1
ditemukannya cadangan migas. Tetapi keduanya tidak dapat ditemukan
tanpa melalui kegiatan ekplorasi. Jika kegiatan ekplorasi berhasil kegiatan
dapat dilanjutkan degan tahap pengembangan atau produksi dalam
eksplorasi minyak dan gas bumi, pada umunya kita sebagai seorang
geologist harus memehami komponen – komponen dalam petroleum
system. Komponen-komponen tersebut adalah source rock, reservoir rock,
trap, seal, dan jalur migrasi. Pada kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi,
diperlukan juga analisis data mudlog untuk membuktikan adanya indikasi
hidrokarbon di lokasi kegiatan eksplorasi.
I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk memhamai lebih
lanjut tentang petroleum system serta pembacaan mudlog sebagai salah satu
tahap eksplorasi minyak dan gas bumi dan untuk memenuhi tugas
praktikum Geologi Minyak Bumi.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menentukan satuan
batuan, formasi batuan, petroleum system dan zona target melalui
pembacaan data – data yang ada pada mudlog sumur rangerz 1 pada tahap
eksplorasi Lapangan Bosand.
2
BAB II
METODE
MULAI
STUDI PUSTAKA
ANALISIS MUDLOG
SELESAI
3
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Formasi
Stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan menurut De Coster (1974) pada data
log penelitian adalah sebagai berikut.
III.1.1. Basement Rock atau Batuan Dasar
Formasi ini merupakan batuan dasar (basement rock) dari
Cekungan Sumatra Selatan. Tersusun atas batuan beku Mesozoikum,
batuan metamorf Paleozoikum-Mesozoikum, dan batuan karbonat
yang termetamorfosa. Hasil dating di beberapa tempat menunjukkan
bahwa beberapa batuan berumur Kapur Akhir sampai Eosen Awal.
Batuan metamorf Paleozoikum-Mesozoikum dan batuan sedimen
mengalami perlipatan dan pensesaran akibat intrusi batuan beku
selama episode orogenesa Mesozoikum Tengah (Mid-Mesozoikum).
III.1.2. Formasi Lahat
Batuan tertua yang ditemukan pada Cekungan Sumatera
Selatan adalah batuan yang berumur akhir Mesozoik. Batuan yang
ada pada Formasi ini terdiri dari batupasir tuffan, konglomerat,
breksi, dan lempung. Batuan-batuan tersebut kemungkinan
merupakan bagian dari siklus sedimentasi yang berasal dari
Continental, akibat aktivitas vulkanik, dan proses erosi dan disertai
aktivitas tektonik pada akhir kapur-awal Tersier di Cekungan
Sumatera Selatan. Sementara formasi lahat muda tersusun atas
klastika kasar berupa batupasir, batulempung, fragmen batuan,
breksi, “Granit Wash”, terdapat lapisan tipis batubara, dan tuf.
Semuanya diendapkan pada lingkungan kontinen.
4
serpih, lanau, batupasir kuarsa, dengan sisipan batulempung
karbonan, batubara dan di beberapa tempat konglomerat. Kontak
antara Formasi Talang Akar dengan Formasi Lemat tidak selaras
pada bagian tengah dan pada bagian pinggir dari cekungan
kemungkinan paraconformable, sedangkan kontak antara Formasi
Talang Akar dengan Telisa dan Anggota Basal Batugamping Telisa
adalah conformable. Kontak antara Talang Akar dan Gumai sulit di-
pick dari sumur di daerah palung disebabkan litologi dari dua
formasi ini secara umum sama. Ketebalan dari Formasi Talang Akar
bervariasi sekitar 460 – 610 m.
Umur dari Formasi Talang Akar ini adalah Oligosen Atas-
Miosen Bawah dan kemungkinan meliputi N3 (P22), N7 dan bagian
N5 berdasarkan zona Foraminifera planktonik yang ada pada sumur
yang dibor pada formasi ini berhubungan dengan delta plain dan
daerah shelf.
.
III.1.4. Formasi Gumai (Telisa)
Formasi Gumai tersebar secara luas dan terjadi pada zaman
Tersier, formasi ini terendapkan selama fase transgresif laut
maksimum, (maximum marine transgressive) ke dalam 2 cekungan.
Batuan yang ada di formasi ini terdiri dari napal yang mempunyai
karakteristik fossiliferous, banyak mengandung foram plankton.
Sisipan batugamping dijumpai pada bagian bawah.
Formasi Gumai beda fasies dengan Formasi Talang Akar
dan sebagian berada di atas Formasi Baturaja. Ketebalan dari
formasi ini bervariasi tergantung pada posisi dari cekungan, namun
variasi ketebalan untuk Formasi Gumai ini berkisar dari sekitar
1800-2700 m.
Penentuan umur Formasi Gumai dapat ditentukan
dari dating dengan menggunakan foraminifera planktonik.
Pemeriksaan mikropaleontologi terhadap contoh batuan dari
beberapa sumur menunjukkan bahwa fosil foraminifera planktonik
5
yang dijumpai dapat digolongkan ke dalam zona Globigerinoides
sicanus, Globogerinotella insueta, dan bagian bawah zona Orbulina
Satiralis, Globorotalia peripheroranda, umurnya disimpulkan
Miosen Awal-Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan Laut
Terbuka, Neritik.
6
II.2.3. Satuan Serpih
Satuan batuan ini didapatkan menyebar di sepanjang data
log dimana satuan ini terdiri dari shale dan terdapat sisipan batupasir
di beberapa kedalaman.
II.2.4. Satuan Batulempung
Satuan batuan ini terdapat pada bagian paling atas data log
dimana satuan ini terdiri dari batulempung dan terdapat sisipan
batupasir di beberapa kedalaman.
7
II.3.3. Reservoir Rock dan Reservoir Hydrocarbon
Reservoir rock merupakan batuan yang mampu menyimpan
hidrokarbon. Dimana batuan tersebut harus memiliki porositas dan
permeabilitas yang baik sebagai penyimpan hidrokarbon.
Berdasarkan analisis data log, satuan batuan yang memiliki porositas
dan permeabilitas yang baik seperti satuan batupasir dapat
diaktegorikan sebagai reservoir rock dan batuan yang mengandung
minyak dan gas tinggi dapat dikategorikan sebagai reservoar
hydrocarbon. Yang membedakan yakni reservoir hydrocarbon adalah
batuan yang sudah terisi dengan hydrocarbon, sedangkan reservoir
rock adalah batuan yang berpotensi menjadi reservoir hydrocarbon
namun belum terisi oleh hydrocarbon itu sendiri. Hasil interpretasi
menunjukan terdapat batuan reservoar berupa satuan batupasir pada
Formasi Gumai dan Formasi Air Benakat.
Sedangkan reservoir hydrocarbon terdapat pada satuan
batupasir pada Formasi Batuan Dasar, Formasi Lahat, dan Formasi
Gumai.
8
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dari interpretasi dan analisis data mudlog pada sumur Rangerz 1 lapangan
Bosand yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Terdapat empat satuan batuan yang terdapat pada Lapangan Bosand
yaitu Satuan Metamorf, Satuan Batupasir, Satuan Batuerpih, dan,
Satuan Batulempung.
Terdapat lima formasi pada data sumur lapangan ini yakni dari yang
Formasi Batuan Dasar, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi
Gumai, dan Formasi Air Benakat. Formasi Gumai merupakan formasi
yang paling tebal pada mudlog.
Pada lapangan Bosand terdapat petroleum system yang dapat
dibuktikan dengan ditemukannya batuan induk atau source rock berupa
Batuserpih pada Formasi Lahat dan Formasi Talang Akar, batuan
reservoir pada Formasi Batuan Dasar, Formasi Lahat, Formasi Gumai,
dan Formasi Air Benakat, dimana sebagian memiliki kadungan
hydrocarbon, serta batuan tudung atau seal rock pada Formasi Gumai,
dan Air Benakat.
Zona target eksplorasi yang mengandung hidrokarbon terletak pada
Formasi Batuan dasar dengan satuan batupasir, zona ini berada pada
kedalaman 1174 m – 1236 m. Lalu pada satuan batupasir yang terletak
pada formasi Lahat dengan kedalaman 1120-1138 m. Dan pada satuan
batupasir pada Formasi Gumai dengan kedalaman 1034 – 1054m
9
DAFTAR PUSTAKA