan pencatatan terpisah, khususnya register investasi
yang digunakan sebagai pengendalian akuntansi. Register investasi berisi semua informasi
yang relevan, seperti nomor sertifikat dan nilai buku sekuritas untuk memudahkan
identifikasi dan pengendalian. Semua transaksi investasi seyogyanya diotorisasi dan
6
didokumentasikan. Pengendalian umum yang biasanya dilakukan untuk penanganan fisik
sekuritas investasi dilakukan oleh dua orang : satu orang mengamankan kotak deposit dan
lainnya memasukkan deposit.

B. SISTEM PEMANUFAKTURAN RESPON CEPAT


Sistem pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) mengintegrasi sistem
pemanufakturan fisik dan sistem perencaaan sumber daya pemanufakturan (MRP II). Sistem
pemanufakturan respon-cepat adalah sistem CIM yang pemanufakturan fisik dan MRP II
terintegrasi dengan teknologi yang lebih maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut meliputi
electronic data interchange (EDI), identifikasi otomatis, dan proses terdistribusi.

1) Komponen Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat


(1) Sistem Pemanufakturan Fisik
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung sistem pemanufakturan fisik,
yaitu Computer-Aided Design and Drafting (CADD) dan sistem Computer-Aided
Manufacturing (CAM).
a) Computer-Aided Design and Drafting (CADD).
CADD menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan fungsi rekayasa
dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas design engineer. Produktivitas yang
meningkat membuat organisasi harus lebih responsif terhadap permintaan pasar untuk
penawaran produk baru dan produk yang ditingkatkan. Ahli teknik, perancang, dan drafter
bekerja di CADD stations-stasiun kerja elektornik yang ditujukan untuk membantu
pekerjaan mereka. CADD stations yang terdiri dari sebuah monitor dengan kemampuan
grafis, light pen atau mouse untuk menempatkan garis atau detail lainnya pada layar, dan
sebuah plotter atau printer untuk mencetak. Detail rancangan produk disimpan oleh
komputer dan dapat dipanggil lagi dan dimanipulasi oleh pengguna.
Sistem CADD memberikan beberapa tipe fungsi dukungan yang berbeda. Solid
modeling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam memori komputer.
Model ini menunjukkan volume yang disertakan dalam bidang permukaan. Berbagai
model komponen dapat digunakan untuk memprediksi produk akhir, seperti berat,
stabilitas, atau momen kelembanan. Analisis elemen hingga adalah metode matematika
yang digunakan untuk menentukan karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur
di bawah beban.

7
Drafting terotomatisasi menghasilkan gambar rancang bangun dan dokumen
hardcopy lainnya. Gambar dihasilkan dengan menggambar berbagai sudut pandang dari
model geometrik yang telah dibuat sebelumnya dan disimpan dalam memori komputer.

Gambar Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat

b) Pemanufakturan dengan Bantuan Komputer (CAM).


Sistem CAM meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses pemanufakturan,
alat untuk memperbaiki produktivitas proses, sistem pendukung pengambil keputusan
untuk membantu pengendalian dan pengawasan proses produksi, dan beberapa elemen
implementasi untuk pengendalian proses shop-foor seperti robotik, programmable logic
controller (PLC) dan machine vision systems. Alat-alat ini lebih dikenal dengan sebutan
peranti cerdas (intelligent tools). Robot industri adalah alat yang dirancang untuk
memindahkan material, suku cadang, atau alat khusus dengan menggunakan variabel
gerakan yang diprogram untuk berbagai macam tugas yang dilakukan.
8
Sistem CAM memasukkan modul-modul untuk memudahkan proses perencanaan,
line analysis, pengendalian proses statistik, analisis kualitas, dan pengawasan
pemeliharaan. Pengendalian proses online digunakan sebagai umpanbalik proses data
untuk setiap sistem untuk manipulasi dan analisis berikutnya.
Sistem CADD mengumpulkan dan memproses data dari proses pemanufakturan yang
dapat diprogram untuk menyediakan dukungan keputusan. Data digunakan untuk
menghasilkan laporan dan untuk menganalisis kinerja proses pemanufakturan. Sistem
memonitor kondisi status dan parameter pemrosesan dari mesin produksi, ukuran kualitas,
dan sistem penanganan barang dalam proses. Informasi yang dikumpulkan dari sistem ini
meliputi status mesin, alarm kegagalan, penghitungan bahan, efesiensi mesin,
penghitungan foatsiklus waktu, level kualitas, dan karakteristik bahan. Informasi tersebut
dimasukkan ke sistem pemantauan produksi, analisis kualitas, dan pemantauan
pemeliharaan.
Banyak CAM menggunakan pengendalian proses statistic. Pengendalian proses
statistic digunakan intuk menentukan apakah proses pemanufakturan masih dalam
pengendalian. Bebrapa sistem CAM, disebut sistem pemanufakturan fleksibel (FMS)
digabungkan dengan proses produksi yang dapat deprogram yang dapat dikonfigurasi
secara cepat untuk menghasilkan tipe produk yang berbeda.

(2) Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)


Sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II) terdiri dari sistem
perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) dan sistem berkaitan dengan penjualan,
penagihan, dan pembelian. Akan tetapi, sistem MRP merupakan sistem yang utama dari
sistem MRP II.
Sistem MRP menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk memproses
sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
penggunaan bahan baku. MRP digunakan secara komprehensif untuk memasukkan semua
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Karena barang dalam
proses mencakup biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead, juga biaya bahan baku,
maka semua elemen pemanufakturan dimasukkan dalam sistem MRP. Sistem MRP
mengintegrasikan empat subsitem, diantaranya perencanaan produksi, penjadwalan
produksi, akuntansi biaya, dan pelaporan.

9
Gambar Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (MRP)

(3) Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut


Fleksibilitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifkasi otomatis meningkatkan integrasi
karena produk dan material yang diberi tanda elektronik secara efektif membuat mereka
dapat dibaca oleh mesin. EDI meningkatkan integritas karena ia secara efektif
mengintegrasikan sistem perusahaan dengan sistem pemasok dan pelanggan. Pemrosesan
terdistribusi meningkatkan integritas karena ia secara logika dan fifsik mengkombinasikan
sumber daya informasi yang tersebar secara geografis menjadi satu sistem yang berkaitan.
a) Identifikasi Otomatis Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktivitas produksi
merupakan hal yang penting untuk otomatisasi pabrik; jadi, mesin yang dapat membaca
barcode dan teknologi scanner merupakan elemen yang sangat diperlukan. Perusahaan
pemanufakturan dapat memperoleh keuntungan dengan menggunakan sistem barcode
UPC (Uniform Product Code) standar. Dengan kode UPC, pelanggan dan pemasok akan
menggunakan kode produk yang sama sehingga mengurangi masalah referensi silang.
b) EDI merupakan integrasi aplikasi terkomputerisasi yang melekat dalam CIM. EDI
memberikan dampak pada efisiensi pemanufakturan dan persediaan dengan
menyederhanakan rantai logistik pada penempatan dan penyimpanan pesanan dengan
membuat sistem yang lebih responsif untuk kebutuhan saat ini. Level persediaan dapat
dikurangi hanya dengan menggunakan EDI karena ia memperpendek waktu pengurutan
penyimpanan pesanan dan penempatan. Kesalahan juga dapat dikurangi. EDI berguna
pada banyak tipe lingkungan pemanufakturan, ia juga menjadi komponen kritis dari
lingkungan pemanufakturan JIT.

10
2) Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat
(1) Perencanaan Produksi
Perencanan produksi meliputi penentuan produk mana yang di produksi dan penjadwalan
produksi agar penggunaan sumber daya produksi menjadi optimal. Penentuan produk mana
yang di produksi memerlukan integrasi antara permintaan produk dan kenutuhan produksi
dan sumber daya produksi yang tersedia di perusahaan

Pemasaran

Perencanaan
Produksi Departemen
Pengendalian Produksi
Persedian

Daftar Daftar Operasi


Material Master

Gambar Diagram Arus Data : Perencanaan Produksi


Implementasi Perencanaan Produksi Menggambarkan proses yang diperlukan untuk
implementasi perencanaan produk master. Perencanaan produk master di proses untuk status
produksi, daftar material, dan file operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan
produksi, permintaan material, dan routing dan juga memperbaharui file status produks. File
status produksi berisi data akuntansi dan data operasional yang ada dalam status pesanan
produksi. File daftar material, berisi record untuk setiap produk yang diproduksi. File
operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian kebutuhan
tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses produksi.
(2) Penjadwalan Produksi
Berisi tentang status produksi yang di kumpulkan pada departemen pabrik sebagai proses
kerja. Data pesanan produksi, formulir permintaan material dan routing bisa di kumpul
dengan berbagai cara. RTG bisa sebagai output dokumen turnaround bagi aplikasi
perencanaan produksi. RTG di masukan oleh departemen pabrik sebagai proses kerja pada
pesanan produksi khusus.
(3) Akutansi biaya
Output dari program akutansi biaya meliputi item sebagai berikut. Satu file status
produksi yang telah di perbaharui. Dua file pesanan produksi yang telah selesai. Tiga file
penggunaan sumber daya. Empat laporan ringkas.
11
(4) Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya produksi yang telah selasai.
File ini digunakan untuk memperbaharui file persediaan barang jadi. Output proses ini
meliputi file persediaan barang jadi yang telah di perbaharui, laporan status persediaan
barang jadi, ringkasan biasa pesanan produksi yang telah selesai. Dan laporan ringkas yang
meliputi bach dan informasi pengendalian informasi.
File penggunaan sumber daya yang merupakan output dari aplikasi akuntansi biaya berisi
biaya aktual dan biaya standar untuk material dan tenaga kerja, dan biaya operasi untuk
pekerjaan yang telah selesai, seperti yang ditunjukkan oleh data permintaan material dan data
RTG. Kuantitas standar, waktu, dan biaya disalin pada file ini dari file status produksi. File
ini adalah input untuk program aplikasi komputer yang mengakumulasi biaya material dan
operasi oleh departemen atau pusat kerja dan mencetak laporan penggunaan sumber daya.
Laporan ini berisi perbedaan antara data biaya standar dan biaya sesungguhnya. Laporan
penggunaan sumber daya didistribusikan ke departemen supervisor untuk membantu fungsi
pengendalian produksi secara keseluruhan.
(5) Biaya Berbasis Aktivitas
Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencakup lagi dalam lingkungan CIM. Tiga
elemen utama dimasukkan dalam biaya produk pemanufakturan, yaitu bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead.
CIM mengubah Pola Perilaku-Biaya. Istilah overhead dibebankan menjelaskan teknik
akuntansi biaya yang sudah dikenal di mana beban overhead pada sebuah produk dihitung
dengan menggunakan tarif aplikasi overhead yang telah ditetapkan sebelumnya. Tarif
overhead yang telah ditetapkan sebelumnya umumnya didasarkan pada total jam tenaga kerja
langsung yang diharapkan atau total biaya tenaga kerja langsung yang diharapkan. Tarif
overhead pabrik yang dibebankan dapat dihitung:

CIM secara signifikan mengubah pola perilaku biaya perusahaan pemanufakturan sebagai
akibat dari substitusi modal peralatan untuk tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung
dikurangi, bahkan kemungkinan dikurangi secara total, dan digantikan dengan mesin-mesin
yang dikendalikan dengan komputer.

12
Biaya berbasis-aktivitas (ABC) menghitung beberapa tarif overhead, satu tarif untuk
setiap aktivitas pemanufakturan, dan menggunakan tarif tersebut untuk menghitung biaya
produk dari biaya aktivitas spesifik yang terjadi selama produksi. Aktivitas mungkin terpusat
pada mesin, penanganan material, inspeksi, atau jenis lainnya dari operasi pemanufakturan.
Satu departemen dapat berisi banyak aktivitas yang berbeda. Sebagai contoh, departemen
perakitan di mana beberapa produksi dirakit menggunakan peralatan robot dan produk lain
dirakit secara manual, kemungkinan akan memiliki dua aktivitas, yaitu perakitan dengan
robot dan manual. Dasar overhead yang berbeda dapat digunakan untuk menetapkan (secara
lebih akurat) biaya aktivitas yang berbeda pada produk.
Pemicu Biaya (cost driver) adalah elemen yang mempengaruhi biaya total dari suatu
aktivitas. Sebagai contoh, biaya penanganan material dipengaruhi oleh jumlah item yang
ditangani, tipe penanganan item, tipe alat yang digunakan, dan efisiensi pekerja. Pemicu
biaya diukur dengan volume produksi, jumlah karyawan, jumlah formulir yang dapat
diselesaikan atau jumlah bahan yang ada dalam suatu produk. Ukuran waktu dalam proses,
seperti jam tenaga kerja langsung, jam mesin atau waktu jam, sering digunakan sebagai
pemicu biaya.
(6) MRP II versus MRP
Sistem MRP II meliputi berbagai modul pemrosesan MRP. Modul daftar material (bill-of-
material) digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP.
Perluasan pemrosesan daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran
rancang bangun/produk dari sistem CADD. Modul file routing menunjukkan urutan operasi
yang diperlukan untuk menghasilkan komponen atau perakitan, seperti dalam MRP.
Perluasan dari pemrosesan file routing dalam MRP II meliputi informasi yang lebih luas
mengenai data kapasitas pusat kerja, data alat pemeliharaan mesin, dan data pengendalian
pemeliharaan mesin numerical dari sistem CADD.
(7) Impelemtasi JIT dalam Lingkungan MRP II/CIM
Dalam lingkungan produksi batch, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari
produk yang serupa dirakit secara periodik untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan
perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch
diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang
akan dilakukan. Kata terencana mengindikasikan bahwa lingkungan batch membantu konsep
“push” pemanufakturan yang efisien. MRP II diatur dengan sinkronisasi dan menjadwalkan
tipe-tipe kejadian yang terjadi dalam lingkungan batch.

13
Lingkungan pemanufakturan JIT adalah lingkungan dengan arus kontinu atau terus-
menerus. Lingkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecil-penting untuk
operasi produksi pada basis terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total mengurangi
persediaan.
3) Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus
Sistem informasi respons-cepat, sama seperti sistem computer yang lain, menignkatkan
masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau
intervensi manusia, yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan
pemisahan tugas dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan
bahwa pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari sistem
pemanufakturan respons-cepat. Pemrosesan komputer secara umum dan EDI akan
mengurangi dokumen kertas yang berorientasi pada manusia. Akan tetapi, masalah validasi
keaslian harus dihadapi dalam operasi dengan menggunakan sistem pemrosesan tanpa kertas,
baik dalam sebuah perusahaan maupun dalam pertukaran dengan mitra bisnisnya.

14
DAFTAR REFERENSI
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2014. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Yogyakarta: ANDI.

15

Anda mungkin juga menyukai