Jtptunimus GDL Chomisatun 6142 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Chomisatun 6142 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50an, 50% individu mengalami
satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales yang berdilatasi dalam anus
dan rectum.
B. Anatomi Fisiologi
terbentang dari kolon sigmoid sampai anus, kolon sigmoid mulai setinggi
membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Satu inci
dari rektum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter eksternus
5
dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani sekitar 15 cm. Usus besar
secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri sesuai
kolon desendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum. Suplai darah
tambahan untuk rektum adalah melalui arteri sakralis media dan arteri
Gambar 2.1
Alir balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena
6
merupakan bagian dari sirkulasi sistematik. Terdapat anastomosis antara
vena ini.
Gambar 2.2
dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh reflek gastrokolik s etelah
7
otonom, dan sfingter eksterna berada di bawah kontrol voluntar. Refleks
eksterna berelaksasi pada waktu anus tertarik atas melebihi tinggi massa
glotis ditutup, dan kontraksi secara terus menerus dari otot-otot abdomen
menghilang.
C. Etiologi
gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang peranan kausal ialah
obesitas.
8
Penyebab hemoroid yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti
pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum
(Price, 2005).
D. Patofisiologi
Hemoroid interna terjadi varises pada vena hemoroidalis superior media dan
timbul disebelah dalam otot spingter ani. Hemoroid eksterna terjadi varises
pada vena hemoroidalis inferior, dan timbul disebelah luar otot spingter ani.
Hemoroid eksterna ada dua klasifikasi yaitu akut dan kronik. Bentuk
akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
Bentuk terasa sangat nyeri gatal karena ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik (skin tag) berupa satu atau lebih
lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah.
9
Hemoroid interna diklasifikasikan sebagai derajat I, II, dan III.
Hemoroid interna derajat I tidak menonjol melalui anus dan dapat ditemukan
dengan proktoskopi. Lesi biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan
hemoroid ini dapat mengecil secara spontan atau dapat direduksi secara
Gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri
karena tidak ada serabut-serabut nyeri pada daerah ini. Kebanyakan kasus
sfingter ani.
Pengobatan berupa kompres duduk atau bentuk pemanasan basah lain, dan
menetap, terjadi prolapsus, atau pruritus dan nyeri anus tidak dapat diatasi
( Price, 2005 ).
10
E. Manifestasi Klinis
eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.
Hemoroid interna derajat I ( dini ) tidak menonjol melalui anus dan hanya
kanan dan kiri dan anterior kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena
setelah defekasi, hemoroid ini dapat mengecil secara spontan atau dapat
paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri, karena tidak ada serabut-serabut
nyeri pada daerah ini. Kebanyakan kasus hemoroid campuran interna dan
11
F. Penatalaksanaan
defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam mungkin satu-
satunya tindakan bila diperlukan. Apabila tindakan ini gagal, laksatif yang
anestesi, astringen ( witch hazel ) dan tirah baring adalah tindakan yang
garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan
diatas hemoroid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik
setelah beberapa hari dan lepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa
anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini
memuaskan bagi beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini
perianal.
12
Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat
sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini relatif kurang menimbulkan nyeri,
rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuhnya.
nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca
operatif.
mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama
diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.
13
G. Komplikasi
operatif. Tergantung keadaan, dapat dilakukan eksisi atau insisi trombus serta
pengeluaran trombus.
H. PENGKAJIAN FOKUS
a) Kepatuhan diet.
3. Pola eliminasi
a) Perdarahan
c) Mengejan
b) Kelemahan
14
5. Pola tidur dan istirahat
a) Kecemasan
15
I. PATHWAYS KEPERAWATAN
Bendungan vena
pleksus hemoroid
Gangguan aliran
balik vena
↑hemoroid
Tekanan vena
meningkat
Dilatasi
Distensi dan
stasis vena
Prolapsus
permanen
Pembedahan
Peristaltik usus
Nyeri Spasme menurun
otot Resti
Resiko
keseimbangan infeksi
Gangguan Takut Konstipasi
cairan
gerak
pola tidur
Gangguan
mobilitas fisik
(Price, 2005)
16
J. Fokus intervensi dan rasional
INTERVENSI :
yang tepat.
menghilangkan ketidaknyamanan.
17
Rasional: Mengurangi nyeri.
INTERVENSI :
bertahap
d. Lakukan ROM
kulit
18
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
INTERVENSI :
dan aktivitas
19
INTERVENSI:
A. Kurangi kebisingan
waktu
hari(Carpenito,2000)
INTERVENSI:
a. Ukur dan catat intake dan output dan tinjau ulang catatan intra operasi
20
Rasional : hipertensi, takhikardi, peningkatan pernafasan
d. Periksa pembalut
2000)
21
INTERVENSI :
Rasional: dengan distensi kronik feses akan lebih keras dalam rektum
10 gelas perhari
lembek
sarapan
22