Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Sistitis”. Dimana
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen dan teman – teman serta
pegawai perpustakaan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Disamping itu kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan bahan
acuan dalam melakukan penelitian, baik bagi mahasiswa STIKes pada khususnya dan mahasiswa
keperawatan pada umumnya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….
1
1. Konsep Medis…………………………………………………………………………… 2
1. Definisi ……………………………………………………………………………
2
2. Anatomi dan fisiologi ……………………………………………………….. 2
3. Etiologi ……………………………………………………………………………
4
4. Klasifikasi ……………………………………………………………………….. 5
5. Tanda dan gejala ………………………………………………………………. 5
6. Patofisiologi …………………………………………………………………….. 5
7. PKDM Sistitis ………………………………………………………………….. 6
8. Manifestasi Klinik …………………………………………………………….. 7
9. Pengobatan sistitis ……………………………………………………………. 7
10. Pencegahan Sistitis …………………………………………………………… 9
11. Pemeriksaan Diagnostik dan diagnosa banding ……………………. 9
2. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistitis …………………………. 9
1. Pengkajian ……………………………………………………………………….. 9
2. Diagnosa NANDA-I 2012-2014 ………………………………………. 10
3. Intervensi NIC dan NOC NANDA-I 2012-2014 ……………….. 13
4. Implementasi ………………………………………………………………….. 20
5. Evaluasi ………………………………………………………………………….
20
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………. 21
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 21
2. Saran …………………………………………………………………………………….
21
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………… 22
LAMPIRAN
.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan umur
setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan aktifitas
seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama yang gagal
berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih
pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan
seminal.
1. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
sistitis.
1. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami defenisi sistitis
2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisologi kandung kemih
3. Mengetahui dan memahami etiologi sistitis
4. Mengetahui dan memahami klasifikasi sistitis
5. Mengetahui dan mamahami tanda dan gejala sistitis
6. Mengetahui dan mamahami patofisiologi sistitis
7. Mengetahui dan memahami manifestasi klinik sistitis
8. Mengetahui dan memahami pemeriksaaan diagnostik dan diagnosa banding
sistitis
9. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada klien sistitis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Sistitis adalah imflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi
dari uretra karena aliran balik dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks utrovesikal),
kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistokop.
Sistitis adalah peradangan akut atau kronis kandung kemih dengan infeksi atau tidak.
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien wanita, dimana terjadi
infeksi oleh Escherichia Coli.
1. Anatomi Fisiologi
Vesika urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos. Vesika
urinaria berfungsi untuk tempat penyimpanan urin. Apabila terisi sampai 200 – 300 cm3 maka
akan timbul keinginan untuk miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat dikendalikan, kecuali
pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex.
Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada laki – laki,
organ ini terletak tepat dibelakang Symphisis Pubis dan didepan Rektum. Pada perempuan, organ
ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah
kenari, dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai um
bilicus dan berbentuk seperti buah pir.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi
oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Vesica urinaria fungsinya untuk menampung urine yang telah dibentuk oleh ginjal, dalam rangka
untuk mengekskresikan sisa metabolisme hal ini sangat penting, karena sisa metabolisme ini
kemungkinan besar mengandung zat karsinogenik yang akan kontak dengan mukosa vesica
urinaria yang berupa epitel transisional sehingga bisa menyebabkan neoplasi. Ditinjau dari fungsi
vesika urinaria ini identik dengan rectum dalam sistema alimentary.
1. Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan
kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis atau kalkuli :
1. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan
pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.
2. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi
rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis,
kalkuli atau obstruksi.
3. Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus
terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering
disebabkan karena infeksi E.coli.
4. Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya
urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau
karena infeksi dari usus.
Jalur infeksi :
1. Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyakit ini lebih sering
ditemukan pada wanita
2. Infeksi ginjal yang sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.
3. Penyebaran infeksi secara lokal dari organ lain dapat mengenai kandung kemih misalnya
appendisitis
4. Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.
1. Klasifikasi
1. Sistitis primer, merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi
karena penyakit lain seperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan
striktura uretra.
2. Sistitis sekunder, merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit
primer misalnya uretritis dan prostatitis.
Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada sistitis adalah ;
1. Patofisiologi
Agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal ini berada pada saluran
kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran hematogen, lymphogen dan
eksogen. Tiga factor yang mempengaruhi terjadinya infeksi adalah :
Terlalu banyaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dapat mempengaruhi pertahanan tubuh
alami klien. Mekanisme pertahanan tubuh merupakan penentu terjadinya infeksi, normalnya
urine dan bakteri tidak dapat menembus dinding mukosa bladder. Lapisan mukosa bladder
tersusun dari sel – sel urotenial yang memproduksi mucin yaitu unsure yang membantu
mempertahankan integritas lapisan bladder dan mencegah kerusakan serta inflamasi bladder.
Mucin juga mencegah bakteri melekat pada sel urotelial
Selain itu pH urine yang asam dan penurunan / kenaikan cairan dari konstribusi urine dalam
batas tetap, berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa, beberapa bakteri dapat masuk
dan sistem urine akan mengeluarkannya. Bentuk anatomi saluran kencing, keduanya mencegah
dan merupakan konstribusi yang potensial untuk perkembangan UTI. Urine merupakan produk
yang steril, dihasilkan dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nepron ginjal, dan dianggap
sebagai system tubuh yang steril. Tapi uretra merupakan pintu masuk bagi pathogen yang
terkontaminasi. Selain itu pada wanita 1/3 bagian distal uretra disertai jaringan periuretral dan
vestibula vaginalis banyak dihuni bakteri dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat
tersebut. Kolonisasi basi pada wanita di daerah tersebut diduga karena :
Sistitis lebih banyak pada wanita dari pada laki – laki, hal ini karena uretra wanita lebih pendek
dan lebih dekat dengan anus. Mikroorganisme naik ke bledder pada waktu miksi karena tekanan
urine. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah mengeluarkan urine.
Merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya berupa sistitis akut
karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan periuretral, rektum (kontaminasi) feces,
efek mekanik coitus, serta infeksi kambuhan organisme gram negatif dari saluran vagina, defek
terhadap mukosa uretra, vagina dan genital eksternal memungkinkan organisme masuk ke vesika
perkemihan. Infeksi terjadi mendadak akibat flora (E.Coli) pada tubuh pasien. Pada laki-laki
abnormal, sumbatan menyebabkan striktur dan hiperplasi prostatik (penyebab yang paling sering
terjadi). Infeksi saluran kemih atas penyebab infeksi kandung kemih.
Terlampir
di vagina /genetalia
distal uretra
defek barier antara tukak/erosi
uretra
infeksi uretra
`hematuria
refluks uretrovesikal
pemasukan bakteri
ke KK
Infeksi KK Hipertermi
p vol vesika urinaria
kelemahan m. destrusor
ELIMINASI URIN
ELIMINASI URIN
DEFISIENSI PENGETAHUAN
Distensi ureter
Pembesaran ureter
Refluks ginjal
Kerusakan glomelurus
Proteinuria
1. Manifestasi Klinis
1. Kemerahan pada kandung kemih
2. Edema pada kandung kemih
3. Kandung kemih hipersensitif jika berisi urine
4. Inkotinensia
5. Disuria
6. Sering berkemih
7. Nyeri di darah suprapubik (punggung bawah)
8. Eritema mukosa kandung kemih
9. Hematuria
10. Demam
11. Mual
12. Muntah
13. Lemah
14. Kondisi umum menurun
15. Bakteriuria (10.000/ml:infeksi)
1. Pengobatan Sistitis
Karena risiko infeksi menyebar ke ginjal dan karena tingkat komplikasi tinggi pada populasi tua
dan pada penderita diabetes, pengobatan yang cepat hampir selalu disarankan. Hal ini disarankan
untuk menghindari penetrasi vagina sampai infeksi telah dibersihkan.
Obat
Antibiotik digunakan untuk mengendalikan infeksi bakteri. Sangat penting bahwa antibiotik,
sekali dimulai, akan selesai. Sistitis juga bisa diobati dengan obat over-the-counter, mana diri
pengobatan yang tepat.
1. Nitrofurantoin
2. Trimetoprim-sulfametoksazol
3. Amoksisilin
4. Sefalosporin
5. Ciprofloxacin atau levofloksasin
6. Doksisiklin
7. Pemilihan antibiotik sebaiknya dipandu oleh hasil kultur urin.
Kronis atau ISK berulang harus ditangani secara menyeluruh karena kemungkinan infeksi ginjal
(pielonefritis). Antibiotik mengendalikan infeksi bakteri. Mereka mungkin diperlukan untuk
jangka waktu yang lama. Profilaksis dosis rendah antibiotik kadang-kadang dianjurkan setelah
gejala akut telah mereda.
Pyridium dapat digunakan untuk mengurangi pembakaran dan urgensi yang terkait dengan
sistitis.
Ada beberapa bukti bahwa membuat urin lebih asam basa baik (misalnya dengan asam askorbat)
atau lebih dapat menenangkan rasa sakit sistitis. jus Cranberry juga mengandung tanin kental,
Mannose – D dan proanthocyanidins yang telah ditemukan menghambat aktivitas E. coli dengan
mencegah bakteri menempel ke permukaan lapisan mukosa kandung kemih dan usus, membantu
bakteri jelas dari saluran kemih.
Tindak lanjut mungkin termasuk budaya urin untuk memastikan bahwa bakteri tidak lagi hadir
dalam kandung kemih.
1. Pencegahan Sistitis
Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke belakang dapat
mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke uretra.
Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk menyiram
bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah melakukan hubungan seksual dapat
membantu menghilangkan bakteri yang mungkin telah diperkenalkan selama hubungan seksual.
Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan bakteri waktu untuk
berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapat mengurangi risiko cystitis pada mereka
yang rentan terhadap infeksi saluran kemih.
Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada dinding kandung
kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.
Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah sistitis dan merupakan
alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak suka rasa jus cranberry.
Cauterisation pada lapisan kandung kemih melalui cystoscopy memberikan bantuan jangka
panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.
1. Pemeriksaan Diagnostik Dan Diagnosa Banding
1. Urinalisis :
1. Leukosuria atau piuria terdapat > 5/lpb sedimen air kemih
2. Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih
2. Bakteriologis
2) Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna paa uji carik
1. Diagnosa banding: