Oleh: Ardian Maulana, Jurusan Ilmu Pemerintahan , Fakultas Isopol, UMY, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dinas perhubungan kota yogyakarta dalam
mengatasi permasalahan kemacetan yang semakin kompleks, Dinas Perhubungan merupakan organisasi
publik yang bertanggung jawab atas sistem lalu lintas di Kota Yogyakarta sehingga dituntut untuk
mempersiapkan diri dan secara terus menerus melakukan perbaikan kinerja dalam rangka mengantisipasi
masalah kemacetan yang semakin kompleks. Penelitian ini menggunakan teori kinerja organisasi yang
dikemukakan oleh Agus Dwiyanto yang meliputi 5 indikator pengukuran kinerja yaitu produktivitas,
kualitas pelayanan, responsivitas,responsibilitas dan akuntabilitas, metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif, unit analisis data mengambil lokasi di kantor dinas
perhubungan kota yogyakarta, ada dua macam jenisa data yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder, sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, dokumentasi serta studi
kepustakaan
Kinerja dapat memberikan gambaran tentang Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika yaitu wawancara, dokumentasi dan studi
dibandingkan dengan pencapaian tujuan dan kepustakaan
target yang telah ditetapkan, kinerja tentu sangat 4. Hasil dan Pembahasan
berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan
4.1 Produktivitas
3
a. realisasi program mengatasi kemacetan 3 Meningk 3 Program 4. Optimalis
. atnya . pengendal 1 asi
produktivitas dari dinas perhubungan kota keselama ian pelaksana
yogyakarta dapat dilihat dari target dan realisasi tan, ketertiban an perda
program-progran sesuai dengan rencana strategis ketertiba dan dan
dinas perhubungan kota yogyakarta tahun 2013 n dan kelancara pengendal
sebagai berikut kelancara n lalu ian
Tabel Program dan kegiatan n lalu lintas operasion
lintas al bidang
sasaran program Kegiatan
perhubun
1 Meningk 1 Pembang 1. Rehabilita gan
. atnya . unan, 1 si dan
pelayana rehabilitas pemelihar 3. Kegiatan
n i dan aan alat 2 angkutan
pengujia pemelihar pengujian lebaran,n
n aan kendaraan atal dan
kendaraa sarana,pra bermotor tahun
n sarana baru
bermotor dan 3. Kegiatan
Meningk fasilitas 1. Pembang 3 bimbinga
atnya perhubun 2 unan n
fasilitas gan sarana,pra keselamat
perlengk sarana an dan
apan dan sosialisasi
jalan fasilitas peraturan
perhubun bidang
gan perhubun
2 Meningk 2 Program 2. Optimalis gan
. atnya . peningkat 1 asi dengan
jaringan an perijinan keselamat
pelayana pengatura angkutan an lalu
n n lalu 2. Manajem lintas
angkutan lintas dan 2 en 4 Meningk 4 Program 4. Operasion
jalan angkutan transporta . atnya . operasion 1 al
si keterlibat al dan penyeleng
terminal an optimalisa graan
2. Manajem penyelen si perpakira
3 en sarana ggraan penyeleng n
dan perparkir garaan 4. Optimalis
prasarana an perparkira 2 asi
terminal n penyeleng
2. Survey garan
4 bidang perpakira
lalu lintas n
2. Pengatura Sumber : Renstra Dinas Perhubungan Kota
5 n Yogyakarta
kendaraan Program-program tersebut diharapkan
tidak mampu mengurai titik-titik kemacetan di ruas
bermotor jalan, pelaksanaan program untuk mengurai
kemacetan lalu lintas di Kota Yogya juga
sebaiknya dilakukan secara berkala sehingga
presentase keberhasilannya dapat dikatakan
berhasil.
4
b. hasil sesuai target b. Optimalisasi Pengaturan Lalu Lintas
Setiap program dan kegiatan memang Kota Yogyakarta sendiri hampir di setiap
memerlukan koordinasi dengan pihak lain atau persimpangan jalan dipasang lampu rambu lalu
instansi lain guna mendapatkan hasil sesuai lintas atau traffic light. Semua traffic Light di
dengan target yang diharapkan, keterkaitan oleh wilayah Kota Yogyakarta selalu dipasang APILL,
beberapa instansi disesuaikan dengan tugas yang tujuannya yaitu untuk dapat memberikan
pokok dan fungsi masing-masing dinas, bentuk informasi yang jelas mengenai keberadaan
koordinasi inilah yang disebut dengan forum lalu rambu-rambu lalu lintas kepada pengguna jalan.
lintas dan angkutan jalan.
Counter down merupakan salah satu alat
Pada tahun 2012 Pemerintah Kota tambahan yang berada di traffic light. Sistem
Yogyakarta dan Dinas Perhubungan membuat hitung mundur ini diharapkan bisa memberikan
program besar guna mengatasi kemacetan, informasi penggunaan jalan kepada para
tepatnya di daerah Kleringan menuju Malioboro. pengguna jalan saat melintas di persimpangan
Proyek tersebut berupa pembuatan jalan jalan tersebut, sehingga apabila lampu merah atau
melintang dari barat ke timur di atas sungai Code, berhenti mereka tahu berapa lama mereka harus
kini ruas jalan Kleringan terbilang efektif untuk menunggu ataupun ketika lampu sedang hijau
mengurai kemacetan. untuk berjalan, mereka juga tahu berapa lama
waktu mereka untuk melintas di persimpangan itu
Sistem rekayasa lalu lintas yang dilakukan atau dengan kata lain waktu yang digunakan lebih
adalah dengan cara pengendara harus memutar efisien dan jelas.
melewati jembatan terdahulu untuk menuju ke
Jalan Malioboro maupun ke arah Jalan Mataram, c. Pengembangan Saran dan Prasarana
Ruas jalan yang lebar membuat jalur ini mampu
menampung banyak kendaraan, meski mengalami Upaya dinas perhubungan dalam
kendala dalam penyesuaian jalur kini ruas jalan menyediakan fasilitas guna mengurai kemacetan
Kleringan terbilang efektif. terus dilakukan dengan pemasangan dan
penambahan ATCS dan pemasangan CCTV
2 Kualitas Layanan disejumlah titik perimpangan agar dapat
mengontrol saat terjadi kepadatan kendaraan
a. pengadaan fasilitas publik disetiap simpang jalan. ATCS (Area Traffic
Control System) merupakan suatu sistem
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
pengendalian lalu lintas berbasis teknologi yang
berbagai hal telah dilakukan oleh Dinas
diterapkan pada sebuah kawasan dengan tujuan
Perhubungan Kota Yogyakarta, dalam hal ini
untuk mengoptimalkan kinerja jaringan jalan
Dinas Perhubungan merupakan dinas penyedia
pada persimpangan melalui optimalisasi dan
jasa, yaitu dengan memberikan fasilitas dijalan
berupa rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan koordinasi pengaturan lalu lintas.
alat pengurai kemacetan. Dengan pemasangan ATCS maka otomatis
ditiap persimpangan terpasang juga CCTV, yang
Lampu lalu lintas atau APILL (menurut UU
terhubung dalam suatu sistem agar dapat
No. 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan
dikendalikan dari kantor Dinas Perhubungan
Angkutan Jalan: Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
Kota Yogyakarta, sehingga apabila terjadi
atau APILL) adalah perangkat elektronik yang
kepadatan kendaraan di persimpangan yang telah
menggunakan isyarat lampu yang dapat
terpasang ATCS maka petugas akan merubah
dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur
durasi rambu Traffic Light, menyesuaikan dengan
lalu lintas dan/atau kendaran di persimpangan
kepadatan yang terjadi di persimpangan tersebut.
atau arus jalan, sedangkan Counter Down atau
sistem menghitung mundur merupakan suatu cara 3. Responsivitas
dalam penghitungan waktu mundur dengan
menampilkan nominal angka dengan satuan a. Menanggapi Kebutuhan Masyarakat
waktu per detik, sistem menghitung mundur ini
diletakkan berdampingan dengan lampu traffic Organisasi yang memiliki responsivitas
light. rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
buruk pula. Oleh sebab itu Dinas Perhubungan
5
Kota Yogyakarta dalam membuat program- Dinas Perhubungan kemudian melihat
program guna mengurai kemacetan selalu permohonan yang diajukan, dan melihat juga
berupaya untuk mengenali apa saja yang menjadi sistem data apakah juru parkir telah terdaftar di
kebutuhan masyarakat, lalu menyusun agenda lokasi tersebut, melakukan evaluasi terhadap
dengan mengangkat isu-isu permasalahan lalu lokasi parkir apakah mengganggu lalu lintas atau
lintas yang terjadi, kemudian melakukan tidak. Jika semua sesuai dengan ketentuan yang
penanganan sesuai dengan prosedur yang ada. ada barulah juru parkir tersebut diberikan izin
bertugas. Terdapat 900 orang juru parkir yang
b. Mengembangkan Program Sesuai Aspirasi terdaftar di Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
Masyarakat yang tersebar dikantong parkir yang disediakan
oleh pemilik gedung/bangunan (off street)
Di tahap ini Dinas Perhubungan telah banyak
maupun kantong parkir yang berada di tepi jalan
melakukan upaya untuk membuat program sesuai
(on street). Untuk sistem pembagian hasil, 75
dengan aspirasi atau yang diinginkan oleh
persen untuk juru parkir dan 25 persen untuk
masyarakat, salah satunya masalah parkir ilegal.
Dinas Perhubungan sebagai retribusi.
Kelancaran lalu lintas juga dipengaruhi oleh tata
kelola yang baik, seringnya terjadi kemacetan Tiap pembayaran hasil parkir, pihak Dinas
lalu lintas salah satunya disebabkan oleh parkir Perhubungan selalu memberikan kuitansi
ilegal yang dilakukan oleh oknum dibadan jalan. kepada juru parkir dan jika ada juru parkir yang
Seharusnya penyelenggaraan parkir tidak belum membayar setoran Dinas Perhubungan
sembarangan dilakukan karena telah diatur dalam akan menggiatkan operasi di lapangan. Peran
Perda Kota Yogyakarta No 18 Tahun 2009 pasal Dinas Perhubungan tidak berhenti di situ saja.
2. Juru parkir yang belum menyetorkan hasil parkir
dan keluhan apa saja yang muncul di masyarakat
Apabila aktifitas parkir meningkat dan
terkait juru parkir juga menjadi perhatian. Hal-hal
tersedianya lahan yang dijadikan lokasi parkir
ini kemudian dijadikan bahan evaluasi bulanan
maka penyelenggaraan parkir harus dilakukan,
sebagai dasar pembinaan juru parkir. Untuk ke
namun jika lahan tidak tersedia dan
depannya, Dinas Perhubungan berharap akan juru
penyelenggaraan parkir tetap diadakan dengan
parkir yang melakukan pelayanan dengan baik
memakai bahu jalan maka hal inilah yang
menyebabkan terjadinya kemacetan yang kepada masyarakat.
mengganggu kelancaran lalu lintas. Maka perlu 4. Responsibiltas
dibuat adanya kebijakan parkir untuk
mengendalikan masalah kemacetan tersebut, a. Pengendalian Birokrasi
kebijakan parkir termasuk kedalam kegiatan
manajemen lalu lintas untuk mewujudkan kondisi Pemerintah daerah Yogyakarta sebagai
lancar dan bebas hambatan disetiap ruas jalan aparat yang berwenang menanggulangi masalah
perkotaan. transportasi perkotaan yang muncul bersama
dengan pemerintah kota melalui dinas
Penyelenggaraan parkir memerlukan perhubungan sebagai dinas terkait dan juga dinas
pengawasan dari pemerintah Kota Yogyakarta pemerintahan yang lainnya agar dapat
diperlukannya sanksi yang tegas kepada oknum bekerjasama merespon masalah yang ada. Aparat
parkir liar untuk tidak melakukan aktivitas parkir pemerintah disini diposisikan sebagai pelayan
dibadan jalan. Tanggap dengan kebutuhan yang publik (Public Service) yang berperan
kompleks tentang masalah perparkiran dinas memberikan pelayanan publik yang baik pada
perhubungan telah melaksanakan berbagai upaya masyarakat sesuai dengan misi mewujudkan
antisipatif dengan upaya pembinaan terhadap juru pemerintah yang baik (Good Governance).
parkir, sebelum seorang juru parkir resmi
diperbolehkan untuk bekerja di sebuah kantong Dalam melaksanakan program guna
parkir oleh Dinas Perhubungan, pengelola tempat mengatasi masalah kemacetan di Kota
parkir wajib memberikan surat permohonan. Yogyakarta, Dinas perhubungan Kota
Surat tersebut berisikan jumlah juru parkir yang Yogyakarta melakukan pembinaan lalu lintas dan
dibutuhkan, luas kantong parkir yang disediakan, angkutan jalan sesuai dengan karakter dimasing-
dan waktu operasional parkir. masing daerah. Hal inilah yang membuat masing-
6
masing daerah yang berbeda tersebut muncul sedangkan memperluas jalan atau menambah ruas
permasalahan yang berebeda-beda pula. jalan sudah tidak memungkinkan maka akan
berakibat pada menurunnya daya tampung
Salah satu sikap positif sebagai wujud respon kendaraan. Hal inilah yang menyebabkan
dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dapat kemacetan pada ruas jalan tertentuyang ditandai
dilihat melalui beberapa kebijakan yang telah dengan panjangnya antrian kendaraan.
dibuat untuk mengurai terjadinya kemacetan lalu
lintas di lingkup Kota Yogyakarta Dengan mempertimbangkan solusi yang
efektif guna menangani persoalan transportasi
B. Koordinasi Melibatkan Wilayah Luar pemerintah mengambil sebuah langkah penting
Administrasi Kota Yogya dalam mengadopsi sistem dalam kebijakan
transportasi dengan mekanisme sistem buy the
Koordinasi juga dilakukan dengan
service yang berarti pemerintah membeli seluruh
Pemerintah Kabupaten perbatasan wilayah,
biaya perjalanan dengan pengadaan sarana
karena terdapat berbagai program yang
angkutan umum bagi masyarakat berupa sarana
melibatkan wilayah diluar wilayah administrasi
angkutan transportasi yang kita kenal sebagai Bus
Kota Yogyakarta. Kerjasama merealisasikan
Trans Jogja, melalui dana yang diperoleh
program sangat diperlukan mengingat masalah
pemerintah melalui pendapatan asli daerah
kemacetan lalu lintas sudah menjadi masalah
(PAD), DPRD DIY mengalokasikan dana
yang cukup serius. Adapun contoh suatu program
yang melibatkan wilayah diluar wilayah anggaran proyek senilai Rp 15,3 miliar.
administrasi yang berbeda yaitu terkait dengan Melalui mekanisme rapat anggota dewan
rekayasa lalu lintas jalur satu arah di Jalan C. Pemerintah Daerah, pemerintah melakukan
Simanjuntak, karena wilayah tersebut yang kerjasama dengan pihak swasta atau stake holders
berbatasan langsung dengan wilayah administrasi dalam mewujudkan fasilitas angkutan umum.
Kabupaten Sleman. Kebijakan pengoperasian angkutan umum
merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah
Wilayah Bundaran UGM telah memasuki
kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya
wilayah administrasi Sleman yang merupakan
penggunaan kendaraan pribadi, dalam
wewenang Dinas Perhubungan Sleman,
pelaksanaan Bus Trans Jogja pemerintah bekerja
sementara simpang empat Mirota Kampus masih
sama dengan Dinas Perhubungan DIY, Dinas
wilayah administrasi Dinas Perhubungan Kota
Perhubungan Kota Yogyakarta, Kepolisian, Dinas
Yogyakarta. sehingga perlu dilakukan sosialisasi
PU, dan Dinas Kimpraswil karena menyangkut
antar kedua belah pihak. Koordinasi bersama
wilayah administrasi Kabupaten/Kota.
dilakukan dengan Dinas Perhubungan Sleman
dan Sekretariat Bersama Jogjakarta Sleman b.Kebijakan Yang Berpihak Pada Masyarakat
Bantul (Kartamantul).
Dengan pemerintah menyediakan jasa
5. Akuntabilitas angkutan umum diharapkan masyarakat beralih
pada moda transportasi publik perkotaan,
a. Menyelenggarakan Lalu Lintas Yang Aman
walaupun masih banyak masyarakat yang
Akuntabilitas Dinas Perhubungan Kota menggunakan kendaraan pribadi dkarenakan
Yogyakarta dalam penyelenggaraan lalu lintas fasilitas, rasa aman dan nyaman yang belum
dan angkutan jalan yang lancar merupakan maksimal yang diberikan oleh pemerintah
bentuk pertanggung jawaban Dinas Perhubungan terhadap transportasi publik perkotaan saat ini
Kota Yogyakarta kepada seluruh pihak yang tetapi pemerintah terus berupaya membuat
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta masyarakat beralih menggunakan moda
pertanggungjawaban tersebut baik secara transportasi massal.
langsung maupun tidak langsung.
Pemerintah telah membangun fasilitas umum
Di kota Yogyakarta, transportasi berbasis yang diharapkan mampu mengatasi masalah
jalan yang dipresentasikan oleh arus lalu lintas perkotaan yang bersumber pada masalah
dengan kendaraan bermotor masih menjadi transportasi.Fasilitas pelayanan umum merupakan
andalan dalam pergerakan orang dan barang, wujud sarana yang berfungsi untuk memperlancar
ketika jumlah kendaraan terus bertambah
7
transportasi sehinga memiliki nilai positif bagi 6. Koentjaraningrat.1993. Metode Penelitian
masyarakat. Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia.
7. Natsir, Moh. 1993. Metode Penelitian.
5. Kesimpulan Jakarta:Ghalia Indonesia.
8. Nawawi, Hadari. 1987. Metode Peneitian
Pemerintah diharapkan segera membuat
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
regulasi terkait upaya pembatasan lalu lintas yang
University Press.
bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan
9. Pradjudi, Armosudiro.2006.Konsep
pada lokasi dan waktu tertentu dengan
Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
memperhitungkan kondisi lalu lintas,
Persada.
ketersediaan angkutan umum, dan kualitas
10. Sani, Zulfiar. 2010. Transportasi (Suatu
lingkungan, pembatasan lalu lintas. Oleh karena
Pengantar). Jakarta : Universitas
terbatasnya kewenangan yang dimiliki maka
Indonesia (UI-Press)
permasalahan yang dapat diatasi oleh Pemerintah
11. Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan
Kota Yogyakarta adalah dengan melakukan
Kota-Tinjauan Regional dan Lokal,
manajemen lalu lintas, manajemen lalu lintas
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
yang dilakukan antara lain dengan optimalisasi
12. Surachmad, Winarno. 1982. Pengantar
persimpangan jalan, penambahan rambu lalu
Penelitian Ilmiah, Dasar Motode Dan
lintas, marka jalan dan pemberlakuan arus satu
Teknik, Bandung: pustaka pelajar
arah yang bertujuan memperlancar lalu lintas di
13. Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja
ruas jalan.
Pelayanan Publik. Bandung: PT. Reflika
6. Saran Aditama
14. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan
a. Melakukan sosialisasi yang lebih merata Permodelan Transportasi, Bandung:Jurusan
kepada masyarakat terkait pemasangan Teknik Sipil ITB.
rambu-rambu dalam rekayasa lalu lintas. 15. Tangkilisan, Hessel Nogi S. Manajemen
b. Meningkatkan fasilitas angkutan umum Publik. Jakarta: PT Grasindo.
massal perkotaan 16. Wahyudi. 1996. Perencanaan Kota. Jakarta:
c. Melakukan penertiban perparkiran Erlangga
d. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai
pihak untuk menyediakan lahan parkir
7. Daftar Pustaka