Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persaingan di era global seperti sekarang ini sangatlah ketat, bayangkan saja setiap
tahunya semua perguruan tinggi meluluskan ribuan mahasiswa yang dia anggap sudah lulus
dan mempunyai kesempatan untuk terjun di dunia kerja. Ribuan lulusan tersebut di ibaratkan
seperti pengangguran intelektual, karena dewasa ini lowongan pekerjaan semakin
menyempit. Seakan-akan banyaknya mahasiswa yang lulus tidak sebanding dengan jumlah
pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, sekarang pemerintah maupun pihak swasta sedang
gencar-gencarnya menggalakkan program berwirausaha. Para pemuda kini di berikan peluang
dan fasilitas untuk bisa mengembangkan dirinya dengan membuat usaha sendiri. Banyak dari
mereka yang memilih membuat usaha sendiri meskipun dengan lingkup yang masih kecil.
Akan tetapi tidak sedikit pula yang masih menginginkan menjadi seorang karyawan di sebuah
perusahaan ternama.
Untuk menjadi seorang pegawai/karyawan disebuah perusahaan, kita perlu membekali
diri kita dengan beberapa hal, yaitu kemampuan akademik dan juga kemampuan softskill.
Apalagi kini Indonesia memasuki era yang disebut dengan MEA ( masyarakat ekonomi
ASEAN).Terdapat empat hal yang menjadi fokus kesepakatan antarnegara ASEAN dalam
membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi secara ekonomi di kawasan ASEAN: (1)
wilayah kesatuan pasar dan basis produksi, (2) kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi
yang tinggi, (3) kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi merata, (4) kawasan yang
diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Untuk menghadapi MEA terdapat
dua fokus yang akan kita ulas. Yang pertama, kesiapan kelompok pebisnis dan kesiapan para
calon karyawan yang sedang bersaing mendapat pekerjaan. Untuk kelompok pebisnis yang
terpenting dalam menghadapi MEA adalah dengan mempersiapkan segala hal, mulai dari
perencanaan sampai finishing. Dalam business plan, beberapa hal yang perlu dipersiapkan
adalah: 1) Tentukan tujuan, 2) bangun sarana, 3) kumpulkan tim, 4) tentukan tugas, dan 5)
evaluasi. Pertanyaannya adalah bagaimana membuat business plan? Langkahnya dimulai
dengan: 1) Fact finding: interview, evaluation, investigation, 2) Analyzing: segmentation,
target, position (STP), 3) Milestoning: short term target, middle term target, long term target.
Perlu diperhatikan juga untuk berpikir secara silogisme. Jangan hanya memikirkan topik
tetapi petakan juga kerangka berpikir. Sedangkan bagi para calon karyawan yang sedang
melamar suatu pekerjaan, ada beberapa hal yang penting untuk di persiapkan salah satunya
1
adalah tahap wawancara kerja. Dalam menghadapi wawancara kerja membutuhkan persiapan
fisik dan mental, terutama bagi generasi muda yang minim pengalaman. Terkait dengan hal
ini, ada berbagai strategi untuk mehadapi interview. “Perhitungkan waktu. Datanglah lebih
awal, paling tidak satu jam sebelumnya. Dengan datang lebih awal, banyak informasi yang
bisa dicari dari orang-orang di sekitar lingkungan kerja. Penting juga untuk memerhatikan
kostum yang mencerminkan karakter perusahaan dan bersiaplah menjawab segala pertanyaan
dengan jawaban yang cerdas.

Selain itu, body language juga menunjukkan mental. Jadi tunjukkanlah sikap welcome,
berjabat tangan dengan mantap, dan tataplah pewawancara dengan tatapan hangat. Tanpa
diminta, siapkan segala berkas yang mungkin dibutuhkan. Buatlah diferensiasi yang berbeda
pada surat lamaran dan pertimbangkan foto sebagai daya tarik. Dikarenakan perekrut hanya
mempunyai waktu terbatas untuk melihat tumpukan berkas pelamar, otomatis aspek visual
yang akan berperan pertama kali.

1.2. Rumusan masalah


1.2.1. Apa arti pentingnya wawancara kerja?
1.2.2. Apa saja persiapan Menghadapi Wawancara Kerja?

1.2.3. Bagaimana Praktek Menghadapi Wawancara Kerja?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk Mengetahui arti pentingnya wawancara kerja.
1.3.2. Untuk mengetahui persiapan menghadapi wawancara kerja.
1.3.3. Untuk mengetahui praktek menghadapi wawancara kerja.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Wawancara Kerja


2
Wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan
dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Untuk menghadapi wawancara kerja tersebut
pelamar harus mempersiapkan diri untuk meyakinkan pewawancara. Berbagai aspek,
khususnya kepribadian yang ditampilkan baik secara verbal maupun noverbal, bahkan pada
saat Anda memasuki ruang wawancara akan memperoleh perhatian dari pewawancara.
Aspek-aspek kepribadian (personality aspects) yang akan dinilai antara lain mencakup;
penampilan secara fisik, sopan santun, nada suara, rasa percaya diri, inisiatif, kebijaksanaan,
daya tanggap dan kerja sama, ekspresi wajah, kemampuan berkomunikasi, sikap terhadap
pekerjaan serta sedikit selera humor. Selama kegiatan wawancara berlangsung, berusahalah
untuk memberikan informasi secara jelas, padat, akurat, dan tidak berbelit-belit. Jawablah
semua pertanyaan yang diminta secara baik dan janganlah memberikan informasi di luar yang
ditanyakan atau tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara.
Bagi pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan
secara langsung pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan berbagai faktor lainnya yang
berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak untuk melakukan pekerjaan
(memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan
pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, profesional, dan gaya hidup atau
kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim
bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam
wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya. Kaitannya dengan MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) adalah tentu saja bagi pelamar kerja agar dapat memperoleh
pengalaman kerja yg lebih bagus terutama di perusahaan asing dan tentunya mendapat
jaminan kerja yang lebih baik.

Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan
kecocokan antara karakteristik pelamar dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki
pelamar tersebut untuk memegang jabatan/pekerjaan yang ditawarkan. Sedangkan bagi
perusahaan wawancara merupakan tahapan yang penting untuk mengetahui dan menyaring
calon pegawai yang berkualitas dan bisa bersaing secara global karena melalui wawancara
perusahaan dapat melakukan komunikasi dua arah yang tentunya hal ini sangat bermanfaat
untuk mengetahui identitas calon pegawai secara lebih mendalam.

2.2. Persiapan Menghadapi Wawancara Kerja


Sebelum melakukan wawancara tentu saja kita harus memahami proses dari wawancara
tersebut. Persiapan akan membantu kita tampil lebih baik di bawah tekanan, selain itu,

3
semakin siap maka semakin rendah ketegangan yang kita rasakan terhadap proses
wawancara. Pastikan untuk mempelajari setiap perbedaan budaya ketika memersiapkan diri
untuk wawancara, dan dasarkan pendekatan kita pada apa yang diharapkan penerima. Untuk
memersiapkan diri demi wawancara yang berhasil, pelajari organisasinya, pikirkan
pertanyaan yang akan di ajukan sejak awal, dukunglah rasa percaya diri, perbaiki gaya
wawancara, rencanakan untuk tampil baik, dan bersiaplah ketika kita tiba. Wawancara akan
memakan waktu, maka dari itu mulailah untuk mencari pekerjaan jauh hari sebelum tanggal
yang kita inginkan untuk mulai bekerja, sebagai contoh mahasiswa mulai mencari pekerjaan
hingga sembilan bulan sebelum kelulusan. Berpura-pura melakukan wawancara dengan
teman juga merupakan cara yang baik untuk mengasah gaya wawancara kita. Jika kita merasa
malu atau tidak percaya diri, ingatlah bahwa pewawancara/perekrut juga manusia biasa.
Persiapan yang baik merupakan kunci dari lolos wawancara. Maka dari itu dibutuhkan
persiapan yang matang untuk melaluinya jangan sampai wawancara yang merupakan pintu
masuknya sebuah pekerjaan akan kacau berantakan dan harus cari lowongan kerja lagi.
Berpenampilan dengan rapi, tampak professional, dan memakai pakaian yang tepat adalah
sangat penting. Mental merupakan hal terpenting yang harus dipersiapkan untuk menghadapi
wawancara, jika saat wawancara menunjukkan sikap canggung dan kurang percaya diri maka
akan mempengaruhi penilaian. Oleh karena itu usahakan untuk selalu percaya diri dan
bersikap tenang. Memberikan senyuman dan sikap rileks pada saat wawancara akan dapat
membantu menjawab pertanyaan dari interviewer dengan baik. Apalagi dengan indonesia
menjadi anggota MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tentunya kita harus bisa berbahasa
internasional jika ingin melamar pekerjaan di perusahaan asing. Di saat kita akan melakukan
wawancara kerja sebaiknya kita tidak merasa cemas karena apabila kita cemas akan
menghilangkan rasa percaya diri kita, kecemasan yang timbul diakibatkan oleh pikiran-
pikiran negatif dari diri sendiri. Kecemasan itu akan terus timbul, kita hanya dapat berusaha
untuk menekan rasa cemas, interaksi komunikasi antarpribadi saat tes wawancara belum
efektif karena sebagian besar calon karyawan memberi informasi yang dibuat-buat mengenai
dirinya agar pewawancara menganggap mereka sosok yang positif dan bersemangat.

Beberapa pewawancara percaya bahwa latar belakang pribadi menunjukkan seberapa


baik kandidat akan menyesuaikan diri, sehingga mereka menanyakan minat, kegemaran,
kesadaran akan peristiwa dunia, dan sebagainya. Maka dari itu kita harus memerbesar
potensi sepanjang lini ini dengan banyak membaca, berusaha bertemu dengan orang-orang
baru, dan berpartisipasi dalam kelompok diskusi, seminar, dan pelatihan. Penampilan juga

4
merupakan salah satu kunci yang akan menentukan suksesnya sebuah wawancara kerja.
Penampilan yang rapi akan menjadi alasan bagi pewawancara untuk memilih kamu. Rapinya
penampilanmu juga menjadi parameter profesionalitasmu. Adapun hal-hal yang perlu
dihindari antara lain; datang terlambat, tanpa persiapan, berpenampilan berlebihan, bersikap
tidak sopan, memberikan informasi tidak relevan, emosional, memotong pembicaraan dan
melebih-lebihkan diri sendiri.

2.3. Praktek Menghadapi Wawancara Kerja


a) Cara Mengenali Pekerjaan dan Perusahaan
Sebelum melakukan wawancara sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu mengenai
pekerjaan dan perusahaan. Informasi tersebut bisa diperoleh dari berbagai publikasi
resmi yang dikeluarkan perusahaan tersebut, baik berbentuk jurnal, majalah atau
bulletin. Perusahaan sekarang ini menginginkan kandidat yang serius untuk
menunjukkan pemahaman tentang operasi perusahaan, pasar, serta tantangan strategis
yang taktis. Pada era informasi ini, pencarian informasi mengenai perusahaan bukanlah
hal yang sulit. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua arah (two-way
communication) merupakan kesempatan yang baik bagi pelamar untuk menanyakan
secara langsung berbagai hal mengenai pekerjaan dan perusahaan kepada
pewawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :
1. Apa tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang dilamar
2. Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai promosi
3. Bagaimana kesempa|an berkembang dalam perusahaan
4. Apakah tersedia program pelatihan bagi pegawai baru
5. Apa yang menjadi produk unggulan perusahaan
6. Siapa pesaing utama perusahaan
Pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan dalam wawancara sangat penting artinya
bagi pewawancara terutama dalam kaitanya dengan tingkat keseriusan kita dalam
melamar posisi pekerjaan tersebut. Kalau kita sudah diberi kesempatan untuk
menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan maupun perusahaan tetapi
tidak kita manfaatkan, pewawancara dapat menilai kita sebagai pelamar yang diragukan
tingkat keseriusanya. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan
pewawancara dan hindari pertanyaan-pertanyaan yang bernada interogasi.
Ketika kita di undang untuk wawancara sebuah posisi, pewawancara
kemungkinan sudah memiliki beberapa gagasan apakah kita memiliki persyaratan yang
tepat berdasarkan peninjauan resume. Tetapi selama wawancara kita diminta untuk
menguraikan pendidikan dan pekerjaan sebelumnya lebih dalam sehingga pewawancara
dapat menentukan seberapa sesuai keterampilan dengan yang diminta. Dalam banyak

5
kasus, pewawancara akan mencari orang dengan keluwesan dalam menerapkan
keterampilan yang berbeda-beda di beberapa bidang. Ketika menguraikan
keterampilan, bersikaplah jujur. Jika kita tidak mengetahui cara melakukan sesuai,
katakan saja. Tingginya biaya akibat perekrutan karyawan yang tidak sesuai, membuat
semakin banyak perusahaan mengadakan pemeriksaan latar belakan. Selain itu, banyak
pemberi kerja melakukan uji praperekrutan. Tes semacam itu memverifikasi
keterampilan pekerjaan kandidat dan menentukan apakah para pelamar cocok dengan
pekerjaan itu dan apakah mereka akan bernilai karena telah melakukan pengeluaran
untuk perekrutan dan penelitian.
b) Pertanyaan penting dalam wawancara kerja
Dalam wawancara, pelamar akan ditanyai berbagai macam jenis pertanyaan sehingga
pelamar harus benar-benar mempersiapkan diri agar dapat menjawab semua pertanyaan
dengan baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dapat berkaitan dengan
pekerjaan yang Anda lamar, program pendidikan dan pelatihan yang pernah Anda
pernah Anda ikuti, pengalaman kerja, pergaulan antar sesama/ sejawat, pimpinan Anda
(terdahulu), penilaian pribadi Anda, hobi, kepribadian, latar belakang keluarga, dan
tujuan karier.
c) Ucapan terima kasih
Setelah melakukan wawancara, sebaiknya pelamar memberikan surat berisi ucapan
terima kasih kepada pewawancara sebagai penghargaan pelamar atas waktu yang telah
mereka sediakan untuk melakukan wawancara. Tulislah surat ucapan terima kasih yang
sederhana, singkat dan jelas serta sampaikan pula harapan Anda untuk memperoleh
keputusan sesegera mungkin. Setelah melakukan wawancara kerja, kita dapat
mengekspresikan rasa terimakasih dalam waktu paling pendek dua hari setelah
wawancara kerja. Meskipun kita merasa hanya memiliki sedikit peluang untuk diterima
di perusahaan yang kita inginkan, namun hal ini menunjukkan etiket yang baik dari kita
dan bisa memberikan kesan yang positif. Ucapkan terima kasih untuk waktu dan
kebaikan pewawancara, dan pastikan untuk menyatakan kembali pekerjaan khusus
yang kita inginkan. Sampaikan bahwa kita masih tertarik dengan pekerjaan itu, dan
selanjutnya tanyakan tentang keputusanya dengan sopan. Ucapan terima kasih kita buat
dengan singkat (kurang dari lima menit untuk telepon atau hanya satu halaman untuk
surat), dan organisasikan seperti pesan rutin. Kita harus memperlihatkan sikap dan nada
positif tanpa terdengar terlalu percaya diri. Meskipun pewawancara pernah mengatakan
bahwa kita tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan itu, tetapi paling tidak ucapan
terima kasih membuat kesempatan mungkin bisa terbuka dengan lebar.
6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan
dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Untuk menghadapi wawancara kerja tersebut
pelamar harus mempersiapkan diri untuk meyakinkan pewawancara. Berbagai aspek,
khususnya kepribadian yang ditampilkan baik secara verbal maupun noverbal, bahkan pada
saat Anda memasuki ruang wawancara akan memperoleh perhatian dari pewawancara.
Aspek-aspek kepribadian (personality aspects) yang akan dinilai antara lain mencakup;
penampilan secara fisik, sopan santun, nada suara, rasa percaya diri, inisiatif, kebijaksanaan,
daya tanggap dan kerja sama, ekspresi wajah, kemampuan berkomunikasi, sikap terhadap
pekerjaan serta sedikit selera humor. Selama kegiatan wawancara berlangsung, berusahalah
untuk memberikan informasi secara jelas, padat, akurat, dan tidak berbelit-belit. Jawablah
semua pertanyaan yang diminta secara baik dan janganlah memberikan informasi di luar yang
ditanyakan atau tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara.
Persiapan akan membantu kita tampil lebih baik di bawah tekanan, selain itu, semakin
siap maka semakin rendah ketegangan yang kita rasakan terhadap proses wawancara.
7
Pastikan untuk mempelajari setiap perbedaan budaya ketika memersiapkan diri untuk
wawancara, dan dasarkan pendekatan kita pada apa yang diharapkan penerima. Untuk
memersiapkan diri demi wawancara yang berhasil, pelajari organisasinya, pikirkan
pertanyaan yang akan di ajukan sejak awal, dukunglah rasa percaya diri, perbaiki gaya
wawancara, rencanakan untuk tampil baik, dan bersiaplah ketika kita tiba.
Dalam prakteknya, sebelum melakukan wawancara sebaiknya kita mempelajari terlebih
dahulu mengenai pekerjaan dan perusahaan. Informasi tersebut bisa diperoleh dari berbagai
publikasi resmi yang dikeluarkan perusahaan tersebut, baik berbentuk jurnal, majalah atau
bulletin. Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dapat berkaitan dengan pekerjaan yang
Anda lamar, program pendidikan dan pelatihan yang pernah Anda pernah Anda ikuti,
pengalaman kerja, pergaulan antar sesama/ sejawat, pimpinan Anda (terdahulu), penilaian
pribadi Anda, hobi, kepribadian, latar belakang keluarga, dan tujuan karier. Setelah
melakukan wawancara, sebaiknya pelamar memberikan surat berisi ucapan terima kasih
kepada pewawancara sebagai penghargaan pelamar atas waktu yang telah mereka sediakan
untuk melakukan wawancara.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi Empat. Yogyakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai