Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU

NOMOR : 029/SK/DIRUT/VI-2014

TENTANG
KEBIJAKAN PEMBERIAN RESTRAIN/PENGEKANGAN
DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
Mardi Rahayu yang aman, dengan memperhatikan keselamatan pasien
serta kepuasan pelanggan, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan yang bermutu tinggi dan seragam khususnya bagi pasien
yang memerlukan restrain / pengekangan.di
seluruh unit pelayanan;
b. Bahwa agar pelayanan pasien yang menggunakan restrain /
pengekangan di Rumah Sakit Mardi Rahayu dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pemberian
restrain/pengekangan di Rumah Sakit Mardi Rahayu;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b maka perlu ditetapkan Kebijakan Restrain dengan di Rumah Sakit
Mardi Rahayu dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu.

Mengingat : 1. Undang-Undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


2 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
3. Surat Edaran Direktur Jendral Pelayanan Medik noYM.02.04.3.5.2504
th.1992 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien,Dokter,Rumah
Sakit. .
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK . 07 . 06
/ III / 430 /09 tentang Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Mardi
Rahayu
5. Keputusan Pengurus YKKMR nomor 084/I/XI-2010 tentang Revisi
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Mardi Rahayu.
6. SK Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu nomor 063 /RS/DIR/SK/X-
2010 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Mardi Rahayu.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MARDI
RAHAYU TENTANG KEBIJAKAN PEMBERIAN RESTRAIN /
PENGEKANGAN DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU.
Kedua : Kebijakan pemberian restrain/pengekangan di Rumah Sakit Mardi
Rahayu sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan asuhan pasien dengan Restrain /
pengekangan di Rumah Sakit Mardi Rahayu dilaksanakan oleh semua
Kepala Unit kerja terkait.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kudus
Pada tanggal 01 Juli 2014
Plt. Direktur Utama,

Dr. Khrisna Nugraha Widjaja


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS MARDI RAHAYU
Nomor : 029/SK/DIRUT/VII-2014
Tanggal : 01 Juli 2014

KEBIJAKAN RESTRAIN/PENGEKANGAN
DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU

I. KEBIJAKAN UMUM

1. Pelayanan kesehatan yang di selenggarakan di rumah sakit Mardi Rahayu merupakan


pelayanan terhadap manusia secara utuh, dilakukan sebagai wujud ucapan syukur atas
karunia keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan Yesus Kristus.
2. Pelayanan yang diberikan kepada pasien harus berorientasi pada keselamatan pasien
dan upaya peningkatan mutu, sesuai dengan visi , misi dan nilai dasar yang ada di
rumah sakit Mardi Rahayu ( Cinta Tuhan,Hargai orang lain, Aku mau peduli,
Nyatakan syukur dalam segala hal, Gembira melayani Tuhan dan sesama )
3. Seluruh staf rumah sakit Mardi Rahayu harus bekerja sesuai dengan standar
profesi,pedoman,panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai
dengan etika profesi, etika rumah sakit serta peraturan perusahan yang berlaku.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan dalam 24 jam , kecuali di unit- unit tertentu.
5. Rumah sakit memberikan pelayanan yang seragam bagi semua pasien dan dicatat
dalam rekam medis pasien.
6. Pelayanan rumah sakit di setiap unit kerja harus selalu berfokus pada pasien dengan
melaksanakan akses pelayanan dan kontinuitas serta dengan memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga.
7. Rumah sakit Mardi Rahayu selalu memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa
memungut uang muka.
8. Rumah sakit memberikan pelayanan sosial bagi pasien yang tidak mampu.
9. Seluruh karyawan rumah sakit Mardi Rahayu dalam melaksanakan pekerjaannya
wajib sesuai dengan ketentuan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ), termasuk
dalam penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri )
10. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan menghormati hak pasien dan keluarga
sesuai dengan undang-undang dan nilai-nilai serta kepercayaan yang dianut oleh
pasien.
11. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien setiap petugas harus memperhatikan
privasi pasien.
12. Semua petugas yang terlibat dalam memberikan pelayanan kepada pasien wajib
melakukan hand hygiene dengan “ five moment dan 6 langkah cuci tangan “
13. Semua petugas wajib memiliki izin , lisensi, sertifikasi sesuai dengan standar profesi
dan ketentuan yang berlaku di rumah sakit Mardi Rahayu.
14. Penyediaan tenaga di setiap unit kerja harus mengacu pada pola ketenagaan.
15. Peralatan di unit kerja harus selalu siap pakai dan dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi secara sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
16. Dalam melaksanaksan fungsi koordinasi dan evaluasi maka setiap unit kerja wajib
melaksanakan rapat rutin bulanan minimal 1 kali dalam 1 bulan.
17. Semua kepala seksi, kepala bagian , manager dan direksi wajib untuk membuat
laporan bulanan dan tahunan.
18. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7 standar keselamatan
pasien, 7 langkah keselamatan pasien , dan 6 sasaran keselamatan pasien.
19. Rumah sakit menjalankan program PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif ) untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu serta
meningkatkan kesehatan ibu.
20. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi
DOTS.
21. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV /AIDS sesuai dengan pedoman
ODHA serta disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit Mardi Rahayu.
22. Rumah sakit Mardi Rahayu akan merujuk pasien jika diperlukan pelayanan dan
fasilitas yang tidak tersedia di rumah sakit Mardi Rahayu atau atas permintaan
pasien / keluarga

II. KEBIJAKAN KHUSUS

1. Semua pasien yang akan diberikan restrain/pengekangan harus dilakukan identifikasi


Sesuai ketentuan dan harus jelas apakah pasien tersebut dewasa ,anak-anak atau pasien
tersebut dalam keadaan khusus lainnya
1. Semua pasien sebelum menggunakan restrain/pengekangan harus diberikan
penjelasan oleh DPJP baik kepada pasien maupun keluarga.
2. Sebelum melakukan restrain/pengekangan, dokter/ perawat harus minta persetujuan
atau Informed concent dari pasien / keluarga.
2. Asuhan pasien yang diberikan restrain/pengekangan harus dilakukan pemantuan
secara berkala dan hasil pemantaan didokumentasikan di dalam Catatan Perkembngan
terintegrasi .
3. Pemberian asuhan kepada pasien dengan restrain/pengekangan diberikan oleh petugas
secara kolaboratif dan yang memiliki kompetensi yang baik .
4. Untuk memberikan asuhan kepada pasien yang memerlukan restrain/pengekangan di
setiap unit pelayanan disediakan peralatan restrain seperti baju tali, tali tangan dan
kaki, bedrails dll.

Ditetapkan di Kudus
Pada tanggal 01Juli 2014
Plt. Direktur Utama

Dr. Khrisna Nugraha Widjaja

Anda mungkin juga menyukai