Bappenas - KPU - 24 September 2018 PDF
Bappenas - KPU - 24 September 2018 PDF
Disampaikan pada :
Diseminasi RPJPN 2005-2025 kepada Peserta Pemilu Presiden 2019
Komisi Pemilihan Umum
Jakarta, 25 September 2018
REPUBLIK
OUTLINE
INDONESIA
2. RPJPN 2005-2025
2.1 Modal Dasar
2.2 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025
2.3 Sasaran Pokok RPJPN 2005-2025
2.4 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024
4. KOMITMEN GLOBAL
4.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs)
4.2 Konvensi Global Perubahan Iklim
3
REPUBLIK
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
INDONESIA
4
REPUBLIK
RPJPN SEBAGAI ACUAN PENYUSUNAN RPJMN
INDONESIA
MISI
• Melindungi Segenap Bangsa Indonesia
• Memajukan Kesejahteraan Umum
• Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
• Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang Berdasarkan Kemerdekaan,
Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial
5
REPUBLIK
INDONESIA
Pasal 4 ayat (2) menjelaskan bahwa RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif
Pasal 14, Ayat (1) menjelaskan Menteri PPN/Kepala Bappenas menyiapkan rancangan awal RPJM
Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal
Pasal 4, ayat (2) yang menyatakan bahwa RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM
Nasional yang memuat visi, misi, dan program Presiden
6
REPUBLIK
INDONESIA
7
REPUBLIK
2.1 MODAL DASAR
INDONESIA
8
REPUBLIK
2.2 VISI DAN MISI RPJPN 2020-2025 (1/2)
INDONESIA
VISI
INDONESIA INDONESIA YANG
2025 MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR
9
2.2 VISI DAN MISI RPJPN 2020-2025 (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA
1 2 3 4
Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Indonesia
masyarakat berakhlak bangsa yang masyarakat demokratis aman dan bersatu
mulia, berbudaya dan berdaya-saing berlandaskan hukum
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila
5 6 7 8
Mewujudkan Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesia
pemerataan asri dan lestari menjadi negara berperan penting dalam
pembangunan dan kepulauan yang mandiri, pergaulan dunia
berkeadlian maju dengan basis International
kepentingan Nasional
10
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (1/4)
INDONESIA
11
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (2/4)
INDONESIA
Terwujudnya Indonesia demokratis, Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh
berlandaskan hukum dan berkeadilan rakyat serta terjaganya keutuhan wilayah NKRI,
dan kedaulatan negara
12
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (3/4)
INDONESIA
Terwujudnya pembangunan yang lebih merata Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari:
dan berkeadilan:
1. Tingkat pembangunan yang merata ke seluruh wilayah 1. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA
melalui peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
masyarakat, dan berkurangnya kesenjangan
2. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan
2. Kemandirian pangan kekhasan SDA untuk mewujudkan nilai tambah, daya
3. Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan saing bangsa, serta modal pembangunan nasional
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh
3. Kesadaran, sikap menatal dan perilaku masyarakat
masyarakat, yang didukung dengan sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi
akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh lingkungan hidup
4. Lingkungan perkotaan dan perdesaan yang lebih baik,
berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah untuk
masyarakat.
13
REPUBLIK
2.3 SASARAN POKOK RPJPN 2005-2025 (4/4)
INDONESIA
1. Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai 1. Memperkuat dan mempromosikan identitas nasional
perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia sebagai negara demokratis dalam tatanan
2. Meningkatnya dan menguatnya SDM bidang kelautan masyarakat internasional
yang didukung IPTEK 2. Memulihkan posisi penting Indonesia sebagai
3. Menetapkan wilayah NKRI, asset dalam kerangka negara demokratis
pertahanan negara 3. Meningkatnya kepemimpinan dan kontribusi
4. Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan Indonesia dalam kerja sama internasional untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut mewujudkan dunia yang aman dan damai
secara berkelanjutan 4. Terwujudnya kemandirian nasional dan konstelasi
global, dan meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri
14
2.4 ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN 2020-2024 (TAHAP IV)
REPUBLIK
INDONESIA
I RPJMN 2005 - 2009 Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya
saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat
15
REPUBLIK
EMPAT FOKUS TAHAPAN RPJMN 2020-2024 SESUAI RPJPN 2005-2025
INDONESIA
Tujuan RPJMN ke-4 dapat tercapai dengan acuan pada empat fokus pembangunan sebagai berikut:
Terjaganya
daya dukung
dan daya
tampung Tujuan RPJM 2020-2024 ke-4
Struktur Perekonomian lingkungan,
makin maju dan kokoh dalam
ditandai dengan daya mewujudkan Mewujudkan Masyarakat
saing perekonomian pembangunan Indonesia yang :
yang kompetitif berkelanjutan Mandiri,
Maju,
Adil dan makmur
melalui :
Kesejahteraan
masyarakat yang
terus meningkat
Struktur Perekonomian
Kelembagaan yang Kokoh;
politik dan Keunggulan Kompetitif
hukum Wilayah;
SDM Berkualitas.
16
REPUBLIK
FOKUS 1 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA
Kelembagaan Politik dan Hukum yang terpercaya dan kokoh ditandai dengan terwujudnya hal-hal sebagai berikut:
17
REPUBLIK
FOKUS 2 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA
Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat, dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang
berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral Pancasila.
01 02 03 04
Kesejahteraan masyarakat Mantapnya SDM yang Meningkatnya kesehatan SDM yang berkarakter,
yang terus meningkat berkualitas dan berdaya dan status gizi masyarakat, berakhlak mulia, toleran
saing, yang ditandai dengan meningkatnya tumbuh terhadap keberagaman,
ditunjukkan oleh makin bergotong royong, dan
tinggi dan meratanya meningkat dan kembang optimal, patriotik
tingkat pendapatan meratanya akses, kualitas, dan kesejahteraan dan
masyarakat dengan relevansi pendidikan, serta perlindungan anak,
meningkatnya kemampuan terwujudnya kesetaraan
jangkauan lembaga
Iptek
jaminan sosial yang lebih gender, serta penduduk
menyeluruh tumbuh seimbang
18
REPUBLIK
FOKUS 3 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA
Terbentuknya struktur perekonomian yang semakin kokoh akan berdampak pada daya saing perekonomian yang kuat dan
meningkatkan keterpaduan antara industri dan sektor jasa sehingga menimbulkan pembangunan yang berkelanjutan.
01 02 03 04
05 06 07 08
Tercapainya
Terselenggaranya jaringan elektrifikasi
perdesaan
transportasi, pos dan Kebutuhan hunian terpenuhi
telematika yang andal bagi dan dengan skema pembiayaan
Tingkat pengangguran terbuka seluruh masyarakat yang elektrifikasi
dan jumlah penduduk miskin yang efisien sehingga terwujud
menjangkau seluruh wilayah rumah tangga kota tanpa permukiman kumuh
yang makin rendah NKRI
19
REPUBLIK
FOKUS 4 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
INDONESIA
Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan sebagai upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan
di dalam rencana pembangunan nasional.
01 02 03
Terkendalinya
Terpeliharanya Meningkatnya nilai pencemaran dan
keanekaragaman hayati tambah dan daya saing kerusakan lingkungan
dan kekhasan SDA dari SDA hidup
20
REPUBLIK
INDONESIA
21
REPUBLIK
INDONESIA
22
REPUBLIK
A. BIDANG SDM, KEPENDUDUKAN, IPTEK, DAN KEBUDAYAAN
INDONESIA
Pembangunan Sosial Budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan masyarakat , terutama dalam rangka mewujudkan visi bangsa yang
berdaya saing, masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab, serta pembangunan yang merata dan berkeadilan
3 Pendidikan
Rata-rata lama
sekolah meningkat 4 Kesehatan 6 Kebudayaan
1 Indeks
2 2005: 7,30 tahun
Pembangunan
Manusia (IPM)
Kependudukan
2017: 8.45 tahun
Angka Kematian Ibu
5 Iptek Meningkatnya peran 7 Kesetaraan
Gender
kebudayaan dalam
meningkat Angka Melek Huruf menurun (tahun
Peringkat Global pembangunan Indeks Pembangunan
meningkat 2015: 305/100.000
2005: 90,9 % Competitiveness Index Gender (IPG)
70,81 kelahiran hidup) Kontribusi ekonomi
66,53 2017: 95,50 % (GCI) naik meningkat:
(2017) kreatif berbasis seni 2010: 89.42%
(2010) Rata-rata tingkat
kelahiran membaik Stunting Baduta 2005-2006: 69 budaya terhadap PDB 2017: 90,96%
Angka Partisipasi
menurun (tahun 2017-2018: 36 meningkat
Sekolah (APS) usia 7-
TFR (2003) = 2,63 18 tahun meningkat 2016: 26,1%) 2010: Rp 525,96 Triliun Indeks Pemberdayaan
Prestasi Olahraga TFR (2015) = 2,28 2016: Rp 922,59 Triliun Gender (IDG)
2005: 85,79 %
meningkat (SUPAS 2015) meningkat:
2017: 91,42 % Kepesertaan JKN Jumlah paten yang
meningkat (Per 1 2010: 68.15%
Peringkat Asian didaftarkan 2017: 71,74%
Games Administrasi September 2018: meningkat
2006: 22 Kependudukan 201,6 juta jiwa atau Indeks Ketimpangan
2018: 4 Belum 76,1%) 2007 = 5.174 Gender menurun
Terintegrasi 2017= 9.877
23
REPUBLIK
B. BIDANG KETENAGAKERJAAN, PENANGGULANGAN KEMISKINAN & UKM
INDONESIA
Salah satu sasaran pokok perwujudan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera adalah
berkurangnya tingkat pengangguran terbuka dan tingkat kemiskinan.
58,22%
80% 10%
8%
60%
69,83%
5,13%
6%
40%
4%
41,78%
2005 30,17%
20% 2%
0% 0%
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
140
120 -17 110
120 +5 -7
94 -12
100 84 +26
Efficiency
75 +7 115 108
80 103 96
+10
60 43 +32 +9
40
20
0
2008- 2009- 2010- 2011- 2012- 2013- 2014- 2015- 2016- 2017-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
24
REPUBLIK
C. BIDANG EKONOMI
INDONESIA
Pencapaian visi bidang ekonomi terlihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi dan proses transformasi struktural, serta terjaganya stabilitas makroekonomi
Jan-05
Jan-06
Jan-07
Jan-08
Jan-09
Jan-10
Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Jan-15
Jan-16
Jan-17
Jan-18
Jul-05
Jul-06
Jul-07
Jul-08
Jul-09
Jul-10
Jul-11
Jul-12
Jul-13
Jul-14
Jul-15
Jul-16
Jul-17
Jul-18
2 2
Ekspor industri Indonesia perlu ditingkatkan
2 PDB per kapita Indonesia mendekati batas
kelas menengah ke atas
Cadangan devisa cenderung terus meningkat agar bisa setara dibandingkan negara-negara
lain
Perkembangan PDB per kapita (USD, harga berlaku) 140.000 Cadangan Devisa dan Neraca Pembayaran Kontribsi Ekspor Non Migas Industri terhadap Total
Tahun 120.000 Ekspor Non Migas (Persen)
GNI Per 2017
kapitaPDB/kapipta USD 3.877; GNI/kapita USD 3.533
2017 USD 3.533
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
(20.000)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
25
REPUBLIK
D. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (1/2)
INDONESIA
Setelah lebih dari 10 tahun di implementasikan, dampak RPJPN terhadap pembangunan bidang politik, hukum, pertanahan dan keamanan
telah menunjukkan kemajuan di berbagai kehidupan masyarakat meliputi kehidupan demokrasi, diplomasi, penegakan hukum,
pertahanan dan keamanan serta birokrasi.
Indeks demokrasi Indonesia yang Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Terwujudnya masyarakat yang
relatif stabil dan cenderung meningkat Pertahanan (Minimum Essential berbudaya hukum dan anti-korupsi
dari 63,70 (2009) menjadi 72,11 (2017) Force/MEF) 2010-2018 sebesar 60,4% ditandai dengan peningkatan Indeks
Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dari 3,55
Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang (indikator persepsi 3,54 dan indikator
lebih baik ditandai dengan tingkat pengalaman 3,58) menjadi 3,71
partisipasi pemilih sebesar 75,11% Kontribusi industri pertahanan dalam
(indikator persepsi 3,81 dan indikator
(Pemilu Legislatif 2014), 71,31% negeri, pada tahun 2018 sebesar
pengalaman 3,60) periode 2012-2017.
(Pemilu Presiden 2014). Tingkat 49,8%. Dari 7 program prioritas
partisipasi pada Pilkada Serentak industri pertahanan telah terlaksana 2
63,9% (2015), 74,89% (2017), 74,02% program (29%)
(2018)
26
REPUBLIK
D. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (2/2)
INDONESIA
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi beberapa capaian telah menunjukkan trend positif ditandai dengan peningkatan indeks RB
skor “B” ke atas dari 2015-2017, di tingkat K/L dari 86,84% menjadi 96,25% dan di provinsi dari 8,82% menjadi 47,06% serta capaian
lainnya sebagai berikut:
27
E. BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH
REPUBLIK
INDONESIA
RPJPN 2005-2025 menekankan pada pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
dalam pembangunan, walaupun untuk realisasi proyek pembangunannya masih membutuhkan upaya ekstra dan sinergi antar pihak.
Perkembangan proyek
Pengembangan wilayah-wilayah Capaian Rencana Tata Progres Rencana Detail Tata
penguatan pusat
perbatasan dan tertinggal Ruang Wilayah Provinsi dan Ruang untuk kawasan
pertumbuhan wilayah di
Kab/Kota di Indonesia perbatasan
Indonesia
Pengendalian pertumbuhan wilayah
dengan aspek pembangunan
berkelanjutan
28
REPUBLIK
F. BIDANG SARANA PRASARANA
INDONESIA
Pembangunan sarana dan prasarana Indonesia telah mengalami kemajuan secara signifikan dibandingkan dengan sebelum/awal
pelaksanaan RPJPN tahun 2004/2005 untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
Dalam mewujudkan Indonesia asri dan lestari, terdapat tiga sasaran pokok, yakni pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya
alam, mewujudkan SDA yang memiliki nilai tambah, serta peningkatan awareness masyarakat.
Pencapaian
Laju deforestasi (dalam dan
Berkontribusi pada Tersusunnya pedoman CEPA*) luar kawasan) berkurang dari
pertumbuhan ekonomi, dan RAN**) keanekaragaman 1,17 juta ha/tahun (2003-2006)
penyerapan tenaga kerja dan hayati 2003-2020 menjadi 480 ribu ha/tahun
perbaikan lingkungan (2016-2017)
Meningkatnya kawasan
konservasi perairan laut dari Meningkatnya akses Meningkatnya pemanfaatan Membaiknya pengendalian
6,84 juta ha (2005) menjadi masyarakat pada pemanfaatan keanekaragaman hayati aspek lingkungan hidup pada
19,1 juta ha (2017) dan SDA sebagai sumber ekonomi proses penambangan
pemanfaatan ekonomi hutan nasional.
*) CEPA = Communication Education and Public Awareness
**) RAN = Rencana Aksi Nasional
30
REPUBLIK
INDONESIA
31
REPUBLIK
ISU STRATEGIS BIDANG EKONOMI
INDONESIA
10
32 5
Share Industri Manufaktur (Persen PDB)
30 0
-5 Rata-rata1968-1979 Rata-rata1980-1996 Rata-rata 2000-2017
28 7,5% 6,4% 5,3%
-10
26 -15 Asia Financial Crisis
1968 1975 1982 1989 1996 2003 2010 2017
24
Defisit Transaksi
22
Berjalan Masih Tinggi
18 20
2
8 8,5 9 9,5 10 10,5 10
PDB per Kapita, PPP (konstan 2011 USD), log 0 0
-10
Indonesia Malaysia Thailand -2
-20
Indikasi premature deindustrialization: kontribusi industri turun -30 -4
lebih cepat dibandingkan dengan negara tetangga sebelum 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
mencapai sumbangan tertinggi Miliar USD Persen PDB - RHS
32
REPUBLIK
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN EKONOMI 2020 - 2024
INDONESIA
01
Regulasi yang tumpang tindih Tidak Berjalannya Transformasi
dan birokrasi yang menghambat Struktural
Indikator:
02
Rendahnya kualitas SDM dan
produktivitas tenaga kerja Kontribusi industri
manufaktur menurun
03 Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas infrastruktur yang
Stagnan
masih rendah Kontribusi dan
produktivitas tenaga
04 Intermediasi sektor keuangan kerja manufaktur
Rendahnya Inovasi dan relatif stagnan
rendah, dan pasar keuangan yang
Kualitas Investasi
dangkal
Konstribusi ekspor
05 Sistem dan besarnya penerimaan
manufaktur terhadap total Defisit Transaksi Berjalan
pajak belum cukup memadai untuk
ekspor rendah Relatif Masih Tinggi
mendorong pertumbuhan & stabilitas
06 Penciptaan nilai
Sistem inovasi yang tidak efektif tambah dan devisa
Tantangan
07 Pemanfaatan Sumber
Fasilitasi transformasi struktural
Keterkaitan hulu-hilir yang lemah Pertumbuhan Baru
melalui peningkatan efisiensi,
(Pariwisata dan Ekonomi
produktivitas, nilai tambah dan
Digital/Kreatif)
penciptaan permintaan
33
REPUBLIK
PENDUDUK USIA PRODUKTIF MENCAPAI PUNCAK PADA 2020-2024
INDONESIA
• Bonus demografi paling tinggi diperoleh pada periode 2020-2024: periode kunci pemanfaatan bonus demografi.
• Penduduk usia produktif 174-180 juta pada 2020-2024: paling banyak di wilayah Asia Tenggara
• Optimalisasi bonus demografi perlu dilakukan melalui pembangunan manusia yang holistik dan terintegrasi
34
REPUBLIK
TINGKAT KEMISKINAN KRONIS (EXTREME POVERTY)
INDONESIA
0
5,34 3,46 3,77 4,33% orang sangat miskin
2009 2013 2017
<0,8GK 0,8GK-GK GK-1,2GK
18% Tingkat Kemiskinan Kronis Per Provinsi di Indonesia Penduduk Sangat Miskin Maret 2017:
16% 9,8 juta (3,77 %)
14%
12% Keadaan Perumahan 2017
64,6 % di pedesaan
10%
Air minum tidak layak 84% 73,54 % bekerja di pertanian
8%
(K+D)
6% Tak ada toilet 31%
4%
Tak ada listrik 10% 67% Jumlah ART: 5+ orang
2%
36% berumur 0-14 tahun
0% Lantai tanah 16%
73% Tamat SD ke bawah
Jambi
Bengkulu
Papua
Aceh
DKI Jakarta
Kalimantan Utara
Lampung
Kep Babel
Jawa Barat
Bali
Sulawesi Utara
Jawa Timur
Papua Barat
Banten
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Sumatera Barat
Riau
Jawa Tengah
Sulawesi Barat
Maluku
Nusa Tenggara Timur
Sumatera Utara
Kepulauan Riau
Kalimantan Selatan
Gorontalo
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
DI Yogyakarta
Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan
36
REPUBLIK
ISU STRATEGIS BIDANG SARANA DAN PRASARANA
INDONESIA
37
REPUBLIK
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN WILAYAH
INDONESIA
Wilayah
Wilayah Sumatera
Sumatera Wilayah Kalimantan
Wilayah Kalimantan Wilayah Sulawesi
Wilayah Sulawesi
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 21,7 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 8,2 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 6,1
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 7,0
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,4 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 6,2 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,9
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 5.969,1 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 988,5 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 2.107,6
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,2 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,0 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,9
Wilayah
Wilayah Maluku
Maluku
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 0,5
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 6,7
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 13,4
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 398,7
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 7,6
Wilayah
WilayahJawa
Jawa +
+ Bali WilayahNusa
Wilayah Nusa Tenggara
Tenggara Wilayah Papua
Wilayah Papua
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 60,0 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,6 Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,9
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 5,6 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 2,1 Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,5
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 9,2 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 18,3 Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 26,7
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 14.112,9 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.882,9 Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.123,3
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,8 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 3,3 Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,2
• Kemiskinan di KTI (18,01%)*, KBI (10,33%)*, perdesaan • Penduduk perkotaan yang akan mencapai 60% dan
(13.47%)* dan perkotaan (7,20%)* yang tinggi bonus demografi 2030
• Ketimpangan Pendapatan Perdesaan (0,324) -Perkotaan • Kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi
(0,4) nasional yang rendah (1% urbanisasi menghasilkan
• Konsentrasi kegiatan ekonomi di KBI terutama Pulau hanya 4% PDB, di India 13% PDB)
Jawa
01 Terjadi peningkatan suhu antara 0,3- 1,5°C 01 Kualitas Air: peningkatan polutan BOD dan COD
(skenario RCP4.5) dan 0,5- 1,5°C (skenario pada tahun 2024 diproyeksi mendekati ambang batas
RCP8.5) dalam periode 2020-2045 (Proyeksi BMKG yang diperbolehkan (KLHS RPJMN 2020-2024);
dalam Kaji Ulang RAN API 2018).
Peningkatan potensi bahaya perubahan iklim, Proporsi Lahan: Share tutupan hutan nasional
02 02
antara lain: terhadap luas daratan nasional menurun dari 54%
(2000) menjadi 44% (2030) dan Pulau Jawa memiliki
• Potensi kekeringan: terutama Nusa
kontribusi terkecil, dari 25% (2000) menjadi 20% (2030)
Tenggara, Jawa dan Sumatera bagian utara;
• Potensi abrasi: Lebih dari 1820 km garis
pantai di seluruh wilayah pulau besar di
Indonesia berstatus sangat rentan; dan 03 Keanekaragaman Hayati : peningkatan ancaman
• Peningkatan tinggi gelombang terhadap derajat keterpaduan habitat alami di seluruh
ekstrem: kenaikan gelombang hingga lebih Indonesia sehingga diperlukan restorasi dan/atau
dari 1 meter di hampir seluruh wilayah perairan pemulihan ekosistem yang berada pada ambang batas
Indonesia sehingga memperkecil wilayah daya dukung
tangkap nelayan dengan ukuran kapal <10 GT
dan membahayakan keselamatan pelayaran
terutama untuk kapal-kapal di bawah 30 GT
40
REPUBLIK
ISU STRATEGIS KEHUTANAN
INDONESIA
0,5 juta hektar 14,5 juta hektar 32 juta hektar 30% dari 554
tutupan hutan hilang terdapat konflik kawasan hutan Kawasan konservasi
per tahun (rata-rata tenurial tidak berhutan tidak berfungsi sesuai
1990 – 2017) mandat
Kondisi Umum Sumber Daya Air Neraca Air Permukaan Indonesia 2015 :
Surplus Secara Total Namun Persebaran Tidak Merata
400.000,00
KEBUTUHAN (Juta m3)
Juta m3
699.414 699.414 699.414 699.414 100.000,00
42
REPUBLIK
INDONESIA
43
4.1 TPB/SDGs:
REPUBLIK
INDONESIA
TRANSFORMASI MDGs MENJADI SDGs
MDGs SDGs
44
4.1 TPB/SDGs:
REPUBLIK
INDONESIA KAITAN ANTARA SDGs DENGAN FOKUS PEMBANGUNAN
Goal 16
Goal 1 Goal 2
• Indeks Perilaku anti Korupsi • Tingkat Kerawanan Pangan
• Tingkat Kemiskinan
• Perlindungan sosial • Indeks Lembaga Demokrasi • Pertanian Berkelanjutan
• Pelayanan Dasar • Indeks Kebebasan Sipil
• Indeks Hak-Hak Sipil Goal 7
Goal 2 • Bauran energi barukan
• Prevalence of undernourishment (POU)
• Prevalensi Stunting pada Balita Goal 8
• Laju Pertumbuhan PDB per Kapita
Goal 3 • Pekerja non formal sektor pertanian
• Angka Kematian Ibu
• Prevalensi dan Insidensi Penyakit Po Goal 9
Menular dan Tidak Menular lh • Nilai tambah manufaktur terhadap PDB
uk • Penduduk terlayani Mobile Broadband
Goal 4 am
• Rata-rata Lama Sekolah Goal 12
• Angka Partisipasi Pendidikan • Pengarusutamaan SCP di dalam Dokumen
a
• Kualitas Pendidikan
u si •
Perencanaan
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Goal 5 an Pem
• ASFR (Age specific Fertility Rate) M bangunan
Goal 14
• Kesetaraan Gender • Kawasan konservasi perairan
Infr
• Prevalensi kekerasan terhadap anak
perempuan dan perempuan
Ekonomi • Tangkapan ikan berada dalam biologis yang aman
Goal 15
astr
• Tutupan hutan dan lahan
Kewilayahan • Rehabilitasi lahan terdegradasi
uktu
Goal 6 Goals 9 Goal 17
• Air minum layak Pembangunan • Pertumbuhan ekspor Produk Non Migas
• Sanitasi Layak
r
prasarana transportasi
• Pengelolaan Sumber
Daya Air Goal 11
Perumahan layak huni Goal 10 Goal 11
Goal 7 Sistem transportasi • Koefisian Gini • Penduduk kota yang
Rasio elektrifikasi yang aman • Daerah tertinggal tinggal di daerah kumuh
yang terentaskan • Ruang terbuka perkotaan
45
4.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM:
REPUBLIK
INDONESIA
PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA SEBAGAI PLATFORM BARU PEMBANGUNAN NASIONAL
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) adalah kebijakan perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi investasi
rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024 dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi
GRK. Daya dukung dan daya tampung SDA dan LH menjadi faktor penentu dalam perumusan kebijakan dan target PRK.
Trade Off
Dampak/
Tekanan
Energi Industri Daya Tampung Air
+
Kelautan
IKLH
KEBIJAKAN
Pertanian Kehutanan Emisi
PEMBANGUNAN
Daya Dukung
Kehati
Ketersediaan
Intensitas Emisi
Trade Off Target
GRK
Ekonomi Kemiskinan Emisi
Sektor
46
4.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM:
PROSES KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RPJMN 2020-2024
REPUBLIK
INDONESIA
DAN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON
1 2 3 4
47
REPUBLIK
INDONESIA
V. RPJMN 2020-2025
(RANCANGAN TEKNOKRATIK)
48
REPUBLIK
INDONESIA
49
REPUBLIK
TEMA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
INDONESIA
Adil Berkesinambungan
50
REPUBLIK
KERANGKA PEMBANGUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIS RPJMN 2020-2024
INDONESIA
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
2020-2024 dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
PENGARUSUTAMAAN 51
51
REPUBLIK
INDONESIA
52
REPUBLIK
GAMBARAN PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA
INDONESIA
10,00
Pertumbuhan potensial
Indonesia terus menurun
5,00 terutama dibandingkan
masa sebelum krisis Asia.
Namun pada tahun 2017
- ada kecenderungan
membaik, diperkirakan
pada kisaran 5,2 persen,
(5,00)
sebagai dampak
reformasi struktural di
(10,00) antaranya perbaikan
infrastruktur dan iklim
investasi
(15,00)
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Sumber: Estimasi Bappenas
Growth Accounting HP Filter AS1 AS2 Aktual
53
REPUBLIK
SIMULASI KERANGKA EKONOMI MAKRO
INDONESIA
* TPAK berdasarkan data agustus 2017, pertumbuhan investasi tahun 2017, tingkat pengangguran Februari 2018, rata-rata lama sekolah tahun 2016, pertumbuhan TFP berdasarkan estimasi Bappenas
Dari perhitungan potential growth, arah pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020-2024 dapat ditunjukkan melalui tiga skenario, yaitu Low, Moderat, dan High Scenario. Pencapaian
pertumbuhan ekonomi tersebut tergantung dari efektivitas perbaikan kebijakan lintas sektor (kebijakan reformasi struktural).
54
HASIL SIMULASI PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI
REPUBLIK
INDONESIA
(SISI PRODUKSI DAN SISI PENGELUARAN)
Gambaran Pertumbuhan Ekonomi
Sisi Pengeluaran:
RATA-RATA 2020-2024
(SKENARIO RENDAH DAN TINGGI) • Konsumsi Rumah Tangga tumbuh seiring
Gambaran Industri: meningkatnya pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi 5,40 – 7,05
Sisi Produksi: • Pertumbuhan investasi meningkat
Pertanian: mendukung pengembangan industry
• Pertumbuhan ekonomi 3,57 – 3,94 pengolahan
didorong oleh
Perdagangan: • Ekspor akan tumbuh seiring dengan
transformasi struktural
5,51 – 6,03 berkembangnya industri pengolahan.
yang diindikasikan
dengan peningkatan Konstruksi: • Pengeluaran pemerintah lebih efektif dan
industri pengolahan. 5,42 – 5,96 efisien.
55
• Sektor pertanian tetap Pertambangan:
meningkat, pasokan bagi 0,57 – 0,88 C: 5,21 – 5,37*
industri pengolahan.
Transportasi:
• Sektor jasa-jasa produktif: 8,68 – 9,11 PERTUMBUHAN I: 7,45 – 8,25
Perdagangan, konstruksi,
transportasi, infokom, dan Infokom:
EKONOMI
10,84 – 11,62
5,4 – 6,0 6,75 – 7,60
jasa keuangan akan turut X:
berkembang.
Jasa Keuangan:
• Sektor listrik tumbuh 7,15 – 7,84 M: 7,56 – 8,00
mendukung
pengembangan sektor Listrik:
industri. 4,01 – 4,48 Perhitungan Bappenas
G: 3,28– 4,11
PERTUMBUHAN
EKONOMI KEMISKINAN PENGANGGURAN KETIMPANGAN
Kondisi Saat Ini (2018) 5,27%* 9,82% 5,13% 0,389 *) Kuartal II 2018
56
REPUBLIK
PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
INDONESIA
Sumatera Sulawesi
2020 4,7 2020 6,8
Kalimantan Maluku
2024 6,1 2024 7,0
2020 4,6 2020 5,5
Pertumbuhan Ekonomi 2024 5,2 2024 6,0
Regional Berdasarkan Asumsi
Skenario Moderat
(5,7 Persen)
Kebijakan pengembangan
Jawa-Bali
wilayah diarahkan untuk
memacu pertumbuhan 2020 5,8 Papua
Nusa Tenggara
ekonomi di luar Jawa 2024 6,3 2020 6,0
2020 4,3
2024 5,1 2024 7,6
Sumber: Bappenas
57
REPUBLIK
INDONESIA
58
REPUBLIK
5.3.1 KONDISI INVESTASI 5 TAHUN KE DEPAN (2020-2024)
INDONESIA
Sumber Pembiayaan
Total Kebutuhan Investasi* Rp Triliun Share (%)
Rp38.083,5 – Rp38.854,4 Triliun Tabungan Dalam Negeri 35.503,8 – 36.419,4 93,2 – 93,7
Tabungan Luar Negeri 2.435,0 – 2.579,7 6,3 – 6,8
Perlunya peningkatan peran swasta dalam memenuhi kebutuhan investasi, antara lain melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
Isu Strategis saat ini:
1. Penguatan kerangka regulasi dan kebijakan.
2. Optimasi integrasi kelembagaan.
3. Terbatasnya kapasitas pembiayaan serta instrument investasi melalui pasar keuangan (termasuk peningkatan financial literacy dan financial inclusion).
59
5.2.3 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN SDA: TINGKAT PERTUMBUHAN
REPUBLIK
INDONESIA
PDB DENGAN KETERBATASAN SUMBER DAYA ALAM
7,0%
6,0%
Perbandingan Skenario Pertumbuhan PDB
(Baseline Keterbatasan SDA, Normal) “
Keterbatasan sumber daya alam
(deplesi Air, Energi dan Hutan)
diproyeksikan semakin
5,0%
menghambat pertumbuhan
4,0% ekonomi apabila tidak dilakukan
intervensi kebijakan
3,0%
”
pembangunan yang pro terhadap
2,0% carrying capacity
1,0%
0,0%
2020
2033
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
Ketersediaan Tingkat
Sumber Daya pertumbuhan
Alam PDB real
Baseline - Simulasi Pertumbuhan PDB dengan keterbatasan SDA
Catatan: Hasil simulasi sementara dan akan dilakukan validasi
Normal - Proyeksi Pertumbuhan PDB Bappenas tanpa Mempertimbangkan
Keterbatasan SDA (2020-2024: 5.7%, 2025-2030: 6%, 2031-2045: 5.6% )
60
5.3.2 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN SDA:
REPUBLIK
INDONESIA
KONDISI KRITIS SUMBER DAYA PENOPANG PEMBANGUNAN
Ketersediaan air di Pulau Jawa diproyeksikan mendekati
Peningkatan potensi deforestasi hingga tahun
kelangkaan mutlak di tahun 2020
2045 akibat pertambahan lahan pertanian
(<500m3/kapita/tahun)
Keterbatasan
Sumberdaya
61
5.3.2 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN SDA:
INTERVENSI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON UNTUK MENDORONG
PERTUMBUHAN PDB
REPUBLIK
INDONESIA
7,0%
Reforestasi dan Pengurangan
Laju Deforestasi
6,0%
5,0%
Peningkatan kualitas lingkungan
hidup
4,0%
3,0%
Peningkatan produktivitas
pertanian dan efisiensi
2,0% pemanfaatan sumber daya
1,0%
Peningkatan penggunaan energi
baru dan terbarukan serta
0,0%
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 peningkatan efisiensi energi
Catatan: Hasil simulasi sementara dan akan segera dilakukan validasi Ketersediaan Tingkat Pertumbuhan
Sumber Daya PDB
62
REPUBLIK
INDONESIA
63
REPUBLIK
INDONESIA
64
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA:
REPUBLIK
INDONESIA
PELAYANAN DASAR DAN PERLINDUNGAN SOSIAL
Isu Strategis Arah Kebijakan Isu Strategis Arah Kebijakan
TFR
Memperluas pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi 28 juta penduduk
tinggi 2,4 Jangka Panjang ) dan kesehatan reproduksi sesuai BABS
(SDKI, 2017) karakteristik wilayah
No.2 di G20 Memperkuat sistem layanan air minum dan
sanitasi berkelanjutan untuk menuntaskan
73 juta
penduduk akses universal dan pencapaian akses aman
tanpa akses air
1/3 Balita minum layak
Stunting 1. Memperkuat intervensi spesifik dan sensitif
penurunan stunting terintegrasi pada lokus prioritas
TBC No.2
di Dunia 2. Memperkuat pelayanan kesehatan dasar dan upaya
promotif dan preventif Pendanaan,
1/3 Penduduk
menderita
cakupan Memperbaiki skema pendanaan, pelaksanaan,
kepesertaan,
tekanan darah
dan dan kelembagaan SJSN.
tinggi
kelembagaan
SJSN belum
optimal
65
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA:
REPUBLIK
INDONESIA
SDM BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
Isu Strategis Arah Kebijakan Isu Strategis Arah Kebijakan
Prestasi Olahraga
1. Memperluas akses dan skema pembiayaan bagi masih perlu Meningkatkan budaya dan prestasi
wirausaha ditingkatkan
(hanya 1 medali
olahraga berbasis cabang olahraga
98,7% wirausaha emas pada olimpiade
di Indonesia 2. Mengembangkan kewirausahaan berbasis Olimpiade 2016)
berskala mikro teknologi dan sosial
(tenaga kerja
kurang dari 5
3. Meningkatkan kemudahan berusaha (perijinan, 1. Menyediakan fasilitas dan regulasi kerja
orang)
investasi, insentif, dll) melalui OSS (Online Single TPAK yang ramah perempuan
Submission) perempuan
51% 2. Meningkatkan partisipasi angkatan kerja
perempuan di sektor formal
66
REPUBLIK
INDONESIA
67
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA
PANGAN DAN PERTANIAN
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
01 02
Memantapkan penyediaan pangan utama dalam negeri
03 Share PDB sektor Pertanian Pemantapan infrastruktur pada sentra produksi tanaman
pangan; dan meningkatkan dukungan infrastruktur untuk
12,68%, menampung 29% sentra produksi perkebunan, hortikultura, peternakan,
Kondisi serta Pemanfaatan Waduk Serbaguna
penduduk usia kerja termasuk optimalisasi pemanfaatan waduk yang terbangun.
dan Irigasi Belum Optimal
68
ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA
ENERGI, MINERAL DAN PERTAMBANGAN
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
01 02 01 02
Tingginya ketergantungan
terhadap BBM menyebabkan
impor BBM yang sangat besar
yaitu mencapai 41% dari
konsumsi BBM.
Pemanfaatan EBT belum optimal
(bauran EBT 8,4%).
7 Arah
Kebijakan Peningkatan
Produksi, Cadangan
Migas dan Batubara
Akselerasi
Pemanfaatan Energi
Baru dan Terbarukan
03 04 03 04 05
Meningkatkan
kapasitas kilang dan
Pertambangan pembangkit listrik
Berkelanjutan Peningkatan dan
2020 2021 2022 2023 2024 pengembangan listrik
69
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
70
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA PARIWISATA
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
71
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA EKONOMI KREATIF DAN DIGITAL
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
Ekraf
SDM kreatif khususnya pada generasi muda, yang
Ketersediaan infrastruktur untuk didukung penguatan seni dan budaya , serta kreativitas
Share PDB konten sebagai substansi dasar pengembangan produk
Share Tenaga Kerja mendukung pengembangan
7,44% 14,28% kreativitas; kreatif;
Rp 922,59 2. Pengembangan infrastruktur dan ruang kreatif yang
16,91 juta didukung kemudahan berusaha dan penyediaan insentif
Triliun Akses pendanaan, termasuk bagi bagi inovasi dan diklat vokasi;
wirausaha baru;
3. Peningkatan akses pembiayaan dan investasi yang
sesuai, mudah diakses dan kompetitif;
Perlindungan hak atas kekayaan 4. Peningkatan dukungan riset dan akses informasi
intelektual (HKI); melalui kerjasama triple helix (pemerintah, akademisi, dan
Ekraf
72
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
REPUBLIK
INDONESIA INDUSTRI MANUFAKTUR
Kondisi Saat Ini Isu Strategis Arah Kebijakan
Strategi Industrialisasi
Gejala premature de-industrialisasi
Kontribusi PDB industri Peningkatan Peningkatan Manfaat FTA dan
dimana kontribusi PDB industri di
di Indonesia cenderung Keterampilan+Kompetensi SDM Promosi Ekspor
Indonesia yang turun lebih cepat
menurun menjadi di dan Tata Kelola Usaha
dibandingkan dengan negara-negara
bawah 20 persen Peningkatan Manuservice dan
yang setara
Inovasi melalui Kerja Sama Industri Daur Ulang
Triple Helix
Pemanfaatan Pengungkit
Produktivitas tenaga kerja Investasi yang Berorientasi Keunggulan Kompetitif: Industry
Peningkatan jumlah dan kualitas
industri cenderung GPN, Teknologi dan Ekspor 4.0, Ekonomi Kreatif dan Digital
SDM industri sesuai dengan
stagnan selama lebih dari
kebutuhan industri Peningkatan Produktivitas dan
3 dekade Optimasi Permintaan: Pasar
Kualitas Produksi Sektor Primer Domestik, Industri Halal, Healthy
and Leisure Lifestyle
Kontribusi ekspor industri Ketersediaan Infrastruktur,
Nilai ekspor industri Indonesia lebih rendah Energi dan Logistik
mencapai 44,95 persen dibandingkan dengan negara-
dari total ekspor negara setara, terutama untuk Fokus Pengembangan Subsektor
produk yang berteknologi tinggi
1. Perkuatan industri hulu dan antara terutama di subsektor kimia dan
logam
Ketergantungan impor yang
tinggi: 71 persen impor Rendahnya basis industri hulu dan 2. Peningkatan ekspor subsektor unggulan:
(bahan baku dan barang pendukung • Sub-sektor berbasis teknologi: otomotif , mesin dan peralatan
modal) sektor industri elektronik
• Sub-sektor padat karya: tekstil dan produk tekstil, dan alas kaki
• Sub-sektor berbasis SDA: makanan minuman, pengolahan ikan,
CPO dan turunannya
73
REPUBLIK
INDONESIA
74
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (1/2)
75
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2/2)
76
REPUBLIK
INDONESIA
77
REPUBLIK
INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM (1/2)
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
79
REPUBLIK
INDONESIA
80
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN
INDONESIA
TERIMA KASIH
82
REPUBLIK
INDONESIA
83
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA 2020-2024
REPUBLIK
INDONESIA
KPBPB Sabang
Wilayah Sumatera
Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah
KEK Arun Lhokseumawe Sumatera 2020-2024 yaitu
Moderate
Kab. Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe 2020 2021 2022 2023 2024 Pertanian, kehutanan, perikanan
Sub sub sektor tanaman perkebunan
Kota Banda 4,7 4,9 5,3 5,7 6,1
Aceh Industri Manufaktur
5,3 Sub sektor industri makanan dan minuman
KI Kuala Tanjung Sub sektor industri karet, barang dari karet,
Kawasan Metropolitan dan plastik
Mebidangro KEK & KI SEI MANGKEI Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
Kab. Simalungun, Sumut
sepeda motor
Pariwisata Danau Toba KPBPB Batam, Sub sektor perdagangan besar dan eceran
Kab. Samosir, Sumut Bintan, Karimun bukan mobil dan sepeda motor
KEK Galang Batang
Kab. Bintan, Kepri Tema pembangunan wilayah Sumatera yaitu
Kota Batam Pusat produksi dan pengolahan hasil bumi dan
Kota lumbung energi nasional
Pekanbaru Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan yang utama
Kota Baru Kota diarahkan untuk:
Padang Jambi
KEK Tanjung Api- Api Operasionalisasi dan peningkatan investasi pada
Kab. Banyuasin, Sumatera KEK Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Tanjung
Selatan
Api-Api, Tanjung Kelayang.
Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI Operasionaliasi KI Kuala Tanjung dan Tanggamus.
Kota Baru
Palembang KEK Tanjung Kelayang Peningkatan investasi di KEK Sei Mangkei,
Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi Kab. Belitung, P. Bangka Peningkatan peran dan investasi KPBPB Sabang,
Belitung
Kawasan Strategis Existing Kota Bengkulu Kawasan Metropolitan Batam, Bintan, dan Karimun terhadap wilayah
Patungrayaagung Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan metropolitan Mebidangro;
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan rencana pengembangan kawasan metropolitan
Kota Patungrayaagung
Kawasan Metropolitan KI Tanggamus Lampung
Kota Baru Daerah Tertinggal
84
REPUBLIK
INDONESIA
13
Pelabuhan 9. Kawasan Zona Batam-Tanjung
Bandara
18
Bakauheni Pinang dan Sekitarnya (PKN, KSN, Perikanan, Industri, Pariwisata
Fatmawati PKSN, KEK, PKW)
Soekarno
85
REPUBLIK
INDONESIA
Jawa Tengah
2020 2021 2022 2023 2024
Bromo- Destinasi
5,8 5,9 6,1 6,2 6,3 Semeru Pariwisata
Jawa Timur Utama – Bali
6,1
Tema Pembangunan Wilayah Jawa-Bali yaitu: Peningkatan Investasi di KI Gresik Kawasan Strategis Existing
Pendorong industri, pariwisata, perdagangan Pengembangan Kawasan megapolitan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
serta pangan nasional berkelanjutan Jabodetabekjur, kawasan metropolitan Bandung
Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan yang utama Raya, Kedungsepur, Gerbangkertosusila, dan Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan
diarahkan untuk: Sarbagita Kawasan Megapolitan
Operasionalisasi dan peningkatan investasi di KI
Kendal Kawasan Metropolitan
Pengembangan Kawasan Pariwisata Borobudur, Kota Baru
Kepulauan Seribu, Bromo dan Semeru
Peningkatan investasi di KEK Tanjung Lesung dan Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
Kawasan Pariwisata Bali Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
Daerah Tertinggal
87
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH NUSA TENGGARA 2020-2024
INDONESIA
4,7
Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Nusa Tema Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara yaitu:
Tenggara 2020-2024 yaitu Pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata, peternakan,
Pertanian, kehutanan, dan perikanan perikanan, dan kelautan, pertanian yang berdaya saing dengan prinsip
Sub sub sektor peternakan berkelanjutan melalui pengembangan kawasan minapolitan
Sub sub sektor tanaman pangan
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk:
Sub sektor penyediaan akomodasi
Peningakatan Investasi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
Sub sektor penyediaan makan minum
Mandalika dan kawasan pariwisata Labuan Bajo
Pengembangan Kota Pelabuhan di Mataram dan Kupang
88
1 Pengembangan
REPUBLIK
INDONESIA
2 Jalan Tol
Jaringan Transmisi Listrik
4 Saluran Udara Tegangan Tinggi
3 5
8 9
7 11
6 10
12 13 14 17
16
Moderate
2020 2021 2022 2023 2024
Kota Baru Tanjung
Selor 4,8 4,9 4,9 5,0 5,2
5,0
Moderate
Sulawesi Utara 2020 2021 2022 2023 2024
Kota Baru Manado Kawasan Metropolitan 6,8 6,9 6,9 6,9 7,0
Bimindo
6,9
KI/KEK Bitung
Kab. Bitung, Sulut
KI/KEK Palu Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah Sulawesi 2020-
Kota Palu, Sulteng 2024 yaitu:
Pertanian, kehutanan, perikanan.
Sub sektor perikanan
KI Morowali Sub sub sektor tanaman pangan
Pariwisata Tana
Toraja Kab.Morowali, Sulteng Industri Manufaktur
Sulawesi Selatan Sub sektor industri barang galian bukan logam
KI Konawe
Kab. Konawe,
Kawasan Strategis
Sultra Tema Pembangunan Wilayah Sulawesi:
Sulawesi Selatan
Kota Kendari Pusat Lumbung pangan (padi, jagung) nasional, perkebunan
Kawasan Metropolitan Kota Baru kakao, serta pengembangan industri pengolahan.
Mamminasata Makassar • Pusat-pusat pertumbuhan yang utama, diarahkan untuk:
Pariwisata Pengembangan Kawasan metropolitan Mamminasata dan
Wakatobi rencana pengembangan kawasan metropolitan Bimindo.
KI Bantaeng Sulawesi Tenggara
Kab.Bantaeng, Operasionalisasi dan peningkatan investasi KEK Bitung
Sulsel Peningkatan investasi di KEK Palu, KI Bantaeng, KI Morowali,
Kawasan Strategis Existing dan KI Konawe.
Pengembangan Kawasan Pariwisata Bunaken dan Wakatobi
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis serta Tana Toraja diharapkan dapat mendorong peningkatan
sektor jasa.
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan Daerah Tertinggal
Kawasan Metropolitan Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
Kota Baru Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
94
Pelabuhan Toli-Toli Bandara Sam Ratulangi
Pelabuhan Bitung
REPUBLIK
INDONESIA 5
1 Rawan Banjir
KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN
2 Rawan Tanah Longsor 1. Kawasan Manado dan perikanan laut, pariwisata,
Pelabuhan
4 3 Sekitarnya (PKN, KSN,
Metropolitan, KEK, KI)
industri, pertambangan, tanaman
pangan, panas bumi
Rawan Gempa Bumi
Pantoloan Jalan Lintas Timur
Bandara
8 Pelabuhan Luwuk 2. Kawasan Dumoga- tanaman pangan, perkebunan,
Kotamobagu dan perikanan, pertambangan, panas
Mutiara Sekitarnya (PKW) bumi
6
3. Kawasan Gorontalo tanaman pangan, perikanan,
Jalan Lintas Tengah (PKN, PKSN, PKW, KSN) perkebunan, pertambangan,
7
` pariwisata, panas bumi
Rencana Jalur Kereta Api 4. Kawasan Marisa tanaman pangan, perkebunan,
Pulau Sulawesi perikanan, pertambangan
` ` Pelabuhan Kendari
6. Kawasan Poso dan
Sekitarnya (PKW)
tanaman pangan, perikanan,
pariwisata, perkebunan, industri
Pelabuhan
Makassar 7. Kawasan Kolonedale tanaman pangan, perikanan,
dan Sekitarnya (PKW, KI) pariwisata, perkebunan,
` agroindustri, pertambangan,
industri
10
` Mamminasata dan pangan, agroindustri, perikanan
11 Sekitarnya (Makassar,
` ` Pelabuhan Maros, Sungguminasa,
13 Kendari Gowa,Takalar)
Pelabuhan 15. Kawasan Palopo dan Pariwisata, perkebunan, tanaman
Makassar 12 Sekitarnya pangan, perikanan, pertambangan
` 16. Kawasan tanaman pangan, perkebunan,
14 Bulukumba-Watampone agroindustri, pariwisata, perikanan,
perdagangan, industri
17. Kawasan Pare-Pare Agroindustri, tanaman pangan,
Bandara Sultan
Hasanuddin dan Sekitarnya perikanan, perkebunan
96
REPUBLIK
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA 2020-2024
INDONESIA
Pariwisata Raja
Wilayah Papua
Ampat
Kab. Raja Ampat, Papua
Barat
Moderate
2020 2021 2022 2023 2024
Pelabuhan Ternate
8
Bandara Sultan Baabulah
KAWASAN STRATEGIS
MALUKU
SEKTOR UNGGULAN
Moderate
2020 2021 2022 2023 2024
99
REPUBLIK
INDONESIA
2 (PKW) pertambangan