Anda di halaman 1dari 40

KPO Technical

Penimbunan (Dumping)
(Updated Feb 2020)

Presentation Document 20201


SKKK KPO Dumping

Judul Unit/Fungsi Elemen Kompetensi/ Fungsi


No KUK
Utama Dasar

1. Perbedaan penimbunan di area disposal dan di


1. Mempersiapkan kegiatan area rom/stockpile dijelaskan.
pengawasan penimbunan 2. Batas pita acuan penimbunan di pastikan
terpasang.

1. Inspeksi area kerja dilaksanakan.


Melakukan kegiatan 2. Persyaratan penimbunan untuk setiap jenis area
1 pengawasan 2. Melaksanakan kegiatan
kerja diterapkan sesuai prosedur.
penimbunan pengawasan penimbunan
3. Peralatan dan perlengkapan penimbunan di area
penimbunan dipastikan tersedia.

3. Membuat laporan 1. Checklist penimbunan akhir shift dibuat.


kegiatan pengawasan 2. Laporan kegiatan penimbunan dikomunikasikan ke
penimbunan pihak terkait.

2
DASAR DAN DEFINISI

KPO DUMPING
PT Berau Coal
3
Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal
DASAR DAN DEFINISI P-MNO-02 Prosedur Pengelolaan Tanah (Soil )

1. Mining operation bertanggung jawab terhadap 8. Disposal Kering  Disposal yang tidak terdapat
Operasional tambang genangan air
2. Pengawas penimbunan adalah orang yang bertugas 9. Disposal Genangan Air Tetap  Area Disposal yang
untuk memastikan area penimbunan berada dalam memiliki genangan air seperti kolam dan sump
kondisi aman dan memastikan kegiatan penimbunan 10. Disposal Rawa  Disposal Tanah lunak yang terbentuk
sesuai dengan prosedur yang direncanakan alami
3. Supervisor OB (Over Burden) adalah orang yang 11. Penimbunan  Proses penumpahan material
mengawasi pekerjaan pengawas penimbunan dan dumping di area Disposal
pengawas front loading OB 12. Lokasi Penimbunan  Bagian dari area disposal yang
4. Material dumping terdiri atas material over burden merupakan titik tempat penimbunan (dumping point)
(OB) dan inter burden (IB). Tidak termasuk tanah 13. Dump Truck (Haul Truck)  Unit pengangkut tanah
penutup (soil), endapan rawa (soft clay) dan endapan penutup (OB atau IB) atau batubara yang dilengkapi
lumpur alat hidrolik tumpah mekanis
5. Crestline → elevasi puncak dari pelurusan lereng 14. Bundwall  Tanggul pembatas yang dibuat dari
6. Disposal → tempat pembuangan material dumping, material dumping untuk memisahkan orang/peralatan
terdiri dari 1 atau lebih dumping point dari situasi berbahaya. Bundwall tidak digunakan
7. DOP (Daily Operation Plan) → Rencana kerja harian sebagai STOPPER
operasional tambang (Shift 2 dan Shift 1) yang
diajukan mitra kerja dan disetujui tim BC

4
Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal
DASAR DAN DEFINISI P-MNO-02 Prosedur Pengelolaan Tanah (Soil )

15. Overburden/lapisan penutup adalah material buangan


(waste) diatas lapisan batubara yang terdiri dari sub soil dan
batuan.

16. Tanah (soil) adalah lapisan material padat teratas dari


permukaan bumi yang terbentuk oleh pelapukan bahan
organic dan non organic dan terbagi atas top soil dan sub soil

17. Tanah pucuk (top soil ) adalah lapisan tanah pada horizon
teratas yang banyak mengandung bahan organic, dicirikan
dengan fisik tanah yang tidak padat, umumnya berwarna
coklat kehitaman ketebalan lapisan hingga 30 - 50 cm. 4.7.

18. Sub soil adalah lapisan tanah dibawah top soil, dicirikan
dengan fisik tanahnya lebih padat, umumnya terdiri dari bahan
non organic, warna lebih terang, biasanya berwarna kuning
kecoklatan, dengan lokasi antara batas bawah top soil hingga
batas lapisan zona pelapukan batuan

5
Persiapan Kegiatan Pengawasan Penimbunan

KPO DUMPING
PT Berau Coal
6
PERSYARATAN AREA PENIMBUNAN Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal
Dan P-MNO-02 Pengelolaan Tanah

1. Pengawas mengetahui DOP yang telah di setujui oleh tim BC


2. Kegiatan di Area Penimbunan harus sesuai dengan DOP yang telah di setujui tim BC baik pengawas dan tim lokasi disposal
3. Setiap front Penimbunan hanya dapat diperbolehkan untuk Penimbunan maksimum 3 fleet

4. Disposal harus memiliki bundwall dengan tinggi bundwall yang telah diatur seperti pada tabel di bawah

5. Lebar front penimbunan (dumping point) per fleet adalah minimal sama dengan lebar manuver alat angkut terbesar yang bekerja di
Disposal, yaitu : 2 X Lebar + Turning Radius DT terbesar
6. Tidak ada genangan air, retakan atau amblasan atau bahaya lain di area front kerja.

7. Penerangan yang memadai minimal 20 lux pada malam hari


8. Titik penimbunan harus diawasi oleh Pengawas penimbunan, jika Pengawas penimbunan tidak berada di area penimbunan maka
kegiatan penimbunan dihentikan

9. Pengawas penimbunan harus memastikan adanya Bendera Batas Penimbunan Disposal

10. Keadaan cuaca harus tidak dalam kondisi hujan, front kerja dan jalan hauling tidak licin

7
PERSYARATAN AREA PENIMBUNAN Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal
Dan P-MNO-02 Pengelolaan Tanah

11. Mine Operation Dept. & SGI Dept. melakukan verifikasi


terhadap lokasi disposal soil / stock soil yang sudah
disiapkan oleh mitra kerja. Verifikasi dilakukan dengan
mengacu paling tidak pada Standar Desain Disposal S-
LTM-03.01). Dan Mitra kerja mengajukan Pembuatan
Desain Disposal ( F-SMO-302 )
12. Memastikan material dumping dimana material OB –
dumping di disposal OB, dan material soil-di dumping di
disposal Soil tidak tertukar (potensi incident
lingkungan) Mengacu pada Standar incident lingkungan
(S-ENV-07)
13. Memastikan Komunikasi pengawas front loading
bahwa informasi material loading di terima oleh
Pengawas Dumping untuk di tempatkan pada lokadi
dumping yang tersedia dan sesuai dengan DOP. ( Daily
Operational Plan ) Mining operation.

8
PERSYARATAN AREA PENIMBUNAN Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal

Pita Batas
Kondisi Disposal
Dumping

Pita Batas Acuan Dumping di kaki disposal Wajib terpasang

Bendera Acuan Tower Lamp


Pita Elevasi
Dumping

9
PERSYARATAN AREA PENIMBUNAN Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal

Kondisi Pos Pengawas


Dumpingan ROM Penimbunan

Toilet di area disposal Radio Tangan termasuk


Toilet di Disposal Radio Tangan
wajib layak pakai dan baterai cadangan untuk
terdapat air yang dapat Radio Tangan
digunakan

10
PERSYARATAN AREA PENIMBUNAN
Rambu-rambu area penimbunan

Batas maksimum kecepatan


Lakukan komunikasi 2 arah saat
diarea penimbunan 25 km / jam
memasuki area penimbunan

11
POTENSI BAHAYA DI LOKASI DUMPING
Bahaya di lokasi dumping berdasarkan HIRA Mining Dept yang di keluarkan pada tanggal 5 oktober 2020 sbb :
1. Manusia
• Menggunakan kendaraan dan unit dalam kondisi Fatigue, Stress, Microsleep, Kesalahan penggunaan channel radio, Mabuk (pengaruh obat-
obatan terlarang), Driver terlalu percaya diri/ ceroboh, Menggunakan handphone pada saat sedang mengoperasikan unit, Driver merubah
fungsi alat keselamatan (Mengikat seat belt, dapat berpotensi Menabrak, terperosok, rebah hingga menyebabkan kerusakan pada unit
dan/atau cidera pada orang hingga kematian.
• Pekerja tidak mengetahui kondisi sekitar (Adanya parit,Batu besar,Tanah yang tidak stabil,Tepi sungai terjal, tebing terjal, akar/dahan
melintang), Pekerja terburu-buru saat melakukan pekerjaan, dapat berpotensi Pekerja terjatuh/terpeleset/terbentur/t erperosok/tertimpa,
sehingga mengalami cedera sampai menyebabkan kematian
• Penimbunan langsung di crestline, dapat berpotensi Unit terperosok ke area disposal hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau
cidera pada orang hingga kematian
• Operator tidak memperhatikan kondisi sekita, dapat berpotensi Menabrak sesuatu hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera
pada orang hingga kematian
• Penimbunan tidak sesuai lokasi perencanaa, dapat berpotensi Pencemaran tanah (soil tercampur OB)
• Overspeed, dapat berpotensi Unit menabrak sesuatu / terperosok hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang
hingga kematian
• Pekerja beristirahat tidak pada tempat, Pekerja melakukan Activitas MCK Tidak pada tempat yang telah disediakan (Toilet yang disediaka,
dapat berpotensi Tertabrak /terlindas unit hingga menyebabkan cidera pada orang hingga kematian
• Kompetensi operator unit hauler yang tidak memadai/kuran, Jarak antar unit terlalu dekat, dapat berpotensi Jarak antar unit terlalu dekat
• Material overload, dapat berpotensi Material menimpa LV / unit yang berada di sekitar
• Operator merubah fungsi alat keselamatan (Mengikat seat belt dapat berpotensi alat keselamatan tidak berfungsi dengan baik (operator
cedera parah)

2. Machine
• Improper condition (cth : rem blong, lampu mati, Unit tidak layak dipaksakan beroperasi, Channel radio tidak lengkap dan tidak sesuai area
kerja, dapat berpotensi Unit menabrak sesuatu / terperosok hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga
kematian

12
POTENSI BAHAYA DI LOKASI DUMPING
• Getaran yang diterima oleh tangan atau seluruh tubuh, dapat berpotensi
1. Raynauds syndrome,
2. Artritis (peradangan sendi)
• Kebisingan, dapat berpotensi Hearing loss

3. Material
• Material penimbunan berupa lumpur (dumping di slope & tidak dibuat kotak per kotak), dapat berpotensi Longsor hingga menyebabkan
kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga kematian
• Ceceran BBM, Oli & Grease, dapat berpotensi pencemaran lingkungan

4. Enviroment
• Erosi/Longsor, Tebing Terjal/Jurang, dapat berpotensi Pekerja Terguling/terjatuh/terpeleset/ terperosok, sehingga mengalami cedera sampai
menyebabkan kematian
• Front Loading Sempit, dapat berpotensi Menabrak sesuatu hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga
kematian
• Area front loading terdapat beda tinggi , dapat berpotensi Unit terbalik hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada
orang hingga kematian
• Front loading lembek, dapat bepotensi Unit amblas hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga kematian
• Lereng runtuh, dapat berpotensi Unit tertimbun longsoran hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga
kematian
• Area front berdebu berpotensi Gangguan pernafasan dan komponen rusak serta senggolan/menabrak dan ditabrak antar unit ,terpapar debu
• Area crowded karena banyak unit berpotensi Menabrak sesuatu hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang
hingga kematian
• Penerangan kurang berpotensi Menabrak sesuatu hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga kematian
• Kabut tebal, Drainase front buruk (banjir), berpotensi Unit terperosok/ menabrak sesuatu hingga menyebabkan kerusakan pada unit
dan/atau cidera pada orang hingga kematian
• Jalur radio padat berpotensi Menabrak sesuatu hingga menyebabkan kerusakan pada unit dan/atau cidera pada orang hingga kematian
• Cuaca buruk (hujan dan petir) berpotensi Tersambar petir hingga menyebabkan cidera pada orang hingga kematian
• Lantai Kerja banyak spoil, lumpur, Area Pad Disposal lembek, berlubang berpotensi Unit amblas ketika moving.
• Warga masuk area front loading berpotensi Warga terlindas/ tertabrak unit hingga menyebabkan cidera hingga kematian

13
Dumping material batubara di ROM / Stockpile

Stockpiling adalah kegiatan


penumpukan batubara yang sudah
melalui proses crushing

Tempat untuk penumpukan


batubara tersebut dinamakan
stockpile

Potensi bahaya Persyaratan


• Beda ketinggian • terdapat penerangan
• Debu jalan dan batubara yang • bebas kontaminasi dari pengotor selain
menghalangi jarak pandang batubara
• Material lunak • pengaturan Drainase
• Jalan tidak standar • terdapat penamaan Seam
• Terkena kucuran • terdapat pos pengawas
• Terperosok

14
DOP (Daily Operation Plan)

15
DOP (Daily Operation Plan)

 Menjelaskan detail rencana lokasi Dumping dengan menunjukkan :


 No. Unit alat
 Lokasi kerja/ dumping
 Potensi Risiko
 Pengendalian Bahaya

16
STANDAR PITA WARNA SURVEY Mengacu pada S-SGI-01 Patok dan Warna Pita Survey

Berhubungan langsung
dengan aktivitas
penimbunan di area
disposal

17
PENGISIAN CHECKLIST PENGAWAS PENIMBUNAN
1. Pengisian Checklist Pengawas Penimbunan (F-MNO-10.01) dilakukan
oleh Pengawas Penimbunan di lokasi Disposal tersebut

2. Terdapat item Persyaratan Kritis dan Persyaratan Non Kritis. Untuk


Persyaratan Kritis apabila terdapat deviasi maka WAJIB BERHENTI
BEKERJA untuk melakukan perbaikan. Untuk Persyaratan Non Kritis
apabila terdapat deviasi maka wajib dilakukan pengendalian/perbaikan
maksimal setengah shift (4 Jam)

3. Checklist Pengawas Penimbunan ini wajib dilakukan verifikasi oleh


Supervisor OB untuk mengecek apakah terdapat deviasi dan apa
pengendaliannya

4. Checklist ini diisi sebanyak 3 kali per shift yaitu pada Awal Shift, Tengah
Shift dan Akhir Shift

5. Apabila terdapat deviasi pada akhir shift dan belum dapat diselesaikan
langsung maka wajib menginformasikan deviasi tersebut kepada shift
berikutnya agar dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum
melaksanakan aktivitas dumping di area diposal

6. untuk penimbunan material soil mengikuti item checklist material


kering sedangkan untuk penimbunan material solu mengikuti item
checklist material lumpur. hal ini perlu dipastikan dan disepakati oleh
pengawas enviro dan pengawas mining apakah material soil / solu
condong ke lumpur atau ke material kering

Mengacu pada P-MNO-10 Prosedur Penimbunan di Area Disposal 18


ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENGAWAS PENIMBUNAN

1. Helmet
2. Masker debu
3. Kaca mata safety berwarna bening (untuk malam hari) atau berwarna gelap (untuk
siang hari)

4. Jas hujan dengan pita/bahan reflective ketika hujan


5. Dilengkapi radio komunikasi yang dapat digunakan dengan efektif dalam
berkomunikasi dengan Operator Dump Truck dan keadaan darurat.

19
TANGGUNG JAWAB PENGAWAS PENIMBUNAN

1. Area penimbunan sesuai dengan rencana penimbunandan terpasang tanda batas


dumping material
2. Rencana penimbunan telah dikomunikasikan kepada karyawan terkait melalui P5M
3. Mengidentifikasi kondisi area penimbunan dari adanya patahan, retakan (crack),
amblasan, material lunak, genangan air atau bahaya lain
4. Melaporkan kepada Supervisor OB apabila menemukan kondisi yang berbahaya

20
Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Penimbunan

KPO DUMPING
PT Berau Coal
21
PENGAWAS PENIMBUNAN
Untuk mencegah timbulnya kondisi bahaya selama kegiatan, pengawas penimbunan harus
memperhatikan :
1. Kondisi lalu-lintas unit/kendaraan yang berbahaya diarea penimbunan
2. Cuaca (contoh: petir, hujan, dll) yang mempengaruhi kegiatan maupun kondisi area kerja
3. Menghentikan pekerjaan jika terdapat kondisi bahaya dan melaporkan kepada pengawas pit
untuk pengendaliannya
4. Posisi Pengawas selalu berada di luar jarak/ radius manuver unit yang sedang beroperasi dan di
luar area retakan
5. Sebelum memindahkan bendera batas penimbunan, Pengawas Penimbunan menginformasikan
operator unit untuk menghentikan kegiatannya. Pengawas Penimbunan memastikan unit yang
ada di area disposal sudah berhenti beraktifitas sebelum memindahkan bendera batas
penimbunan

22
KEGIATAN PENIMBUNAN
Referensi Prosedur Penimbunan di are Disposal P-MNO-10

23
PENIMBUNAN DI AREA KERING

1. Beda tinggi antara front Penimbunan (crestline Disposal) dengan lantai Disposal tidak lebih dari 10m
2. Jarak penimbunan dari crestline Disposal mengikuti jenis unit hauler terbesar yang ada di area penimbunan
sebagai berikut:

24
PENIMBUNAN DI AREA KERING

• Bila terjadi retakan, maka jarak penimbunan diukur dari jarak crestline retakan yang
paling jauh dari crestline Disposal

• Spreading material timbunan dilakukan oleh dozer dengan kapasitas yang sesuai
dengan kapasitas HAULER terbesar yang digunakan.

25
PENIMBUNAN DI AREA GENANGAN AIR

• Harus dibuat bundwall dengan jarak 10 meter


dari crestline Disposal
• Spreading material timbunan dilakukan oleh
dozer dengan kapasitas yang sesuai dengan
kapasitas HAULER terbesar yang digunakan
• Bila terdapat retakan pada lereng timbunan
maka penimbunan dilakukan minimal 10 m dari
crestline retakan yang paling jauh dari crestline
Disposal
• Tidak dilakukan penimbunan pada kondisi
basah atau licin.

26
PENIMBUNAN DI AREA RAWA

• Sebelum dilakukan penimbunan, dilakukan pembersihan vegetasi (potongan pohon,


kayu dan ranting) yang ada disekitar area rawa yang akan menjadi Disposal
• Dilakukan penimbunan dengan ketinggian timbunan tidak lebih dari 2 m dari
permukaan material endapan rawa
• Dilakukan penimbunan dengan ketinggian dari permukaan rawa lebih dari 2 m dengan
metode per-layer dimana 1 layer tidak lebih dari 2 m dengan jarak penimbunan
minimal 20 m dari crestline lereng
• Spreading material timbunan oleh dozer ke arah lereng
• Bila terdapat retakan pada lereng timbunan maka penimbunan dilakukan minimal 20
m dari titik retakan terjauh dari crestline lereng hingga retakan yang ada telah hilang
dan dilanjutkan sebagaimana proses sebelumnya

27
PENIMBUNAN DI AREA RAWA

• Elevasi final Disposal di area endapan rawa tidak lebih dari 5 m dengan mengikuti langkah- langkah
proses sebelumnya. Untuk elevasi penimbunan lebih dari 5 meter harus melalui kajian Geoteknik

28
PENIMBUNAN UNTUK BLENDING MATERIAL RAWA

8M

8M

8M

Berdasarkan pada hasil kajian Geoteknik maka untuk aktivitas blending material lunak
dengan menggunakan material bagus diperoleh aturan sebagai berikut:
8M

1. Jarak Dumping Unit Hauler terhadap Crest yaitu 8 Meter;

2. Ratio Material untuk Blending adalah 3:1 (berdasarkan volume Material Bagus :
Material Lunak) 8M

3. Terdapat Bundwall (cincin) minimal 30 meter dari crest disposal di elevasi bawahnya
untuk mengunci toe disposal material rawa dengan dimensi Bundwall  Tinggi 10
Meter dan Lebar 10 Meter

29
PENIMBUNAN UNTUK MATERIAL LUMPUR CAIR

• Untuk Penimbunan Material Lumpur cair bergantung pada hasil


Kajian Geoteknik yang di keluarkan oleh Geotech Engineer

• Salah satu bentuk penimbunan untuk Material Lumpur Cair adalah


menggunakan Mudcell untuk mengunci material lumpur cair
dengan menggunakan material blasting

• Apabila terdapat deviasi maka wajib diinformasikan segera ke


Supervisor OB agar dikoordinasikan kepada Engineer Mitra Kerja
dan Mineplan dan Geoteknik Engineer PT Berau Coal

Catatan:

• Apabila kondisi aktual terdapat deviasi dari kajian yang dikeluarkan oleh
Geoteknik Engineer PT Berau Coal maka dapat berpotensi menyebabkan
terjadinya retakan maupun longsor yang dapat menimbulkan kerugian lebih
lanjut

30
PERSIAPAN DISPOSAL SIAP SOIL

• Sebelum disposal selanjutnya akan menjadi disposal soil (Pad Soil), maka diterbitkan
Berita Acara Serah Terima Disposal Siap Soil

• Berita Acara Serah Terima Disposal Siap Soil ini diterbitkan berdasarkan hasil
pengecekan yang kemudian disetujui oleh Mine Survey, Mine Engineer dan Enviro
Spv PT Berau Coal

• Sebelum dilaksanakannya disposal soil maka perlu dilakukan pengambilan data


surface sebagai acuan bottom dari timbunan soil (apabila belum dilakukan
pengambilan data surface maka disposal tidak dapat dijadikan disposal siap soil)

• Standar yang diperlukan sebagai disposal siap soil adalah


a) Kemiringan Slope sesuai desain (≤ 250) – sudah dilakukan smoothing slope
disposal
b) Tinggi maksimal jenjang 10 meter
c) Sudah dilengkapi pita survey
d) Jenjang dan area dumping soil sudah dirapikan
e) Disposal siap soil wajib sudah sesuai dengan desain disposal

Form Berita Acara Disposal Siap Soil F-SMO-303 f) Apabila ada item yang belum terpenuhi maka perlu dilakukan perbaikan
terlebih dahulu sebelum kegiatan dumping soil di area tersebut dapat
dilanjutkan

31
PENIMBUNAN DISPOSAL SOIL
• Melakukan Dumping, Spreading, Recontouring Mitra kerja melakukan penempatan/penimbunan melalui kegiatan
Dumping, Spreading, Recontouring. Penempatan/penimbunan soil tidak boleh menimbulkan longsor.

• Setiap kegiatan dumping soil harus tersedia unit dozer dengan seri minimal D-85 atau setara unruk spreading,
Pengawas area kegiatan Dumping, Spreading & Recontouring: Harus diawasi oleh pengawas yang bertugas :
1. Memastikan soil tidak kontaminasi
2. Memastikan pembentukan disposal sesuai dengan standar disposal.
3. Memastikan tinggi timbunan soil sesuai kriteria pada Berita Acara Serah Terima Lahan Siap Tanam.

• SGI Dept. melakukan pengukuran terhadap lahan siap tanam berdasarkan besaran lahan yang sudah disiapkan oleh
pihak Mitra Kerja

32
Serah Terima Lahan Siap Tanam

• Serah Terima Lahan Siap Tanam dari Mitra Kerja ke PT BC dilakukan


dengan sebelumnya sudah dilakukan pengecekan dan pengkuran
bersama di lapangan antara tim suvey BC dan Mitra kerja.

• Hasil pengukuran bersama di tuangkan di dalam form Serah Terima


Lahan Siap Tanam .
• Persyaratan untuk peta serah terima lahan siap tanam di tuangkan
dalam Form Serah Terima Lahan Siap Tanam diantaranya:
1. Ketinggian jenjang individu disposal kurang dari atau sama dengan 10
meter
2. kemiringan lereng tunggal disposal setelah tertutup soil kurang dari
atau sama dengan 25 derajat
3. tebal lapisan soil rata-rata 1,25 meter
4. soil tidak terkontaminasi dengan non soil (OB atau sisa kayu)
5. terdapat fasilitas drainase dan tidak terdapat genangan air
6. terdapat akses jalan untuk kegiatan revegetasi
7. terdapat sarana pengendalian erosi

• Form Serah Terima Lahan Siap Tanam ini disiapkan oleh MNO
department, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh environment
department, dilakukan pengukuran oleh SGI depat dan disetujui oleh
MNO dept head / Site manager / WKTT.

F-MNO-02.01 Form Serah Terima Lahan Siap Tanam 33


PEMERIKSAAN AKHIR SHIFT

KPO DUMPING
PT Berau Coal
34
PEMERIKSAAN AKHIR SHIFT
• Pengawas Penimbunan dan Supervisor OB melakukan pemeriksaan pemenuhan persyaratan pekerjaan penimbunan dengan mengacu
kepada Cheklist Pengawasan Penimbunan di akhir shift atau setelah pekerjaan selesai dan menginformasikan hasil pemeriksaan tersebut
kepada Pengawas Penimbunan dan Supervisor OB di shift berikutnya.
• Pengawas Penimbunan dan Supervisor OB yang menggantikan memverifikasi ulang hasil pemeriksaan tersebut dan segera melakukan
tindakan jika diperlukan perbaikan.

“Pengawas Penimbunan Wajib membuat Laporan Kegiatan Penimbunan dan


mengisi Checklist Penimbunan Akhir Shift yang telah diverifikasi oleh Supervisor
OB”

35
CATATAN KESELAMATAN
1. Material yang tidak termasuk dalam material penimbunan dapat dibuang ke 9. DILARANG melakukan kegiatan penimbunan diluar prosedur ini
disposal setelah mendapat rekomendasi dari geotechnical engineer PT. Berau KECUALI ada kajian dan rekomendasi dari departemen yang terkait
Coal 10. Terdapat rambu wajib komunikasi 2 arah
2. Dalam kondisi apapun, DILARANG melakukan penimbunan di area dekat 11. Pengawas Penimbunan harus kompeten, ditunjukkan dengan bukti
crestline lereng yang tidak tersedia bundwall lulus KMPD dan KMPP
3. Jika dijumpai adanya retakan (crack) pada lantai kerja (platform) dan atau
12. Pengaturan jarak aman antara unit yang akan dumping dengan unit
bahaya lain HARUS segera dilaporkan kepada Pengawas penimbunan dan
yang telah selesai dumping pada satu front penimbunan minimal
kegiatan penimbunan dihentikan, tempat penimbunan yang aman akan
1,5x lebar unit terbesar.
ditentukan oleh Mine Engineer PT.Berau Coal
13. Wajib memiliki bendara penimbunan yang dipasang sejajar dengan
4. Pemindahan tanda batas penimbunan akibat adanya retakan dilakukan
kabin Unit Hauler dan bendera berwarna orange sesuai Standar
HANYA atas persetujuan Mine Engineer
Bendera Batas Penimbunan di Disposal (S-MNO-10.01)
5. Inspeksi terhadap seluruh area penimbunan aktif harus dilakukan secara
14. Rasio Pengawas Penimbunan terhadap jumlah front disposal adalah 1
periodik sekurang kurangnya satu kali per hari
: 1, yaitu 1 orang Pengawas Penimbunan HANYA untuk 1 front
6. Posisi penimbunan HARUS tegak lurus dengan Crestline
penimbunan, dengan 1 front penimbunan terdiri dari maksimal 3
7. HARUS dilakukan pemasangan rambu peringatan pada setiap titik
fleet.
penimbunan yang rawan longsor atau memiliki history longsor
8. DILARANG melakukan pemompaan yang dapat menyebabkan perubahan 15. Supervisor OB di awal shift melakukan evaluasi dan penentuan

penurunan permukaan muka air yang lebih dari 5 meter dari crestline terkait jumlah pengawas, fleet, dan alat support yang beroperasi di

dimana kegiatan penimbunan di area genangan air shift tersebut menggunakan form Daily Operation Plan.

16. Pengaturan area front disposal dimana saat pengawas penimbunan


berjalan di area front disposal maka semua unit berhenti

36
DO AND DON’T POLICY
DUMPING OVERBURDEN

Referensi IM KTT No : 1834/BC/KTT-FIY/XII/2019 37


DO AND DON’T POLICY
DUMPING MATERIAL LUMPUR

Referensi IM KTT No : 1834/BC/KTT-FIY/XII/2019 38


INCIDENT REVIEW
24 Juli 2012 pukul 06.02 Wita
Kejadian Singkat
•Unit HD 785 187 dengan operator Bpk W manuver
mundur untuk dumping material terperosok ke
bawah slope disposal elevasi 70 pit West
•Unit terperosok sebelum membuang material
•Unit mengalami terperosok hingga relative tegak.
Analisa
•Unit HD 785 187 dapat terperosok ke dalam slope
disposal di karenakan HD tidak berhenti sebelum
tanggul
•Tinggi tanggul tidak sesuai dengan aturan untuk unit
HD 785.
•Tidak ada petugas dumping yang memberikan
peringatan saat manuver mundur.
•Pengawas Timbunan tidak berada dilokasi kejadian.
•Form check list pekerjaan dumping di area disposal
tidak pernah dilakukan.

39
40

Anda mungkin juga menyukai