Anda di halaman 1dari 100

VISI INDONESIA 2025:

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan pada :
Diseminasi RPJPN 2005-2025 kepada Peserta Pemilu Presiden 2019
Komisi Pemilihan Umum
Jakarta, 25 September 2018
REPUBLIK
OUTLINE
INDONESIA

1. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024

2. RPJPN 2005-2025
2.1 Modal Dasar
2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025
2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025
2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024

3. CAPAIAN RPJPN 2005-2025 DAN ISU STRATEGIS


3.1 Capaian RPJPN 2005-2025
3.2 Isu Strategis

4. KOMITMEN GLOBAL
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs)
4.2 Konvensi Global Perubahan Iklim

5. RPJMN 2020-2024 (RANCANGAN TEKNOKRATIK)


5.1 Tema dan Kerangka (Framework) Rancangan Teknokratik Pembangunan Indonesia
5.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024
5.3 Batasan Pembangunan (Development Constraint)
5.3.1 Kondisi Investasi 5 Tahun ke Depan
5.3.2 Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
5.4 Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024
5.4.1 Pembangunan Manusia
5.4.2 Pembangunan Ekonomi
5.4.3 Pembangunan Infrastruktur
5.4.4 Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
5.4.5 Pembangunan Kewilayahan
2
REPUBLIK
INDONESIA

I. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024

3
REPUBLIK
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 42 TAHUN 2008
TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Pasal 37 Ayat (1)

Visi dan misi Pasangan Calon harus mengacu pada Rencana


Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 dan harus dapat dijabarkan dalam program kerja
pemerintah apabila Pasangan Calon tersebut terpilih. Hal ini agar
tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
merupakan rencana kerja tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.

4
REPUBLIK
RPJPN SEBAGAI ACUAN PENYUSUNAN RPJMN
INDONESIA

UUD 45 (VISI MISI ABADI)


VISI
Negara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur

MISI
• Melindungi Segenap Bangsa Indonesia
• Memajukan Kesejahteraan Umum
• Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
• Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang Berdasarkan Kemerdekaan,
Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial

RPJPN (Visi Misi Interim, 2005-2025)


dst ...
RPJMN RPJMN RPJMN RPJMN
(2004-2009) (2010-2014) (2015-2019) (2020-2024)

5
REPUBLIK
INDONESIA

UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Pasal 4 ayat (2) menjelaskan bahwa RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif

Pasal 14, Ayat (1) menjelaskan Menteri PPN/Kepala Bappenas menyiapkan rancangan awal RPJM
Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal

UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2020-2025

Pasal 4, ayat (2) yang menyatakan bahwa RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM
Nasional yang memuat visi, misi, dan program Presiden

6
REPUBLIK
INDONESIA

II. RPJPN 2005-2025


2.1 Modal Dasar
2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025
2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025
2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024

7
REPUBLIK
2.1 MODAL DASAR
INDONESIA

Indonesia Negara Kekayaan Alam dan Potensi Penduduk Perkembangan Politik


Kepulauan yang Keanekaragaman dengan Budaya dan Demokrasi yang
Strategis Hayati yang Beragam Matang dan Kondusif

8
REPUBLIK
2.2 VISI DAN MISI RPJPN 2020-2025 (1/2)
INDONESIA

VISI
INDONESIA INDONESIA YANG
2025 MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR

MANDIRI MAJU ADIL MAKMUR


Mampu mewujudkan kehidupan Diukur dari kualitas SDM, tingkat Tidak ada Terpenuhi seluruh kebutuhan
sejajar dan sederajat dengan kemakmuran, dan kemantapan pembatasan/diskriminasi dalam hidupnya, sehingga dapat
bangsa lain dengan sistem dan kelembagaan politik bentuk apapun, baik antar memberikan makna dan arti
mengandalkan pada kemampuan dan hukum. individu, gender, maupun penting bagi bangsa-bangsa lain.
dan kekuatan sendiri. wilayah.

9
2.2 VISI DAN MISI RPJPN 2020-2025 (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA

Kedelapan MISI untuk mewujudkan visi pembangunan Nasional sebagai berikut :

1 2 3 4
Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Indonesia
masyarakat berakhlak bangsa yang masyarakat demokratis aman dan bersatu
mulia, berbudaya dan berdaya-saing berlandaskan hukum
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila

5 6 7 8
Mewujudkan Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesia
pemerataan asri dan lestari menjadi negara berperan penting dalam
pembangunan dan kepulauan yang mandiri, pergaulan dunia
berkeadlian maju dengan basis International
kepentingan Nasional

10
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (1/4)
INDONESIA

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang


berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, Terwujudnya bangsa yang berdaya saing:
dan beradab berfalsafah Pancasila:

Pendapatan per kapita setara dengan


1. Karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, 1 negara upper-middle income pada
berakhlak mulia, dan bermoral
tahun 2025
2. Budaya bangsa dan menguatnya jati diri dan
2. Tingkat pengangguran tidak lebih 5%
kepribadian bangsa
3. Jumlah rakyat miskin tidak lebih 5% penduduk
4. Kualitas SDM termasuk peran perempuan dalam
pembangunan
5. Struktur ekonomi kokoh
6. Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan
yang handal dan terintegrasi satu sama lain

11
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (2/4)
INDONESIA

Terwujudnya Indonesia demokratis, Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh
berlandaskan hukum dan berkeadilan rakyat serta terjaganya keutuhan wilayah NKRI,
dan kedaulatan negara

1. Supremasi hukum dan HAM 1. Terwujudnya keamanan nasional


2. Sistem Hukum Nasional tertata 2. TNI yang profesional, komponen cadangan, dan
3. Penegakan hukum pendukung pertahanan yang kuat terutama bela
4. Kelembagaan demokrasi negara masyarakat dengan dukungan industri
pertahanan yang andal
5. Penguatan peran masyarakat sipil dan partai politik
3. POLRI yang profesional, partisipasi masyarakat
6. Pelembagaan nilai-nilai demokrasi yang
dalam keamanan ketertiban, dan koordinasi
menitikberatkan prinsip toleransi, non diskriminasi ,
antarinstitusi pertahanan dan keamanan
dan kemitraan
7. Terwujudnya konsolidasi demokrasi di berbagai
aspek kehidupan politik

12
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (3/4)
INDONESIA

Terwujudnya pembangunan yang lebih merata Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari:
dan berkeadilan:

1. Tingkat pembangunan yang merata ke seluruh wilayah 1. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA
melalui peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
masyarakat, dan berkurangnya kesenjangan
2. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan
2. Kemandirian pangan kekhasan SDA untuk mewujudkan nilai tambah, daya
3. Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan saing bangsa, serta modal pembangunan nasional
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh
3. Kesadaran, sikap menatal dan perilaku masyarakat
masyarakat, yang didukung dengan sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi
akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh lingkungan hidup
4. Lingkungan perkotaan dan perdesaan yang lebih baik,
berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah untuk
masyarakat.

13
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (4/4)
INDONESIA

Terwujudnya Indonesia sebagai negara Terwujudnya peranan Indonesia yang


kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan meningkat dalam pergaulan dunia
berbasiskan kepentingan nasional: internasional:

1. Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai 1. Memperkuat dan mempromosikan identitas nasional
perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia sebagai negara demokratis dalam tatanan
2. Meningkatnya dan menguatnya SDM bidang kelautan masyarakat internasional
yang didukung IPTEK 2. Memulihkan posisi penting Indonesia sebagai
3. Menetapkan wilayah NKRI, asset dalam kerangka negara demokratis
pertahanan negara 3. Meningkatnya kepemimpinan dan kontribusi
4. Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan Indonesia dalam kerja sama internasional untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut mewujudkan dunia yang aman dan damai
secara berkelanjutan 4. Terwujudnya kemandirian nasional dan konstelasi
global, dan meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri

14
2.4 ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN 2020-2024 (TAHAP IV)
REPUBLIK
INDONESIA

Visi Pembangunan 2005-2025


INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL DAN MAKMUR
Sasaran Pokok Pembangunan Jangka
Panjang Nasional diupayakan secara
bertahap melalui RPJMN lima tahunan
sebagai berikut: TIGA KATA KUNCI:
a. Struktur Perekonomian
yang Kokoh
b. Keunggulan Kompetitif
Wilayah
c. SDM Berkualitas
IV RPJMN 2020 - 2024
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
III RPJMN 2015 - 2019 struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang


II RPJMN 2010 - 2014 dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat

I RPJMN 2005 - 2009 Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya
saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat
15
REPUBLIK
EMPAT FOKUS TAHAPAN RPJMN 2020-2024 SESUAI RPJPN 2005-2025
INDONESIA

Tujuan RPJMN ke-4 dapat tercapai dengan acuan pada empat fokus pembangunan sebagai berikut:

Terjaganya
daya dukung
dan daya
tampung Tujuan RPJM 2020-2024 ke-4
Struktur Perekonomian lingkungan,
makin maju dan kokoh dalam
ditandai dengan daya mewujudkan Mewujudkan Masyarakat
saing perekonomian pembangunan Indonesia yang :
yang kompetitif berkelanjutan  Mandiri,
 Maju,
 Adil dan makmur
melalui :

Kesejahteraan
masyarakat yang
terus meningkat
 Struktur Perekonomian
Kelembagaan yang Kokoh;
politik dan  Keunggulan Kompetitif
hukum Wilayah;
 SDM Berkualitas.

16
REPUBLIK
FOKUS 1 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA

Kelembagaan Politik dan Hukum yang terpercaya dan kokoh ditandai dengan terwujudnya hal-hal sebagai berikut:

FOKUS KELEMBAGAAN POLITIK & HUKUM

Keutuhan & kedaulatan NKRI


• Pertahanan & keamanan (TNI Profesional)
Konsolidasi Demokrasi
• Sinergi TNI & POLRI
• Supremasi Hukum
• Intelijen dan kontra intelijen
• Penegak HAM Rasa aman dan damai pada seluruh rakyat
• Industri pertahanan handal

• Terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat


politik, masyarakat ekonomi yang mandiri
Tata pemerintahan profesional dan netral Sistem hukum berlandaskan UUD 1945 • Terwujudnya kemandirian nasional dalam
konstelasi global

17
REPUBLIK
FOKUS 2 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA

Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat, dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang
berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral Pancasila.

Fokus dalam Optimalisasi Kualitas SDM

01 02 03 04

Kesejahteraan masyarakat Mantapnya SDM yang Meningkatnya kesehatan SDM yang berkarakter,
yang terus meningkat berkualitas dan berdaya dan status gizi masyarakat, berakhlak mulia, toleran
saing, yang ditandai dengan meningkatnya tumbuh terhadap keberagaman,
ditunjukkan oleh makin bergotong royong, dan
tinggi dan meratanya meningkat dan kembang optimal, patriotik
tingkat pendapatan meratanya akses, kualitas, dan kesejahteraan dan
masyarakat dengan relevansi pendidikan, serta perlindungan anak,
meningkatnya kemampuan terwujudnya kesetaraan
jangkauan lembaga
Iptek
jaminan sosial yang lebih gender, serta penduduk
menyeluruh tumbuh seimbang

18
REPUBLIK
FOKUS 3 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA

Terbentuknya struktur perekonomian yang semakin kokoh akan berdampak pada daya saing perekonomian yang kuat dan
meningkatkan keterpaduan antara industri dan sektor jasa sehingga menimbulkan pembangunan yang berkelanjutan.

Manfaat Terwujudnya RPJMN IV terhadap Kondisi Ekonomi

01 02 03 04

Pertumbuhan ekonomi yang


semakin berkualitas dan
Lembaga dan pranata ekonomi Kemampuan Iptek yang makin berkesinambungan yang
Berkembangnya usaha dan
telah tersusun, tertata, serta maju sehingga mendorong berdampak pada tingginya
investasi dari perusahaan-
berfungsi dengan baik perekonomian yang efisien pendapatan per kapita pada
perusahaan Indonesia
dan produktivitas yang tinggi tahun 2025

05 06 07 08

Tercapainya
Terselenggaranya jaringan elektrifikasi
perdesaan
transportasi, pos dan Kebutuhan hunian terpenuhi
telematika yang andal bagi dan dengan skema pembiayaan
Tingkat pengangguran terbuka seluruh masyarakat yang elektrifikasi
dan jumlah penduduk miskin yang efisien sehingga terwujud
menjangkau seluruh wilayah rumah tangga kota tanpa permukiman kumuh
yang makin rendah NKRI
19
REPUBLIK
FOKUS 4 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA

Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan sebagai upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan
di dalam rencana pembangunan nasional.

FOKUS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

01 02 03

Terkendalinya
Terpeliharanya Meningkatnya nilai pencemaran dan
keanekaragaman hayati tambah dan daya saing kerusakan lingkungan
dan kekhasan SDA dari SDA hidup

20
REPUBLIK
INDONESIA

III. CAPAIAN RPJPN 2005-2025


DAN ISU STRATEGIS
3.1 Capaian RPJPN 2005-2025
3.2 Isu Strategis

21
REPUBLIK
INDONESIA

3.1 Capaian RPJPN 2005-2025

22
REPUBLIK
A. BIDANG SDM, KEPENDUDUKAN, IPTEK, DAN KEBUDAYAAN
INDONESIA

Pembangunan Sosial Budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan masyarakat , terutama dalam rangka mewujudkan visi bangsa yang
berdaya saing, masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab, serta pembangunan yang merata dan berkeadilan

3 Pendidikan

Rata-rata lama
sekolah meningkat 4 Kesehatan 6 Kebudayaan
1 Indeks
2 2005: 7,30 tahun
Pembangunan
Manusia (IPM)
Kependudukan
2017: 8.45 tahun
Angka Kematian Ibu
5 Iptek Meningkatnya peran 7 Kesetaraan
Gender
kebudayaan dalam
meningkat Angka Melek Huruf menurun (tahun
Peringkat Global pembangunan Indeks Pembangunan
meningkat 2015: 305/100.000
2005: 90,9 % Competitiveness Index Gender (IPG)
70,81 kelahiran hidup) Kontribusi ekonomi
66,53 2017: 95,50 % (GCI) naik meningkat:
(2017) kreatif berbasis seni 2010: 89.42%
(2010) Rata-rata tingkat
kelahiran membaik Stunting Baduta 2005-2006: 69 budaya terhadap PDB 2017: 90,96%
Angka Partisipasi
menurun (tahun 2017-2018: 36 meningkat
Sekolah (APS) usia 7-
TFR (2003) = 2,63 18 tahun meningkat 2016: 26,1%) 2010: Rp 525,96 Triliun Indeks Pemberdayaan
Prestasi Olahraga TFR (2015) = 2,28 2016: Rp 922,59 Triliun Gender (IDG)
2005: 85,79 %
meningkat (SUPAS 2015) meningkat:
2017: 91,42 % Kepesertaan JKN Jumlah paten yang
meningkat (Per 1 2010: 68.15%
Peringkat Asian didaftarkan 2017: 71,74%
Games Administrasi September 2018: meningkat
2006: 22 Kependudukan 201,6 juta jiwa atau Indeks Ketimpangan
2018: 4 Belum 76,1%) 2007 = 5.174 Gender menurun
Terintegrasi 2017= 9.877

23
REPUBLIK
B. BIDANG KETENAGAKERJAAN, PENANGGULANGAN KEMISKINAN & UKM
INDONESIA

Salah satu sasaran pokok perwujudan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera adalah
berkurangnya tingkat pengangguran terbuka dan tingkat kemiskinan.

Ketenagakerjaan Penanggulangan Kemiskinan UKM


Tingkat kemiskinan turun dari 16,0% (2005) Persepsi dan motivasi berwirausaha di
1 Tingkat pengangguran terbuka menurun
dari 10,26% (2005) menjadi 5,13% (2018).
1 menjadi 9,8% (2018) atau berkurang sebanyak 1 Indonesia tinggi. Implementasinya masih
9,15 juta jiwa. rendah.
Perkembangan TPT dan Lapangan Kerja Formal, 2005-2018 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan
100% 10,26% 12% Tingkat Kemiskinan, 2005-2018

58,22%
80% 10%
8%
60%
69,83%

5,13%
6%
40%
4%

41,78%
2005 30,17%

20% 2%
0% 0%
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

Formal Informal TPT (%)

Tahun 2005-2015 UMKM mampu menyerap


Peningkatan daya saing global melalui
2 pasar kerja yang fleksibel dan efisien. 2 Percepatan penurunan tingkat kemiskinan
terus diupayakan terutama kemiskinan kronis. 2 banyak tenaga kerja, pertumbuhan perlu
dipercepat.
Perkembangan Peringkat Daya Saing Pilar Efisiensi Perkembangan Pendudukan Miskin Berdasarkan Kategori
160 Pasar Tenaga Kerja dalam GCI 2008-2018
Tahun 2005-2017
Peringkat Pilar Labor Market

140
120 -17 110
120 +5 -7
94 -12
100 84 +26
Efficiency

75 +7 115 108
80 103 96
+10
60 43 +32 +9
40
20
0
2008- 2009- 2010- 2011- 2012- 2013- 2014- 2015- 2016- 2017-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

24
REPUBLIK
C. BIDANG EKONOMI
INDONESIA

Pencapaian visi bidang ekonomi terlihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi dan proses transformasi struktural, serta terjaganya stabilitas makroekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Stabilitas Ekonomi Transformasi Struktural


Pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh stabil Pertumbuhan industri perlu ditingkatkan lebih
1 dalam kisaran 5 – 6 persen sepanjang 2005-
2017
1 Inflasi Indonesia terus menurun, berada di
bawah 4 persen 1 tinggi dari pertumbuhan nasional sehingga
kontribusinya meningkat
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 20 Inflasi Umum (Persen) Pertumbuhan dan Share Industri Manufaktur (Persen)
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Jan-05

Jan-06

Jan-07

Jan-08

Jan-09

Jan-10

Jan-11

Jan-12

Jan-13

Jan-14

Jan-15

Jan-16

Jan-17

Jan-18
Jul-05

Jul-06

Jul-07

Jul-08

Jul-09

Jul-10

Jul-11

Jul-12

Jul-13

Jul-14

Jul-15

Jul-16

Jul-17

Jul-18
2 2
Ekspor industri Indonesia perlu ditingkatkan
2 PDB per kapita Indonesia mendekati batas
kelas menengah ke atas
Cadangan devisa cenderung terus meningkat agar bisa setara dibandingkan negara-negara
lain
Perkembangan PDB per kapita (USD, harga berlaku) 140.000 Cadangan Devisa dan Neraca Pembayaran Kontribsi Ekspor Non Migas Industri terhadap Total
Tahun 120.000 Ekspor Non Migas (Persen)
GNI Per 2017
kapitaPDB/kapipta USD 3.877; GNI/kapita USD 3.533
2017 USD 3.533
100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

(20.000)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Cadangan Devisa (Juta USD) Neraca Keseluruhan (Juta USD)

25
REPUBLIK
D. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (1/2)
INDONESIA

Setelah lebih dari 10 tahun di implementasikan, dampak RPJPN terhadap pembangunan bidang politik, hukum, pertanahan dan keamanan
telah menunjukkan kemajuan di berbagai kehidupan masyarakat meliputi kehidupan demokrasi, diplomasi, penegakan hukum,
pertahanan dan keamanan serta birokrasi.

Politik Hankam Hukum

Indeks demokrasi Indonesia yang Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Terwujudnya masyarakat yang
relatif stabil dan cenderung meningkat Pertahanan (Minimum Essential berbudaya hukum dan anti-korupsi
dari 63,70 (2009) menjadi 72,11 (2017) Force/MEF) 2010-2018 sebesar 60,4% ditandai dengan peningkatan Indeks
Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dari 3,55
Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang (indikator persepsi 3,54 dan indikator
lebih baik ditandai dengan tingkat pengalaman 3,58) menjadi 3,71
partisipasi pemilih sebesar 75,11% Kontribusi industri pertahanan dalam
(indikator persepsi 3,81 dan indikator
(Pemilu Legislatif 2014), 71,31% negeri, pada tahun 2018 sebesar
pengalaman 3,60) periode 2012-2017.
(Pemilu Presiden 2014). Tingkat 49,8%. Dari 7 program prioritas
partisipasi pada Pilkada Serentak industri pertahanan telah terlaksana 2
63,9% (2015), 74,89% (2017), 74,02% program (29%)
(2018)

Meningkatnya peran kepemimpinan Jumlah penanganan kasus


Indonesia dalam forum dan kegiatan pelanggaran dan tindak pidana di laut
internasional pada tahun 2018 sebanyak 45 kasus

Terlibat aktif menjaga keamanan dan


kedamaian internasional dengan
mengirimkan Pasukan Perdamaian
Garuda sebesar 3,500 dari target 4,000

26
REPUBLIK
D. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (2/2)
INDONESIA

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi beberapa capaian telah menunjukkan trend positif ditandai dengan peningkatan indeks RB
skor “B” ke atas dari 2015-2017, di tingkat K/L dari 86,84% menjadi 96,25% dan di provinsi dari 8,82% menjadi 47,06% serta capaian
lainnya sebagai berikut:

Reformasi Birokrasi Regulasi Pendukung


Reformasi Birokrasi

Peringkat Selama kurun waktu 2014-2017 telah


Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
23 dilakukan penataan dan
90 Indonesia naik 54 peringkat dari
2007-2016 LNS
dibubarkan
perampingan kelembagaan
pemerintah
1. UU 39/2008 tentang
Kementerian Negara;

Total Dinas Penanaman Modal dan 2. UU 14/2008 tentang


565 PTSP (DPMPTSP) yang melayani 423 Telah menerapkan sistem Computer
Assisted Test (CAT) dalam proses
Keterbukaan Informasi
Publik;
Unit hingga 2018, meningkat dari 6 Instansi
Pemerintah
seleksi pegawai
PMPTSP unit di 2005
3. UU 25/2009 tentang
Pelayanan Publik;
Peningkatan akuntabilitas kinerja
Skor Sistem promosi terbuka mulai
instansi pemerintah (dengan kategori Sistem 4. UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil
Merit diberlakukan untuk mengisi posisi
SAKIP baik) di tahun 2017 di tingkat K/L Negara (ASN), dan
JPT Madya dan Pratama
93,90%, di provinsi 85,29%
5. UU 30/2014 tentang
Administrasi Pemerintahan.
Sisi Akuntabilitas Sisi Kelembagaan

27
E. BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH
REPUBLIK
INDONESIA

RPJPN 2005-2025 menekankan pada pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
dalam pembangunan, walaupun untuk realisasi proyek pembangunannya masih membutuhkan upaya ekstra dan sinergi antar pihak.

Target Pengembangan Wilayah Capaian dan Tantangan

Pembangunan yang memperhatikan


potensi unggulan wilayah
475/ RTRW Kab/Kota
Yang Sudah Perda 4% Dari target proses
508 legalisasi
4/12 4/14 4
Mendorong percepatan pembangunan 34/ RTRW Prov
12%
Dari target proses
penyusunan KEK KI KPBPB
di wilayah startegis dan luar Jawa 34 Yang Sudah Perda

Perkembangan proyek
Pengembangan wilayah-wilayah Capaian Rencana Tata Progres Rencana Detail Tata
penguatan pusat
perbatasan dan tertinggal Ruang Wilayah Provinsi dan Ruang untuk kawasan
pertumbuhan wilayah di
Kab/Kota di Indonesia perbatasan
Indonesia
Pengendalian pertumbuhan wilayah
dengan aspek pembangunan
berkelanjutan

Peningkatan sinergi kegiatan ekonomi 45/ RDTR Kab/Kota


wilayah perkotaan dan perdesaan 1.838 Yang Sudah Perda

Rencana tata ruang sebagai acuan


kebijakan pembangunan Capaian Rencana Detail Tata Pelayanan dasar yang belum
Tingginya urbanisasi dan
Ruang di daerah yang sudah optimal dan daya saing
ketimpangan antar wilayah
tersedia daerah yang masih rendah
Peningkatan kapasitas pemda dan
pengelolaan pertanahan yang efisien

28
REPUBLIK
F. BIDANG SARANA PRASARANA
INDONESIA

Pembangunan sarana dan prasarana Indonesia telah mengalami kemajuan secara signifikan dibandingkan dengan sebelum/awal
pelaksanaan RPJPN tahun 2004/2005 untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

3 Sumber Daya Air 4 Energi dan


Ketenagalistrikan
JUMLAH WADUK
Rasio Elektrifikasi
1 Transportasi (BUAH) 227
178 97,13%
Konektivitas Laut 2 Perumahan
Permukiman 2005
2018 62,09%
(2017)
(2005)
dan Multimoda
Capaian Akses Air Minum
5 TIK
Dwelling LUAS LAHAN BERIRIGASI Kapasitas Pembangkit
2014 = 6-7 Panjang
Time 2005 = 508 Tahun 2005 : 47,62% (JUTA HA) Listrik
2018 = 4-5 Jalan Tol 9.8
(hari) 2018 = 1.340 Tahun 2017 : 72,04% 2005: 26,1 GW
(km) Penetrasi telepon seluler
Panjang
8.5 2018: 61,9 GW 2004: 13,98%
Jumlah Jalan Capaian Akses Sanitasi 2018 2018: 166,20%
Pelabuhan 2005 = 193 Nasional
2005 = 26.866 Infrastruktur Kilang
(lokasi) 2018 = 340 (km) 2018 = 47.017 2005
Tahun 2007 : 58,77% Minyak
Angkutan
Laut 2005 = 48
kumulatif
Jumlah
Bandar Udara
2005 = 187
Tahun 2017 : 76,91%
86,34 m3/dtk
2008: 1,162 MBSD
2018: 1,169 MBSD
Pelanggan pitalebar
2004: 84,9 ribu
2018: 6,2 juta
Perintis 2018 = 152 2018 = 254 KAPASITAS AIR
(lokasi) Kontribusi dalam Penyediaan
(rute) BAKU DIBANGUN
Perumahan Layak
Infrastruktur Jaringan
Transportasi 2005-2018 Gas Kota
Pengguna internet
Pembangunan Hunian
Perkotaan 2004: 5,71%
Layak Baru Tahun 2005- ONE RIVER ONE MANAGEMENT 2010: 77.833 SR
2017: 54,68%
2017: ONE CONSOLIDATED PLANNING 2017: 373.190 SR
Pembangunan Angkutan 2014 = 3 kota 4.171.987 unit
Massal Perkotaan Berbasis 2018 = 9 kota 53 dari 128
Rel*
Peningkatan Kualitas Wilayah Sungai
Telah Memiliki Pola Desa blank spot
Hunian Tahun 2005-
Pembangunan Bus Rapid 2005 = 3 kota Pengelolaan Sumber 0,7% 12,5% 2004: 43,000
2017:
Transit dan Sistem Transit 2018 = 25 kota Daya Air (2017) 2018: 4,474
2.906.364 unit (2005)
29
REPUBLIK
G. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
INDONESIA

Dalam mewujudkan Indonesia asri dan lestari, terdapat tiga sasaran pokok, yakni pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya
alam, mewujudkan SDA yang memiliki nilai tambah, serta peningkatan awareness masyarakat.

Pencapaian
Laju deforestasi (dalam dan
Berkontribusi pada Tersusunnya pedoman CEPA*) luar kawasan) berkurang dari
pertumbuhan ekonomi, dan RAN**) keanekaragaman 1,17 juta ha/tahun (2003-2006)
penyerapan tenaga kerja dan hayati 2003-2020 menjadi 480 ribu ha/tahun
perbaikan lingkungan (2016-2017)

Meningkatnya kawasan
konservasi perairan laut dari Meningkatnya akses Meningkatnya pemanfaatan Membaiknya pengendalian
6,84 juta ha (2005) menjadi masyarakat pada pemanfaatan keanekaragaman hayati aspek lingkungan hidup pada
19,1 juta ha (2017) dan SDA sebagai sumber ekonomi proses penambangan
pemanfaatan ekonomi hutan nasional.
*) CEPA = Communication Education and Public Awareness
**) RAN = Rencana Aksi Nasional

30
REPUBLIK
INDONESIA

3.2 Isu Strategis

31
REPUBLIK
ISU STRATEGIS BIDANG EKONOMI
INDONESIA

Transformasi Struktural Tidak Berjalan Pertumbuhan


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Persen YoY)
Ekonomi Stagnan
low base growth oil boom oil bust manufacturing growth commodity boom
Kontribusi Industri terhadap PDB (Persen) 15 & liberalization

10
32 5
Share Industri Manufaktur (Persen PDB)

30 0
-5 Rata-rata1968-1979 Rata-rata1980-1996 Rata-rata 2000-2017
28 7,5% 6,4% 5,3%
-10
26 -15 Asia Financial Crisis
1968 1975 1982 1989 1996 2003 2010 2017
24

Defisit Transaksi
22
Berjalan Masih Tinggi

20 Defisit Transaksi Berjalan


30 4

18 20
2
8 8,5 9 9,5 10 10,5 10
PDB per Kapita, PPP (konstan 2011 USD), log 0 0
-10
Indonesia Malaysia Thailand -2
-20
Indikasi premature deindustrialization: kontribusi industri turun -30 -4
lebih cepat dibandingkan dengan negara tetangga sebelum 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
mencapai sumbangan tertinggi Miliar USD Persen PDB - RHS

32
REPUBLIK
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN EKONOMI 2020 - 2024
INDONESIA

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


(Berdasarkan Kajian Growth Diagnostic) Akar Pemasalahan Dampak Isu Strategis

01
Regulasi yang tumpang tindih Tidak Berjalannya Transformasi
dan birokrasi yang menghambat Struktural
Indikator:
02
Rendahnya kualitas SDM dan
produktivitas tenaga kerja Kontribusi industri
manufaktur menurun
03 Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas infrastruktur yang
Stagnan
masih rendah Kontribusi dan
produktivitas tenaga
04 Intermediasi sektor keuangan kerja manufaktur
Rendahnya Inovasi dan relatif stagnan
rendah, dan pasar keuangan yang
Kualitas Investasi
dangkal
Konstribusi ekspor
05 Sistem dan besarnya penerimaan
manufaktur terhadap total Defisit Transaksi Berjalan
pajak belum cukup memadai untuk
ekspor rendah Relatif Masih Tinggi
mendorong pertumbuhan & stabilitas

06 Penciptaan nilai
Sistem inovasi yang tidak efektif tambah dan devisa

Tantangan
07 Pemanfaatan Sumber
Fasilitasi transformasi struktural
Keterkaitan hulu-hilir yang lemah Pertumbuhan Baru
melalui peningkatan efisiensi,
(Pariwisata dan Ekonomi
produktivitas, nilai tambah dan
Digital/Kreatif)
penciptaan permintaan
33
REPUBLIK
PENDUDUK USIA PRODUKTIF MENCAPAI PUNCAK PADA 2020-2024
INDONESIA

ANGKA KETERGANTUNGAN BERBAGAI SKENARIO Piramid Penduduk Indonesia 2024


54
85+
80-84
52 75-79
70-74
65-69
50 60-64
55-59
50-54
48 45-49
40-44
35-39
46 30-34
25-29
44 20-24
15-19
10-14
42 TFR2,1 Proyeksi 2010-2035 5-9
TFR Trend UN revisi 2017 0-4

40 12.000 7.000 2.000 3.000 8.000 Ribu


2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Perempuan Laki-laki

• Bonus demografi paling tinggi diperoleh pada periode 2020-2024: periode kunci pemanfaatan bonus demografi.
• Penduduk usia produktif 174-180 juta pada 2020-2024: paling banyak di wilayah Asia Tenggara
• Optimalisasi bonus demografi perlu dilakukan melalui pembangunan manusia yang holistik dan terintegrasi

34
REPUBLIK
TINGKAT KEMISKINAN KRONIS (EXTREME POVERTY)
INDONESIA

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Indonesia


25
Elastisitas kenaikan 1% konsumsi rumah tangga
20
8,99
11,41
15 7,84
10 8,81
3,17% orang miskin
7,91 6,87
5

0
5,34 3,46 3,77 4,33% orang sangat miskin
2009 2013 2017
<0,8GK 0,8GK-GK GK-1,2GK

18% Tingkat Kemiskinan Kronis Per Provinsi di Indonesia Penduduk Sangat Miskin Maret 2017:
16% 9,8 juta (3,77 %)
14%
12% Keadaan Perumahan 2017
 64,6 % di pedesaan
10%
Air minum tidak layak 84%  73,54 % bekerja di pertanian
8%
(K+D)
6% Tak ada toilet 31%
4%
Tak ada listrik 10%  67% Jumlah ART: 5+ orang
2%
 36% berumur 0-14 tahun
0% Lantai tanah 16%
 73% Tamat SD ke bawah
Jambi

Bengkulu

Papua
Aceh

DKI Jakarta

Kalimantan Utara
Lampung
Kep Babel

Jawa Barat

Bali

Sulawesi Utara
Jawa Timur

Papua Barat
Banten

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Maluku Utara
Sumatera Barat
Riau

Jawa Tengah

Sulawesi Barat
Maluku
Nusa Tenggara Timur
Sumatera Utara

Kepulauan Riau

Kalimantan Selatan

Gorontalo
Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Barat

Kalimantan Timur

Sulawesi Selatan
DI Yogyakarta

Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan

Luas lantai sempit 16%  24 % KRT lansia

Extreme poverty di atas angka nasional paling besar terdapat di wilayah


timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, NTB, Bengkulu,
Sumber: BPS, diolah Susenas Maret 2017 Aceh
35
REPUBLIK
REDISTRIBUSI PERTUMBUHAN KESEJAHTERAAN
INDONESIA

Pertumbuhan Konsumsi di Desa, 2016-2017 Pertumbuhan Konsumsi di Kota, 2016-2017


100 100
97 97
Kebijakan redistribusi fiskal
94 94
91
yang memihak kelompok
91
88 88 menengah ke bawah
85 85
82 82
79 79
76 76
73 73
70 70
67 67
64 64 • Pengembangan skema pembiayaan
70% 61 Peningkatan kualitas 61 bagi wirausaha baru;
58 pelatihan dan 58 • Perluasan bentuk kemitraan usaha;
55 perluasan akses 55
• Kemudahan akses bagi wirausaha
52 pelatihan untuk 52
49 49
sosial (impact investment dan
46
tenaga kerja muda 46 keringanan pajak).
43 43
40 40
37 37
34 Pemberian Bantuan Iuran untuk 34
40%
31 SJSN 31
28 28
25 25
22 Bantuan Sosial yang 22
25%
19 19
16
Komprehensif dan
16
13 Terintegrasi berupa: 13
20% 10 Pangan, Pendidikan, 10
7 dan Bantuan Tunai 7
4 4
Bersyarat
1 1
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 -5 -3 -1 1 3 5 7 9

36
REPUBLIK
ISU STRATEGIS BIDANG SARANA DAN PRASARANA
INDONESIA

Pelayanan Dasar yang Infrastruktur Pendukung Pembangunan Infrastruktur Perkotaan


Belum Memadai Ekonomi Belum Optimal (Smart City) Belum Memadai
Akses Perumahan dan
Permukiman yang Layak dan Konektivitas Terwujudnya lingkungan
Terjangkau perkotaan dan perdesaan
Pengembangan keterpaduan konektivitas antarmoda dan yang sesuai dengan
Pengelolaan Air Tanah, Air multimoda berbasis pengembangan wilayah (demand), kehidupan yang baik,
Baku serta Air Minum Aman dengan penguatan simpul perpindahan antarmoda yang berkelanjutan, serta
dan Berkelanjutan efisien dan terintegrasai mampu memberikan nilai
Akses Sanitasi Aman tambah bagi masyarakat
Waduk Multipurpose dan Modernisasi Irigasi
Penanganan terpadu
 Konservasi sumber daya air yang mampu menjaga
keselamatan transportasi
keberlanjutan fungsi sumber daya air
Ketahanan Kebencanaan  Penerapan modernisasi irigasi secara bertahap dalam
Infrastruktur rangka efisiensi air irigasi

Energi, Ketenagalistrikan dan TIK Belum Memadai

 Pemerataan penyediaan energi dan  Menyelenggarakan pelayanan TIK yang


ketenagalistrikan yang berkualitas dan berkelanjutan efisien dan modern guna terciptanya
 Keandalan penyediaan pasokan energi dan listrik masyarakat informasi Indonesia
 Penyediaan energi dan ketenagalistrikan yang  Membangun jaringan TIK yang andal bagi
ramah lingkungan (termasuk penyiapan seluruh masyarakat dan menjangkau
pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik) seluruh wilayah Indonesia

37
REPUBLIK
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN WILAYAH
INDONESIA

Wilayah
Wilayah Sumatera
Sumatera Wilayah Kalimantan
Wilayah Kalimantan Wilayah Sulawesi
Wilayah Sulawesi
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 21,7 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 8,2 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 6,1
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 7,0
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,4 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 6,2 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,9
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 5.969,1 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 988,5 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 2.107,6
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,2 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,0 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,9

Wilayah
Wilayah Maluku
Maluku
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 0,5
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 6,7
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 13,4
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 398,7
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 7,6

Wilayah
WilayahJawa
Jawa +
+ Bali WilayahNusa
Wilayah Nusa Tenggara
Tenggara Wilayah Papua
Wilayah Papua
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 60,0 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,6 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,9
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 5,6 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 2,1 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,5
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 9,2 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 18,3 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 26,7
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 14.112,9 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.882,9 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.123,3
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,8 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 3,3 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,2

Sumber: BPS (diolah) 38


REPUBLIK
ISU STRATEGIS KEWILAYAHAN
INDONESIA

PENURUNAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PENGELOLAAN URBANISASI

• Kemiskinan di KTI (18,01%)*, KBI (10,33%)*, perdesaan • Penduduk perkotaan yang akan mencapai 60% dan
(13.47%)* dan perkotaan (7,20%)* yang tinggi bonus demografi 2030
• Ketimpangan Pendapatan Perdesaan (0,324) -Perkotaan • Kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi
(0,4) nasional yang rendah (1% urbanisasi menghasilkan
• Konsentrasi kegiatan ekonomi di KBI terutama Pulau hanya 4% PDB, di India 13% PDB)
Jawa

PENGUATAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PEMANFAATAN RUANG


• Konflik ruang) yang semakin meningkat (15.525 kasus
• Tingkat keberhasilan Pusat Pertumbuhan Baru yang periode 2015-2018
rendah (1 dari 12 KEK, 4 dari 14 KI, 2 dari 4 KPBPB, dan • Desa-desa dalam kawasan hutan dan perkebunan besar
10 Destinasi Wisata) tidak dapat melaksanakan kewenangannya tertama untuk
• Konektivitas dari dan menuju Pusat-Pusat Pertumbuhan pembangunan infrastruktur (20.000 desa)
yang lemah • Kejadian Bencana akibat pemanfaatan ruang yang belum
• Kawasan Strategis Kabupaten yang belum berkembang sesuai semakin meningkat (sekitar 2.000 kasus kejadian
Banjir, Longsor, Kebakaran Hutan,dsb)

PEMENUHAN PELAYANAN DASAR DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH


• Akses dan kualitas pelayanan dasar yang terbatas (perumahan layak baru 37,8%*, air minum 72%*, sanitasi layak 67,5%*, dsb)
• Ketergantungan APBD terhadap Dana Transfer yang tinggi (rata-rata >70% APBD Kab/Kota dan >50% APBD Provinsi dari Pusat) serta
sumber Pendanaan Non APBN yang kurang optimal
• Peraturan Perundangan yang belum harmonis serta Kerjasama dan Inovasi Daerah yang belum berkembang
• Proses perizinan yang lama dan berbiaya tinggi
Catatan: *) BPS, 2017
39
REPUBLIK
ISU STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP
INDONESIA

Daya Dukung dan Daya Tampung


Dampak Perubahan Iklim:
SDA dan LH:

01 Terjadi peningkatan suhu antara 0,3- 1,5°C 01 Kualitas Air: peningkatan polutan BOD dan COD
(skenario RCP4.5) dan 0,5- 1,5°C (skenario pada tahun 2024 diproyeksi mendekati ambang batas
RCP8.5) dalam periode 2020-2045 (Proyeksi BMKG yang diperbolehkan (KLHS RPJMN 2020-2024);
dalam Kaji Ulang RAN API 2018).

Peningkatan potensi bahaya perubahan iklim, Proporsi Lahan: Share tutupan hutan nasional
02 02
antara lain: terhadap luas daratan nasional menurun dari 54%
(2000) menjadi 44% (2030) dan Pulau Jawa memiliki
• Potensi kekeringan: terutama Nusa
kontribusi terkecil, dari 25% (2000) menjadi 20% (2030)
Tenggara, Jawa dan Sumatera bagian utara;
• Potensi abrasi: Lebih dari 1820 km garis
pantai di seluruh wilayah pulau besar di
Indonesia berstatus sangat rentan; dan 03 Keanekaragaman Hayati : peningkatan ancaman
• Peningkatan tinggi gelombang terhadap derajat keterpaduan habitat alami di seluruh
ekstrem: kenaikan gelombang hingga lebih Indonesia sehingga diperlukan restorasi dan/atau
dari 1 meter di hampir seluruh wilayah perairan pemulihan ekosistem yang berada pada ambang batas
Indonesia sehingga memperkecil wilayah daya dukung
tangkap nelayan dengan ukuran kapal <10 GT
dan membahayakan keselamatan pelayaran
terutama untuk kapal-kapal di bawah 30 GT

40
REPUBLIK
ISU STRATEGIS KEHUTANAN
INDONESIA

Fenomena Iceberg Fakta dan Permasalahan Utama Hutan Indonesia

0,5 juta hektar 14,5 juta hektar 32 juta hektar 30% dari 554
tutupan hutan hilang terdapat konflik kawasan hutan Kawasan konservasi
per tahun (rata-rata tenurial tidak berhutan tidak berfungsi sesuai
1990 – 2017) mandat

Berdasarkan Publikasi KLHK


“Rekalkulasi Penutupan Lahan
Indonesia 2016:
1. Kawasan hutan Indonesia

Ketidakpastian Lemahnya Unit manajemen 120 juta ha;


kawasan hutan governance tidak efektif 2. Kawasan hutan tidak
berhutan 32 juta ha;
3. APL berhutan 7 juta
ha.
41
REPUBLIK
ISU STRATEGIS SUMBER DAYA AIR NASIONAL
INDONESIA

Kondisi Umum Sumber Daya Air Neraca Air Permukaan Indonesia 2015 :
Surplus Secara Total Namun Persebaran Tidak Merata

400.000,00
KEBUTUHAN (Juta m3)

2015: 2020: 2025: 2030:


250.369 362.367 531.387 790.044 300.000,00

KETERSEDIAAN (Juta m3)  Cateris Paribus 200.000,00

2015: 2020: 2025: 2030:

Juta m3
699.414 699.414 699.414 699.414 100.000,00

• Secara total, kuantitas air seluruh pulau di Indonesia terjadi


-
surplus sebesar 449.045 juta m3 (2015). Namun untuk
Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua
Jawa+Bali terjadi defisit sebesar 105.786 juta m3 dan Nusa
Tenggara defisit sebesar 2.317 juta m3.
(100.000,00)

• Seiring bertambahnya penduduk, maka defisit ini akan semakin


tinggi jika tidak ada upaya konservasi sumber daya air yang
jelas dan terukur (200.000,00)

Ketersediaan Kebutuhan Selisih Ketersediaan dan Kebutuhan

42
REPUBLIK
INDONESIA

IV. KOMITMEN GLOBAL


4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs)
4.2 Konvensi Global Perubahan Iklim

43
4.1 TPB/SDGs:
REPUBLIK
INDONESIA
TRANSFORMASI MDGs MENJADI SDGs

MDGs SDGs

44
4.1 TPB/SDGs:
REPUBLIK
INDONESIA KAITAN ANTARA SDGs DENGAN FOKUS PEMBANGUNAN
Goal 16
Goal 1 Goal 2
• Indeks Perilaku anti Korupsi • Tingkat Kerawanan Pangan
• Tingkat Kemiskinan
• Perlindungan sosial • Indeks Lembaga Demokrasi • Pertanian Berkelanjutan
• Pelayanan Dasar • Indeks Kebebasan Sipil
• Indeks Hak-Hak Sipil Goal 7
Goal 2 • Bauran energi barukan
• Prevalence of undernourishment (POU)
• Prevalensi Stunting pada Balita Goal 8
• Laju Pertumbuhan PDB per Kapita
Goal 3 • Pekerja non formal sektor pertanian
• Angka Kematian Ibu
• Prevalensi dan Insidensi Penyakit Po Goal 9
Menular dan Tidak Menular lh • Nilai tambah manufaktur terhadap PDB
uk • Penduduk terlayani Mobile Broadband
Goal 4 am
• Rata-rata Lama Sekolah Goal 12
• Angka Partisipasi Pendidikan • Pengarusutamaan SCP di dalam Dokumen
a
• Kualitas Pendidikan
u si •
Perencanaan
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Goal 5 an Pem
• ASFR (Age specific Fertility Rate) M bangunan
Goal 14
• Kesetaraan Gender • Kawasan konservasi perairan

Infr
• Prevalensi kekerasan terhadap anak
perempuan dan perempuan
Ekonomi • Tangkapan ikan berada dalam biologis yang aman

Goal 15
astr
• Tutupan hutan dan lahan
Kewilayahan • Rehabilitasi lahan terdegradasi
uktu
Goal 6 Goals 9 Goal 17
• Air minum layak Pembangunan • Pertumbuhan ekspor Produk Non Migas
• Sanitasi Layak
r
prasarana transportasi
• Pengelolaan Sumber
Daya Air Goal 11
Perumahan layak huni Goal 10 Goal 11
Goal 7 Sistem transportasi • Koefisian Gini • Penduduk kota yang
Rasio elektrifikasi yang aman • Daerah tertinggal tinggal di daerah kumuh
yang terentaskan • Ruang terbuka perkotaan

45
4.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM:
REPUBLIK
INDONESIA
PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA SEBAGAI PLATFORM BARU PEMBANGUNAN NASIONAL

Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) adalah kebijakan perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi investasi
rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024 dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi
GRK. Daya dukung dan daya tampung SDA dan LH menjadi faktor penentu dalam perumusan kebijakan dan target PRK.
Trade Off

Inter-related Human Activities Carrying Capacity

Dampak/
Tekanan
Energi Industri Daya Tampung Air

+
Kelautan

IKLH
KEBIJAKAN
Pertanian Kehutanan Emisi
PEMBANGUNAN
Daya Dukung
Kehati
Ketersediaan

Permukiman Perikanan Tutupan


Lahan

Intensitas Emisi
Trade Off Target
GRK
Ekonomi Kemiskinan Emisi
Sektor

46
4.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM:
PROSES KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RPJMN 2020-2024
REPUBLIK
INDONESIA
DAN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON

Pertimbangan dalam KLHS:

1 2 3 4

Pembangunan Daya dukung dan Menghapus Pemangku


harus terus daya tampung SDA silo dalam kepentingan
berkelanjutan dan LH (Carrying perencanaan punya hak suara RPJMN Hijau &
Capacity) menjadi yang sama dalam Rendah Karbon
pertimbangan dalam perencanaan 2020-2024
kebijakan

47
REPUBLIK
INDONESIA

V. RPJMN 2020-2025
(RANCANGAN TEKNOKRATIK)

48
REPUBLIK
INDONESIA

5.1 Tema dan Kerangka (Framework) Rancangan


Teknokratik RPJMN 2020-2024

49
REPUBLIK
TEMA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
INDONESIA

“Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera,


Adil dan Berkesinambungan”

Berpenghasilan Menengah-Tinggi Sejahtera

• Transformasi struktural berjalan. • Kualitas hidup meningkat.


• Produktivitas tenaga kerja meningkat. • Perilaku disiplin dan beradab.
• Iklim investasi kondusif. • SDM berkualitas dan berdaya saing.
• GNI per kapita USD 3.896 – USD 12.055. • Indeks kebahagiaan meningkat.

Adil Berkesinambungan

• Ketimpangan menurun. • Memperhatikan daya dukung dan daya


• Redistribusi berjalan baik. tampung (Low Carbon Development).
• Selaras dengan agenda pembangunan
global dan nasional.

50
REPUBLIK
KERANGKA PEMBANGUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIS RPJMN 2020-2024
INDONESIA

VISI 2045 Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
2020-2024 dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

TEMA Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM,


MANUSIA EKONOMI KEWILAYAHAN INFRASTRUKTUR PERTAHANAN & KEAMANAN

1 Pangan Sentra-Sentra 1 Transportasi


Pelayanan Dasar dan 1 1 Hukum dan Regulasi
1 Pertumbuhan
Perlindungan Sosial 2 Telekomunikasi
2 Energi Komoditas Unggulan
2 2 Pertahanan dan Keamanan
Pariwisata, Ekonomi Kreatif Daerah
SDM Berkualitas dan 3 3 Sumber Daya Air
2 dan Digital 3 Politik
Berdaya Saing Pertumbuhan
4 Industri Manufaktur 3 Perumahan dan
Perkotaan 4
Pemukiman
5 Kelautan dan Kemaritiman

Development Constraints : Kondisi Investasi Kondisi SDA

PENGARUSUTAMAAN 51

Kesetaraan Tata Kelola Kerentanan Perubahan Modal Sosial


Gender (Governance) Bencana Iklim dan Budaya

Kaidah Pembangunan : Membangun Kemandirian Menjamin Keadilan Menjaga Keberlanjutan

51
REPUBLIK
INDONESIA

5.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024

52
REPUBLIK
GAMBARAN PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA
INDONESIA

Pertumbuhan Potensial (Persen)

10,00
Pertumbuhan potensial
Indonesia terus menurun
5,00 terutama dibandingkan
masa sebelum krisis Asia.
Namun pada tahun 2017
- ada kecenderungan
membaik, diperkirakan
pada kisaran 5,2 persen,
(5,00)
sebagai dampak
reformasi struktural di
(10,00) antaranya perbaikan
infrastruktur dan iklim
investasi
(15,00)
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Sumber: Estimasi Bappenas
Growth Accounting HP Filter AS1 AS2 Aktual

53
REPUBLIK
SIMULASI KERANGKA EKONOMI MAKRO
INDONESIA

Berdasarkan perhitungan potential growth, SKENARIO PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA 2020-2024


diperkirakan :
Pertumbuhan 2020-2024
• pertumbuhan ekonomi 2020-2024 4,9 Kondisi
persen (baseline) – reformasi struktural Indikator
Saat Ini* Baseline:
berhenti. 5,4 5,7 6,0
4,9
• Diperlukan reformasi struktural untuk
memperbaiki produktivitas melalui TPAK, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,7 66,7 68 69 70
peningkatan investasi dan produktivitas.
Pertumbuhan Investasi 6,2 6,0 7,5 8,0 8,3
Pertumbuhan ekonomi 2020-2024 diperkirakan
kisaran 5,4-6,0% per tahun.
Pertumbuhan TFP 1,0 Tetap Naik 10% Naik 25% Naik 50%

* TPAK berdasarkan data agustus 2017, pertumbuhan investasi tahun 2017, tingkat pengangguran Februari 2018, rata-rata lama sekolah tahun 2016, pertumbuhan TFP berdasarkan estimasi Bappenas

Low Scenario Moderat Scenario High Scenario


Asumsi Makro Indonesia
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

5,4 5,7 6,0


Pertumbuhan PDB (%, yoy) 5,3 5,4 5,4 5,5 5,5 5,4 5,5 5,7 5,9 6,1 5,5 5,7 5,9 6,2 6,5
Inflasi (%, yoy): End of Period 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0

Dari perhitungan potential growth, arah pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020-2024 dapat ditunjukkan melalui tiga skenario, yaitu Low, Moderat, dan High Scenario. Pencapaian
pertumbuhan ekonomi tersebut tergantung dari efektivitas perbaikan kebijakan lintas sektor (kebijakan reformasi struktural).

54
HASIL SIMULASI PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI
REPUBLIK
INDONESIA
(SISI PRODUKSI DAN SISI PENGELUARAN)
Gambaran Pertumbuhan Ekonomi
Sisi Pengeluaran:
RATA-RATA 2020-2024
(SKENARIO RENDAH DAN TINGGI) • Konsumsi Rumah Tangga tumbuh seiring
Gambaran Industri: meningkatnya pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi 5,40 – 7,05
Sisi Produksi: • Pertumbuhan investasi meningkat
Pertanian: mendukung pengembangan industry
• Pertumbuhan ekonomi 3,57 – 3,94 pengolahan
didorong oleh
Perdagangan: • Ekspor akan tumbuh seiring dengan
transformasi struktural
5,51 – 6,03 berkembangnya industri pengolahan.
yang diindikasikan
dengan peningkatan Konstruksi: • Pengeluaran pemerintah lebih efektif dan
industri pengolahan. 5,42 – 5,96 efisien.
55
• Sektor pertanian tetap Pertambangan:
meningkat, pasokan bagi 0,57 – 0,88 C: 5,21 – 5,37*
industri pengolahan.
Transportasi:
• Sektor jasa-jasa produktif: 8,68 – 9,11 PERTUMBUHAN I: 7,45 – 8,25
Perdagangan, konstruksi,
transportasi, infokom, dan Infokom:
EKONOMI
10,84 – 11,62
5,4 – 6,0 6,75 – 7,60
jasa keuangan akan turut X:
berkembang.
Jasa Keuangan:
• Sektor listrik tumbuh 7,15 – 7,84 M: 7,56 – 8,00
mendukung
pengembangan sektor Listrik:
industri. 4,01 – 4,48 Perhitungan Bappenas
G: 3,28– 4,11

* Termasuk konsumsi LNPRT


55
PROYEKSI TARGET INDIKATIF PEMBANGUNAN 2020-2024
REPUBLIK
INDONESIA

PERTUMBUHAN
EKONOMI KEMISKINAN PENGANGGURAN KETIMPANGAN

Kondisi Saat Ini (2018) 5,27%* 9,82% 5,13% 0,389 *) Kuartal II 2018

Sasaran dalam RKP 2019 5,2-5,6% 8,5-9,5% 4,8-5,2% 0,38-0,39

Sasaran dalam RPJPN **) Tertulis: setara negara


2005-2025
4,5-5,5%** ≤5% ≤5% 0,36 berpendapatan menengah.

***) Laju pertumbuhan


Proyeksi Baseline SDGs 2024 4,2 %*** 8,21% 5,02% 0,387 PDB per kapita.

Sasaran Dalam RPJMN


2020-2024****
5,7% 5,0-5,7% 4,0-4,6% 0,371-0,373 ****) Skenario moderat

56
REPUBLIK
PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
INDONESIA

Low Scenario Moderate Scenario High Scenario


NASIONAL
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan PDB (YoY, %) 5,3 5,4 5,4 5,5 5,5 5,4 5,5 5,7 5,9 6,1 5,5 5,7 5,9 6,2 6,5
Inflasi (YoY, %): End of Period 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0
Rerata Pertumbuhan Ekonomi 5,4 5,7 6,0

Sumatera Sulawesi
2020 4,7 2020 6,8
Kalimantan Maluku
2024 6,1 2024 7,0
2020 4,6 2020 5,5
Pertumbuhan Ekonomi 2024 5,2 2024 6,0
Regional Berdasarkan Asumsi
Skenario Moderat
(5,7 Persen)

Kebijakan pengembangan
Jawa-Bali
wilayah diarahkan untuk
memacu pertumbuhan 2020 5,8 Papua
Nusa Tenggara
ekonomi di luar Jawa 2024 6,3 2020 6,0
2020 4,3
2024 5,1 2024 7,6
Sumber: Bappenas

57
REPUBLIK
INDONESIA

5.3 Keterbatasan Pembangunan


(Development Constraints)
5.3.1 Kondisi Investasi 5 Tahun ke Depan
5.3.2 Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam

58
REPUBLIK
5.3.1 KONDISI INVESTASI 5 TAHUN KE DEPAN (2020-2024)
INDONESIA

Sumber Pembiayaan
Total Kebutuhan Investasi* Rp Triliun Share (%)
Rp38.083,5 – Rp38.854,4 Triliun Tabungan Dalam Negeri 35.503,8 – 36.419,4 93,2 – 93,7
Tabungan Luar Negeri 2.435,0 – 2.579,7 6,3 – 6,8

Instrumen Pembiayaan Pemenuhan Kebutuhan Investasi

Rp Triliun Share (%)


Rp Triliun Share (%)
Pemerintah 3.740,7 – 4.403,7 9,8 – 11,3
Kredit Perbankan 3.387,1 – 3.509,2 8,9 – 9,0
Belanja Modal BUMN 2.905,8 – 2.946,5 7,58 – 7,63
Penerbitan Saham 933,8 – 962,9 2,45 – 2,48
Masyarakat/ Swasta 31.437,0 – 31.504,3 81,1 – 82,5
Penerbitan Obligasi 4635,2 – 4657,2 11,9 – 12,2
PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN
Dana Internal BUMN 1.917,8 – 1.944,7 5,00 – 5,04 Total PMA-PMDN 2020-2024
(Rata-Rata 2020-2024):
Rp 5.884,3 – 6.072,6 Triliun
Dana Internal Masyarakat 27.187,6 – 27.802,6 71,4 – 71,6 12,3 – 12,6 persen

Perlunya peningkatan peran swasta dalam memenuhi kebutuhan investasi, antara lain melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
Isu Strategis saat ini:
1. Penguatan kerangka regulasi dan kebijakan.
2. Optimasi integrasi kelembagaan.
3. Terbatasnya kapasitas pembiayaan serta instrument investasi melalui pasar keuangan (termasuk peningkatan financial literacy dan financial inclusion).

59
5.2.3 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN SDA: TINGKAT PERTUMBUHAN
REPUBLIK
INDONESIA
PDB DENGAN KETERBATASAN SUMBER DAYA ALAM

7,0%

6,0%
Perbandingan Skenario Pertumbuhan PDB
(Baseline Keterbatasan SDA, Normal) “
Keterbatasan sumber daya alam
(deplesi Air, Energi dan Hutan)
diproyeksikan semakin
5,0%
menghambat pertumbuhan
4,0% ekonomi apabila tidak dilakukan
intervensi kebijakan
3,0%


pembangunan yang pro terhadap
2,0% carrying capacity
1,0%

0,0%
2020

2033
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032

2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
Ketersediaan Tingkat
Sumber Daya pertumbuhan
Alam PDB real
Baseline - Simulasi Pertumbuhan PDB dengan keterbatasan SDA
Catatan: Hasil simulasi sementara dan akan dilakukan validasi
Normal - Proyeksi Pertumbuhan PDB Bappenas tanpa Mempertimbangkan
Keterbatasan SDA (2020-2024: 5.7%, 2025-2030: 6%, 2031-2045: 5.6% )

60
5.3.2 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN SDA:
REPUBLIK
INDONESIA
KONDISI KRITIS SUMBER DAYA PENOPANG PEMBANGUNAN
Ketersediaan air di Pulau Jawa diproyeksikan mendekati
Peningkatan potensi deforestasi hingga tahun
kelangkaan mutlak di tahun 2020
2045 akibat pertambahan lahan pertanian
(<500m3/kapita/tahun)

Keterbatasan
Sumberdaya

Permintaan energi meningkat, Sumber Energi terbatas,


Peningkatan peristiwa iklim ekstrim akibat perubahan
Energi Terbarukan belum berkembang
suhu global hingga 1,5°C di tahun 2045

61
5.3.2 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN SDA:
INTERVENSI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON UNTUK MENDORONG
PERTUMBUHAN PDB
REPUBLIK
INDONESIA

Perbandingan Skenario Pertumbuhan PDB


Bentuk Intervensi kebijakan
(Normal, Keterbatasan SDA, Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon-PRK)

7,0%
Reforestasi dan Pengurangan
Laju Deforestasi
6,0%

5,0%
Peningkatan kualitas lingkungan
hidup
4,0%

3,0%
Peningkatan produktivitas
pertanian dan efisiensi
2,0% pemanfaatan sumber daya

1,0%
Peningkatan penggunaan energi
baru dan terbarukan serta
0,0%
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 peningkatan efisiensi energi

Baseline - Simulasi Pertumbuhan PDB dengan keterbatasan SDA


Normal - Proyeksi Pertumbuhan PDB Bappenas tanpa Mempertimbangkan Keterbatasan SDA (2020-2024: 5.7%, 2025-2030: 6%, 2031-2045: 5.6% ) Jasa Tingkat Pertumbuhan
PRK - Simulasi Pertumbuhan PDB menerapkan Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Ekosistem PDB

Catatan: Hasil simulasi sementara dan akan segera dilakukan validasi Ketersediaan Tingkat Pertumbuhan
Sumber Daya PDB

62
REPUBLIK
INDONESIA

5.4 Arah Kebijakan Rancangan Teknokratik


RPJMN 2020-2024

63
REPUBLIK
INDONESIA

5.4.1 Pembangunan Manusia


1. Pelayanan Dasar dan Perlindungan Sosial
2. SDM Berkualitas dan Berdaya Saing

64
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA:
REPUBLIK
INDONESIA
PELAYANAN DASAR DAN PERLINDUNGAN SOSIAL
Isu Strategis Arah Kebijakan Isu Strategis Arah Kebijakan

TFR
Memperluas pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi 28 juta penduduk
tinggi 2,4 Jangka Panjang ) dan kesehatan reproduksi sesuai BABS
(SDKI, 2017) karakteristik wilayah
No.2 di G20 Memperkuat sistem layanan air minum dan
sanitasi berkelanjutan untuk menuntaskan
73 juta
penduduk akses universal dan pencapaian akses aman
tanpa akses air
1/3 Balita minum layak
Stunting 1. Memperkuat intervensi spesifik dan sensitif
penurunan stunting terintegrasi pada lokus prioritas
TBC No.2
di Dunia 2. Memperkuat pelayanan kesehatan dasar dan upaya
promotif dan preventif Pendanaan,
1/3 Penduduk
menderita
cakupan Memperbaiki skema pendanaan, pelaksanaan,
kepesertaan,
tekanan darah
dan dan kelembagaan SJSN.
tinggi
kelembagaan
SJSN belum
optimal

3,8 Juta Anak


Usia 7-18 1. Mempercepat wajib belajar 12 tahun dengan
Tahun Tidak 1 dari 3
Sekolah
memberikan keberpihakan terhadap anak dari perempuan
keluarga kurang mampu dan penanganan anak tidak mengalami
42,3% siswa kekerasan
sekolah Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak
dibawah
standar 1 dari 2 anak dari segala bentuk diskriminasi dan tindak
2. Memperkuat penerapan kurikulum berbasis
minimum laki-laki & 1
kompetensi pembelajaran keterampilan abad-21 (higher-order dari 3 anak kekerasan
membaca, thinking skills) perempuan
matematika, mengalami
sains kekerasan

65
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA:
REPUBLIK
INDONESIA
SDM BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
Isu Strategis Arah Kebijakan Isu Strategis Arah Kebijakan

1. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan


APK pendidikan tinggi pelatihan vokasi selaras kebutuhan pasar kerja Belum
rendah 29,9 % Memperkokoh ketahanan budaya melalui
kokohnya
dan perkembangan teknologi dengan penguatan pengembangan seni, nilai tradisi, pendidikan
ketahanan
kemitraan swasta/ industri (kurikulum, tenaga budaya bangsa
karakter, bahasa, dan perfilman
pendidik, dan sarana prasarana)
41,2% angkatan kerja
lulusan pendidikan
menengah dan tinggi
2. Memperluas pemerataan akses pendidikan tinggi Memperkuat peran Iptek dan Inovasi
yang berkualitas melalui peningkatan mutu Pemanfaatan sebagai pengungkit produktivitas melalui
Tingkat pembelajaran dan sumber daya pendidikan tinggi teknologi untuk
pengangguran produktivitas pengembangan bidang riset strategis,
kaum muda 3. Meningkatkan akses dan keterampilan kaum belum optimal penyediaan infrastruktur dan SDM iptek,
12,6%
muda dalam berwirausaha; serta pembinaan technopreneur

Prestasi Olahraga
1. Memperluas akses dan skema pembiayaan bagi masih perlu Meningkatkan budaya dan prestasi
wirausaha ditingkatkan
(hanya 1 medali
olahraga berbasis cabang olahraga
98,7% wirausaha emas pada olimpiade
di Indonesia 2. Mengembangkan kewirausahaan berbasis Olimpiade 2016)
berskala mikro teknologi dan sosial
(tenaga kerja
kurang dari 5
3. Meningkatkan kemudahan berusaha (perijinan, 1. Menyediakan fasilitas dan regulasi kerja
orang)
investasi, insentif, dll) melalui OSS (Online Single TPAK yang ramah perempuan
Submission) perempuan
51% 2. Meningkatkan partisipasi angkatan kerja
perempuan di sektor formal

66
REPUBLIK
INDONESIA

5.4.2 Pembangunan Ekonomi


1. Pangan dan Pertanian
2. Energi, Mineral, dan Pertambangan
3. Kelautan dan Kemaritiman
4. Pariwisata
5. Ekonomi Kreatif dan Digital
6. Industri Manufaktur

67
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA
PANGAN DAN PERTANIAN
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

01 02
Memantapkan penyediaan pangan utama dalam negeri

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas input, sarana


Harga beras 1 tahun terakhir Kesejahteraan petani prasana dan IPTEK pertanian dan perikanan
01 Produksi komoditas pertanian
berfluktuatif dengan produsen yang masih
meningkat: Padi 4,7%; Jagung Mengembangkan nilai tambah dan keterpaduan aktifitas
meningkat rata-rata 0,58% rendah. NTP tahun 2017
15,2%; Daging 15% per bulan. rata-rata 101,3. hulu-hilir pangan, pertanian dan perikanan

Meningkatkan keterjangkauan dan kualitas konsumsi pangan


03 04 dan gizi masyarakat

Meningkatkan kualitas SDM pertanian, perikanan,


meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, &
pembudidaya ikan
Dukungan sarana prasarana
02 Peningkatan kualitas konsumsi dan Banyaknya infrastruktur Penguatan logistik distribusi dari sentra produksi ke industri
yang belum memadai dan pengolahan/konsumen.
gizi masyarakat. Skor PPH 88,0 dan pertanian yang rusak.
belum terpadu.
Angka Rawan Pangan 7,91
Optimalisasi fungsi waduk terbangun untuk keperluan irigasi,
air baku dan energi
05

Penerapan modernisasi secara bertahap dalam rangka


efisiensi air irigasi

03 Share PDB sektor Pertanian Pemantapan infrastruktur pada sentra produksi tanaman
pangan; dan meningkatkan dukungan infrastruktur untuk
12,68%, menampung 29% sentra produksi perkebunan, hortikultura, peternakan,
Kondisi serta Pemanfaatan Waduk Serbaguna
penduduk usia kerja termasuk optimalisasi pemanfaatan waduk yang terbangun.
dan Irigasi Belum Optimal

68
ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA
ENERGI, MINERAL DAN PERTAMBANGAN
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

01 02 01 02

Tingginya ketergantungan
terhadap BBM menyebabkan
impor BBM yang sangat besar
yaitu mencapai 41% dari
konsumsi BBM.
Pemanfaatan EBT belum optimal
(bauran EBT 8,4%).
7 Arah
Kebijakan Peningkatan
Produksi, Cadangan
Migas dan Batubara
Akselerasi
Pemanfaatan Energi
Baru dan Terbarukan

03 04 03 04 05

Penyediaan energi dan Akselerasi


Pemanfaatan batubara dalam negeri Optimalisasi
ketenagalistrikan masih kurang Peningkatan Nilai
yang stagnan di bawah 30 persen Distribusi dan Peningkatan Efisiensi
memadai baik kualitas maupun Tambah Migas,
dari total produksi. Pemanfaatan Minyak dan Konservasi
kuantitas Batubara dan Mineral
dan Gas dalam Negeri Energi Dalam Negeri
Kebutuhan Energi (Juta BOE) 06 07
2.589 2.744
2.311 2.442
2.190

Meningkatkan
kapasitas kilang dan
Pertambangan pembangkit listrik
Berkelanjutan Peningkatan dan
2020 2021 2022 2023 2024 pengembangan listrik
69
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

01 02 Pengembangan ekonomi maritim dan kelautan

1. Penyelarasan tata ruang darat dan laut


Belum terintegrasinya 2. Pengembangan cluster industri perikanan
Sampah Plastik di Laut
01 6,04% sumbangan PDB antara RTRW No. 2 setelah China (1,29 3. Pemantapan sarpras perikanan termasuk
(daratan) dan RTRLN juta ton/tahun) pengembangan sistem rantai dingin
Maritim yang termasuk dalam dan RZWP3K
kategori rendah 4. Penguatan aksesibilitas dan daya saing
03 04 destinasi unggulan pariwisata bahari di 24
lokasi
5. Optimalisasi pemanfaatan produk
kelautan: bioteknologi (marine bioproduct)
Terbatasnya SDM
kelautan (knowledge 6. Pengembangan konektivitas laut
Masih tingginya biaya
dan skill) dan logistik
01 diseminasi teknologi
Kawasan konservasi perairan Pengelolaan Ekosistem Laut
hanya seluas 19,1 juta ha 05

Produktivitas 1. Pengembangan Sustainable Fisheries


kemaritiman belum 2. Pengembangan kawasan konservasi
optimal perairan
3. Penanggulangan pencemaran dan
sampah laut

70
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA PARIWISATA
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

Jumlah wisatawan Pangsa kunjungan wisatawan Strategi Peningkatan Daya Saing


mancanegara meningkat mancanegara ke Indonesia masih rendah
dari 9,4 juta orang (2014) terhadap: 1. Inovasi produk pariwisata (atraksi, kuliner, akomodasi,
menjadi 14,0 juta orang Dunia = 1,1% dan transportasi) untuk meningkatkan rerata
(2017) Asia Pasifik = 4,3% pengeluaran harian wisatawan, terutama wisatawan
ASEAN = 11,7% mancanegara;
2. Percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas
Jumlah wisatawan dan pariwisata terutama di destinasi unggulan;
Peningkatan jumlah dan kualitas SDM 3. Peningkatan pengelolaan destinasi dan layanan
nusantara meningkat dari
pariwisata sesuai dengan kebutuhan pariwisata yang didukung penerapan standar
252,2 juta orang (2014)
industri pariwisata pariwisata berkelanjutan;
menjadi 277,0 juta orang 4. Peningkatan investasi pariwisata dan penguatan rantai
(2017) pasok industri pariwisata yang didukung optimalisasi
sumber daya lokal;
Nilai devisa pariwisata 5. Peningkatan jumlah tenaga kerja pariwisata yang
Kesiapan dan daya dukung destinasi masih terampil dan kompenten dengan didukung perbaikan
meningkat dari USD 11,2 perlu ditingkatkan mengingat beberapa
miliar (2014) menjadi USD pendidikan dan pelatihan pariwisata serta sertifikasi
indikator daya saing pariwisata Indonesia
15,2 miliar (2017) kompetensi; dan
masih berada di peringkat 30% terbawah
6. Penguatan citra pariwisata dan perluasan/diversifikasi
pemasaran.
Kinerja pariwisata
Indonesia berada di Peningkatan kinerja ekspor pariwisata Fokus Pengembangan
peringkat 42 dari 136 terutama terkait pengeluaran wisatawan
negara (WEF, 2017) mancanegara Meeting, Incentives, Conference, Exhibition (MICE), wisata
minat khusus (adventure, cruise, heritage, halal), dan cross
border tourism

71
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA EKONOMI KREATIF DAN DIGITAL
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

Strategi Peningkatan Daya Saing


Ketersediaan SDM berkualitas;
Ekraf

1. Pengembangan bakat dan peningkatan kompetensi

Ekraf
SDM kreatif khususnya pada generasi muda, yang
Ketersediaan infrastruktur untuk didukung penguatan seni dan budaya , serta kreativitas
Share PDB konten sebagai substansi dasar pengembangan produk
Share Tenaga Kerja mendukung pengembangan
7,44% 14,28% kreativitas; kreatif;
Rp 922,59 2. Pengembangan infrastruktur dan ruang kreatif yang
16,91 juta didukung kemudahan berusaha dan penyediaan insentif
Triliun Akses pendanaan, termasuk bagi bagi inovasi dan diklat vokasi;
wirausaha baru;
3. Peningkatan akses pembiayaan dan investasi yang
sesuai, mudah diakses dan kompetitif;
Perlindungan hak atas kekayaan 4. Peningkatan dukungan riset dan akses informasi
intelektual (HKI); melalui kerjasama triple helix (pemerintah, akademisi, dan
Ekraf

swasta) yang didukung peningkatan penerapan HKI;


E-COMMERCE
Peningkatan kapasitas usaha 5. Peningkatan kualitas tata kelola usaha kreatif;
Share Ekspor kreatif dan digital sebagai penyedia
Transaksi: 6. Perluasan akses pasar, jaringan dan kemitraan di dalam
13,77% USD 8 miliar
lapangan kerja dan luar negeri;
USD 20 Miliar 7. Pengarusutamaan teknologi informasi dalam
pada tahun Akses dan pangsa pasar peningkatan efisiensi di berbagai sektor layanan publik;
2017 internasional; dan
Fokus Pengembangan
Sumber: Regulasi yang kondusif untuk Penguatan industri film, animasi, games, dan musik,
Bekraf dan BPS, 2018; McKinsey, 2017 pertumbuhan, dan kepastian usaha. yang didukung peningkatan daya saing kuliner,
fashion dan kriya

72
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA INDUSTRI MANUFAKTUR
Kondisi Saat Ini Isu Strategis Arah Kebijakan

Strategi Industrialisasi
Gejala premature de-industrialisasi
Kontribusi PDB industri Peningkatan Peningkatan Manfaat FTA dan
dimana kontribusi PDB industri di
di Indonesia cenderung Keterampilan+Kompetensi SDM Promosi Ekspor
Indonesia yang turun lebih cepat
menurun menjadi di dan Tata Kelola Usaha
dibandingkan dengan negara-negara
bawah 20 persen Peningkatan Manuservice dan
yang setara
Inovasi melalui Kerja Sama Industri Daur Ulang
Triple Helix
Pemanfaatan Pengungkit
Produktivitas tenaga kerja Investasi yang Berorientasi Keunggulan Kompetitif: Industry
Peningkatan jumlah dan kualitas
industri cenderung GPN, Teknologi dan Ekspor 4.0, Ekonomi Kreatif dan Digital
SDM industri sesuai dengan
stagnan selama lebih dari
kebutuhan industri Peningkatan Produktivitas dan
3 dekade Optimasi Permintaan: Pasar
Kualitas Produksi Sektor Primer Domestik, Industri Halal, Healthy
and Leisure Lifestyle
Kontribusi ekspor industri Ketersediaan Infrastruktur,
Nilai ekspor industri Indonesia lebih rendah Energi dan Logistik
mencapai 44,95 persen dibandingkan dengan negara-
dari total ekspor negara setara, terutama untuk Fokus Pengembangan Subsektor
produk yang berteknologi tinggi
1. Perkuatan industri hulu dan antara terutama di subsektor kimia dan
logam
Ketergantungan impor yang
tinggi: 71 persen impor Rendahnya basis industri hulu dan 2. Peningkatan ekspor subsektor unggulan:
(bahan baku dan barang pendukung • Sub-sektor berbasis teknologi: otomotif , mesin dan peralatan
modal)  sektor industri elektronik
• Sub-sektor padat karya: tekstil dan produk tekstil, dan alas kaki
• Sub-sektor berbasis SDA: makanan minuman, pengolahan ikan,
CPO dan turunannya
73
REPUBLIK
INDONESIA

5.4.3 Pembangunan Infrastruktur

74
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (1/2)

ISU STRATEGIS ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN

 Peningkatan akses perumahan dan permukiman yang layak


 Optimalisasi tampungan terbangun untuk akselerasi
Penyediaan Pelayanan penyediaan air baku dan air minum
Dasar Infrastruktur yang  Peningkatan akses sanitasi aman
Belum Memadai  Penanganan terpadu keselamatan transportasi
 Pengelolaan banjir terpadu di lokasi pusat pertumbuhan
ekonomi

 Integrasi pelabuhan dan kawasan industri (termasuk


logistic center)
 Konektivitas laut melalui integrasi pengelolaan
Infrastruktur Konektivitas
pelabuhan, efisiensi jaringan pelayaran, dan
Laut dan Antarmoda yang
Belum Memadai
pengembangan platform e-logistik;
 Konektivitas transportasi multimoda pada hinterland
pelabuhan;
 Pengembangan konektivitas transportasi udara

75
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2/2)

ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

 Peningkatan peran transportasi masal


 Pengelolaan air baku, air tanah, air minum, dan sanitasi
Infrastruktur Perkotaan terpadu
Belum Memadai  Penataan kota berkelanjutan
 Pemanfaatan TIK dalam pengembangan infrastruktur
perkotaan

 Pemerataan dan peningkatan akses dan infrastruktur TIK


 Pemanfaatan TIK untuk layanan publik (bantuan sosial,
Dukungan Teknologi, kesehatan [telemedicine], pendidikan [e-learning], pertanian
Informasi, dan Komunikasi dan perikanan)
(TIK) Belum Optimal  Pemanfaatan TIK untuk sektor industri dan perdagangan
 Penerapan syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN)
perangkat TIK untuk mendukung industri manufaktur lokal

76
REPUBLIK
INDONESIA

5.4.4 Pembangunan Politik, Hukum, serta


Pertahanan dan Keamanan

77
REPUBLIK
INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM (1/2)
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

Pergeseran Pusat Gravitasi Politik Internasional dari


Amerika Eropa ke Asia-Pasifik Penguatan Implementasi Doktrin Poros Maritim
Dunia yang lebih berorientasi keluar, seperti aktif
dalam kerjasama negara-negara pesisir Samudera
Pergeseran Arena Pertarungan Negara Besar Ke Hindia (IORA)
Seascape

Kontestasi Kekuatan Besar


Penguatan Kepemimpinan pada forum
1. Pivot Asia vs OBOR (BRI) internasional dan regional
2. Krisis Nuklir di Korea
3. Sengketa Laut China Selatan
4. Melemahnya Sentralitas ASEAN
5. Terorisme: Timur Tengah ke Asia Tenggara

Melemahnya Tata Kelola Global:


1. Maraknya konflik kekerasan di berbagai wilayah;
2. Masih adanya potensi negara gagal;
3. Potensi terjadinya pembersihan etnis dan genosida

Ketidakpastian Kebijakan Luar Negeri Amerika


Mengoptimalkan Peran Indonesia di Dewan HAM
Serikat (Trump Adm.) PBB dan di Dewan Keamanan PBB
1. Unilateralisme menguat;
2. Proteksionisme dalam perdagangan internasional
Menguatnya Deglobalisasi dan Populisme:
1. BREXIT;
2. Menguatnya Kelompok anti-imigran di Amerika
Serikat dan Eropa
78
REPUBLIK
INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM (2/2)
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

Instabilitas Kawasan Timur Tengah:


1. Konflik Ideologi;
2. Konflik Sumber Daya Alam;
3. Konflik Kedaulatan Wilayah.

• Penguatan kapasitas mengantisipasi ancaman perang terbuka,


Ancaman Keamanan dari Aktor Non-Negara: narkoba, terorisme, dan bencana alam
1. Kejahatan Transnasional (Narkoba dan Terorisme) • Memperkuat aktualisasi ideologi negara
2. Keamanan Siber; • Penguatan kapasitas keamanan dalam negeri, termasuk
3. Radikalisme. pengamanan perbatasan antar negara

Isu Strategis Nasional:


• Penguatan lembaga-lembaga demokrasi, mengurangi biaya
1. Kekayaan Pulau Natuna dan Blok Masela; politik, dan penguatan desentralisasi
2. Gangguan Keamanan di Papua;
3. Intoleransi Menguat;
• Penguatan peran serta stakeholders dalam kebijakan,
4. Dinamika Kinerja Demokrasi; perluasan kemitraan pembangunan (Prinsip No One Left
5. Tuntutan peran serta masyarakat dalam Behind), dan peningkatan profesionalitas dan netralitas ASN
proses kebijakan publik;
6. Masih adanya Perilaku Koruptif; • Penguatan penegakan hukum dengan mengoptimalkan
7. Pengembalian keseimbangan sosial restorative justice
masyarakat setelah terjadinya tindak pidana • Penguatan kapasitas pencegahan korupsi melalui
penguatan pelaksanaan Stranas Pencegahan
Korupsi

79
REPUBLIK
INDONESIA

5.4.5 Pembangunan Kewilayahan

80
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN
INDONESIA

ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN

Pembangunan Antar Wilayah 1. Pengembangan perdesaan, wilayah terdepan,


terluar dan tertinggal.
Masih Timpang 2. Peningkatan sarana dan prasarana sosial-ekonomi
di KTI dan daerah tertinggal lainnya.

Pusat Pertumbuhan Wilayah 3. Peningkatan konektivitas antar-wilayah


Masih Belum Optimal 4. Optimalisasi dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
wilayah (KEK, KI, KPBPB, KSPN)

5. Peningkatan tata kelola dan kapasitas Pemda dan Pemdes


Pelayanan Dasar Belum Optimal (kelembagaan, keuangan dan SDM Aparatur)
6. Percepatan pemenuhan SPM terutama di daerah tertinggal
7. Peningkatan inovasi pemerintahan daerah

Daya Saing Daerah Relatif 8. Peningkatan kemudahan perizinan


Masih Rendah 9. Pengembangan kerja sama antar-daerah, kolaborasi multipihak
serta meningkatkan kualitas SDM
10. Penataan pola hubungan Pusat dan Daerah

Pemanfaatan Ruang dan


11. Peningkatan peran kota kecil-menengah dan pengendalian
Urbanisasi Kurang Terkendali kota besar metropolitan
12. Penegakan penataan ruang yang berbasis kebencanaan dan
peningkatan kepastian hukum hak atas tanah
81
REPUBLIK
INDONESIA

TERIMA KASIH

82
REPUBLIK
INDONESIA

LAMPIRAN ARAH KEBIJAKAN:


PEMBANGUNAN WILAYAH 2020-2024
1. Sumatera
2. Jawa – Bali – Nusa Tenggara
3. Kalimantan
4. Sulawesi
5. Papua-Maluku

83
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA 2020-2024
REPUBLIK
INDONESIA

KPBPB Sabang
Wilayah Sumatera
 Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah
KEK Arun Lhokseumawe Sumatera 2020-2024 yaitu

Moderate
Kab. Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe 2020 2021 2022 2023 2024  Pertanian, kehutanan, perikanan
 Sub sub sektor tanaman perkebunan
Kota Banda 4,7 4,9 5,3 5,7 6,1
Aceh  Industri Manufaktur
5,3  Sub sektor industri makanan dan minuman
KI Kuala Tanjung  Sub sektor industri karet, barang dari karet,
Kawasan Metropolitan dan plastik
Mebidangro KEK & KI SEI MANGKEI  Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
Kab. Simalungun, Sumut
sepeda motor
Pariwisata Danau Toba KPBPB Batam,  Sub sektor perdagangan besar dan eceran
Kab. Samosir, Sumut Bintan, Karimun bukan mobil dan sepeda motor
KEK Galang Batang
Kab. Bintan, Kepri  Tema pembangunan wilayah Sumatera yaitu
Kota Batam  Pusat produksi dan pengolahan hasil bumi dan
Kota lumbung energi nasional
Pekanbaru  Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan yang utama
Kota Baru Kota diarahkan untuk:
Padang Jambi
KEK Tanjung Api- Api  Operasionalisasi dan peningkatan investasi pada
Kab. Banyuasin, Sumatera KEK Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Tanjung
Selatan
Api-Api, Tanjung Kelayang.
Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI  Operasionaliasi KI Kuala Tanjung dan Tanggamus.
Kota Baru
Palembang KEK Tanjung Kelayang  Peningkatan investasi di KEK Sei Mangkei,
Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi Kab. Belitung, P. Bangka  Peningkatan peran dan investasi KPBPB Sabang,
Belitung
Kawasan Strategis Existing Kota Bengkulu Kawasan Metropolitan Batam, Bintan, dan Karimun terhadap wilayah
Patungrayaagung  Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
 Pengembangan kawasan metropolitan Mebidangro;
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan rencana pengembangan kawasan metropolitan
Kota Patungrayaagung
Kawasan Metropolitan KI Tanggamus Lampung
Kota Baru Daerah Tertinggal
84
REPUBLIK
INDONESIA

Pelabuhan KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN


Sabang
Jalan Lintas 1. Kawasan Banda Aceh dan Sekitarnya Tanaman pangan, Perikanan, Panas Bumi,
(PKN, KSN, PKSN) Industri, Pariwisata
1 Timur
2
2. Kawasan Lhokseumawe dan Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Bandara Sekitarnya (PKSN, KEK) Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Panas
Kualanamu
Bumi, Industri
Pelabuhan
3 Belawan 3. Kawasan Perkotaan Metropolitan Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Pelabuhan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Panas
11
Kuala (Mebidangro; PKN, KSN) Bumi, Industri, Pariwisata
Tanjung
Pelabuhan
Dumai Pelabuhan 4. Kawasan Pematang Siantar dan Tanaman pangan, Perkebunan, Minyak dan Gas
4 Sekupang Bandara Sekitarnya (KSPN, KEK, PKW,) Bumi, Industri, Pariwisata
7 Hang Nadim
8 9 5. Kawasan Padang Pariaman dan Tanaman pangan, Perikanan, Industri, Pariwisata
6 Sekitarnya (PKN, KSN)
Jalan Lintas 10

Barat 6. Kawasan Andalan Pekanbaru dan Tanaman pangan, Perkebunan, Pertambangan,


Sekitarnya (PKN) Minyak dan Gas Bumi, Industri
Pelabuhan
12 Tanjung Api-api
5 Bandara HAS
16 7. Kawasan Duri-Dumai dan Sekitarnya
Hanandjoeddin Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
15 (PKN, PKSN)
Minyak dan Gas Bumi, Industri
Pelabuhan
Teluk 14 17 8. Kawasan Andalan Laut Selat Malaka Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
Bayur
dan Sekitarnya (PKSN, PKW) Bumi

13
Pelabuhan 9. Kawasan Zona Batam-Tanjung
Bandara
18
Bakauheni Pinang dan Sekitarnya (PKN, KSN, Perikanan, Industri, Pariwisata
Fatmawati PKSN, KEK, PKW)
Soekarno
85
REPUBLIK
INDONESIA

KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN


Pelabuhan
Sabang
Jalan Lintas 10. Kawasan Andalan Laut Batam dan
Perikanan, Pertambangan, Pariwisata
1 Timur Sekitarnya
2
Bandara
Kualanamu
11. Kawasan Andalan Laut Natuna dan Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
Sekitarnya (PKSN, PKW) Bumi, Pariwisata
Pelabuhan
3 Belawan
Pelabuhan 11
Kuala
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
12. Kawasan Muara Bulian Timur
Tanjung Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Industri,
Pelabuhan Jambi dan Sekitarnya (PKN)
Dumai
Pariwisata
Pelabuhan
4 Sekupang Bandara
7 Hang Nadim
13. Kawasan Bengkulu dan Sekitarnya Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
8 9 (PKN) Panas Bumi, Industri, Pariwisata
6
Jalan Lintas 10
Tanaman pangan, Kehutanan, Perikanan,
Barat 14. Kawasan Palembang dan
Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Industri,
Sekitarnya (PKN, KSN)
Pelabuhan Pariwisata
12 Tanjung Api-api
5 Bandara HAS 15. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
16 Industri karet, kelapa sawit, dan petrokimia
Hanandjoeddin Api-api
15
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Pelabuhan 16. Kawasan Bangka (PKN)
Teluk 14 17 Industri, Pariwisata
Bayur
17. Kawasan Belitung (KSPN, KEK) Pertanian, Perkebunan, Industri, Pariwisata
13
Pelabuhan
Bandara
18
Bakauheni
Fatmawati 18. Kawasan Bandar Lampung-Metro Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Soekarno (PKN) Pertambangan, Panas Bumi, Industri, Pariwisata
86
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH JAWA-BALI 2020-2024
INDONESIA

 Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah


Pariwisata Kep.Seribu Jawa-Bali 2020-2024 yaitu
Kab. Kep.Seribu, DKI Jakarta
Kawasan Megapolitan  Industri Manufaktur
Kota Cilegon
Jabodetabek  Sub sektor industri pengolahan tembakau
 Sub sektor industri kulit, barang dari kulit
Kota Serang Kawasan Metropolitan  Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
Kawasan Metropolitan Kedungsepur
Bandung Raya Kawasan Metropolitan dan sepeda motor
Gerbangkertosusila
KEK Tanjung
KI Kendal  Sub sektor perdanganan mobil, sepeda
Kab. Kendal, Jawa
Lesung Kota Tengah motor dan reparasi
Kab. Pandeglang, Banten Baru KI Gresik
Maja Kab. Gresik,
Kota Tasikmalaya Pariwisata Jawa Timur Kawasan
Borobudur dan Metropolitan
Wilayah Jawa + Bali
sekitranya Sarbagita
Kab. Magelang,
Pariwisata
Moderate

Jawa Tengah
2020 2021 2022 2023 2024
Bromo- Destinasi
5,8 5,9 6,1 6,2 6,3 Semeru Pariwisata
Jawa Timur Utama – Bali
6,1

 Tema Pembangunan Wilayah Jawa-Bali yaitu:  Peningkatan Investasi di KI Gresik Kawasan Strategis Existing
 Pendorong industri, pariwisata, perdagangan  Pengembangan Kawasan megapolitan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
serta pangan nasional berkelanjutan Jabodetabekjur, kawasan metropolitan Bandung
 Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan yang utama Raya, Kedungsepur, Gerbangkertosusila, dan Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan
diarahkan untuk: Sarbagita Kawasan Megapolitan
 Operasionalisasi dan peningkatan investasi di KI
Kendal Kawasan Metropolitan
 Pengembangan Kawasan Pariwisata Borobudur, Kota Baru
Kepulauan Seribu, Bromo dan Semeru
 Peningkatan investasi di KEK Tanjung Lesung dan Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
Kawasan Pariwisata Bali Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
Daerah Tertinggal
87
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH NUSA TENGGARA 2020-2024
INDONESIA

Kawasan Strategis Existing


Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
Pariwisata Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan
KEK Labuan Bajo
Kab. Manggarai Daerah Tertinggal
Mandalika Barat, NTT
Kab. Lombok
Tengah, NTB
Kota Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
Kupan Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
Wilayah Nusa Tenggara g
Moderate

2020 2021 2022 2023 2024

4,3 4,4 4,8 4,9 5,1

4,7

 Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Nusa  Tema Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara yaitu:
Tenggara 2020-2024 yaitu  Pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata, peternakan,
 Pertanian, kehutanan, dan perikanan perikanan, dan kelautan, pertanian yang berdaya saing dengan prinsip
 Sub sub sektor peternakan berkelanjutan melalui pengembangan kawasan minapolitan
 Sub sub sektor tanaman pangan
 Penyediaan akomodasi dan makan minum
 Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk:
 Sub sektor penyediaan akomodasi
 Peningakatan Investasi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
 Sub sektor penyediaan makan minum
Mandalika dan kawasan pariwisata Labuan Bajo
 Pengembangan Kota Pelabuhan di Mataram dan Kupang

88
1 Pengembangan
REPUBLIK
INDONESIA
2 Jalan Tol
Jaringan Transmisi Listrik
4 Saluran Udara Tegangan Tinggi
3 5
8 9
7 11
6 10
12 13 14 17
16

Pengembangan Jalan Pengembangan Jalur Pengembangan Jalan 15


Lintas Selatan Jawa Kereta Api Lintas Pulau Sumbawa
Pengembangan Jalan
Lintas Pulau Timor

KAWASAN SEKTOR KAWASAN SEKTOR KAWASAN SEKTOR


STRATEGIS UNGGULAN STRATEGIS UNGGULAN STRATEGIS UNGGULAN
Kawasan Perkotaan Jakarta Industri, pariwisata, Kawasan Bogor-Puncak- Tanaman pangan, pariwisata Kawasan Surakarta, industri, pariwisata
(PKN, KSN) perikanan, perdagangan, Cianjur (Bopunjur dan Industri, perikanan, panas Boyolali, Sukoharjo, Tanaman pangan, panas
2 Jasa Sekitarnya) bumi Karanganyar, Wonogiri, bumi
(KSN) 2 Sragen, Klaten (Subosuko-
Kawasan Andalan Perikanan, pertambangan,
Wonosraten)
Laut Pulau Seribu 2 pariwisata, minyak dan gas Kawasan Cekungan Bandung Industri, Tanaman pangan,
(PKN) 8
(KSPN) bumi (PKN, KSN) pariwisata, perkebunan,
3
panas bumi
Kawasan Bojonegara-Merak- Industri, pariwisata, Kawasan Jawa Tengah Tanaman pangan,
Kawasan Cirebon-Indramayu- Tanaman pangan, industri Selatan (Purwokerto, pariwisata, pertambangan,
Cilegon Tanaman pangan,
Majalengka-Kuningan perikanan, panas bumi, Kebumen, Cilacap dan industri, perikanan, panas
(PKN) 1 perikanan, pertambangan,
(Ciayumaja Kuning) dan pertambangan, minyak dan Sekitarnya) bumi
panas bumi
Sekitarnya gas bumi (PKN)
4 7
Kawasan Andalan Perikanan, pertambangan, (PKN)
Laut Krakatau dan 1 Pariwisata Kawasan Yogyakarta dan pariwisata, Tanaman pangan, Kawasan Borobudur dan Pariwisata, Pertambangan
Sekitarnya Sekitarnya industri, perikanan, Sekitarnya dan panas bumi
(PKN) 6 Pertambangan (KSPN) 5
(KSPN, KEK)
89
1 Pengembangan
REPUBLIK 2 Jaringan Transmisi Listrik
INDONESIA
4 Jalan Tol
3 Saluran Udara Tegangan Tinggi
5 9
7 8 11
6 10
12 13 14 17
16

Pengembangan Jalan Pengembangan Jalur Pengembangan Jalan 15


Lintas Selatan Jawa Kereta Api Lintas Pulau Sumbawa Pengembangan Jalan
Lintas Pulau Timor

KAWASAN SEKTOR KAWASAN SEKTOR KAWASAN SEKTOR


STRATEGIS UNGGULAN STRATEGIS UNGGULAN STRATEGIS UNGGULAN
Kawasan Gresik, Tanaman pangan, Kawasan Denpasar-Ubud- pariwisata, Tanaman Kawasan Kupang dan - perikanan laut
Bangkalan, Mojokerto, perikanan, industri, Kintamani (Bali Selatan) pangan, industri, perikanan, Sekitarnya - pariwisata
panas bumi 15
Surabaya, Sidoarjo, pariwisata, panas bumi, 12 (PKN, PKSN)
9 (PKN, KSN)
Lamongan minyak dan gas bumi Kawasan Maumere-Ende kehutanan, pariwisata
(Gerbangkertosusila) Kawasan Singaraja dan Pariwisata, Tanaman (KSN) 16 industri, perikanan,
(PKN, KSN) Sekitarnya (Bali Utara) 12 pangan, perikanan, panas Tanaman pangan,
Kawasan Malang dan Tanaman pangan, (PKW) bumi perkebunan
Sekitarnya 10 perikanan Kawasan Lombok dan perikanan, pertambangan, panas bumi
13
(PKN, KSPN) industri, perkebunan Sekitarnya pariwisata Kawasan Ruteng-Bajawa perkebunan, perikanan
pariwisata, panas bumi PKN, KSPN (Mandalika), KEK (KSPN) pertambangan,
17
Kawasan Probolinggo - Tanaman pangan, Mandalika pariwisata, Tanaman
Pasuruan – Lumajang industri, pertambangan, Kawasan Bima (KSN) 14 Tanaman pangan, industri pangan, panas bumi
(PKW) 11 perkebunan, pariwisata, pariwisata, perikanan
perikanan, panas bumi pertambangan, panas bumi
90
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN 2020-2024
INDONESIA
Kawasan Strategis
Kalimantan Utara Wilayah Kalimantan

Moderate
2020 2021 2022 2023 2024
Kota Baru Tanjung
Selor 4,8 4,9 4,9 5,0 5,2

5,0

KEK. MBTK  Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Kalimantan


Kab. Kutai Timur , Kaltim 2020-2024 yaitu:
KI Landak
 Industri Manufaktur
 Sub sektor industri batu bara dan pengilangan migas
Kota Baru  Sub sektor industri kayu, barang dari kayu, dan
Pontianak gabus, dan lain-lain
Kota Samarinda  Pertanian, kehutanan, perikanan
Kawasan KI Ketapang
 Sub sub sektor tanaman perkebunan
Strategis Kota Balikpapan
Kalimantan Barat Kota  Pertambangan dan Penggalian
Palangkaraya  Sub sektor pertambangan batu bara
 Transportasi dan pergudangan
 Sub sektor angkutan sungai, danau, dan
Kota Baru Banjarbaru
penyebrangan
Kawasan KI Batulicin
Metropolitan Kab. Tanah Bumbu, Kalsel
 Tema Pembangunan Wilayah Kalimantan yaitu:
Banjarbakula
 Pusat produksi dan pengolahan hasil tambang, kehutanan,
KI Jorong dan lumbung energi nasional
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kab. Tanah Laut, Kalsel  Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk:
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan  Operasionalisasi KEK MBTK, KI Landak, Batulicin dan
Kawasan Strategis Existing Jorong.
Kawasan Metropolitan  Peningkatan investasi di KI Ketapang
Kota Baru Daerah Tertinggal  Pengembangan kawasan metropolitan Banjarbakula (Kota
Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
Banjarmasin dan sekitarnya).
 Pengembangan Jalur Kereta Api Kalimantan
Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
91
REPUBLIK
INDONESIA NO KWS. STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN

Kota Baru Kawasan Pontianak dan


Tanaman Pangan, Perikanan, Industri,
1. Sekitarnya (PKN & KSN
Tanjung Selor Khatulistiwa)
Pariwisata
Jalan Lintas
Utara Kawasan Singkawang dan
Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan,
2. Sekitarnya (PKW PKSN
Industri, Pariwisata
Perbatasan: Jagoibabang, Aruk)
Jalan Lintas Kawasan Ketapang dan Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
23 3.
Tengah Sekitarnya (PKW) Perikanan, Industri

Kota Baru Kawasan Kapuas Hulu dan


Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
4. Sekitarnya (PKW dan PKSN
Pontianak Perbatasan)
Pariwisata
18 Pelabuhan
6 Bontang Kawasan Sanggau (PKW dan Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
5.
PKSN Perbatasan) Perikanan, Minyak & Gas Bumi
2
19 Kawasan Andalan Laut
4 6. Perikanan, Pariwisata
Pontianak dan Sekitarnya
Kawasan Andalan Laut
5 7. Perikanan, Pariwisata
20 Ketapang dan Sekitarnya
Bandara 8. Kawasan PKN Palangkaraya
1 Supadio 11
21 Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
Pelabuhan Kawasan Sampit-Pangkalan Bun
Bandara Bandara 9. Perikanan, Pertambangan, Industri,
Ketapang (PKW)
Tjilik Riwut
10 Sepinggan Pariwisata
Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
10. Kawasan Buntok (PKW & KSN)
3 9 Kota Baru Minyak dan Gas Bumi, Pariwisata
8
Banjarbaru 11.
Kawasan Muara Teweh (PKW & Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
14 KSN) Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi
7 12
17 Kawasan Kuala Kapuas (PKW & Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
16 12.
Pelabuhan KSN) Perikanan, Minyak & Gas Bumi
Jalan Lintas Batulicin
13 15
Selatan Bandara
Kawasan Andalan Laut Kuala
Pelabuhan Kuala 13. Perikanan, Pertambangan, Pariwisata
Pembuang Syamsuddin Pembuang (PKL) 92
REPUBLIK
INDONESIA

NO KWS. STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN


Kota Baru
Kawasan Kandangan dan Tanaman Pangan, Perkebunan,Minyak dan
Tanjung Selor 14.
Sekitarnya (PKL) Gas Bumi, Pariwisata
Jalan Lintas
Utara Kawasan Banjarmasin Raya Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan,
15. dan Sekitarnya (PKN, PKW, & Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi,
KSN) Industri, Pariwisata
Jalan Lintas Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan,
23 Kawasan Batulicin (PKW &
Tengah 16. Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi,
KSN)
Industri, Pariwisata
Kota Baru
Pontianak Kawasan Andalan Laut Pulau
17. Perikanan, Pertambangan
Laut (PKW)
18 Pelabuhan
6 Bontang Tanaman Pangan, Kehutanan, Perikanan,
Kawasan Tanjung Redeb dan
18. Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi,
2 Sekitarnya (PKW)
19 Industri, Pariwisata
4
Kawasan Sangkulirang,
Sangata, dan Muara Wahau Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
5 19. Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
(Sasamawa) (PKW & KEK
20 Bumi, Industri, Pariwisata
MBTK)
Bandara
1 Supadio 11 Kawasan Bontang, Samarinda,
21 Tenggarong, Balikpapan, Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
Pelabuhan
Ketapang Bandara Bandara 20. Penajam dan Sekitarnya Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
Tjilik Riwut
10 Sepinggan (Bonsamtebajam) (PKN, PKW Bumi, Industri, Pariwisata
& KSN)
3 9 8 Kota Baru 21.
Kawasan Andalan Laut Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
Banjarbaru Bontang-Berau dan Sekitarnya Bumi, Pariwisata
14
7 12 Kawasan Tarakan, Tanjung
17
16 Salas, Nunukan, Pulau Bunyu, Tanaman Pangan, Kehutanan, Perkebunan,
Pelabuhan
Jalan Lintas Batulicin
22. dan Malinau (Tatapanbuma) Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
13 15 dan Sekitarnya (PKN, PKW & Bumi, Industri, Pariwisata
Selatan Pelabuhan Kuala Bandara
PKSN)
Pembuang Syamsuddin 93
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH SULAWESI 2020-2024
INDONESIA

Pariwisata Wilayah Sulawesi


Bunaken

Moderate
Sulawesi Utara 2020 2021 2022 2023 2024
Kota Baru Manado Kawasan Metropolitan 6,8 6,9 6,9 6,9 7,0
Bimindo
6,9
KI/KEK Bitung
Kab. Bitung, Sulut
KI/KEK Palu  Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Sulawesi 2020-
Kota Palu, Sulteng 2024 yaitu:
 Pertanian, kehutanan, perikanan.
 Sub sektor perikanan
KI Morowali  Sub sub sektor tanaman pangan
Pariwisata Tana
Toraja Kab.Morowali, Sulteng  Industri Manufaktur
Sulawesi Selatan  Sub sektor industri barang galian bukan logam
KI Konawe
Kab. Konawe,
Kawasan Strategis
Sultra  Tema Pembangunan Wilayah Sulawesi:
Sulawesi Selatan
Kota Kendari  Pusat Lumbung pangan (padi, jagung) nasional, perkebunan
Kawasan Metropolitan Kota Baru kakao, serta pengembangan industri pengolahan.
Mamminasata Makassar • Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk:
Pariwisata  Pengembangan Kawasan metropolitan Mamminasata dan
Wakatobi rencana pengembangan kawasan metropolitan Bimindo.
KI Bantaeng Sulawesi Tenggara
Kab.Bantaeng,  Operasionalisasi dan peningkatan investasi KEK Bitung
Sulsel  Peningkatan investasi di KEK Palu, KI Bantaeng, KI Morowali,
Kawasan Strategis Existing dan KI Konawe.
 Pengembangan Kawasan Pariwisata Bunaken dan Wakatobi
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis serta Tana Toraja diharapkan dapat mendorong peningkatan
sektor jasa.
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan Daerah Tertinggal
Kawasan Metropolitan Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
Kota Baru Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
94
Pelabuhan Toli-Toli Bandara Sam Ratulangi
Pelabuhan Bitung
REPUBLIK
INDONESIA 5
1 Rawan Banjir
KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN
2 Rawan Tanah Longsor 1. Kawasan Manado dan perikanan laut, pariwisata,

Pelabuhan
4 3 Sekitarnya (PKN, KSN,
Metropolitan, KEK, KI)
industri, pertambangan, tanaman
pangan, panas bumi
Rawan Gempa Bumi
Pantoloan Jalan Lintas Timur

Bandara
8 Pelabuhan Luwuk 2. Kawasan Dumoga- tanaman pangan, perkebunan,
Kotamobagu dan perikanan, pertambangan, panas
Mutiara Sekitarnya (PKW) bumi
6
3. Kawasan Gorontalo tanaman pangan, perikanan,
Jalan Lintas Tengah (PKN, PKSN, PKW, KSN) perkebunan, pertambangan,
7
` pariwisata, panas bumi
Rencana Jalur Kereta Api 4. Kawasan Marisa tanaman pangan, perkebunan,
Pulau Sulawesi perikanan, pertambangan

` 5. Kawasan Toli-toli dan Pertambangan, perkebunan,


Bandara Haluoleo
` Sekitarnya (PKSN, PKW) perikanan, tanaman pangan,
pariwisata

` ` Pelabuhan Kendari
6. Kawasan Poso dan
Sekitarnya (PKW)
tanaman pangan, perikanan,
pariwisata, perkebunan, industri
Pelabuhan
Makassar 7. Kawasan Kolonedale tanaman pangan, perikanan,
dan Sekitarnya (PKW, KI) pariwisata, perkebunan,
` agroindustri, pertambangan,
industri

8. Kawasan Palu dan Pertambangan, perikanan,


Sekitarnya (PKN, KSN, industri, tanaman pangan,
Bandara Sultan KEK, KI) perkebunan, pariwisata, panas
Hasanuddin bumi
95
Pelabuhan Toli- Bandara Sam Ratulangi
Pelabuhan Bitung
Toli
REPUBLIK
INDONESIA
Rawan Banjir

Rawan Tanah Longsor KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN


9. Kawasan Mamuju dan Perkebunan, tanaman pangan,
Pelabuhan Rawan Gempa Bumi
Jalan Lintas Timur Sekitarnya (PKN) kehutanan, agroindustri, perikanan,
Pantoloan
minyak dan gas bumi
Pelabuhan Luwuk 10. Majene
Bandara 8
11. Kawasan Asesolo/ Agroindustri, pertambangan,
Mutiara
Kendari perikanan, perkebunan, tanaman
Jalan Lintas pangan, industri, pariwisata
Tengah
12. Kawasan Kapolimu- Agroindustri, pertambangan,
Patikala Muna-Buton perikanan, tanaman pangan,
` 7 (KSPN, PKW) perkebunan, kehutanan, pariwisata,
minyak dan gas bumi
Rencana Jalur Kereta Api
Pulau Sulawesi 13. Kawasan Mowedong Agroindustri, pertambangan,
/Kolaka (PKW) perikanan, perkebunan, tanaman
9 ` 15 pangan
Bandara Haluoleo 14. Kawasan Pariwisata, industri, tanaman

10
` Mamminasata dan pangan, agroindustri, perikanan
11 Sekitarnya (Makassar,
` ` Pelabuhan Maros, Sungguminasa,
13 Kendari Gowa,Takalar)
Pelabuhan 15. Kawasan Palopo dan Pariwisata, perkebunan, tanaman
Makassar 12 Sekitarnya pangan, perikanan, pertambangan
` 16. Kawasan tanaman pangan, perkebunan,
14 Bulukumba-Watampone agroindustri, pariwisata, perikanan,
perdagangan, industri
17. Kawasan Pare-Pare Agroindustri, tanaman pangan,
Bandara Sultan
Hasanuddin dan Sekitarnya perikanan, perkebunan

96
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA 2020-2024
INDONESIA

Pariwisata Raja
Wilayah Papua
Ampat
Kab. Raja Ampat, Papua
Barat

Moderate
2020 2021 2022 2023 2024

6,0 6,2 6,7 7,3 7,6


Kota Baru Sorong
6,8 KEK Sorong
Kab. Sorong, Papua
Barat KI Bintuni Kota
 Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Papua 2020-
Kab. Bintuni, Papua Barat Jayapura
2024 yaitu:
 Pertanian, kehutanan, perikanan
 Sub sektor perikanan Kota Baru
 Sub sub sektor tanaman pangan Jayapura
 Sub sub sektor hortikultura
 Pertambangan dan Penggalian
 Sub sektor pertambangan bijih logam
 Transportasi dan pergudangan
 Sub sektor angkutan laut
Kawasan Strategis Existing
 Tema pembangunan Wilayah Papua:
 Pusat perikanan, pertanian, industri agro dan pangan, Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
pariwisata bahari dan alam, serta pertambangan berbasis
kampung masyarakat adat. Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan
 Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk:
 Pengembangan kawasan strategis di Merauke dan Kota Baru
Kawasan Pariwisata Raja Ampat. Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
 Operasionalisasi dan peningkatan investasi di KEK Sorong Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
dan KI Teluk Bintuni. Kawasan Strategis
Daerah Tertinggal Merauke
 Pengembangan kota pelabuhan di Jayapura, Sorong, dan
Merauke.
97
REPUBLIK
INDONESIA

Pelabuhan Ternate
8
Bandara Sultan Baabulah
KAWASAN STRATEGIS
MALUKU
SEKTOR UNGGULAN

1. Kawasan Seram (KSN, Tanaman pangan, kehutanan,


PKW) perkebunan, perikanan,
5 Jaringan Jalan Lintas Utara
pariwisata, panas bumi,
minyak dan gas bumi
2. Kawasan Kei-Aru- Pulau Perikanan, kehutanan,
6 Wetar-Pulau Tanimbar- perkebunan, industri, minyak
Bandara Sentani Saumlaki (PKSN) dan gas bumi
3. Kawasan Buru (PKW) Perkebunan, perikanan,
7 Tanaman pangan, pariwisata
4. Kawasan Andalan Laut perikanan laut,
Arafuru dan Sekitarnya pertambangan, pariwisata,
(PKW) minyak dan gas bumi
Bandara Patimura
3 1 5. Kawasan Ternate, Tidore, Perkebunan, perikanan laut,
Jaringan Jalan Arteri Ambon Sidangoli, Sofifi, Weda dan industri, pertambangan,
Sekitarnya (PKN, PKW, KI) pariwisata, Tanaman pangan,
Jaringan Jalan Lintas Tengah
panas bumi
Pelabuhan Ambon
4 6. Kawasan Bacan- Perkebunan, Tanaman
Halmahera Selatan (PKW) pangan, panas bumi
7. Kawasan Kepulauan Perkebunan, kehutanan,
Jaringan Jalan Lintas Sula (PKW) industri, pertambangan,
Perbatasan Pulau Papua
perikanan
2 8. Kawasan Andalan Laut
Halmahera-Morotai dan
perikanan laut,
pertambangan, pariwisata
Bandara Mopah Sekitarnya (PKSN, KSPN,
KEK)
9. Kawasan Ambon (PKN,
KI)
98
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH MALUKU 2020-2024
INDONESIA

Wilayah Maluku KEK Morotai


Kab. Morotai, Maluku Utara

Moderate
2020 2021 2022 2023 2024

5,5 5,6 5,8 5,8 6,0


KI Buli
5,7 Kab. Buli, Maluku Utara

Kota Baru Sofifi


 Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Maluku 2020-
2024 yaitu:
 Pertanian, kehutanan, perikanan.
 Sub sektor perikanan
 Sub sub sektor tanaman perkebunan
 Industri Manufaktur Kawasan Strategis Maluku
 Sub sektor industri kayu, barang dari kayu, dan gabus,
dan lain-lain
Kota Ambon
 Transportasi dan pergudangan
 Sub sektor angkutan sungai, danau, dan
penyebrangan

 Tema pembangunan Wilayah Maluku:


 Pusat pengembangan pangan, perikanan, dan energi Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI Kawasan Strategis Existing
• Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk: Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
 Operasionalisasi dan peningkatan investasi KEK Morotai Daerah Tertinggal
sebagai kawasan pariwisata Rencana Pengembangan Kota Metropolitan
 Operasionalisasi KI Buli serta rencana pengembangan
kawasan strategis Ambon.
 Pengembangan Kota Pelabuhan di Ternate, Halmahera, dan
Ambon

99
REPUBLIK
INDONESIA

Pelabuhan Ternate KAWASAN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN


Bandara Sultan Baabulah PAPUA
1. Kaw. Bintuni (KI) Tanaman pangan, perkebunan,
2. Kaw. Fak-Fak (Bomberai) pertambangan, perikanan, industri,
Jaringan Jalan Lintas Utara dan Sekitarnya (PKW) minyak & gas bumi
3. Kaw. Sorong & Kehutanan, pertambangan, perikanan
Sekitarnya (PKN, PKSN, laut, industri, minyak dan gas bumi
3 4 KEK, KI)
5 Bandara Sentani 4. Manokwari (PKW)
5. Kaw. Biak (KSN, PKSN, Pariwisata, perikanan, industri,
1 10 7 PKW) pertambangan, perkebunan, kehutanan

6. Kaw. Nabire & Sekitarnya Tanaman pangan, perkebunan,

2 (PKW) pertambangan

Bandara 6 7. Kaw. Memberamo-Lereh


(Jayapura) dan Sekitarnya
Industri, Tanaman pangan, perkebunan,
pertambangan, kehutanan, perikanan,
Patimura Jaringan Jalan Arteri Ambon
9 (PKN, PKSN) pariwisata
Jaringan Jalan Lintas Tengah
Pelabuhan Ambon 11 8. Kaw. Merauke (PKN,
PKSN)
Industri, kehutanan, perkebunan,
perikanan, Tanaman pangan
9. Kaw. Wamena (PKW) Pertanian, perkebunan, minyak & gas
bumi
Jaringan Jalan Lintas 10. Kaw. Laut Jayapura- Perikanan, pariwisata
Perbatasan Pulau Sarmi (PKW)
Papua
11. Kaw. Pertambangan, kehutanan, industri,
Timika(Tembagapura) & pariwisata, Tanaman pangan,
Bandara Mopah 8 Sekitarnya (PKN) perkebunan, perikanan, minyak dan gas
bumi
12. Kaw. Andalan Laut Raja Pertambangan, pariwisata, minyak dan
Ampat Bintuni gas bumi
100

Anda mungkin juga menyukai