Batu Breksi
A. Pengertian Batu Breksi
Batu Breksi adalah istilah dari batuan sedimen klastik yang tersusun atas fragmen
bersudut besar (angular). Ukuran fragmen breksi lebih besar dari 2mm, dimana ruang
antara fragmennya dapat diisi dengan partikel yang lebih kecil (biasa disebut matriks) atau
semen berupa mineral yang mengikat batuan secara bersama-sama. Breksi dapat berwarna
apapun karena warna dari matriks, semen dan fragmennya sangat menentukan warna
keseluruhan batu breksi, sehingga breksi bisa menjadi batuan yang sangat berwarna-warni.
Batu gamping (batu kapur) kebanyakan merupakan batuan sedimen organik yang
terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, dan pecahan-pecahan sisa organisme.
Batu gamping juga dapat menjadi batuan sedimen kimia yang terbentuk oleh pengendapan
kalsium karbonat dari air danau ataupun air laut.
Pencarian lainnya yang berhubungan dengan artikel ini : batu kapur, batu gamping,
jenis batu gamping, deskripsi batu gamping, jenis batu kapur, asal batu kapur, pemanfaatan
batu kapur, kegunaan batu kapur, pembentukan batu kapur.
Pada prinsipnya, definisi batu gamping mengacu pada batuan yang mengandung
setidaknya 50% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya, batu
gamping dapat mengandung beberapa mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral
lempung, pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya. Bahkan batu gamping juga dapat
mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul siderit.
Kandungan kalsium karbonat dari batugamping memberikan sifat fisik yang sering
digunakan untuk mengidentifikasi batuan ini. Biasanya identifikasi batugamping
dilakukan dengan meneteskan 5% asam klorida (HCl), jika bereaksi maka dapat dipastikan
batuan tersebut adalah batugamping.
Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi untuk pembentukan sebuah
massa sedimen. Batugamping yang terbentuk dari sedimen sisa organisme dikelompokan
sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering terlihat oleh kehadiran fosil.
Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan tersimpan
di langit-langit gua. Seiring waktu, proses penguapan ini dapat mengakibatkan akumulasi
seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit ini dikenal sebagai stalaktit. Jika
tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua)
depositnya disebut dengan stalakmit. Batu gamping yang membentuk formasi gua ini
dikenal sebagai "travertine" dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.
Beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang kuat dan padat
dengan sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini memungkinkan batugamping dapat berdiri kokoh
walaupun mengalami proses abrasi. Meskipun batugamping tidak sekeras batuan
berkomposisi silikat, namun batugamping lebih mudah untuk ditambang dan tidak cepat
mengakibatkan keausan pada peralatan tambang maupun crusher (alat pemecah batu).
8. Lava
A. Pengertian Lava
Lava adalah cairan magma yang keluar dari dalam bumi. lava adalah cairan, sehingga
lava selalu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Daerah
yang dilalui oleh lava biasanya akan membentuk sungai atau lembah. Akan tetapi jika lava
yang keluar berbentuk kental, maka akan membentuk kubah lava. Kubah lava adalah salah
satu penyebab munculnya awan panas guguran. Karena berasal dari magma, lava memiliki
suhu yang tinggi. Suhu lava antara 700 hingga 1200 derajat celsius. Lava yang mendingin,
akan membentuk batuan beku. Batuan beku ini disebut sebagai batuan beku luar, karena
prosesnya terjadi di permukaan bumi. lava terbagi menjadi dua, yaitu lava cair dan lava
kental. Kedua lava ini memiliki akibat yang berbeda- beda terhadap relief muka bumi. ciri-
ciri dari lava cair adalah:
1. Mengalir perlahan
2. Bersifat menjebak gas
3. Karena menjebak gas, maka lava ini bergelembung
4. Gas yang tersimpan bersuhu lebih panas dari lava itu sendiri
5. Membuat gunung semakin kerucut
Lava kental dan cair juga membentuk batuan beku yang berbeda- beda jenisnya. Hal ini
akibat adanya gas yang terperangkap di dalam lava, sehingga hasil dari batuan beku akan
berbeda.
1. Lava felsic adalah lava yang mengandung silikat. Lava ini membentuk duri lava atau
kubah lava. Sifat dari lava ini sangat kental. Selain itu komposisi dari lava ini adalah
silika, aluminium, kalium, natrium, dan kalsium. Lava jenis ini memiliki suhu antara 650
derjat hingga 750 derajat celsius.
2. Lava menengah adalah lava yang memiliki komposisi magnesium dan zat besi. Jenis
lava ini membentuk kubah andesit. Lava ini hanya ada pada gunung api yang bertipe
curam. Sifat dari lava ini cenderung kental. Suhu dari lava ini antara 750 hingga 950
derajat celsius.
3. Lava mafik adalah lava yang memiliki mineral ferromagnesium yang sangat tinggi.
Suhu dari lava ini lebih dari 950 derajat celsius. Selain itu zat besi dan magnesium pada
lava ini juga tinggi. Sedangkan aluminium dan silika rendah. Sifat lava ini cenderung
encer. Lava ini membentuk gunung api perisai.
4. Lava ultrabasa memiliki magnesium sebesar 18%. Jenis lava hanya ada pada jaman
prasejarah. Lava ini bersifat sangat cair. Dan suhu dari lava ini diprediksi sekitar 1600
derajat celsius.
D. Bentuk Lava
Lava yang memiliki sifat yang berbeda, mampu membentuk bumi dengan cara
yang berbeda- beda. Selain itu, lava juga memiliki banyak bentuk bentuk tersebut
dibedakan berdasarkan bagaimana lava tersebut keluar dari bumi. bentuk lava
dibedakan menjadi 5, yaitu sinder, kipuhas, tabung lava, lava mancur, dan danau lava.
1. Sinder adalah lava yang keluar dari ledakan kecil, sehingga berbentuk seperti
hujan rintik- rintik.
2. Kipuhas adalah lava kental yang menutupi tanah sekitar
3. Tabung lava adalah lava yang sangat cair. Lava ini mengalir, dan melubangi
batuan sehingga membentuk gua. Gua ini disebut sebagai gua lava.
4. Lava mancur adalah lava yang keluar tanpa ledakan seperti air yang mancur
dari dalam tanah
5. Danau lava bisa disebut sebagai skaylight. Danau lava adalah patahan batuan,
yang menyebabkan lava yang mengalir di dalamnya jadi terlihat. Lava jenis ini adalah
lava yang sangat langka. Salah satunya hanya dapat ditemukan di gunung kilauea di
Hawai.