Anda di halaman 1dari 7

6.

Batu Breksi
A. Pengertian Batu Breksi
Batu Breksi adalah istilah dari batuan sedimen klastik yang tersusun atas fragmen
bersudut besar (angular). Ukuran fragmen breksi lebih besar dari 2mm, dimana ruang
antara fragmennya dapat diisi dengan partikel yang lebih kecil (biasa disebut matriks) atau
semen berupa mineral yang mengikat batuan secara bersama-sama. Breksi dapat berwarna
apapun karena warna dari matriks, semen dan fragmennya sangat menentukan warna
keseluruhan batu breksi, sehingga breksi bisa menjadi batuan yang sangat berwarna-warni.

B. Proses Terbentuknya Batu Breksi


Bentuk batu breksi tidak teratur, sudut fragmen berupa batuan atau hancuran mineral
akan terlihat menumpuk. Lokasi yang mungkin untuk pembentukan breksi adalah dibagian
bawah sebuah singkapan, dimana puing-puing pelapukan mekanik menumpuk.
Selanjutnya hasil pelapukan mekanik tersebut akan terbawa oleh aliran dan terendapkan
dekat dengan singkapannya, contohnya seperti kipas aluvial. Beberapa breksi membentuk
deposit "debris flow". Bentuk sudut dari fragmen yang "angular" menjelaskan bahwa
mereka belum tertransportasi terlalu jauh dari sumbernya. Setelah deposisi, fragmen akan
terikat dengan semen mineral atau dengan matriks yang mengisi ruang antara fragmen.

Gambar bermacam-macam batu breksi.

C. Perbedaan Breksi dan Konglomerat


Breksi dan konglomerat adalah batuan yang sangat mirip. Mereka berdua merupakan
batuan sedimen klastik yang terdiri dari fragmen >2mm. Perbedaannya yang mencolok dari
keduanya adalah pada bentuk fragmennya. Breksi mempunyai bentuk fragmen yang
"angular", sedangkan konglomerat bentuk fragmen membundar (rounded). Ini
mengungkapkan perbedaan seberapa jauh fragmen tertransportasi. Semakin jauh dengan
sumbernya maka fragmen akan berbentuk lebih membundar (rounded).
D. Komposisi Material Penyusun Batuan Breksi
Breksi memiliki banyak komposisi material. Komposisinya terutama ditentukan oleh
bahan batuan dan mineral yang membentuk fragmen bersudut. Iklim di daerah sumber
fragmen juga dapat mempengaruhi komposisi breksi. Kebanyakan breksi adalah campuran
fragmen batuan dan butiran mineral. Jenis fragmen yang dihasilkan dari batuan sering
digunakan sebagai kata sifat ketika melakukan penamaan nama batuan, sebagai
contoh: granit breksi, breksi rijang, basalt breksi, andesit breksi, dan lain-lain. Breksi yang
tersusun atas berbagai-macam jenis fragmen batuan yang "angular" disebut sebagai
"polymict breccias" atau "polymictic breccias".

E. Penggunaan Istilah "Breksi"


Ahli geologi sangat fleksibel dalam penggunaan kata "breksi". kata ini akan terdengar
umum untuk istilah yang digunakan ketika mengacu pada pecahan-pecahan batuan yang
terdiri dari fragmen bersudut (angular). Meskipun utamanya istilah breksi digunakan
untuk batuan sedimen, namun istilah breksi juga dapat digunakan untuk jenis
batuan lainnya. Contoh penggunaan istilah breksi seperti : "Collapse Breccia" merupakan
hancuran batuan yang berasal dari "cavern" atau runtuhnya dapur magma, "Fault Breccia"
merupakan hancuran batuan yang ditemukan di daerah kontak antara dua blok sesar yang
dihasilkan oleh pergerakan sesar, "Igneous Breccia" merupakan batuan yang terdiri atas
fragmen batuan beku berbentuk "angular", "Pyroclastic Breccia" merupakan hancuran
batuan yang dikeluarkan oleh ledakan gunung berapi atau aliran piroklastik.
7. Batugamping
A. Pengertian Batu Gamping (Batu Kapur)
Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium
karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batu gamping sering disebut
juga dengan istilah batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa disebut "limestone". Batu
gamping paling sering terbentuk di perairan laut dangkal.

Batu gamping (batu kapur) kebanyakan merupakan batuan sedimen organik yang
terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, dan pecahan-pecahan sisa organisme.
Batu gamping juga dapat menjadi batuan sedimen kimia yang terbentuk oleh pengendapan
kalsium karbonat dari air danau ataupun air laut.

Pencarian lainnya yang berhubungan dengan artikel ini : batu kapur, batu gamping,
jenis batu gamping, deskripsi batu gamping, jenis batu kapur, asal batu kapur, pemanfaatan
batu kapur, kegunaan batu kapur, pembentukan batu kapur.

Pada prinsipnya, definisi batu gamping mengacu pada batuan yang mengandung
setidaknya 50% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya, batu
gamping dapat mengandung beberapa mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral
lempung, pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya. Bahkan batu gamping juga dapat
mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul siderit.

Kandungan kalsium karbonat dari batugamping memberikan sifat fisik yang sering
digunakan untuk mengidentifikasi batuan ini. Biasanya identifikasi batugamping
dilakukan dengan meneteskan 5% asam klorida (HCl), jika bereaksi maka dapat dipastikan
batuan tersebut adalah batugamping.

B. Pembentukan Batugamping pada Lingkungan Laut


Kebanyakan batugamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada perairan yang
hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu membentuk
cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk batugamping.
Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk
membentuk sedimen yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi batugamping.

Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi untuk pembentukan sebuah
massa sedimen. Batugamping yang terbentuk dari sedimen sisa organisme dikelompokan
sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering terlihat oleh kehadiran fosil.

Beberapa batugamping dapat terbentuk oleh pengendapan langsung kalsium karbonat


dari air laut. Batugamping yang terbentuk dengan cara ini dikelompokan sebagai batuan
sedimen kimia. Batugamping ini dianggap kurang melimpah dibandingkan batugamping
biologis.
Pembentukan Batugamping pada Lingkungan Evaporasi
Batugamping juga dapat terbentuk melalui penguapan. Stalaktit, stalakmit dan formasi gua
lainnya (sering disebut speleothems) adalah contoh dari batugamping yang terbentuk
melalui penguapan. Di sebuah gua, tetesan air akan merembes dari atas memasuki gua
melalui rekahan ataupun ruang pori di langit-langit gua, kemudian akan menguap sebelum
jatuh ke lantai gua.

Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan tersimpan
di langit-langit gua. Seiring waktu, proses penguapan ini dapat mengakibatkan akumulasi
seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit ini dikenal sebagai stalaktit. Jika
tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua)
depositnya disebut dengan stalakmit. Batu gamping yang membentuk formasi gua ini
dikenal sebagai "travertine" dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.

C. Jenis-Jenis Batu Gamping (Batu Kapur)


Ada banyak nama berbeda digunakan untuk batugamping. Nama-nama ini didasarkan
pada bagaimana batugamping terbentuk, penampilannya (tekstur), komposisi mineral
penyusunnya, dan beberapa faktor lainnya. Berikut ini adalah beberapa jenis batugamping
yang namanya lebih umum digunakan:
1. Chalk: merupakan sebuah batugamping lembut dengan tekstur yang sangat halus,
biasanya berwarna putih atau abu-abu. Batuan ini terbentuk terutama dari cangkang
berkapur organisme laut mikroskopis seperti foraminifera atau dari berbagai jenis
ganggang laut.
2. Coquina: merupakan sebuah batugamping kasar yang tersemenkan, yang tersusun oleh
sisa-sisa cangkang organisme. Batuan ini sering terbentuk pada daerah pantai dimana
terjadi pemisahaan fragmen cangkang dengan ukuran yang sama oleh gelombang laut.
3. Fossiliferous Limestone: merupakan sebuah batugamping yang mengandung banyak
fosil. Batuan ini dominan tersusun atas cangkang dan skeleton fosil suatu organisme.
4. Lithographic Limestone: merupakan sebuah batugamping padat dengan ukuran butir
sangat halus dan sangat seragam, yang terjadi di dalam sebuah lapisan tipis membentuk
permukaan sangat halus.
5. Oolitic Limestone: merupakan sebuah batugamping yang terutama tersusun oleh
kalsium karbonat "oolites", berbentuk bulatan kecil yang terbentuk oleh hasil presipitasi
konsentris kalsium karbonat pada butir pasir atau cangkang fragmen.
6. Travertine: merupakan sebuah batugamping yang terbentuk oleh presipitasi evaporasi,
sering terbentuk di dalam gua, yang menghasilkan deposit seperti stalaktit, stalakmit dan
flowstone.
Gambar macam-macam jenis batugamping dan lingkungan pembentukannya.

D. Kegunaan Batu Gamping (Batu Kapur)


Batugamping merupakan batuan dengan keragaman penggunaan yang sangat besar.
Batuan ini menjadi salah satu batuan yang banyak digunakan dibandingkan jenis batuan-
batuan lainnya. Sebagian besar batugamping dibuat menjadi batu pecah yang dapat
digunakan sebagai material konstruksi seperti: landasan jalan dan kereta api serta agregat
dalam beton. Nilai paling ekonomis dari sebuah deposit batugamping yaitu sebagai bahan
utama pembuatan semen portland.

Beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang kuat dan padat
dengan sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini memungkinkan batugamping dapat berdiri kokoh
walaupun mengalami proses abrasi. Meskipun batugamping tidak sekeras batuan
berkomposisi silikat, namun batugamping lebih mudah untuk ditambang dan tidak cepat
mengakibatkan keausan pada peralatan tambang maupun crusher (alat pemecah batu).

8. Lava
A. Pengertian Lava

Lava adalah cairan magma yang keluar dari dalam bumi. lava adalah cairan, sehingga
lava selalu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Daerah
yang dilalui oleh lava biasanya akan membentuk sungai atau lembah. Akan tetapi jika lava
yang keluar berbentuk kental, maka akan membentuk kubah lava. Kubah lava adalah salah
satu penyebab munculnya awan panas guguran. Karena berasal dari magma, lava memiliki
suhu yang tinggi. Suhu lava antara 700 hingga 1200 derajat celsius. Lava yang mendingin,
akan membentuk batuan beku. Batuan beku ini disebut sebagai batuan beku luar, karena
prosesnya terjadi di permukaan bumi. lava terbagi menjadi dua, yaitu lava cair dan lava
kental. Kedua lava ini memiliki akibat yang berbeda- beda terhadap relief muka bumi. ciri-
ciri dari lava cair adalah:

1. Mengalir dengan cepat


2. Cairannya seperti air
3. Mudah melepaskan gas
4. Biasanya membentuk gunung api perisai
5. Membuat gunung semakin landai

Sedangkan ciri- ciri lava yang kental adalah:

1. Mengalir perlahan
2. Bersifat menjebak gas
3. Karena menjebak gas, maka lava ini bergelembung
4. Gas yang tersimpan bersuhu lebih panas dari lava itu sendiri
5. Membuat gunung semakin kerucut

Lava kental dan cair juga membentuk batuan beku yang berbeda- beda jenisnya. Hal ini
akibat adanya gas yang terperangkap di dalam lava, sehingga hasil dari batuan beku akan
berbeda.

C. Jenis- jenis Lava


Lava memiliki berbagai macam jenis. Jenis- jenis lava dilihat berdasarkan komposisi
yang dimilki oleh lava tersebut. Kompisisi lava, biasanya mengandung mineral silikat,
fildspar, olivin, pyroxenes, amphibolas, mika, dan kuarsa. Jenis lava dibedakan menjadi
4, yaitu lava felsic, lava menengah, lava mafik, dan lava ultrabasa.

1. Lava felsic adalah lava yang mengandung silikat. Lava ini membentuk duri lava atau
kubah lava. Sifat dari lava ini sangat kental. Selain itu komposisi dari lava ini adalah
silika, aluminium, kalium, natrium, dan kalsium. Lava jenis ini memiliki suhu antara 650
derjat hingga 750 derajat celsius.
2. Lava menengah adalah lava yang memiliki komposisi magnesium dan zat besi. Jenis
lava ini membentuk kubah andesit. Lava ini hanya ada pada gunung api yang bertipe
curam. Sifat dari lava ini cenderung kental. Suhu dari lava ini antara 750 hingga 950
derajat celsius.
3. Lava mafik adalah lava yang memiliki mineral ferromagnesium yang sangat tinggi.
Suhu dari lava ini lebih dari 950 derajat celsius. Selain itu zat besi dan magnesium pada
lava ini juga tinggi. Sedangkan aluminium dan silika rendah. Sifat lava ini cenderung
encer. Lava ini membentuk gunung api perisai.
4. Lava ultrabasa memiliki magnesium sebesar 18%. Jenis lava hanya ada pada jaman
prasejarah. Lava ini bersifat sangat cair. Dan suhu dari lava ini diprediksi sekitar 1600
derajat celsius.
D. Bentuk Lava
Lava yang memiliki sifat yang berbeda, mampu membentuk bumi dengan cara
yang berbeda- beda. Selain itu, lava juga memiliki banyak bentuk bentuk tersebut
dibedakan berdasarkan bagaimana lava tersebut keluar dari bumi. bentuk lava
dibedakan menjadi 5, yaitu sinder, kipuhas, tabung lava, lava mancur, dan danau lava.

1. Sinder adalah lava yang keluar dari ledakan kecil, sehingga berbentuk seperti
hujan rintik- rintik.
2. Kipuhas adalah lava kental yang menutupi tanah sekitar
3. Tabung lava adalah lava yang sangat cair. Lava ini mengalir, dan melubangi
batuan sehingga membentuk gua. Gua ini disebut sebagai gua lava.
4. Lava mancur adalah lava yang keluar tanpa ledakan seperti air yang mancur
dari dalam tanah
5. Danau lava bisa disebut sebagai skaylight. Danau lava adalah patahan batuan,
yang menyebabkan lava yang mengalir di dalamnya jadi terlihat. Lava jenis ini adalah
lava yang sangat langka. Salah satunya hanya dapat ditemukan di gunung kilauea di
Hawai.

Anda mungkin juga menyukai