Anda di halaman 1dari 8

KINERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA DALAM MENGATASI

KEMACETAN LALU LINTAS TAHUN 2012-2015

Oleh: Ardian Maulana, Jurusan Ilmu Pemerintahan , Fakultas Isopol, UMY, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dinas perhubungan kota yogyakarta dalam
mengatasi permasalahan kemacetan yang semakin kompleks, Dinas Perhubungan merupakan organisasi
publik yang bertanggung jawab atas sistem lalu lintas di Kota Yogyakarta sehingga dituntut untuk
mempersiapkan diri dan secara terus menerus melakukan perbaikan kinerja dalam rangka mengantisipasi
masalah kemacetan yang semakin kompleks. Penelitian ini menggunakan teori kinerja organisasi yang
dikemukakan oleh Agus Dwiyanto yang meliputi 5 indikator pengukuran kinerja yaitu produktivitas,
kualitas pelayanan, responsivitas,responsibilitas dan akuntabilitas, metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif, unit analisis data mengambil lokasi di kantor dinas
perhubungan kota yogyakarta, ada dua macam jenisa data yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder, sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, dokumentasi serta studi
kepustakaan

Kata Kunci : Kinerja organisasi, kemacetan lalu lintas, Dinas Perhubungan,

Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa


dijumpai di Yogyakarta, hampir diruas-ruas jalan
1. Pendahuluan utama kemacetan terjadi setiap saat mulai dari
pagi hingga malam hari.
Dalam kehidupan sehari-hari kota itu selalu
nampak sibuk, warga kota yang menjadi Ada banyak titik rawan yang terjadi di
penghuni kota memerlukan tempat berteduh, Yogyakarta, diantaranya Jalan Malioboro, Jalan
tempat bekerja, tempat bergaul, dan tempat P.Mangkubumi, Jalan P. Senopati, Jalan Kebon
menghibur diri. Oleh karena itu, kita dapat Raya, Jalan Laksda Adisucipto, Jalan P.
melihat beberapa aspek kehidupan di kota antara Diponegoro dan di Jalan Magelang. Waktu macet
lain aspek sosial, aspek ekonomi, aspek budaya, biasanya terjadi sekitar pukul 07:00-08, 14:00-
aspek pemerintahan, dan sebagainya (Bintarto, 16:00, 6:30-20:00.
1989:35).
Hal ini disebabkanYogyakarta mengalami
Seiring dengan beragamnya aktivitas pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi,
perkotaan yang sangat kompleks diikuti dengan seperti banyaknya pelajar dan mahasiswa yang
pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
maka kebutuhan akan ruang kota pun semakin Selain menyebabkan pertumbuhan penduduk
tinggi.Dalam membahas permasalahan perkotaan kedatangan para mahasiswa tersebut juga
yang paling kompleks adalah angkutan darat, mengakibatkan pesatnya pertumbuhan kendaraan
walaupun terdapat juga problema pada jenis bermotor, karena sebagian besar dari mereka
angkutan lainnya, ini karena keterbatasan daratan membawa kendaraan dari daerah asalnya masing-
di Bumi ini yang banyak penduduknya. masing.
Pada angkutan darat problema ini dapat Disisi lain pertumbuhan penduduk dan
terlihat dalam kehidupan sehari hari di Indonesia kendaraan tersebut tidak diimbangi dengan
seperti sering terjadi kemacetan lalu lintas. pembangunan prasarana transportasi khususnya
1
jalan ditambah lagi dengan tercampurnya publik khususnya dibidang transportasi di Kota
berbagai jenis kendaraan yang ada, baik Yogya, berhasil atau tidaknya kinerja Dinas
kendaraan bermotor maupun kendaraan tak Perhubungan Kota dalam mengaplikasikan tugas
bermotor seperti sepeda, becak dan andong yang tugasnya sangat di tentukan sejauh mana
jumlahnya cukup banyak di Yogyakarta. organisasi tersebut didukung oleh sumber daya
manusia yang efektif melaksanakan program
Dengan meningkatnya jumlah kendaraan kerjanya.
tersebut menyebabkan kota Yogyakarta semakin
padat arus lalu lintasnya, sehingga permasalahan Kinerja suatu birokrasi publik merupakan
umum yang sering terlihat adalah masalah suatu isu yang sangat aktual yang terjadi pada
kemacetan jalan pada jam-jam puncak kegiatan. masa sekarang ini. Masyarakat masih
Tanpa disadari kemacetan jalan akan berimplikasi memandang kinerja dari birokrasi publik pada
sangat besar pada aktivitas pemakai jalan, mulai saat ini belum bisa memberikan rasa kepuasan
dari rasa bosan/jenuh juga pemborosan yang tinggi, sehingga menyebabkan
pemakaian bahan bakar. (Imam Basuki, Siswadi, penyelenggaraan pemerintahan menjadi sorotan
2008) yang tajam, terutama dalam aspek transparansi,
akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas. Hal
Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) tersebut disebabkan masyarakat mulai kritis
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia semakin dalam memonitor dan mengevaluasi manfaat
meningkat setiap tahun. Daerah Istimewa serta nilai yang diperoleh atas pelayanan dari
Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang instansi pemerintah. Disisi lain, pengukuran
mengalami peningkatan jumlah kendaraan keberhasilan maupun kegagalan instansi
bermotor secara signifikan. pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sulit dilakukan secara obyektif.
Seperti yang diberitakan Tribunnews.com
(10 november 2015) jumlah kendaraan bermotor (Sukowati, 2010).
di Kota Yogyakarta sepanjang tahun 2012 Kinerja organisasi yang telah dilaksanakan
meningkat. Kendaraan bermotor di Kota dengan tingkat pencapaian tertentu tersebut
Yogyakarta setiap bulan bertambah sekitar 8.900 seharusnya sesuai dengan misi yang telah
unit yang terdiri dari 8.000 unit sepeda motor dan ditetapkan sebagai landasan untuk melakukan
900 kendaraan tipe mobil beroda empat. tugas yang diemban. Dengan demikian kinerja
Pertumbuhan kendaraan tersebut tidak diimbangi (performance) merupakan tingkat pencapaian
dengan pembangunan prasarana transportasi hasil (Keban, 2004 :192 ).
seperti jalan,hal ini pula yang mengakibatkan
Yogyakarta kerap kali mengalami kemacetan Dinas perhubungan selaku dinas terkait
yang membuat tidak tertibnya pengguna sudah menerapkan berbagai program untuk
kendaraan dan dari tahun ke tahun kemacetan di mengurai kemacetan lalu lintas, salah satunya
Yogyakarta semakin terasa sehingga semakin adalah dengan melakukan manajemen lalu lintas.
membuat berkurangnya kenyamanan berkendara. Manajemen lalu lintas adalah suatu proses
pengaturan dan penggunaan sistem jalan yang
Hal ini tentu saja perlu mendapat perhatian sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu
khusus dari pemerintah dan juga dinas yang tujuan tertentu tanpa perlu penambahan atau
terkait. Menurut data yang tercatat di Dinas pembuatan infrastruktur baru (Alamsyah, 2008 :
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 217).
Daerah (DPPKAD) DIY, penjualan motor baru
pada tahun 2012 mencapai 113.350 unit, Penyebab kemacetan yang sering terjadi di
meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun Kota Yogyakarta yaitu Physical Bottlenecks,
2011 yang hanya mencapai 104.153 unit yaitu kemacetan yang disebabkan oleh jumlah
(http://regional.com/2013/06/03/di-kawasan- kendaraan yang telah melebihi batas, atau berada
yogyakarta-juga-ditemui-jalanan-macet- pada tingkat tertinggi dan Fluktuasi pada Arus
561841.html). Normal, yaitu kemacetan yang terjadi pada waktu
tertentu seperti saat jam masuk dan pulang kantor
Dinas perhubungan kota yogyakarta dan sekolah. Salah satu upaya Dinas
merupakan salah satu lembaga pemerintahan Perhubungan KotaYogyakarta dalam
yang memiliki peran penting sebagai pelayanan
2
mengantisipasi kemacetan yaitu dengan yang diberikan oleh organisasi untuk memuaskan
menerapkan perubahan arus lalu lintas menjadi pengguna jasa.
searah yakni di Jalan C. Simanjuntak.
2.2 Dinas Perhubungan
Masalah kemacetan ini bukan hanya menjadi
urusan Dinas Perhubungan dan pemerintah saja Dinas Perhubungan adalah unsur pelaksana
tapi juga harus menjadi kesadaran bagi seluruh pemerintah daerah dibidang perhubungan yang
elemen masyarakat . Oleh karena itu, untuk dapat mempunyai fungsi pelaksanaan sebagian
menanggulangi masalah kemacetan ini, maka kewenangan daerah dibidang perhubungan
semua pihak yang ada di masyarakat, mulai dari
2.3 Kemacetan
pengguna transportasi,pihak penyedia, serta pihak
pemerintah harus bahu-membahu menyelesaikan Kemacetan adalah waktu yang terbuang pada
masalah ini dengan kesadaran penuh. Karena perjalanan karena berkurangnya kecepatan dalam
dampak kedepannya akan bertambah buruk, tidak batas normal yang dinyatakan dalam satuan
hanya bagi pengendara tetapi juga bagi menit. Kemacetan tersebut biasanya ditimbulkan
pemerintah. oleh perlambatan (berkurangnya kecepatan)
karena terjadi peningkatn volume lalu-lintas.
Walaupun Pemerintah dan Dinas
Kemacetan yang terjadi ini banyak disebabkan
perhubungan telah membuat program-program
oleh jumlah kendaraan yang terlalu ramai, lebar
guna mengatasi masalah kemacetan tersebut,
jalan sempit yang tidak mampu menampung arus
namun seharusnya pemerintah lebih
kendaraan, parkir mobil-mobil di pinggir jalan
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya
yang menggunakan badan jalan memperbesar
agar mampu mencapai hasil apa yang diinginkan.
hambatan lalu lintas.
Disini kualitas kinerja Dinas Perhubungan
dipertanyakan, karena dirasa kurang mencapai 3. Metodologi
hasil yang diharapkan, sebagaimana digambarkan
di atas. Program-program yang diterapan 3.1 Jenis Penelitian
tersebut sudah baik namun apabila tidak diiringi
dengan kualitas dan kinerja yang baik maka akan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
sia sia, karena itu masalah ini tentu tidak bisa adalah menggunakan metode kualitatif yang lebih
diabaikan oleh pemerintah karena ini menyangkut menitik beratkan untuk memahami dan
kepentingan publik. Dalam keadaan seperti ini menjelaskan situasi tertentu, bukan hanya
maka sudah seharusnya pemerintah mengambil mencari sebab akibat dari penomena yang diteliti.
langkah kebijakan untuk melakukan pembenahan. Tujuan peneliti biasanya menjadi alasan dari
pelaksana penelitian.
Oleh sebab itu topik ini menjadi penting
untuk di teliti tentang kinerja Dinas Perhubungan 3.2 Unit Analisis Data
Kota Yogya dalam upaya melaksanakan Dalam penelitian ini peneliti mengambil
program-program kerjanya dalam mengatasi lokasi di Kantor Dinas Perhubungan Kota
masalah kemacetan yang terjadi di Kota Yogyakarta dengan narasumber Kepala Kantor
Yogyakarta, dengan mengambil judul analisis dan staf. Alasan pemilihan lokasi penelitian yaitu
terhadap kinerja Dinas Perhubungan Kota guna mengetahui program-program atau
Yogyakarta dalam mengatasi kemacetan lalu kebijakan apa saja yang telah di buat guna
lintas tahun 2012-2015. mengantisipasi dan mengurangi kemacetan di
2. Landasan Teori Kota Yogyakarta.

2.1 Kinerja Organisasi 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Kinerja dapat memberikan gambaran tentang Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika yaitu wawancara, dokumentasi dan studi
dibandingkan dengan pencapaian tujuan dan kepustakaan
target yang telah ditetapkan, kinerja tentu sangat 4. Hasil dan Pembahasan
berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan
4.1 Produktivitas
3
a. realisasi program mengatasi kemacetan 3 Meningk 3 Program 4. Optimalis
. atnya . pengendal 1 asi
produktivitas dari dinas perhubungan kota keselama ian pelaksana
yogyakarta dapat dilihat dari target dan realisasi tan, ketertiban an perda
program-progran sesuai dengan rencana strategis ketertiba dan dan
dinas perhubungan kota yogyakarta tahun 2013 n dan kelancara pengendal
sebagai berikut kelancara n lalu ian
Tabel Program dan kegiatan n lalu lintas operasion
lintas al bidang
sasaran program Kegiatan
perhubun
1 Meningk 1 Pembang 1. Rehabilita gan
. atnya . unan, 1 si dan
pelayana rehabilitas pemelihar 3. Kegiatan
n i dan aan alat 2 angkutan
pengujia pemelihar pengujian lebaran,n
n aan kendaraan atal dan
kendaraa sarana,pra bermotor tahun
n sarana baru
bermotor dan 3. Kegiatan
Meningk fasilitas 1. Pembang 3 bimbinga
atnya perhubun 2 unan n
fasilitas gan sarana,pra keselamat
perlengk sarana an dan
apan dan sosialisasi
jalan fasilitas peraturan
perhubun bidang
gan perhubun
2 Meningk 2 Program 2. Optimalis gan
. atnya . peningkat 1 asi dengan
jaringan an perijinan keselamat
pelayana pengatura angkutan an lalu
n n lalu 2. Manajem lintas
angkutan lintas dan 2 en 4 Meningk 4 Program 4. Operasion
jalan angkutan transporta . atnya . operasion 1 al
si keterlibat al dan penyeleng
terminal an optimalisa graan
2. Manajem penyelen si perpakira
3 en sarana ggraan penyeleng n
dan perparkir garaan 4. Optimalis
prasarana an perparkira 2 asi
terminal n penyeleng
2. Survey garan
4 bidang perpakira
lalu lintas n
2. Pengatura Sumber : Renstra Dinas Perhubungan Kota
5 n Yogyakarta
kendaraan Program-program tersebut diharapkan
tidak mampu mengurai titik-titik kemacetan di ruas
bermotor jalan, pelaksanaan program untuk mengurai
kemacetan lalu lintas di Kota Yogya juga
sebaiknya dilakukan secara berkala sehingga
presentase keberhasilannya dapat dikatakan
berhasil.
4
b. hasil sesuai target b. Optimalisasi Pengaturan Lalu Lintas
Setiap program dan kegiatan memang Kota Yogyakarta sendiri hampir di setiap
memerlukan koordinasi dengan pihak lain atau persimpangan jalan dipasang lampu rambu lalu
instansi lain guna mendapatkan hasil sesuai lintas atau traffic light. Semua traffic Light di
dengan target yang diharapkan, keterkaitan oleh wilayah Kota Yogyakarta selalu dipasang APILL,
beberapa instansi disesuaikan dengan tugas yang tujuannya yaitu untuk dapat memberikan
pokok dan fungsi masing-masing dinas, bentuk informasi yang jelas mengenai keberadaan
koordinasi inilah yang disebut dengan forum lalu rambu-rambu lalu lintas kepada pengguna jalan.
lintas dan angkutan jalan.
Counter down merupakan salah satu alat
Pada tahun 2012 Pemerintah Kota tambahan yang berada di traffic light. Sistem
Yogyakarta dan Dinas Perhubungan membuat hitung mundur ini diharapkan bisa memberikan
program besar guna mengatasi kemacetan, informasi penggunaan jalan kepada para
tepatnya di daerah Kleringan menuju Malioboro. pengguna jalan saat melintas di persimpangan
Proyek tersebut berupa pembuatan jalan jalan tersebut, sehingga apabila lampu merah atau
melintang dari barat ke timur di atas sungai Code, berhenti mereka tahu berapa lama mereka harus
kini ruas jalan Kleringan terbilang efektif untuk menunggu ataupun ketika lampu sedang hijau
mengurai kemacetan. untuk berjalan, mereka juga tahu berapa lama
waktu mereka untuk melintas di persimpangan itu
Sistem rekayasa lalu lintas yang dilakukan atau dengan kata lain waktu yang digunakan lebih
adalah dengan cara pengendara harus memutar efisien dan jelas.
melewati jembatan terdahulu untuk menuju ke
Jalan Malioboro maupun ke arah Jalan Mataram, c. Pengembangan Saran dan Prasarana
Ruas jalan yang lebar membuat jalur ini mampu
menampung banyak kendaraan, meski mengalami Upaya dinas perhubungan dalam
kendala dalam penyesuaian jalur kini ruas jalan menyediakan fasilitas guna mengurai kemacetan
Kleringan terbilang efektif. terus dilakukan dengan pemasangan dan
penambahan ATCS dan pemasangan CCTV
2 Kualitas Layanan disejumlah titik perimpangan agar dapat
mengontrol saat terjadi kepadatan kendaraan
a. pengadaan fasilitas publik disetiap simpang jalan. ATCS (Area Traffic
Control System) merupakan suatu sistem
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
pengendalian lalu lintas berbasis teknologi yang
berbagai hal telah dilakukan oleh Dinas
diterapkan pada sebuah kawasan dengan tujuan
Perhubungan Kota Yogyakarta, dalam hal ini
untuk mengoptimalkan kinerja jaringan jalan
Dinas Perhubungan merupakan dinas penyedia
pada persimpangan melalui optimalisasi dan
jasa, yaitu dengan memberikan fasilitas dijalan
berupa rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan koordinasi pengaturan lalu lintas.
alat pengurai kemacetan. Dengan pemasangan ATCS maka otomatis
ditiap persimpangan terpasang juga CCTV, yang
Lampu lalu lintas atau APILL (menurut UU
terhubung dalam suatu sistem agar dapat
No. 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan
dikendalikan dari kantor Dinas Perhubungan
Angkutan Jalan: Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
Kota Yogyakarta, sehingga apabila terjadi
atau APILL) adalah perangkat elektronik yang
kepadatan kendaraan di persimpangan yang telah
menggunakan isyarat lampu yang dapat
terpasang ATCS maka petugas akan merubah
dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur
durasi rambu Traffic Light, menyesuaikan dengan
lalu lintas dan/atau kendaran di persimpangan
kepadatan yang terjadi di persimpangan tersebut.
atau arus jalan, sedangkan Counter Down atau
sistem menghitung mundur merupakan suatu cara 3. Responsivitas
dalam penghitungan waktu mundur dengan
menampilkan nominal angka dengan satuan a. Menanggapi Kebutuhan Masyarakat
waktu per detik, sistem menghitung mundur ini
diletakkan berdampingan dengan lampu traffic Organisasi yang memiliki responsivitas
light. rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
buruk pula. Oleh sebab itu Dinas Perhubungan
5
Kota Yogyakarta dalam membuat program- Dinas Perhubungan kemudian melihat
program guna mengurai kemacetan selalu permohonan yang diajukan, dan melihat juga
berupaya untuk mengenali apa saja yang menjadi sistem data apakah juru parkir telah terdaftar di
kebutuhan masyarakat, lalu menyusun agenda lokasi tersebut, melakukan evaluasi terhadap
dengan mengangkat isu-isu permasalahan lalu lokasi parkir apakah mengganggu lalu lintas atau
lintas yang terjadi, kemudian melakukan tidak. Jika semua sesuai dengan ketentuan yang
penanganan sesuai dengan prosedur yang ada. ada barulah juru parkir tersebut diberikan izin
bertugas. Terdapat 900 orang juru parkir yang
b. Mengembangkan Program Sesuai Aspirasi terdaftar di Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
Masyarakat yang tersebar dikantong parkir yang disediakan
oleh pemilik gedung/bangunan (off street)
Di tahap ini Dinas Perhubungan telah banyak
maupun kantong parkir yang berada di tepi jalan
melakukan upaya untuk membuat program sesuai
(on street). Untuk sistem pembagian hasil, 75
dengan aspirasi atau yang diinginkan oleh
persen untuk juru parkir dan 25 persen untuk
masyarakat, salah satunya masalah parkir ilegal.
Dinas Perhubungan sebagai retribusi.
Kelancaran lalu lintas juga dipengaruhi oleh tata
kelola yang baik, seringnya terjadi kemacetan Tiap pembayaran hasil parkir, pihak Dinas
lalu lintas salah satunya disebabkan oleh parkir Perhubungan selalu memberikan kuitansi
ilegal yang dilakukan oleh oknum dibadan jalan. kepada juru parkir dan jika ada juru parkir yang
Seharusnya penyelenggaraan parkir tidak belum membayar setoran Dinas Perhubungan
sembarangan dilakukan karena telah diatur dalam akan menggiatkan operasi di lapangan. Peran
Perda Kota Yogyakarta No 18 Tahun 2009 pasal Dinas Perhubungan tidak berhenti di situ saja.
2. Juru parkir yang belum menyetorkan hasil parkir
dan keluhan apa saja yang muncul di masyarakat
Apabila aktifitas parkir meningkat dan
terkait juru parkir juga menjadi perhatian. Hal-hal
tersedianya lahan yang dijadikan lokasi parkir
ini kemudian dijadikan bahan evaluasi bulanan
maka penyelenggaraan parkir harus dilakukan,
sebagai dasar pembinaan juru parkir. Untuk ke
namun jika lahan tidak tersedia dan
depannya, Dinas Perhubungan berharap akan juru
penyelenggaraan parkir tetap diadakan dengan
parkir yang melakukan pelayanan dengan baik
memakai bahu jalan maka hal inilah yang
menyebabkan terjadinya kemacetan yang kepada masyarakat.
mengganggu kelancaran lalu lintas. Maka perlu 4. Responsibiltas
dibuat adanya kebijakan parkir untuk
mengendalikan masalah kemacetan tersebut, a. Pengendalian Birokrasi
kebijakan parkir termasuk kedalam kegiatan
manajemen lalu lintas untuk mewujudkan kondisi Pemerintah daerah Yogyakarta sebagai
lancar dan bebas hambatan disetiap ruas jalan aparat yang berwenang menanggulangi masalah
perkotaan. transportasi perkotaan yang muncul bersama
dengan pemerintah kota melalui dinas
Penyelenggaraan parkir memerlukan perhubungan sebagai dinas terkait dan juga dinas
pengawasan dari pemerintah Kota Yogyakarta pemerintahan yang lainnya agar dapat
diperlukannya sanksi yang tegas kepada oknum bekerjasama merespon masalah yang ada. Aparat
parkir liar untuk tidak melakukan aktivitas parkir pemerintah disini diposisikan sebagai pelayan
dibadan jalan. Tanggap dengan kebutuhan yang publik (Public Service) yang berperan
kompleks tentang masalah perparkiran dinas memberikan pelayanan publik yang baik pada
perhubungan telah melaksanakan berbagai upaya masyarakat sesuai dengan misi mewujudkan
antisipatif dengan upaya pembinaan terhadap juru pemerintah yang baik (Good Governance).
parkir, sebelum seorang juru parkir resmi
diperbolehkan untuk bekerja di sebuah kantong Dalam melaksanakan program guna
parkir oleh Dinas Perhubungan, pengelola tempat mengatasi masalah kemacetan di Kota
parkir wajib memberikan surat permohonan. Yogyakarta, Dinas perhubungan Kota
Surat tersebut berisikan jumlah juru parkir yang Yogyakarta melakukan pembinaan lalu lintas dan
dibutuhkan, luas kantong parkir yang disediakan, angkutan jalan sesuai dengan karakter dimasing-
dan waktu operasional parkir. masing daerah. Hal inilah yang membuat masing-

6
masing daerah yang berbeda tersebut muncul sedangkan memperluas jalan atau menambah ruas
permasalahan yang berebeda-beda pula. jalan sudah tidak memungkinkan maka akan
berakibat pada menurunnya daya tampung
Salah satu sikap positif sebagai wujud respon kendaraan. Hal inilah yang menyebabkan
dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dapat kemacetan pada ruas jalan tertentuyang ditandai
dilihat melalui beberapa kebijakan yang telah dengan panjangnya antrian kendaraan.
dibuat untuk mengurai terjadinya kemacetan lalu
lintas di lingkup Kota Yogyakarta Dengan mempertimbangkan solusi yang
efektif guna menangani persoalan transportasi
B. Koordinasi Melibatkan Wilayah Luar pemerintah mengambil sebuah langkah penting
Administrasi Kota Yogya dalam mengadopsi sistem dalam kebijakan
transportasi dengan mekanisme sistem buy the
Koordinasi juga dilakukan dengan
service yang berarti pemerintah membeli seluruh
Pemerintah Kabupaten perbatasan wilayah,
biaya perjalanan dengan pengadaan sarana
karena terdapat berbagai program yang
angkutan umum bagi masyarakat berupa sarana
melibatkan wilayah diluar wilayah administrasi
angkutan transportasi yang kita kenal sebagai Bus
Kota Yogyakarta. Kerjasama merealisasikan
Trans Jogja, melalui dana yang diperoleh
program sangat diperlukan mengingat masalah
pemerintah melalui pendapatan asli daerah
kemacetan lalu lintas sudah menjadi masalah
(PAD), DPRD DIY mengalokasikan dana
yang cukup serius. Adapun contoh suatu program
yang melibatkan wilayah diluar wilayah anggaran proyek senilai Rp 15,3 miliar.
administrasi yang berbeda yaitu terkait dengan Melalui mekanisme rapat anggota dewan
rekayasa lalu lintas jalur satu arah di Jalan C. Pemerintah Daerah, pemerintah melakukan
Simanjuntak, karena wilayah tersebut yang kerjasama dengan pihak swasta atau stake holders
berbatasan langsung dengan wilayah administrasi dalam mewujudkan fasilitas angkutan umum.
Kabupaten Sleman. Kebijakan pengoperasian angkutan umum
merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah
Wilayah Bundaran UGM telah memasuki
kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya
wilayah administrasi Sleman yang merupakan
penggunaan kendaraan pribadi, dalam
wewenang Dinas Perhubungan Sleman,
pelaksanaan Bus Trans Jogja pemerintah bekerja
sementara simpang empat Mirota Kampus masih
sama dengan Dinas Perhubungan DIY, Dinas
wilayah administrasi Dinas Perhubungan Kota
Perhubungan Kota Yogyakarta, Kepolisian, Dinas
Yogyakarta. sehingga perlu dilakukan sosialisasi
PU, dan Dinas Kimpraswil karena menyangkut
antar kedua belah pihak. Koordinasi bersama
wilayah administrasi Kabupaten/Kota.
dilakukan dengan Dinas Perhubungan Sleman
dan Sekretariat Bersama Jogjakarta Sleman b.Kebijakan Yang Berpihak Pada Masyarakat
Bantul (Kartamantul).
Dengan pemerintah menyediakan jasa
5. Akuntabilitas angkutan umum diharapkan masyarakat beralih
pada moda transportasi publik perkotaan,
a. Menyelenggarakan Lalu Lintas Yang Aman
walaupun masih banyak masyarakat yang
Akuntabilitas Dinas Perhubungan Kota menggunakan kendaraan pribadi dkarenakan
Yogyakarta dalam penyelenggaraan lalu lintas fasilitas, rasa aman dan nyaman yang belum
dan angkutan jalan yang lancar merupakan maksimal yang diberikan oleh pemerintah
bentuk pertanggung jawaban Dinas Perhubungan terhadap transportasi publik perkotaan saat ini
Kota Yogyakarta kepada seluruh pihak yang tetapi pemerintah terus berupaya membuat
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta masyarakat beralih menggunakan moda
pertanggungjawaban tersebut baik secara transportasi massal.
langsung maupun tidak langsung.
Pemerintah telah membangun fasilitas umum
Di kota Yogyakarta, transportasi berbasis yang diharapkan mampu mengatasi masalah
jalan yang dipresentasikan oleh arus lalu lintas perkotaan yang bersumber pada masalah
dengan kendaraan bermotor masih menjadi transportasi.Fasilitas pelayanan umum merupakan
andalan dalam pergerakan orang dan barang, wujud sarana yang berfungsi untuk memperlancar
ketika jumlah kendaraan terus bertambah
7
transportasi sehinga memiliki nilai positif bagi 6. Koentjaraningrat.1993. Metode Penelitian
masyarakat. Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia.
7. Natsir, Moh. 1993. Metode Penelitian.
5. Kesimpulan Jakarta:Ghalia Indonesia.
8. Nawawi, Hadari. 1987. Metode Peneitian
Pemerintah diharapkan segera membuat
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
regulasi terkait upaya pembatasan lalu lintas yang
University Press.
bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan
9. Pradjudi, Armosudiro.2006.Konsep
pada lokasi dan waktu tertentu dengan
Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
memperhitungkan kondisi lalu lintas,
Persada.
ketersediaan angkutan umum, dan kualitas
10. Sani, Zulfiar. 2010. Transportasi (Suatu
lingkungan, pembatasan lalu lintas. Oleh karena
Pengantar). Jakarta : Universitas
terbatasnya kewenangan yang dimiliki maka
Indonesia (UI-Press)
permasalahan yang dapat diatasi oleh Pemerintah
11. Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan
Kota Yogyakarta adalah dengan melakukan
Kota-Tinjauan Regional dan Lokal,
manajemen lalu lintas, manajemen lalu lintas
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
yang dilakukan antara lain dengan optimalisasi
12. Surachmad, Winarno. 1982. Pengantar
persimpangan jalan, penambahan rambu lalu
Penelitian Ilmiah, Dasar Motode Dan
lintas, marka jalan dan pemberlakuan arus satu
Teknik, Bandung: pustaka pelajar
arah yang bertujuan memperlancar lalu lintas di
13. Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja
ruas jalan.
Pelayanan Publik. Bandung: PT. Reflika
6. Saran Aditama
14. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan
a. Melakukan sosialisasi yang lebih merata Permodelan Transportasi, Bandung:Jurusan
kepada masyarakat terkait pemasangan Teknik Sipil ITB.
rambu-rambu dalam rekayasa lalu lintas. 15. Tangkilisan, Hessel Nogi S. Manajemen
b. Meningkatkan fasilitas angkutan umum Publik. Jakarta: PT Grasindo.
massal perkotaan 16. Wahyudi. 1996. Perencanaan Kota. Jakarta:
c. Melakukan penertiban perparkiran Erlangga
d. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai
pihak untuk menyediakan lahan parkir

7. Daftar Pustaka

1. Bintarto, R. 1989 .Interaksi Desa Kota dan


Permasalahannya.Cetakanke3. Jakarta :
Ghalia Indonesia
2. Branch, C. Melville. 1996. Perencanaan Kota
Komprehensif: Pengantar danPenjelasan,
Penerjemah: Bambang Hari Wibisono,
Penyunting: AchmadDjunaedi. Gadjah
Mada University Press.
3. Dwiyanto, Agus.2006. Reformasi Birokrasi
Publik Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Mada Universitasity Press.
4. Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik
Lalulintas, Yogjakarta: Gajah Mada
University Press.
5. Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi
Strategis Administrasi Publik, Konsep,
Teori dan Isu. Yogyakarta: Gava Media.

Anda mungkin juga menyukai