Anda di halaman 1dari 27

ROADMAP BAB PKPO POKJA SPBP TAHUN 2018-2019

PENANGGUNG AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET


NO RENCANA KEGIATAN
JAWAB 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PKPO 1 PENGORGANISASIAN
1 Regulasi mengenai organisasi yang mengelola pelayanan kefarmasian

▪ Kebijakan pelayanan kefarmasian


▪ Pedoman pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat rumah sakit
▪ struktur organisasi, uraian tugas masing masing staf
2 Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin dan melakukan supervisi sesuai
dengan penugasannya
▪ Bukti izin (STRA dan SIPA) semua apoteker
▪ uraian jabatan supervisi
▪ SK pengangkatan supervisi
▪ bukti laporan pelaksanaan supervisi
▪ bukti form ceklis
3 bukti pelaksanaan sekurang- kurangnya satu kajian pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat yang didokumentasikan selama 12
bulan terakhir

▪ Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan kefarmasian minimal

setahun sekali (Formularium rumah sakit, bukti reviuw formularium)


4 bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tersedia bagi
semua yang terlibat dalam penggunaan obat
▪ Informasi di unit pelayanan :
a. Formularium
b. Daftar obat high alert
c. Daftar obat LASA
d. Daftar Oba Emergensi
e. Form log suhu

5 Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan obat sesuai peraturan


perundang- undangan.
5

▪ Pedoman pelayanan farmasi Dokumen implementasi : Indikator


kesalahan obat
6 Terlaksana tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan obat

▪ Buat evaluasi dari laporan dan indikator


PKPO 2 SELEKSI DAN PENGADAAN
1 Ada regulasi tentang organisasi yang menyusun formularium RS
berdasarkan kriteria yang disusun secara kolaboratif sesuai peraturan
perundang-undangan.

▪ SK PEMBENTUKAN komite/ tim farmasi dan terapi dilengkapi dengan


uraian tugas
▪ bukti rapat komite komite/ tim farmasi dan terapi
2 bukti pelaksanaan apabila ada obat yang baru ditambahkan dalam
formularium, maka ada proses untuk memantau bagaimana
penggunaan obat tersebut dan bila terjadi efek obat yang tidak
diharapkan, efek samping serta medication error.
▪ buat form usulan obat baru
▪ Form monitoring penggunaan obat baru
Bukti laporan efek obat yang tidak
▪ diharapkan

▪ bukti laporan efek samping obat


▪ bukti laporan medication error
3
bukti implementasi untuk memantau kepatuhan terhadap formularium
baik dari persediaan maupun penggunaanya
▪ Bukti pelaksanaan monitoring tentang kepatuhan terhadap
formularium termasuk:
1) aspek persediaan
2) aspek penggunaan

4 bukti pelaksanaan formularium sekurang-kurangnya dikaji setahun sekali


berdasarkan informasi tentang keamanan dan efektivitas
▪ Bukti pelaksanaan tentang kajian formularium tahunan

PKPO 2.1 PENGADAAN


1
Ada regulasi pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, serta berkhasiat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
▪ regulasinya harus dari jalur resmi
▪ berdasarkan kontrak termasuk hak akses meninjau ke tempat
penyimpanan dan transportasi sewaktu-waktu

▪ ada garansi keaslian obat


2
Ada bukti bahwa manajemen rantai pengadaan (supply chain
management) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
▪ Pedoman kriteria menambah dan mengurangi obat dalam
formularium
▪ Bukti pelaksanaan manajemen rantai pengadaan termasuk RS
memiliki akses untuk meninjau proses penyimpanan dan transportasi

3 Ada bukti pengadaan obat berdasar atas kontrak


▪ MOU dengan pemasok obat
PKPO 2.1.1 PENGADAAN SEWAKTU-WAKTU JIKA OBAT KOSONG
1 Ada regulasi pengadaan bila sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat
dibutuhkan
▪ Regulasi tentang cara pengadaan bila stok kosong/tidak tersedianya
saat dibutuhkan termasuk:
1) meminta konfirmasi ke dokter tentang adanya obat subtitusi
2) berdasarkan perjanjian kerja sama dengan apotik/RS/supplier
untuk menjamin keaslian obat

▪ SPO bila persediaan obat atau stok kosong obat di RS


2
Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta saran substitusinya.

▪ Buku catatan permintaan obat atau alkes kosong atau tidak


tersedia
▪ Formulir permintaan obat atau alkes kosong atau tidak tersedia

3 Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi regulasi tersebut


▪ Sosialisasi SPO dan tempatkan SPO di unit
PKPO 3 PENYIMPANAN
1
Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, dan aman


Pedoman penyimpanan obat untuk masing-masing area
penyimpanan (Obat high risk, LASA, Elektrolit konsentrat, B3, Gas
medis,Obat narkotika dan psikotropika, Obat radioaktif, dll)

▪ Kebijakan pelaporan obat dari tiap unit


2
Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat
diberi label yang terdiri atas isi/nama obat, tanggal kadaluarsa, dan
peringatan khusus

Kebijakan Pelabelan obat dan bahan Kimia yang digunakan untuk
menyiapkan obat
▪ Stiker LASA, High Alert, stiker B3,
3
Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar
kondisi obat tetap stabil, termasuk obat yang disimpan di luar instalasi
farmasi
▪ Bukti pelaksanaan monitoring suhu dan kelembaban ruangan dan
lemari pendingin
▪ Stiker LASA, High Alert, stiker B3,
4
Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara teratur oleh apoteker
untuk memastikan penyimpanan obat dilakukan dengan baik

Bukti supervisi apoteker tentang penyimpanan obat emergensi, B3,


narkotika psikotropika, gas medis dan obat radioaktif meliputi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi

5 Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari kehilangan serta


pencurian di semua tempat penyimpanan dan pelayanan
▪ Kebijakan pelaporan obat dari tiap unit
▪ kartu stok
5

▪ stok opname
3.1 TATA KELOLA BAHAN BERBAHAYA DAN NARKOTIK
1
Ada regulasi pengaturan tata kelola bahan berbahaya, serta obat
narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
peraturan perundangundangan
▪ Kebijakan penulisan resep narkotika / psikotropika
▪ Pedoman pelayanan tentang penyimpanan produk nutrisi
▪ Kebijakan identifikasi dan penyimpanan obat yang dibawa pasien
2 Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi.
▪ SPO Penyimpanan produk nutrisI
▪ Form rekonsiliasi obaT
▪ Catatan supervise
3 Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta psikotropika yang baik,
benar, dan aman sesuai dengan regulasi
▪ Catatan supervise
4 Ada bukti pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

Bukti tentang laporan bulanan dan pencatatan penggunaan narkotika
psikotropika secara offline atau online (Laporan dinkes dan BPOM)
3.2 TATA KELOLA BAHAN ELEKTROLIT
1
Ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan menyimpan elektrolit
konsentrat di tempat rawat inap kecuali bila dibutuhkan secara klinik
dan apabila terpaksa disimpan di area rawat inap harus diatur
keamanannya untuk menghindari kesalahan.

▪ Kebijakan obat OWATI (obat kewaspadaan tinggi)


Kebijakan penyimpanan obat-obat emergency, standart emergency
▪ di masing-masing unit

▪ SPO penyimpanan obat emergency


▪ SPO penggantian obat emergency
2 Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan
aman sesuai dengan regulasi
▪ Catatan supervise
3 Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus diwaspadai (high
alert) sesuai dengan regulasi
3.3▪PENYIMPANAN
Catatan supervise
DAN PENGAWASAN OBAT OBAT TERTENTU

1 Ada regulasi pengaturan penyimpanan obat dengan ketentuan


khusus meliputi butir a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan
1


Pedoman penyimpanan produk nutrisi,, obat dan bahan radioaktif,
obat yang dibawa pasien ke rumah sakit, obat program atau
bantuan pemerintah/ pihak lain
2 Ada bukti penyimpanan produk nutrisi yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi
▪ Catatan supervisi
3
Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi.
▪ Catatan supervisi
4 Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa pasien sebelum rawat
inap yang baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi
▪ Catatan supervisi
5 . Ada bukti penyimpanan obat program atau bantuan
pemerintah/pihak lain yang baik, benar, dan aman sesuai dengan
regulasi
▪ Catatan supervisi
6 Ada bukti penyimpanan obat yang digunakan untuk penelitian yang
baik, benar, dan aman sesuai dengan regulasi.
▪ Catatan supervisi
3.4 KEAMANAN OBAT EMERGRNCY
1
Ada regulasi pengelolaan obat emergensi yang tersedia di unit-unit
layanan agar dapat segera dipakai untuk memenuhi kebutuhan darurat
serta upaya pemeliharaan dan pengamanan
dari kemungkinan pencurian dan kehilangan

▪ Kebijakan penyimpanan obat-obat emergency, standart emergency


di masing-masing unit

▪ SPO penyimpanan obat emergency


▪ SPO penggantian obat emergency
2 Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan siap pakai.
▪ daftar obat emergensi disetiap tempat penyimpanan termasuk
tanggal kadaluwarsa
▪ Catatan supervisi
3
Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap penyimpanan obat emergensi
dan segera diganti apabila dipakai, kadaluwarsa, atau rusak
3

▪ Bukti supervisi tentang penyimpanan obat emergensi:


1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
3.5 PENARIKAN KEMBALI (RECALL) OBAT KADALUARSA DAN TIDAK LAYAK
PAKAI/RUSAK
1
Ada regulasi penarikan kembali (recall) dan pemusnahan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak layak
pakai karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa
▪ Kebijakan dan SPO penarikan obat
▪ Kebijakan dan SPO pengelolaan obat kadaluarsa
▪ Kebijakan dan SPO pemusnahan obat
2 Ada bukti pelaksanaan penarikan kembali (recall) sesuai dengan regulasi
yang ditetapkan.
▪ Bukti pelaksanaan penarikan obat rusak, kadaluwarsa, ditarik oleh
pemerintah, termasuk sisa narkotika psikotropika yang rusak
3 Ada bukti pelaksanaan pemusnahan sesuai dengan regulasi yang
ditetapkan.
▪ Berita acara pemusnahan obat
PKPO 4 PERESEPAN/PERMINTAAN OBAT DAN INSTRUKSI PENGOBATAN
1
Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan
secara benar, lengkap, dan terbaca, serta menetapkan staf medis yang
kompeten dan berwenang untuk melakukan peresepan/permintaan obat
dan instruksi pengobatan
▪ Regulasi tentang permintaan obat/peresepan/instruksi pengobatan
termasuk:
1) Permintaan obat/peresepan/instruksi pengobatan benar,
lengkap dan terbaca
2) Penetapan dokter beserta daftar dokter yang berhak menulis
resep/permintaan obat/memberi instruksi pengobatan umum
3) Penetapan dokter beserta daftar dokter yang berhak menulis
resep/permintaan obat/memberi instruksi pengobatan khusus

2 Ada bukti peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan


dilaksanakan oleh staf medis yang kompeten serta berwenang.
▪ Bukti permintaan obat/resep/instruksi pengobatan dilakukan oleh
staf medis sesuai daftar.

▪ SPO bila resep tidak terbaca atau tidak jelas


3 Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan rekonsiliasi obat
pada saat pasien masuk, pindah
unit pelayanan, dan sebelum pulang

▪ SPO rekonsiliasi obat


▪ Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh apoteker
4 Rekam medis memuat riwayat penggunaan obat pasien
▪ Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam rekam medis
4.1 PENGERTIAN DAN SYARAT KELENGKAPAN RESEP
1
Ada regulasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir a) sampai
dengan g) pada maksud dan tujuan serta penetapan dan penerapan
langkah langkah untuk pengelolaan peresepan/ permintaan obat,
instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap, dan tidak terbaca
agar hal tersebut tidak terulang kembali

▪ syarat elemen kelengkapan resep butir a s/d g


▪ langkah-langkah untuk menghindari kesalahan pengelolaan
peresepan/ permintaan obat dan instruksi pengobatan
▪ pengelolaan resep yang tidak benar, tidak lengkap dan tidak terbaca
sesuai EP 3

▪ pengelolaan resep khusus sesuai EP 4


2 Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen resep lengkap yang
meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan
▪ Form telaah resep
3 Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan resep yang tidak benar, tidak
lengkap, dan tidak terbaca
▪ SPO bila resep tidak terbaca atau tidak jelas
▪ Bukti pelaksanaan konfirmasi ke staf medis
4 Ada bukti pelaksanaan proses untuk mengelola resep khusus, seperti
darurat, standing order, berhenti automatis (automatic stop order),
tapering, dan lainnya

▪ Bukti pelaksanaan pengelolaan resep khusus.


4.2 INDIVIDU YANG DIBERI KEWENANGAN MENULISKAN RESEP
1 Ada daftar staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau
menulis resep yang tersedia di semua unit pelayanan
▪ Bukti daftar staf medis yang kompeten dan berwenang menulis
resep umum dan khusus
2
Ada bukti pelaksanaan rumah sakit menetapkan dan melaksanakan
proses untuk membatasi jika diperlukan jumlah resep atau jumlah
pemesanan obat yang dapat dilakukan oleh staf medis yang diberi
kewenangan.
▪ SK direktur tentang yang berhak menuliskan resep serta daftar orang
dan siapa yang berhak memesan obat dan alkes

3 Ada bukti staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau
menulis resep atau memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit
layanan
farmasi atau oleh lainnya yang menyalurkan obat

▪ Bukti daftar staf medis yang mempunyai kewenangan tersedia di


unit farmasi.
4.3 OBAT TERCATAT DI REKAM MEDIS PASIEN
1 Ada bukti pelaksanaan obat yang diberikan dicatat dalam satu daftar
di rekam medis untuk setiap pasien berisi: identitas pasien,
nama obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama dokter
dan keterangan bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang dosis.

▪ SPO penyertaan formulir Pencatatan obat dalam status pada saat


pasien dipulangkan

▪ Bukti pelaksanaan pencatatan dalam satu daftar di RM obat yang


diberikan kepada pasien
2 Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas disimpan dalam rekam
medis pasien dan menyertai pasien ketika pasien dipindahkan.
Salinan daftar resep obat pulang kepada pasien

▪ Bukti catatan daftar obat lengkap dalam RM pasien yang selalu


menyertai pasien sesuai ARK 3.3 EP 6
▪ Bukti penyerahan salinan daftar obat kepada pasien saat pulang
sesuai ARK 4.2 EP 4
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT DI LINGKUNGAN YANG AMAN DAN
PKPO 5 BERSIH

1 Ada regulasi penyiapan dan penyerahan obat yang sesuai dengan


peraturan perundang- undangan dan praktik profesi
1

▪ Regulasi tentang penyiapan dan penyerahan obat, termasuk:


1) Pencampuran obat Kemoterapi (bila ada)
2) Pencampuran obat intra vena/epidural/nutrisi parenteral

2 Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan produk steril dilatih,


memahami, serta mempraktikkan prinsip penyiapan obat dan teknik
aseptik

▪ Bukti pelaksanaan pelatihan tentang prinsip penyiapan obat dan


teknik aseptik, yang dimiliki staf farmasi dan perawat

▪ Bukti sertifikat pencampuran obat kemoterapi dari petugas yang


melaksanakan pencampuran obat kemoterapi
▪ Bukti sertifikat pelatihan pencampuran obat
intra vena/epidural/nutrisi parenteral bagi petugas yang melakukan
pencampuran obat intra vena/epidural/nutrisi parenteral

3 Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat kemoterapi dilakukan sesuai


dengan praktik profesi
4 Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral
serta pengemasan kembali obat suntik dilakukan sesuai dengan praktik
profesi

5.1 TELAAH KETEPATAN RESEP


1 Ada regulasi penetapan sistem yang seragam untuk penyiapan
dan penyerahan obat

▪ Regulasi tentang keseragaman sistem penyiapan dan penyerahan obat


di RS

▪ Kebijakan yang menetapkan petugas yang berwenang menelaah


pesanan obat
2 Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang meliputi butir a)
sampai dengan g) pada maksud dan tujuan.
▪ Form telaah resep
▪ Panduan penulisan resep
3 Setelah obat disiapkan, obat diberi label meliputi identitas pasien, nama
obat, dosis atau konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian,
tanggal disiapkan, dan tanggal kadaluarsa

▪ Bukti dilaksanakannya pelabelan obat yang sudah disiapkan


4 Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi butir 1) sampai dengan 5)
pada maksud dan tujuan
▪ Form telaah resep
5 Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam bentuk yang siap
diberikan
▪ Bukti pengeluaran obat
6 Ada bukti penyerahan obat tepat waktu.
▪ Bukti indikator mutu penyerahan obat pada rawat jalan dan rawat
inap
▪ Bukti catatan dalam rekam medis pemberian tepat waktu pada
rawat inap
PKPO 6 PEMBERIAN OBAT
1 Ada penetapan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk
memberikan obat termasuk pembatasannya
▪ Kebijakan yang menetapkan staf yang berwenang memberikan obat

2 Ada bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis yang


kompeten dan berwenang sesuai dengan surat izin terkait profesinya
dan peraturan perundang- undangan

▪ Pedoman pengorganisasian yang memuat uraian tugas


▪ Bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis yang berwenang,
sesuai SPK dan RKK
3 Ada bukti pelaksanaan pemberian obat dilaksanakan sesuai dengan
pembatasan yang ditetapkan, misalnya obat kemoterapi, obat radioaktif,
atau obat untuk penelitian

▪ Bukti pelaksanaan pemberian obat sesuai pembatasan sesuai SPK


dan RKK
6.1 TATA LAKSANA OBAT YANG DIBAWA PASIEN KERUMAH SAKIT
1 Ada regulasi verifikasi sebelum penyerahan obat kepada pasien yang
meliputi butir 1 sampai dengan 5 pada maksud dan tujuan
▪ Regulasi tentang verifikasi sebelum pemberian obat kepada pasien

2 Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diserahkan kepada


pasien.
▪ Form telaah resep
3 Ada bukti pelaksanaan double check untuk obat yang harus
diwaspadai (high alert)
▪ Form double check ada di form farmasi terintegrasi
6.2 VERIFIKASI OBAT APAKAH TELAH SESUAI RESEP
1 Ada regulasi pengobatan oleh pasien sendiri.
▪ Kebijakan pelayanan yang memuat pengelolaan obat yang dibawa
pasien ke RS untuk penggunaan sendiri
2 Ada bukti pelaksanaan pengobatan obat oleh pasien sendiri sesuai
dengan regulasi
▪ Form rekonsiliasi obat di RM pasien
3 Ada proses monitoring terhadap pengobatan oleh pasien sendiri.
▪ Bukti pelaksanaan monitoring obat yang dibawa dari luar rumah
sakit sesuai regulasi EP 1 (FORM CPPT)
PKPO 7 PEMANTAUAN/MONITORING
1 Ada regulasi pemantauan efek obat dan efek samping obat serta
dicatat dalam status pasien
▪ Regulasi tentang pemantauan terapi obat dan efek samping obat
serta pelaporannya
2 Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat.
▪ Bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat dan penulisan ringkasan
di CPPT
▪ Form MESO
3 Ada bukti pemantauan efek samping obat dan pelaporannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
▪ Form MESO
7.1 PELAPORAN MEDICATION ERROR
1 Ada regulasi medication safety yang bertujuan mengarahkan
penggunaan obat yang aman dan meminimalisasi kemungkinan terjadi
kesalahan penggunaan obat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

▪ Regulasi tentang medication safety


2 Ada bukti pelaksanaan rumah sakit mengumpulkan dan memonitor
seluruh angka kesalahan penggunaan obat termasuk kejadian tidak
diharapkan, kejadian sentinel, kejadian nyaris cedera, dan kejadian tidak
cedera

▪ Bukti pelaksanaan pengumpulan dan monitoring seluruh angka


kesalahan penggunaan obat
3 Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan laporan kesalahan penggunaan
obat (medication error) kepada tim keselamatan pasien rumah
sakit

▪ Bukti laporan instalasi farmasi ke tim keselamatan pasien rumah


sakit
4 Ada bukti tim keselamatan pasien rumah sakit menerima laporan
kesalahan penggunaan obat (medication error) dan mencari akar
masalah atau investigasi sederhana, solusi dan tindak lanjutnya, serta
melaporkan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien

▪ Bukti pelaksanaan penerimaan laporan kesalahan penggunaan obat


oleh TKRS
▪ Bukti pelaksanaan mencari akar masalah/investigasi sederhana
▪ Bukti pencarian solusi dan tindak lanjutnya
▪ Bukti penyusunan laporan ke komite nasional keselamatan pasien
(KNKP) dan KARS (kasus sentinel saja)
5 Ada bukti pelaksanaan rumah sakit melakukan upaya mencegah dan
menurunkan kesalahan penggunaan obat (medication error)
▪ Bukti pelaksanaan upaya mencegah dan menurunkan kesalahan
penggunaan obat (medication error)
APRIL MEI JUNI JULI KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tersedia bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat hgdhfdhdhd
aan obat hgdhfdhdhd

Anda mungkin juga menyukai