Anda di halaman 1dari 27

Kumpulan Kasus Seru Jilid 1

Petualangan Diplomat
Bulgaria

Sherlocked.org
- 2012 -
Misteri Pusaran Warwickshire

Misteri Pusaran Warwickshire

F. Gwynplaine MacIntyre

Menurut cerita Watson, Holmes menyelidiki tiga kasus lagi di tahun 1903—“Batu
Mazarin”, “Rumah Beratap Tiga”, dan “Lelaki Merangkak”. Setelah kasus terakhir ia
memutuskan untuk pensiun. Ia mungkin melakukan hal ini pada ulang tahunnya yang
kelima puluh. Ia tinggal di sebuah rumah kecil di Lembah Selatan dekat Eastburne dan
menghabiskan waktunya beternak lebah, dan tentang hal itu ia menuliskan suatu risalah,
Buku Pegangan Praktis Beternak Lebah dan menyatukan semua karya tulisnya sendiri
untuk menghasilkan buku terkenal Seluruh Seni Detektif.
Ia sangat berkeras dalam hal pensiunnya, menolak kembali ke praktek lamanya.
Bagaimanapun, sebuah pikiran seaktif pikiran Holmes tak pernah bisa beristirahat. Ia
mencatat penyelidikannya sendiri, “Surai Singa” di tahun 1907, tapi dengan agak
mengejutkan ia tidak mencatat titik puncak sebuah kasus yang membingungkannya
selama tiga puluh tahun. Kasus itu adalah kasus luar biasa James Philimore, yang
kembali ke rumahnya untuk mengambil payung dan tak pernah terlihat lagi. Holmes
menyelidiki kasus ini di awal karirnya tapi tak bisa memecahkannya. Minat F.
Gwynplaine MacIntyre yang berubah-ubah menyebabkan ia melakukan penelitian dalam
beberapa bidang, tak ada satu pun yang Holmesian, tapi secercah keberuntungan saat ia
meneliti perkembangan bioskop di New York membuat akhir kasus itu menjadi jelas.
Banyak orang lain sudah mencoba memecahkan kasus yang membingungkan ini, tapi
akhirnya, inilah jawabannya.

LENYAPNYA PENGUSAHA LOKAL YANG ANEH

Suatu kejadian aneh dan tak dapat dijelaskan dilaporkan dari Leamington. Di pagi hari
Rabu, dua bankir dari komunitas ini berkunjung ke rumah nomor 13a, jalan Tavistock, tempat
tinggal Mr. James Phillimore, berusia 33 tahun, yang ingin menemani tuan-tuan itu ke tempat
bisnis mereka untuk mendiskusikan suatu transaksi finansial.
Melangkah ke jalan, Mr. Phillimore melirik sebentar ke atas, dan—walaupun udara

Sherlocked.org 2
Misteri Pusaran Warwickshire

cukup bagus dua minggu terakhir—ia berkata pada temannya: "Tampaknya akan hujan. Ijinkan
saya mengambil payung." Setelah itu ia masuk kembali ke rumahnya, menutup pintu depan tapi
membiarkannya tak terkunci, sementara kolega-koleganya tetap berada di tangga pintu depan.
Sesaat kemudian, kedua pria itu kebetulan mendengar Mr. Phillimore berteriak dari
dalam: "Tolong! Saya tak bisa—" Kata-katanya terhenti di tengah-tengah. Kedua tamu Mr.
Phillimore langsung memasuki ruang penghubung rumah itu, tempat sebuah pemandangan aneh
menunggu mereka.
Papan lantai di serambi tengah gosong, dalam pola yang membentuk lingkaran
berdiameter kurang lebih enam kaki: seakan pusaran tak dikenal mengunjungi bagian ruangan
ini, dan ruangan yang lain tidak. Jejak kaki berlumpur Mr. Phillimore dapat dilihat dengan jelas,
dalam sebuah jejak yang mengarah ke batas lingkaran itu. Bagian belakang sebuah jejak kaki
menonjol keluar dari tepi luar lingkaran: separo jejak kaki Mr. Phillimore yang luar jelas
memasuki lingkaran misterius itu, namun tak meninggalkan jejak di bagian dalam lingkaran.
Sebuah wadah payung berdiri tak terganggu di sudut ruang depan itu, jauh dari
lingkaran. Bagian pegangan payung Mr. Phillimore, dengan beberapa inci gagangnya,
ditemukan di lantai di pinggiran luar teka-teki misterius itu. Bagian payung yang hilang—yang
diasumsikan hilang bersama-sama Mr. Phillimore ke dalam zona lingkaran itu—terpotong
dengan rapi.
Kedua saksi kejadian mengagumkan ini adalah bankir menonjol di Leamington Spa,
yang ketelitian dan ketenangannya melebihi semua orang.
Rumah itu sekarang digeledah dengan teliti oleh polisi lokal, dan tak ada lubang bawah
tanah atau kamar rahasia yang ditemukan. Pada laporan ini, tak ditemukan jejak Mr. Phillimore
sama sekali.
Dicuplik dari The South Warwickshire Advertiser untuk terbitan Kamis, 26 Agustus 1875

Temanku Sherlock Holmes menjelaskan kasus Phillimore padaku hanya secara singkat, karena
ia tak ingin mendiskusikan kegagalannya yang jarang terjadi. Aku tahu kejadian itu terjadi sangat awal
di karir detektifnya, segera setelah urusan Gloria Scott. Mr. Phillimore dari Leamington Spa,
Warwickshire, lenyap seakan ditelan bumi, dan ia takkan pernah muncul lagi kecuali bumi sendiri
membelah dan memuntahkannya.

Sherlocked.org 3
Misteri Pusaran Warwickshire

Pada siang tanggal 18 April 1906, aku sedang memeriksa seorang pasien di tempat praktek
London-ku ketika terdengar kabar bahwa sebuah gempa bumi besar telah merusakkan kota megah San
Fransisco. Pada waktu malam hari kabar suram itu dikonfirmasi: beberapa orang luka-luka atau
meninggal, dan beribu-ribu orang tak punya rumah. Selama tiga puluh jam kemudian, kabel telegram
trans-atlantik menyiarkan berita lebih jauh: saluran gas batu-bara di bawah jalan-jalan San Fransisco
terputus dalam suatu gempa bumi, dan akibatnya seluruh kota sekarang ditelan api yang menyala tanpa
dapat dikendalikan. Dalam keamanan tempat praktek Harley Streetku, aku memutuskan untuk
melakukan kontribusi sederhana pada sumbangan umum yang mungkin muncul di London untuk
membantu korban San Fransisco.
Tak sampai dua minggu kemudian, sebuah telegram berisi alamat balasan yang kukenal di
Sussex Downs diantar ke ruanganku. Pesan itu hanya terdiri dari dua kata: "DATANGLAH SEGERA"
dan tanda tangan "HOLMES". Tak ada lagi tulisan lain yang diperlukan.
Aku segera pergi ke stasiun Victoria dan membeli karcis kelas satu kereta ke Brighton. Setelah
menunggu lama kedatangan keretaku yang di luar kebiasaan, perjalanan kereta api itu berlalu cukup
cepat. Di barisan kereta kuda Brighton, seorang pengemudi kereta mengantarku ke gerbang pintu
tujuanku.
Rumah Mr. Sherlock Holmes dari luar tampak seperti rumah bujangan mana pun, tapi halaman
yang mengelilinginya menimbulkan kekaguman. Rumahnya diapit dan dikelilingi di semua sisi oleh
lemari-lemari kayu tipis panjang yang—dalam pengamatan lebih lanjut—sebetulnya adalah sarang
lebah, merembeskan lilin lebah pucat dan sekresi serangga penghuninya yang berwarna lebih gelap.
Suara dengung yang terus-menerus seribu kali Babel. Saat aku melangkah di jalan masuk depan di
tengah-tengah iringan lebah-lebah yang ingin tahu, aku melihat sekilas wajah teman dan pemanggilku
di jendela terdekat. Sebelum aku punya waktu menggunakan keset kaki di sebelah pintu, aku ditarik
masuk. Lebah-lebah itu, untungnya, memilih untuk tetap di luar. Semenit kemudian aku sudah duduk
bersilang kaki di atas tempat duduk bulu binatang di ruang tamu teman baikku Sherlock Holmes.
"Senang sekali kau mau datang, Watson." Ia menyodorkan kotak cerutunya, dan aku mengambil
sebuah cerutu perfecto hitam. Sementara aku memotong dan menyalakannya, Holmes melanjutkan:
"Kau harus memaklumi lebah-lebahku. Salah satu sarang lebah hari ini baru saja menghasilkan seekor
ratu baru, dan ia sedang sibuk membunuh semua ratu yang tak aktif."
"Aku tak tahu lebah bisa disuruh tinggal di lemari-lemari kayu," kataku.

Sherlocked.org 4
Misteri Pusaran Warwickshire

Holmes memilih sebuah panatela Havana, dan menyalakan cerutunya tanpa memotongnya.
"Lebah-lebah itu tinggal di pohon ek kosong di dekat sini. Lemari-lemari itu adalah kreasiku sendiri,
terinspirasi oleh alat-alat peternak lebah Amerika, Pendeta Langstroth. Setiap sarang lebah menempati
lemarinya sendiri, dan dapat dipindahkan tanpa mengganggu sarang yang lain." Tanpa aba-aba,
temanku tiba-tiba mengganti pokok pembicaraan: "Watson, aku menyesal kau harus menunggu
keretamu begitu lama di stasiun Victoria."
"Kalau begitu kau menyadari keterlambatan itu?' aku bertanya padanya.
"Sama sekali tidak," kata Sherlock Holmes. "Segera setelah kau masuk ke rumahku, aku
memperhatikan bahwa keretamu terlambat."
Aku tersenyum dengan memperturutkan kata hati. "Kau pasti menghafalkan Panduan Kereta
Api Bradshaw, dan kau menduga keterlambatan keretaku dari jam kedatanganku."
"Aku tak pernah menghafalkan data tak berguna, Watson. Pikiranku adalah ruang kerja, bukan
ruang penyimpanan." Holmes menunjuk dengan jari telunjuknya yang panjang ke kakiku. "Sepatumu,
kulihat, baru disemir. Karena telegramku yang mendesak, kau takkan memilih menunda
keberangkatanmu dari London dengan menghabiskan waktu untuk hal-hal remeh seperti itu. Kau pasti
mau tak mau tertunda di ujung rel kereta, dan—selama masa penantian yang dipaksakan itu—kau
mengambil kesempatan untuk mencari penyemir sepatu yang menjajakan jasa mereka di sepanjang
dinding Belgrave stasiun Victoria."
"Luar biasa, Holmes! Apa yang kaukatakan itu benar."
"Lebih jauh lagi," temanku melanjutkan, "ada satu penyemir sepatu khusus di Jalan Belgrave
yang semir sepatu coklatnya berwarna coklat muda khas, yang tak dapat dibeli secara umum. Aku
yakin ia membuat campurannya sendiri, dari resep asli. Sepatumu, Watson, mempunyai tanda dari
penjaja itu."
Sekali lagi aku terheran-heran. "Tapi tentunya, Holmes, kau tidak memanggilku ke sini untuk
mendiskusikan penyemir sepatu," aku bertanya.
"Memang tidak." Holmes pergi ke perapian, dan mengeluarkan sebuah dokumen yang terlipat
dari rak perapian. "Aku yakin kau mengetahui kekacauan yang terjadi baru-baru ini di San Fransisco."
Aku mengangguk dengan sedih. "Ya, gempa bumi dan kebakaran yang mengikutinya.
Kecelakaan yang mengerikan."
"Kecelakaan bukan kata yang tepat, Watson. Tepat sehari setelah gempa bumi San Fransisco,

Sherlocked.org 5
Misteri Pusaran Warwickshire

teman lamaku Pierre Curie—seorang ilmuwan Perancis terkenal—tertabrak dan terbunuh oleh kereta
kuda di Paris. Kemalangan itu yang disebut kecelakaan. Urusan San Fransisco ini urusan yang agak
lebih parah lagi: planet bumi kita meledak terbuka."
Aku mengangguk sekali lagi. "Di balik perkembangan ilmiah, manusia masih berada di bawah
belas kasihan alam."
Ada raut gelap di matanya saat Sherlock Holmes berbicara: "Bukan alam yang memangsa
manusia, Watson. Predator yang mengancam manusia adalah manusia itu sendiri." Holmes duduk dan
membuka lipatan dokumen di tangannya. "Aku menerima berita tertulis dari dua tuan-tuan Amerika:
Mr. Henry Evans, presiden Perusahaan Asuransi Continental; dan Mr. James D. Phelan, dulunya
walikota San Fransisco. Kedua pria ini bersumpah bahwa mereka akan mengusahakan penghidupan
kembali kota mati itu, dan melihat San Fransisco bangkit dari abu."
"Aneh sekali seorang bekas walikota, dan bukannya seorang pemegang jabatan sekarang, yang
melakukan misi seperti itu," aku berkomentar.
"Walikota yang sekarang adalah bagian dari masalah, Watson." Sherlock Holmes melirik
dokumen di depannya. "Mr. Phelan memberitahuku bahwa, selama masa jabatannya sendiri sebagai
walikota San Fransisco, dana kota dialokasikan untuk gaji dan pelatihan petugas kepolisian dan petugas
pemadam kebakaran, selain juga dana untuk membeli dan memelihara alat pemadam kebakaran, kereta
pemompa, dan kuda-kuda yang menariknya."
"Tentunya itu investasi yang bijaksana," kataku.
"Mungkin tidak," kerutan Holmes semakin dalam. "Surat Mayor Phelan meneruskan
menyatakan bahwa walikota San Fransisco yang sekarang—bernama Eugene Schmitz—adalah kaki
tangan sekumpulan pencuri dan penyogok yang secara sistematis merampas peti simpanan kota dan
memperkaya diri mereka sendiri dengan beberapa juta dolar curian. Karena tak adanya dana, pasukan
polisi dan pemadam kebakaran San Fransisco hanya kerangka kru: tak terlatih dengan baik, dan
berkewajiban memenuhi tugas mereka dengan peralatan yang tak sempurna. Sebagai akibatnya, ketika
gempa bumi menimpa, jumlah kematian jauh lebih tinggi dari seharusnya. Dokter, mungkin menarik
bagimu untuk mengetahui bahwa gempa bumi San Fransisco baru-baru ini, dan kebakaran besar yang
mengikutinya, menelan tujuh ratus nyawa manusia."
"Demi Tuhan," aku berseru.
"Memang. Tapi bila Mr. Phelan bisa dipercaya—dan aku mempercayainya, Watson—lebih dari

Sherlocked.org 6
Misteri Pusaran Warwickshire

300 kematian itu, selain kerusakan properti senilai 20 juta dolar, adalah akibat langsung penggelapan
Walikota Schimtz. Kalau saja dana kota dialokasikan pada keperluan yang tepat, orang-orang itu tak
seharusnya meninggal."
"Jelas ini suatu tragedi. Tapi apa hubungannya denganmu, Holmes?"
Temanku melipat lagi surat yang ditulis Mr. Phelan dan mengantunginya. "Perusahaan Asuransi
Continental, dan beberapa perusahaan asuransi lain, sekarang terancam bangkrut sebagai akibat
semburan klaim polis yang berasal dari San Fransisco. Mr. Evans dan koleganya bermaksud
memberikan semua klaim, tapi mereka marah karena menanggung biaya tragedi ini sementara para
pencuri yang menyebabkannya bebas. Walikota Schmitz dan sekutunya yang korup itu dipersalahkan,
namun tak ada bukti kesalahan mereka yang bisa ditemukan."
Kami menghisap cerutu dalam diam selama beberapa saat, dan kemudian Holmes berkata lagi:
"Jelas reputasiku telah berkelana jauh hingga California, Watson. Surat inilah hasilnya. Mr. Phelan dan
Mr. Evans, diikuti oleh sindikat broker asuransi menawarkan padaku carte blanche bila aku mau pergi
ke San Fransisco dan bekerja untuk mereka. Orang-orang ini ingin menyewa jasaku dalam hal
kesimpulan dan penyelidikan. Mereka ingin aku menemukan bukti kuat, yang akan bisa diajukan di
pengadilan Amerika mana pun, tentang penyalahgunaan jabatan Schmitz dan antek-anteknya.
"Dan kau bermaksud menerima penugasan ini, Holmes?" aku bertanya padanya.
"Watson yang baik, aku sudah menerimanya. Politik Amerika adalah labirin gelap yang tak
pernah kumasuki sebelumnya, dan tantangannya membangkitkan minatku." Holmes berdiri dan
meregangkan badan. "Satu hal lagi, Watson. Rumah sakit-rumah sakit dan bangsal-bangsal darurat di
San Fransisco penuh hingga hampir meledak oleh orang- orang terluka dan hampir mati; tak ada cukup
dokter di kota yang hancur itu untuk merawat mereka semua. Bakat medismu akan diterima dengan
baik dalam krisis itu. Dan aku mungkin memerlukan bantuanmu selama penyelidikanku. Haruskah aku
memberi tahu Asuransi Continental untuk memberiku dana untuk dua tiket kapal uap ke Amerika?"
Pertanyaan itu sama sekali tak terduga. Aku ragu-ragu selama waktu yang sangat singkat
sementara aku mempertimbangkan bagaimana harus memberi tahu istriku, kemudian mengulurkan
tanganku. Sherlock Holmes menggenggamnya dalam kedua tangannya.
"Baik sekali, Watson! Kita akan sibuk selama paling tidak dua bulan. Beri tahu pasien-pasien
Harley Streetmu untuk membuat perjanjian lain selama kau tak ada. Sedangkan lebah-lebahku: hingga
kita kembali aku hanya bisa berharap ratu baru mereka akan memerintah dengan bijaksana!"

Sherlocked.org 7
Misteri Pusaran Warwickshire

Dan demikianlah petualangan kami mulai. Kami berlayar dari Southampton pada tanggal 12
Mei menuju kota New York di atas sebuah kapal uap yang dengan tepat dinamai New York. Selama
pelayaran itu, Sherlock Holmes mempertahankan otaknya yang luar biasa tetap sibuk dengan
permainan mengamati sesama penumpang dan menyimpulkan asal-usul, pekerjaan, dan kepribadian
mereka dari petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penampilan fisik dan tindak-tanduk mereka.
Kami tiba di pelabuhan kota New York pada pagi hari tanggal 19 Mei. Masih terdapat benua
Amerika Utara yang harus diseberangi, tapi Walikota Phelan telah mengatur agar kami diberi tempat
duduk di kereta pertolongan Tentara AS mana pun yang membawa bahan makanan dan bantuan medis
dari New York ke kamp pengungsi di luar San Fransisco. Setelah meninggalkan kantor bea cukai New
York, stasiun kesehatan, dan pertukaran mata uang, Holmes dan aku memanggil sebuah kereta beroda
empat dan bergegas dengan bagasi kami ke arah timur laut melalui Manhattan ke stasiun Pennsylvania
—karena Holmes bertekad untuk memulai perjalanan panjang kereta api menyeberang benua secepat
mungkin.
Pada siang hari kami tiba di pemberhentian Pusat New York, tempat Holmes sangat putus asa
ketika diberi tahu bahwa kereta pertolongan berikutnya baru berangkat keesokan paginya. "Tak ada
yang bisa dilakukan, Watson," katanya. "Kita terpaksa menginap di metropolis ini. Mari mencari hotel
untuk kita, dan kemudian kita akan melihat hiburan macam apa yang bisa ditawarkan pulau Manhattan
bagi kita."
Aku mengurus pemindahan tas-tas kami ke Hotel Herald Square, di sisi selatan Jalan West
Thirty-Fourth, sementara Holmes mengirim telegram pada kantor pusat Asuransi Continental. "Aku
sudah menelegram Mr. Evans dengan berita bahwa aku akan naik kereta besok pagi," Holmes memberi
tahuku setelah aku menyelesaikan urusan dengan pendaftaran tamu hotel, "dan aku sudah memberi
tahunya bahwa aku membawa serta temanku, ahli bedah lapangan terbaik."
"Kau memujiku, Holmes."
"Kurasa tidak. Ayo, Watson! Untuk siang dan sore hari ini, paling tidak, mari kita mencari
kesenangan yang bisa disediakan kota ini, karena besok pagi tugas tak menyenangkan kita mulai. Di
kantor telegram aku tak sengaja mendengar bahwa Maude Adams bermain dalam Peter Pan di Teater
Empire di Jalan West Forty-Sixth. Mari kita habiskan malam ini di Neverland, dan tak memikirkan
penderitaan atau San Fransisco."
Sherlock Holmes dan aku berjalan ke arah utara, menelusuri jalan utama Manhattan yang lebar

Sherlocked.org 8
Misteri Pusaran Warwickshire

yang dikenal sebagai Broadway. Tepat di selatan Jalan West Thirty-Seventh, di Broadway Nomor 1367,
perhatianku terpaku pada sebuah bangunan dari batuan coklat yang dilapisi kertas poster-poster sangat
menyolok. Bangunan itu ternyata Gedung Hiburan Edisonia, dan poster-poster di luar memberi tahu
kami bahwa, dengan karcis masuk seharga lima sen, kami bisa melihat pameran penemuan ajaib
Thomas Edison, Vitascope.
"Aku sudah mendengar tentang mesin ini, tapi tak pernah melihatnya dioperasikan," aku berkata
pada Holmes, dengan lebih dari secercah kegairahan dalam suaraku. "Vitascope Mr. Edison selangkah
lebih baik daripada lentera ajaib: penemuannya dapat memproyeksikan gambar yang benar-benar
bergerak!"
"‘Penemuan’, memang!" kata Holmes dengan dengus keras. "Edison tidak menemukan
Vitascope seperti aku tak menemukan roda, Watson, kamera kinetografik dan proyektor pertama dibuat
oleh Louis Le Prince, seorang pria Perancis yang tinggal di Yorkshire. Aku sendiri menghadiri suatu
demonstrasi alatnya di Leeds pada tahun 1888. Tapi ayolah, karena kau jelas begitu ingin menyaksikan
Vitascope ini, mari kita bayar karcisnya dan masuk."
Program siang gedung hiburan itu dipenuhi pengunjung, tapi Holmes dan aku bisa memperoleh
dua kursi di tempat duduk bawah, dengan baik sekali dihubungkan dengan gang tengah. Panggung
gedung hiburan itu kosong, kecuali sebuah layar putih besar berbentuk segi empat yang tampaknya tak
banyak menjanjikan hiburan. Pertunjukan belum mulai, dan di tempat duduk teater di sekeliling kami
para penonton berdengung dalam banyak sekali percakapan. "Aku tak lagi kangen pada lebah-
lebahku," gumam Holmes padaku, di tengah dengungan umum itu. "Tampaknya kita bisa berbicara
dengan bebas tanpa melanggar etiket, karena toh semua orang di tempat ini berbicara. Watson, aku tak
pernah bisa duduk selama pameran gambar bergerak tanpa memikirkan kasus aneh James Phillimore."
Selama sesaat nama itu sama sekali tak berarti bagiku, tapi kemudian aku teringat: "Bukankah
ia orang yang lenyap dari rumahnya sendiri di Warwickshire?"
"Orang yang sama." Dalam tempat duduk mewah berwarna merah di sebelahku, Holmes
berdesah bosan. "Salah satu kegagalan pertamaku, Watson. Mengikuti lenyapnya orang itu di tahun
1875, baik aku maupun orang lain tak ada yang pernah melihat Mr. James Phillimore lagi."
"Tentunya seorang pria yang lenyap di tahun 1875 tak ada hubungannya dengan gambar
bergerak," aku mengusulkan, "karena waktu itu gambar bergerak belum ditemukan."
Sherlock Holmes mengangguk. "Watson, aku sudah memberitahumu bahwa kinetograf

Sherlocked.org 9
Misteri Pusaran Warwickshire

ditemukan di Inggris leh Louis Le Prince. Di tahun 1890, selama kunjungannya ke negeri asalnya
Perancis, Monsieur Le Prince setuju untuk mendemonstrasikan alatnya di Rumah Opera Paris. Bulan
September tahun itu, ia naik kereta api di Dijon, membawa serta kamera dan proyektornya dalam
sebuah kompartemen kelas satu. Ketika kereta api tiba di Paris, Watson, kompartemen itu kosong.
Meskipun dilakukan penyelidikan yang melelahkan, baik Le Prince maupun peralatan gambar
bergeraknya tak pernah dilihat lagi."
"Mengherankan!" aku berkata.
"Aku sudah membaca kasus itu waktu itu, dan menawarkan jasaku pada pemerintah Perancis,"
Holmes meneruskan. "Surete menolak tawaranku. Namun, hingga hari ini aku tak pernah bisa melihat
sebuah kinetograf tanpa memikirkan nasib aneh penciptanya, dan ketika aku memikirkan lenyapnya Le
Prince aku secara wajar teringat pada James Phillimore."
"Apakah Phillimore temanmu, Holmes?"
"Aku tak pernah bertemu dengannya," kata temanku. "Kehilangan Phillimore yang aneh di
tahun 1875 menimbulkan banyak perhatian pada waktu itu, dan aku mengadakan perjalanan ke
Leamington Spa untuk bergabung dalam pencarian untuknya. Di antara perabotan di rumah Phillimore
di Tavistock Street ditemukan sebuah foto seorang pria berusia di awal tiga puluhan; kedua kolega
bankirnya mengidentifikasi foto itu sebagai James Phillimore. Aku mendapatkan salinan foto itu, dan
mengingatnya. Watson, selama dua puluh tahun ia menghilang—bahkan ketika pengembaraan
membawaku ke gerbang Lhassa dan Khartoum—aku tak pernah bisa melewati sekerumunan orang
tanpa mencari di antara mereka wajah James Phillimore. Tapi sekarang, setelah tiga puluh satu tahun,
aku menyerah bahwa ia menghilang untuk selamanya."
Pada saat itu lampu ruangan meredup, dan penonton teater terdiam. Seorang pria maju ke
panggung, dan memperkenalkan dirinya sebagai Mr. Edwin Stanton Porter dari Perusahan Film Edison.
Ia meyakinkan kami bahwa Vitascope memiliki hiburan lengkap—komedi, drama, penelitian alam—
dan semua itu akan ditampilkan pada pertunjukan siang itu.
"Saya terutama ingin menarik perhatian Anda pada penutup acara ini," kata Mr. Porter pada
penontonnya yang diam. "Pagi hari ini, seorang fotografer Vitascope memasang alatnya di jalan-jalan
Manhattan. Ia telah menangkap adegan kehidupan asli Kota New York, diambil dalam cahaya matahari
alami. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, rekaman fotografik kejadian-kejadian itu sudah diproses dan
dikirim ke teater ini, hanya empat jam setelah terjadi." Gumaman bergairah terdengar di seluruh

Sherlocked.org 10
Misteri Pusaran Warwickshire

auditorium pada titik ini. Mr. Porter meneruskan: "Diharapkan, di masa depan, Perusahaan Film Edison
dapat membuat alat yang bisa menangkap kejadian-kejadian bernilai berita di mana pun di dunia
dengan Vitascope menakjubkan Mr. Edison, dan diproyeksikan pada layar di seluruh planet seketika itu
juga."
Di tempat duduk di sebelahku, Sherlock Holmes menggumamkan sesuatu. Sekarang Mr. Porter
meninggalkan panggung, dan tiba-tiba kami tenggelam dalam kegelapan total.
Tanpa peringatan, sebuah kereta api menerobos ke atas panggung, bergegas maju ke arah
penonton. Ada kepanikan total, diikuti tarikan nafas dan tepuk tangan saat menyadari bahwa kereta
raksasa yang mendekat ini adalah gambar kinetografik dalam salah satu film Vitascope Mr. Edison.
Kuakui aku separuh berdiri di kursiku, untuk lari dari ilusi itu, sebelum Holmes mencengkeram
lenganku untuk menahanku. "Tenangkan dirimu, Dokter. Itu cuma permainan."
Aku duduk kembali di kursiku, dan program itu berlanjut. Vitascope selanjutnya adalah tableau
vivant dari beberapa wanita gemuk yang berpose dalam gaun gaya Yunani. Ini diikuti oleh tampilan
ombak laut. Kemudian tampak secuplik opera Faust, opera yang tanpa musik atau suara, karenanya aku
kecewa melihat Vitascope penelitian nyata ini tidak bersuara ataupun berwarna. Para aktor terpaksa
memainkan peran mereka dalam pertunjukkan bisu. Biarpun demikian, mereka mengagumkan—
kediaman mereka memberi kesan bermartabat yang sering tak ada di aktor-aktor yang berbicara.
"Dengar kataku, Watson," Holmes berbisik di sebelahku. "Benda ini bukan hanya mainan. Ini
bagus sekali! Lama setelah para aktor di layar itu meninggal, gambar mereka masih berjalan dan
membuat gerakan isyarat untuk generasi yang belum lahir!"
Sekarang dimulai komedi rendahan berjudul Mengapa Mrs. Jones Bercerai, diikuti melodrama
yang lebih murahan lagi berjudul Ching Lin Foo Dikalahkan. Di sebelahku di kegelapan, Holmes
bergerak-gerak di tempat duduknya.
"Alat pendidikan paling hebat yang pernah dibuat, dan Edison ini menyia-nyiakannya dengan
sandiwara lelucon asal-asalan," komentar Holmes iijik.
Sekarang gambar itu berubah lagi, menjadi drama berjudul Mimpi Seorang yang Keranjingan
Rarebit. Di layar di depan kami, seorang pria yang mengenakan mantel panjang sedang duduk di
sebuah meja, menikmati makan malamnya yang terdiri dari rarebit Welsh—semacam makanan dari
telur, bir, keju, dan lain-lain untuk dituangkan di atas roti panggang. Lukisan itu mengabur sesaat, dan
seketika orang yang sama ini berada di kamar tidurnya, mengenakan pakaian tidur dan topi tidur

Sherlocked.org 11
Misteri Pusaran Warwickshire

berujung runcing. Perubahan ini terjadi seketika, dan aku tak melihat bagaimana itu terjadi. Pria
berpakaian tidur itu naik ke atas tempat tidurnya, menarik kain penutup ranjang, dan tidur dengan
kesigapan luar biasa.
Tiba-tiba ranjang itu terangkat dari tempatnya dan terbang ke luar jendela, dengan penghuninya
—sekarang bangun dan ketakutan—berpegangan kuat-kuat pada kepala tempat tidur. Ranjang itu
terbang di atas atap-atap ke arah puncak menara sebuah gereja di mana terdapat penunjuk mata angin
yang tampaknya lebih besar dari seharusnya. Di sini ranjang yang hidup itu melemparkan
penumpangnya, dan terbang terus meninggalkan penumpangnya. Semua di sekelilingku di gedung
musik gelap itu, para penonton tertawa bergemuruh sementara pria malang berbaju tidur itu
bergantungan tak berdaya pada penunjuk arah angin, menyepak-nyepak dan berteriak-teriak. Adegan
terakhir—dengan tanpa transisi yang mengganggu—menunjukkan ia aman di tempat tidurnya lagi,
bangun dari mimpi buruk. Perlahan-lahan mengangkat tangan kanannya dan menatap ke langit,
sementara menggerakkan bibirnya dalam pertunjukkan bisu, pria itu mengeluarkan sumpah diam:
dimisalkan takkan makan rarebit Welsh lagi sebelum tidur.
"Watson, ini benar-benar cukup sudah," Sherlock Holmes berkomentar di sebelahku, di tengah
kegembiraan parau penonton di sekeliling kami. "Tentunya, di kedalaman Manhattan yang luas, kita
bisa mendapatkan hiburan yang lebih bermutu daripada ini. Mari kita pergi ke tempat lain."
Gambar di layar berubah sekali lagi. Sekarang menampakkan perempatan jalan kota besar,
hampir tak istimewa kecuali trem, kereta dengan tempat duduk sopir di luar, dan kendaraan lain—
dalam tata cara Amerika—bergerak di sisi jalan yang salah. Di layar, pria dan wanita berjalan dalam
gaya mereka yang biasa dan kecepatan jalan yang berbeda-beda, masuk ke satu sisi dan meninggalkan
panggung dari sisi lain. Seorang bocah penjual koran menjajakan surat kabarnya di antara dua
tumpukan koran di bawah sebuah lampu jalan, dan walaupun lampu itu tak menyala—tableau itu
terjadi di siang bolong— aku terkejut melihat bahwa lampu jalan itu diperlengkapi untuk aliran listrik,
bukan lampu gas. Dua papan tanda yang tergantung dari tiang lampu memberitahu kami bahwa
perempatan ini adalah perpotongan "BROADWAY" dengan "W. 58TH STREET". Di latar belakang,
sebuah jam yang terpasang di permukaan sebuah menara di kejauhan menunjukkan waktu pukul
sepuluh lewat tujuh belas menit. Jelas, film Vitascope terbaru ini bukan pertunjukan komedi maupun
tragedi, tapi hanya lukisan tanpa persiapan penduduk Manhattan dalam lingkungan asli mereka . . . dan
sepertinya, tak ada drama yang akan dipaparkan.

Sherlocked.org 12
Misteri Pusaran Warwickshire

"Kau benar, Holmes," bisikku pada temanku. "Aku sudah memenuhi kebutuhanku. Mari pergi
ke Teater Empire, dan memberikan penghormatan pada Miss Adams."
Sewaktu aku berbicara demikian, gambar-gambar, di layar meneruskan gerakan diam mereka.
Saat aku berbicara, satu sosok lagi masuk ke latar belakang tableau di depan kami. Ia seorang pria
dengan tinggi di atas rata-rata, sekitar tiga puluhan. dengan kumis yang dicukur rapi. Ia bersepatu
bagus, dalam kulit kuda halus yang mahal, dan tangan kirinya memegang sebuah payung yang terlipat.
Tapi sesuatu di sekelilingnya tidak biasa: baju bergaris-garisnya berpotongan dalam gaya yang sudah
lewat tiga puluh tahun lalu, dan ia memakai cambang dalam gaya yang disebut dundrearies, yang
sudah lama tak mode lagi. Tiba-tiba aku merasakan rasa sakit di pergelanganku: ujung jari-jari
Sherlock Holmes menekan ke dalam dagingku, saat tubuh Holmes menjadi kaku.
"Watson!" ia berteriak, begitu keras hingga semua orang di teater bisa mendengarnya. "Orang di
layar itu! Ia James Phillimore!"
Dari baris-baris gelap di belakang kami, seseorang berteriak pada Holmes agar tetap tenang.
Aku merasakan geletar tengkukku saat aku memandang gambaran Vitascope yang berkerlip. James
Phillimore menghilang tiga puluh satu tahun yang lalu, namun pendatang baru di layar kinetografis itu
tampak tak sampai berumur tiga puluh. "Kau pasti salah, Holmes," aku berbisik, sehingga tidak
mengganggu penonton. "Bila Phillimore masih hidup, ia sekarang berusia lima puluh enam."
"Kuberitahu kau, Watson, ia orang yang sama!" Holmes berdiri tegak, dan menunjukkan
tangannya yang panjang ke arah layar. "Orang itu adalah James Phillimore yang hidup, dan ia tak
menua sehari pun sejak ia lenyap!"
Kurasa semua kepala penonton pastilah berpaling pada kami saat itu, dan setiap mulut—dalam
aksen Amerika yang kasar—berteriak pada kami supaya diam. Karena itu aku yakin tak ada seorang
pun kecuali Holmes dan aku sendiri yang melihat apa yang terjadi setelah itu di layar Vitascope.
Seakan merespon suara Sherlock Holmes, pria di layar tiba-tiba berpaling dan melihat tepat ke
arah kami. Matanya melebar senang, dan mulutnya membuka dalam seringai lebar. Bibirnya bergerak
diam, dalam kata-kata yang tak terdengar.
Holmes melompat dari kursinya. "Yang di depan, duduklah!" teriak seseorang di belakang kami.
Aku sudah mengatakan pria di gambar itu berdiri di antara latar belakang. Sekarang tidak lagi Sambil
memandang tepat pada Sherlock Holmes, sosok diam James Phillimore berjalan dengan berani ke latar
depan gambar itu. Dengan lirikan samping yang singkat sebelum meneruskan tatapannya ke arah

Sherlocked.org 13
Misteri Pusaran Warwickshire

Holmes, ia melintasi West Fifty-Eighth Street, melangkah ke trotoar di sisi terdekat, dan meletak- kan
kakinya yang bersepatu bagus dengan kokoh ke atas trotoar sementara ia mengangkat payungnya, dan
menunjukkannya tepat ke Holmes. Sekarang aku juga melompat berdiri dari kursiku.
Simulacra lain dalam layar Vitascope tak memperhatikan James Phillimore, tapi meneruskan
keluar masuk mereka di kedua sisi gambar persegi empat itu. Di tengah-tengah layar, tangan kiri James
Phillimore diam-diam membidikkan payungnya pada penonton: tepat ke arah kepala Sherlock Holmes.
Pada waktu yang sama, Phillimore mengangkat tangan kanannya ke alis untuk pemberian hormat.
Pada waktu itu juga, James Phillimore lenyap!
Tak mungkin ada pintu jebakan di bawahnya. Dengan mataku sendiri, aku melihat Mr. James
Phillimore lenyap ke udara. Di layar Vitascope orang-orang dan kendaraan-kendaraan di West Fifty-
Eighth Street mempertahankan arak-arakan kinetografis mereka, jelas tak menyadari fakta bahwa
seorang pria lenyap dari antara mereka.
"Cepat, Watson!" Seketika, Sherlock Holmes melompat ke gang teater dan bergegas ke pintu
keluar terdekat. Dan sekali lagi, seperti yang sudah sering terjadi di masa lalu, aku mendapati diriku
sendiri mengikutinya, mengejar buruan kami.
"James Phillimore ada di Manhattan, Watson, karena kinetograf itu difoto hari ini! Holmes
menyatakan saat kami menembus keluar lobi Gedung Hiburan Edisonia. "Aku sudah berjanji pada
pejabat Perusahaan Asuransi Continental bahwa aku akan naik kereta besok ke San Fransisco, dan aku
terikat pada kehormatanku untuk menepati janjiku. Karena itu kita punya sedikit kurang dari enam
belas jam untuk menemukan pria yang lolos dariku selama tiga puluh satu tahun. Watson, ayo!
Permainan sudah dimulai!"
Kami berlomba keluar dari teater, muncul di Broadway. Temanku bergegas melambai
menghentikan sebuah bendi yang lewat. Holmes menginstruksikan pengemudi kereta itu untuk
mengantar kami ke perempatan Broadway dan Fifty-Eighth, tempat kejadian lenyapnya Phillimore
yang terakhir kali. Pengemudi kereta itu melecutkan tali kemudinya, dan sesaat kemudian pengejaran
Phillimore dimulai.
"Pasti ada suatu kesalahan," kataku pada temanku, saat kami duduk di bangku dan bendi kami
meluncur ke arah utara menembus lalu lintas yang padat. "Bagaimana kau bisa yakin Vitascope yang
kita lihat diambil hari ini?"
"Itu jelas, Watson. Kau lihat bocah penjual koran di gambar itu? Judul yang terbentang

Sherlocked.org 14
Misteri Pusaran Warwickshire

sepanjang timbunan korannya adalah salinan kepala berita di New York Herald hari ini."
Aku masih sangat keheranan melihat seorang pria lenyap. "Tapi apakah kau yakin orang di layar
itu benar-benar James Phillimore? Kita di Manhattan, Holmes: mungkin orang ini orang Amerika yang
kebetulan punya kemiripan dengan Phillimore." Sherlock Holmes menggelengkan kepalanya. Ia telah
mengeluarkan sebuah buku untuk mencorat-coret dari sakunya, dan dengan sibuk membuat sketsa di
dalamnya saat ia berbicara. "Yakinlah, Watson: orang di layar Vitascope itu orang Inggris."
"Bagaimana kau bisa yakin, Holmes?"
"Tak ada orang yang bisa menyembunyikan warisannya, Watson. Aku bisa membedakan orang
Amerika dari orang Inggris dari caranya memasang tali sepatu: orang yang baru kita lihat itu orang
Inggris... atau kalau ia punya pelayan Inggris yang menalikan tali sepatu untuknya. Dan apakah kau
memperhatikan hormat yang diberikan Phillimore saat ia lenyap?" Holmes menirunya sekarang—
memiringkan siku kanannya, tangan Holmes naik ke dahinya: ujung atas ujung jarinya rata di alisnya,
sementara ibu jarinya menunjuk ke bawah. "Beginilah seorang prajurit tentara Inggris memberi
hormat... seperti yang kauketahui dengan sangat baik dari penugasanmu sendiri di Afghanistan."
Sekarang Holmes memberi hormat lagi; sekali lagi tangannya naik ke alis, tapi kali ini jari-jarinya
pararel dengan tanah, dan ibu jarinya mengarah ke belakang. "Beginilah seorang anggota militer
Amerika memberi hormat, Watson: ini juga tanda hormat Angkatan Laut Kerajaan kita sendiri. Ketika
aku menyelidiki latar belakang Phillimore di tahun 1875, aku tak menemukan catatan penugasan
militer. Namun ia pasti pernah jadi bocah laki-laki, dan bocah laki-laki bermain menjadi tentara.
Mereka mempelajari latihan mereka dengan melihat tentara betulan, dan meniru mereka."
Holmes benar: pria di Vitascope itu memberi hormat bergaya Inggris.
"Lebih jauh lagi," Holmes meneruskan, membuat sketsa mati-matian di kertas corat-coretnya
saat kereta kami melaju, "apakah kau mengamati. Watson, bahwa pria di layar itu melirik dengan cepat
ke satu sisi?"
"Tentu saja." Aku mengangguk. "Saat ia turun dari trotoar ke jalan, ia melirik ke samping untuk
melihat apakah ada kendaraan yang akan lewat."
"Memang begitu, Watson. Tapi ia melirik ke kanan. Itu yang kita lakukan di Inggris. Di jalan-
jalan Amerika, dan jalan-jalan Eropa, seorang pejalan kaki melirik ke kiri terlebih dulu. Orang Inggris
menguasai kebiasaan asing ini bila ia sudah menghabiskan waktu cukup banyak di luar Kerajaan. Tapi
orang di layar itu, Watson, berpaling ke arah yang salah: ia terbiasa dengan lalu lintas London, dan baru

Sherlocked.org 15
Misteri Pusaran Warwickshire

saja tiba di Amerika Serikat."


Tiba-tiba, aku bergetar sekali lagi. "Tapi faktanya tetap, Holmes, bahwa kita melihat seorang
pria lenyap ke udara."
"Kita tak melihat hal semacam itu, Watson. Apakah kau mengenal ilusionis Perancis Georges
Melies? Ia melakukan tipuan sulapnya dalam sebuah kinetoskop. Buruan kita Phillimore ini tahu
muslihat yang sama."
"Aku tak mengerti."
"Apakah kau melihat, Watson, mata Philimore di layar Vitascope menatap tepat pada kita di
tempat duduk orkestra itu? Aku berpikiran sama... untuk sementara. Tapi hal semacam itu tak mungkin.
Ketika kita memandang gambar bergerak, kita hanya melihat apa yang dilihat kamera itu. Phillimore
tidak menatap kita, atau memberi hormat pada kita. Ia menatap tepat ke lensa kamera, sementara
memberi hormat pada jura kamera...dan melalui tatapan pinjaman kamera itu kita mengandaikan ia
memandang pada kita."
"Tapi, Holmes! Kita melihatnya lenyap...seperti hantu!"
"Watson, tidak. Sebuah kamera kinetografis merekam gerak-gerik bukan hanya melewati ruang,
tapi melalui waktu. Kurasa aku tahu mengapa Phillimore memberi hormat: untuk mengalihkan
perhatian petugas kamera ke tangan kanannya, dan menjauh dari tangan kirinya."
"Tangan kirinya memegang sebuah payung," aku mengingat.
"Memang demikian, Watson. Dan apakah kau memperhatikan apa yang dilakukannya dengan
payung itu? Tepat sebelum ia menghilang, Phillimore terlihat mengarahkan tongkat payungnya tepat ke
arah kita. Malahan, ia mengulurkannya ke arah kamera."
"Dan kemudian ia menghilang, Holmes!"
"Tidak. Ia hanya memotong satu fragmen waktu. Yaitu, ia mendorong ujung payungnya ke
mekanisme kamera—dengan begitu membuatnya macet—kemudian menarik payungnya dan berjalan
pergi. Juru kamera itu membutuhkan waktu tepat empat menit untuk menjalankan lagi mekanisme itu."
"Bagaimana mungkin kau tahu berapa lama..."
"Ketika buruan kita menghilang, Watson, tidakkah kau melihat gerak tiba-tiba gambar di layar
Vitascope?"
Aku menggelengkan kepala. "Aku hanya melihat James Phillimore... dan kemudian tempat
waktu ia tak berada di sana."

Sherlocked.org 16
Misteri Pusaran Warwickshire

"Ah! Tapi tepat sebelum ia lenyap, jam di menara di belakangnya menunjukkan pukul sepuluh
lebih tujuh belas. Dan kemudian, tepat setelah ia lenyap, jam itu tiba-tiba melompat ke sepuluh lewat
dua puluh satu. Sikap badan bocah penjaja koran langsung berpindah dari satu posisi ke posisi lain
yang berbeda. Semua orang dan kendaraan lain dalam tableau itu juga lenyap... dan digantikan orang
lain.
Georges Melies mempelajari tipuan yang sama secara tak sengaja, Watson. Ia sedang memotret
lalu lintas di Paris ketika mekanisme kameranya macet. Lalu lintas tetap bergerak sementara Melies
berusaha menjalankan lagi alatnya. Setelah itu, ketika Melies memproses filmnya dan
memproyeksikannya, ia terheran-heran melihat bis penumpang Paris tiba-tiba berubah menjadi mobil
jenazah."
Saat itu kami telah mencapai West Fifty-Eighth Street; Holmes membayar pengemudi kereta,
dan kami turun. Aku tak pernah berada di sini sebelumnya, namun aku mengenali tempat itu:
bangunan-bangunan, bocah penjual koran di bawah lampu jalanan, bahkan jam di menara yang jauh
semua tepat seperti aku melihat mereka di layar Vitascope... kecuali warna-warna yang ditambahkan
pada palet abu-abu fotografis Mr. Edison. Saat kereta kami berangkat, aku berkata pada Holmes:
"Orang di film Vitascope itu tak mungkin James Phillimore, Holmes."
Rahang temanku mengeras. "Tidak, Watson. Ia Phillimore yang benar-benar hidup. Dalam
setiap detail, orang yang kita lihat identik dengan foto lemari yang kami lihat. Aku menghafal foto itu
dalam ingatanku di tahun 1875, Watson. Aku takkan pernah melupakan dundrearies itu! Buruan ini
bahkan mengenakan jas yang sama: bergaris-garis. dengan potongan dan desain yang disenangi
penjahit Savile Row kurang lebih tiga puluh tahun lalu. Aku menanyai kedua bankir Leamington yang
ada waktu Phillimore lenyap: mereka meyakinkanku bahwa baju yang ia pakai di potretnya adalah
yang dipakai Phillimore pada pagi ketika ia lenyap."
"Sedikit sekali jas yang bertahan selama tiga puluh satu tahun," aku berkomentar.
"Dan sedikit orang yang bisa lenyap selama tiga dekade dan kembali tanpa bertambah tua sehari
pun," jawab Holmes. "Namun buruan kita orang yang tepat semacam itu."
Hari itu hangat, tapi tiba-tiba aku merasa dingin. "Holmes, apakah mungkin James Phillimore
menembus ruang waktu? Aku ingat kasus awalnya: ada bukti bahwa semacam pusaran melingkar di
rumah Phillimore. Dapatkah seorang pria jatuh menembus lubang di Warwichshire di tahun 1875, dan
muncul di Manhattan di tahun 1906? Itu akan menjelaskan mengapa Phillimore tidak menua sedikit

Sherlocked.org 17
Misteri Pusaran Warwickshire

pun, dan mengapa jasnya tidak menjadi aus." Kami berdiri di luar sebuah gedung besar batu abu-abu di
Nomor 1879, Broadway. Sebuah plat tembaga di dekat pintu masuk memberi tahu kami bahwa ini
adalah tempat sesuatu yang disebut ‘COSMOPOLITAN. PENERBIT HEARST." Sherlock Holmes
mengetukkan jari telunjuknya di sisi hidung, seakan mengajakku bersekongkol. "Jangan hiraukan
bocah penjual koran itu, Watson, dan hiburlah aku dengan sebuah permainan kata-kata."
Holmes dengan sengaja melangkah ke titik tepat tempat alat Vitascope itu berdiri. "Ini tempat
yang bagus untuk mulai, Watson," kata temanku dalam suara keras, "bila kita ingin mendapatkan uang
hadiah."
Aku tak mengerti maksudnya, tapi aku mengikuti permainannya: "Ya! Tentu! Uang dalam jum-
lah besar sedang dipertaruhkan."
Sherlock Holmes sekarang mengeluarkan sebuah pita pengukur, dan mulai mengambil ukuran
tepat pinggiran trotoar dan trotoar, selama itu sambil menggumamkan hadiah besar. Ia tampak benar-
benar tak menyadari keberadaan bocah penjaja koran, yang sedang mengamati setiap gerak-gerik
Holmes dengan perhatian mendalam. Ketika ia tak bisa menahan keingintahuannya lebih jauh lagi,
anak miskin itu berkata dalam logat Amerika kental: “Apa yang kalian cari, cul?”
"Pergi, anak muda," kata Holmes. "Tidakkah kaulihat bahwa kami sibuk? Para pimpinan di
Perusahaan Film Edison menyewa kami untuk menyelidiki kejadian vandalisme serius, dan . . ."
"Aku tahu apa yang kalian cari," kata bocah itu bersekongkol. Mulutnya dipenuhi oleh bahan
lengket yang dikunyahnya cepat-cepat sementara ia berbicara, dengan demikian lebih mengaburkan
kata-katanya. "Kalian mencari orang yang mengacaukan kamera itu, bukan?"
Holmes mengangkat kepala dari pengukurannya. "Perusahaan Film Edison menawarkan uang
hadiah cukup besar untuk informasi yang mengarah pada penahanan pria yang merusakkan salah satu
alat kinetografis..."
"Berapa banyak?" kata bocah itu. "Hadiahnya, maksudku."
"Kami tak berkeinginan membayar uang banyak untuk gosip sembarangan," kata Holmes.
"Karena kau jelas tak menyaksikan kejadian itu..."
"Aku melihatnya!" bocah penjaja koran itu menyombong. "Aku melihat segalanya!" Sekarang
ia mulai memperagakan ulang seluruh kejadian itu, dalam gerakan-gerakan lebar, bergantian berperan
sebagai James Phillimore, juru kamera Edison, dan bahkan kamera itu sendiri. "Ada salah seorang
petugas kamera di sini, mengambil gambar. Seorang lelaki datang, mengayunkan payungnya, lihat? Ia

Sherlocked.org 18
Misteri Pusaran Warwickshire

tampak seperti jenis pria yang akan membuat keributan hanya demi kesenangannya. Memang betul,
aku melihatnya menyodokkan payungnya ke dalam kamera di sana. Ia menariknya keluar lagi, dan
kemudian ia berjalan pergi sambil tertawa. Payung itu tidak rusak, tapi kamera itu mulai berkeretak
cukup keras untuk membangunkan nenek Anda yang sudah meninggal. Juru kamera itu mulai
menyumpah-nyumpah, dan ia harus menghentikan kamera. Aku melihatnya mengutak-atik kamera itu
selama dua menit, dan kemudian ia menyalakannya lagi." Wajah bocah itu dihiasi seringai lebar.
"Apakah aku mendapat hadiahku?"
"Tidak kecuali kau bisa memberitahuku nama dan alamat pelaku itu," kata Sherlock Holmes,
mengantungi pita pengukurnya dan mengeluarkan sebuah buku catatan. Entah bagaimana selembar
uang lima dolar tercecer dari dompet Holmes dan sekarang menonjol—tentunya secara kebetulan—
dari lembar-lembar buku catatannya. "Bila kau bisa memberikan kami informasi yang berguna..."
"Itu mereka!" kata bocah itu, menusukkan sebuah jari berminyak ke arah buku saat Holmes
membukanya.
Aku mengintip lewat bahunya, dan senang melihat apa yang digambar temanku dengan begitu
rajin selama perjalanan kami dengan kereta. Di halaman-halaman buku catatannya, Holmes
menggambarkan dua potret besar yang kukenali sebagai kemiripian dengan musuh kami dari
petualangan yang sudah lalu: Profesor Moriarty dan Kolonel Moran. Di antara keduanya, hampir
sedikit lebih dari renungan, ada cara pembawaan James Phillimore yang kecil dan dicoretkan dengan
tergesa. Namun bocah penjaja koran itu sekarang mengabaikan gambar-gambar besar Moriarty dan
Moran yang menyolok mata, dan menunjuk dengan tegas pada lukisan kecil Phillimore. "Itu mereka!"
katanya penuh kemenangan. "Itu mereka berdua!"
Untuk sekali ini, Sherlock Holmes tampak bingung... tapi ia cukup cepat mengembalikan
ketenangannya untuk menarik buku catatan itu sedetik sebelum anak melarat berwajah bintik-bintik itu
mencoba menjambret lembar uang di dalamnya.
"Mereka berdua, katamu?" tanya Holmes.
Bocah penjaja koran itu mengangguk. "Kau mendengarku, bos. Laki-laki dengan payung itu:
setelah ia merusakkan kamera, aku melihatnya berjalan ke dalam bangunan di sana itu." Bocah itu
menganggukkan kepala ke arah kantor-kantor Cosmopolitan. "Juru kamera itu pergi, dan aku tetap
menjajakan koran-koranku, lihat? Kemudian, mungkin setengah jam kemudian, laki-laki berpayung itu
keluar lagi. Hanya saja kali ini mereka berdua."

Sherlocked.org 19
Misteri Pusaran Warwickshire

Holmes dan aku bertukar pandang. "Mungkinkah ada dua James Phillimore?" aku bertanya
keras-keras.
"Ada, karena aku melihat mereka," jawab bocah penjaja koran itu. "Mereka seperti kembar...
dan ada yang berbeda pada mereka berdua." Bocah itu mengetukkan tangannya pada buku catatan,
meninggalkan sidik jari bernoda tinta di atas lukisan James Phillimore. "Baju yang sama, topi yang
sama, kumis yang sama, semuanya. Satu-satunya perbedaan adalah, salah satu kembaran membawa
payung dan yang satunya tidak." Saat ia berbicara, jari-jari bocah itu bergerak menuju lembaran uang
yang tercecer itu, tapi Holmes menjaga uang itu di luar jangkauan.
"Dan apakah kau melihat ke mana ia... mereka pergi, anak muda?" tanya Holmes.
Mata bocah itu berkilau tamak. "Berapa harganya bagi Anda?" tanyanya.
"Lima dolar," kata Holmes. "Tapi aku ingin kebenaran, tolong!" Ia mengacungkan sketsa James
Phillimore lagi. "Kemana pria ini pergi?"
"Ada dua orang, aku sudah beri tahu Anda... jadi Anda seharusnya membayar dobel," kata
bocah penjaja koran itu.
Holmes menghela nafas, dan menekankan dua lembar lima dolar ke tangan berhasrat bocah itu.
"Nah, sekarang!"
"Aku melihat mereka masuk kereta kuda," lapor bocah itu. "Tepat sebelum pintu menutup, aku
mendengar salah satu kembaran itu—yang tanpa payung—memberi tahu pengemudi untuk membawa
mereka berdua ke Madison Square."
Dengan demikian terjadi, lima menit kemudian, Sherlock Holmes dan aku berada di kereta kuda
lain bergegas menuju Madison Square: suatu tempat yang tak kami kenal, tapi pengemudi kereta
meyakinkan kami bahwa ia mengenalnya dengan baik.
"Sungguh mati, Watson," kata Holmes, saat kereta kami menuju selatan di jalan Broadway, "tapi
misteri ini semakin lama semakin aneh. Tiga puluh satu tahun yang lalu, James Phillimore melangkah
melewati sebuah ambang pintu dan berhenti ada di dunia. Pagi ini ia kembali dari kehampaan: tak lebih
tua sehari pun, dan tak lebih buruk karena absennya. Dan sekarang tampaknya ia menjadi kembar
identik."
"Apakah kau menganggap bocah penjaja koran itu mengatakan yang sejujurnya, Holmes?" aku
mempertimbangkan. "Ia bisa saja berbohong pada kita, hanya untuk mendapat hadiahnya."
"Kurasa tidak, Watson." Sekali lagi Holmes mengeluarkan buku catatannya, menampakkan

Sherlocked.org 20
Misteri Pusaran Warwickshire

potret ukuran kecil James Phillimore di kedua sisinya diapit oleh dua gambar besar Moriarty dan
Moran. "Seorang pembohong yang berpura-pura menjadi saksi mata akan mengklaim mengenali
gambar pertama yang ia lihat. Bocah koran kita melewati kedua yang terbesar dan potret paling jelas
dalam galeri penjahat dadakanku—ia tidak mengenali mereka, Watson—dan ia meraih lukisan yang
lebih kecil yang memang ia kenali: buruan kita James Phillimore... yang sekarang tampaknya telah
meminjam ketrampilan amoeba dan membelah dirinya menjadi kembar identik."
Lalu lintas ke selatan Broadway lebih menyenangkan daripada arus balik ke utara, dan kami
segera membelok ke timur dan tiba di perempatan Madison Avenue dan East Twenty-Seventh Street. Di
sana, sebuah alun-alun hijau lahan parkir menunggu kami yang, pasti, adalah Madison Square. Aku
membayar pengemudinya, dan segera setelah aku turun dari trotoar tangan Sherlock Holmes berada di
bahuku: “Watson! Lihat!”
Aku berpaling, dan melihat... dan berpikir aku pasti melihat segala sesuatu ganda.
Di ujung jauh taman berdiri dua pria identik. Keduanya berpakaian setelan bergaris, dalam
potongan yang ketinggalan jaman. Keduanya berkumis dan bercambang dundreary.
Mereka berdua adalah James Phillimore.
Dalam gerakan cepat anggota tubuhnya yang lentur, Sherlock Holmes menyeberangi lapangan
segi empat itu. Karena luka Jezail-ku, aku tak bisa mengejarnya. Karena itu aku masih beberapa yard
dari buruan kami ketika Holmes mendekati mereka dan bertanya: "Apakah saya mendapat kehormatan
berbicara dengan Mr. James Phillimore dan Mr. James Phillimore?"
Kedua pria itu tertawa serempak. "Anda mendapat kehormatan itu, sir," kata salah satunya,
dengan logat Inggris.
"Memang Anda mendapat kehormatan," kata kembarannya, dalam aksen Amerika.
Sekarang aku tiba dengan terengah-engah untuk bergabung dengan mereka, dan aku membuat
penemuan aneh. Kedua James Phillimore itu tidak identik. Salah satu dari mereka—yang orang Inggris
—berumur awal tiga puluhan: tentunya, orang yang sama yang gambarnya kami saksikan dalam
Vitascope. Tapi yang orang Amerika berumur enam puluhan. Ia juga, aku melihatnya sekarang, sekitar
tiga inci lebih pendek dari rekan Inggrisnya, dan badannya sedikit lebih padat. Mata orang Amerika itu
biru muda, sementara mata orang Inggris itu punya iris berwarna pucat aneh yang hanya bisa
kudeskripsikan sebagai warna tanduk. Wajahnya panjang dan berahang seperti lentera, sementara wajah
si Amerika lebih dekat ke bentuk kotak. Kemiripan kuat kedua pria itu karena fakta bahwa mereka

Sherlocked.org 21
Misteri Pusaran Warwickshire

berdandan dalam pakaian yang sama, dan wajah mereka mempunyai cambang identik dan kumis sama
yang berwarna berangan.
Mengingat kata-kata Holmes, aku melirik sepatu kedua pria itu. Sepatu mereka tidak sama,
begitu pula tali sepatunya. Lubang tali sepatu pria yang lebih tua ditalikan saling silang, dalam apa
yang kuketahui sebagai gaya Amerika. Sepatu pria yang lebih muda diikat langsung menyeberangi
kura-kura kaki, dalam model Inggris yang kukenal baik.
"Sekalian melepaskan semua ini, bagaimana menurutmu?" tanya si orang Inggris. Ia meraih ke
wajahnya, dan melepas kumisnya sendiri... Meninggalkan hanya beberapa lembar rambut tipis yang
tertinggal masih tertempel di tempat dengan permen karet.
Si Amerika tertawa. "Ya, aku mulai merasa panas memakai ini semua." Ia menjambret lepas set
cambangnya. Kumisnya tetap di tempat, dan itu tampaknya barang asli. Tapi sekarang, dalam sinar
matahari terang Madison Square, aku memperhatikan sebuah noda samar warna berangan di sepanjang
tepian kerahnya: warna alami rambut si Amerika itu putih, dan ia telah menyemirnya menjadi coklat
untuk menyesuaikan dengan warna rambut teman Inggrisnya.
Namun demikian, bahkan tanpa samaran mereka, ada semacam kualitas hubungan saudara
dalam kedua orang James Phillimore itu, raut kecerdikan yang tajam dalam wajah kedua pria itu... yang
menunjukkan bahwa—meskipun mereka berbeda—kedua pria ini memang bisa menjadi kembar
indentik dalam pikiran."
Sudut barat daya alun-alun Madison Square terpotong, menciptakan ruang di mana sebaris
bangku-bangku taman terkucil dari lalu lintas pengasuh-pengasuh bayi dan kereta bayi. Temanku
memberi isyarat pada kami bertiga agar bergabung dengannya di sana. "Saya Sherlock Holmes, dan ini
rekan kerja saya Dr. Watson," ia memperkenalkan pada kedua orang kembar palsu itu. "Mohon berbaik
hati menunjukkan nama asli Anda berdua, dan alasan lelucon khusus ini."
Si Amerika membungkukkan badan sebelum duduk. "Sebaiknya menceritakan semuanya,
karena tak merugikan. Nama saya Ambrose Bierce, dan saya koresponden Amerika untuk
Cosmopolitan Mr. Hearst. Mungkin Anda sudah membaca kolom saya 'Pertunjukkan yang Lewat'?"
"Belum." Holmes memindahkan perhatiannya pada pria yang lebih muda. "Dan Anda, sir?"
Pria Inggris berahang seperti lentera itu tersenyum. "Nama saya Aleister Crowley."
"Ambrose dan Aleister." Holmes mendengus. "Dua nama tak biasa, dengan inisial sama. Apa
hubungan antara Anda berdua, tolong?"

Sherlocked.org 22
Misteri Pusaran Warwickshire

Kedua pelaku kejahatan itu bertukar pandang dengan lirikan berwajah malu. "Kita sebaiknya
menceritakannya," kata si Amerika pada pengikutnya, dengan sebuah seringai. "Lelucon ini terlalu
bagus untuk kita simpan sendiri."
"Baiklah," kata pria Inggris berwajah panjang itu. Ia berpaling untuk menghadapi Sherlock
Holmes, dan mulai menjelaskan: "Nama kelahiran saya adalah Edward Crowley, Junior. "
"Diberi nama sesuai nama ayah Anda," aku bergumam, tapi Crowley melemparkan lirikan
dengan teguran paling menggetarkan ke arahku segera setelah aku mengatakan ini.
"Dinamakan sesuai suami ibu saya," ia membetulkanku. "Pada waktu kelahiran saya, ibu saya,
Emily Bishop Crowley, tinggal di Clarendon Square 30, di Leamington, Warwickshire. Saya lahir di
sana pada tanggal 12 Oktober 1875."
"Segera setelah hilangnya James Phillimore," kata Sherlock Holmes, mengangguk dengan
bijaksana. "Ayo, apa lagi?"
"Mengenai kelahiran saya," kata Ambrose Bierce, "malapetaka itu terjadi di Ohio tahun 1842.
Sembilan bersaudara mendahuluiku. Untuk suatu alasan, terasa menyenangkan bagi ayah saya untuk
memberi nama semua anaknya dengan nama yang berinisial huruf ‘A’. Dramatis personae kami, dalam
urutan kelahiran, adalah sebagai berikut: Abigail, Amelia, Ann, Addison, Aurelius, Augustus, Almeda,
Andrew, Albert. . . dan Ambrose."
"Lalu, apa hubungannya hal ini dengan James Phillimore?" tanya Holmes.
"Aku baru hendak sampai ke sana," kata Ambrose Bierce. "Di usiaku yang ketiga puluh, dengan
ditemani istriku yang tercinta, aku pindah ke Inggris dan menjadi penulis untuk majalah Fun dan The
Lantern milik Tom Hood. Istriku dan aku pertama-tama tinggal di London, tapi selama musim semi
1874 kami berumah tangga di South Parade Nomor 20, di..."
"...di Leamington, Warwickshire," Holmes menyelesaikan untuknya. "Watson, aku mengingat
topografi umum Leamington Spa dari peristirahatanku di sana di tahun 1875. Clarendon Square dan
South Parade hanya satu mil jauhnya. Tepat di antara keduanya adalah Tavistock Street... dan rumah
tempat James Phillimore mempertunjukkan lenyapnya dirinya. Yang memang merupakan pertunjukan...
bukan, Mr. Bierce?"
Ambrose Bierce mengangguk sedih. "Aku takkan mengatakan apa pun tentang karakter Mrs.
Crowley, kecuali untuk mengamati bahwa—seperti diriku sendiri—ia terperangkap dalam pernikahan
tanpa cinta. Cukuplah dikatakan bahwa ia dan saya... saling menghibur satu sama lain selama musim

Sherlocked.org 23
Misteri Pusaran Warwickshire

semi dan musim panas tahun 1875."


Aku mulai melihat ke mana hal ini mengarah. Ada kemiripan fisik antara Bierce dan Crowley
yang melebihi kostum identik mereka. Dan bila Ambrose Bierce mengenai Emily Crowley sekitar
delapan atau sepuluh bulan sebelum kelahiran putranya Aleister, maka memungkinkan bila...
"Rumah di Tavistock Street, Bierce," kata Sherlock Holmes tak sabar. "Apakah ini tempat
terjadinya perselingkuhanmu?" Bierce mengangguk sekali lagi. "Kusewa lewat agen perumahan. Tentu
saja suatu identitas palsu sebaiknya dipakai..."
"Dan dengan demikian Anda mengambil nama James Phillimore?"
"Begitulah," kata Bierce. "Edward Crowley adalah seorang pria kaku yang menganggap semua
bentuk hiburan sangat tak bermoral. Ia menghindari restoran, teater, dan gedung musik... dan melarang
istrinya mengunjungi tempat-tempat seperti itu. Istriku sendiri Mollie mempunyai sikap sama. Di sisi
lain, Mr. James Phillimore dan teman wanitanya—apakah saya cukup jelas, sir?—sangat sering
mengunjungi tempat-tempat hura-hura di Leamington. Pada suatu saat selama periode ini Emily
Crowley mendapati dirinya hamil."
Bierce berhenti sesaat, kemudian melanjutkan: "Di bulan Mei tahun 1875, istriku pergi ke
California... membawa kedua putra bayiku dengannya. Tom Hood—sponsor literaturku di Inggris—
telah meninggal dua bulan sebelumnya. Pada akhir bulan Agustus, kondisi kandungan Mrs. Crowley
mendekati klimaksnya, dan—karena ia tak punya niat meninggalkan suaminya—aku merasa akan
bijaksana bila saya kembali ke Amerika."
Kali ini giliranku menjadi penanya: "Tapi bagaimana dengan hilangnya Mr. Phillimore yang
aneh?" aku bertanya. "Tanda-tanda pusaran aneh itu..." Ambrose Bierce menengadahkan kepalanya dan
tertawa. "Minat saya sudah selalu terbangkitkan oleh ide bahwa mungkin ada lubang-lubang di alam
semesta—vacua, bila Anda lebih senang—yang mampu menelan manusia utuh, sehingga ia
menghilang tanpa jejak. Aku sudah menuliskan beberapa cerita tentang subyek itu. Aku sudah
memutuskan bahwa—ketika waktuku tiba untuk keluar—aku akan menghilang ke salah satu lubang-
lubang di alam semesta, dan tak meninggalkan sisa-sisa manusia. Jadi ketika tiba waktunya untukku
untuk meninggalkan rumah Tavistock—dan identitas Phillimoreku—aku membayangkan bahwa akan
menyenangkan mementaskan kelenyapan seperti itu. Dan kemudian mengawasi hasilnya dari kejauhan,
dalam keamanan jati diriku sendiri."
Sherlock Holmes memindahkan sikap duduknya di atas bangku. "Sekarang aku mengerti satu

Sherlocked.org 24
Misteri Pusaran Warwickshire

detail yang telah membingungkanku selama tiga puluh tahun ini," ia mengangguk. "Cuaca di
Warwickshire terang selama dua minggu sebelum Phillimore menghilang, tanpa hujan sama sekali.
Namun entah bagaimana Phillimore membawa jejak lumpur ke rumahnya sendiri, walaupun ia hanya
keluar sebentar. Bila aku tidak begitu tak terlatih dalam seni detektif pada hari-hari awal itu, aku akan
memperhatikan bahwa jejak berlumpur dalam rumah tak ada sumber yang berhubungan dengan
selokan di luar. Sekarang aku mengerti: jejak kaki berlumpur dalam kamar antara itu disiapkan
sebelumnya, dibentuk dari tanah liat"
Dengan tersenyum, Ambrose Bierce mengakui hasil karyanya.
"Cemerlang, bukan? Segala macam detail itu—jejak kaki mengarah pada ketiadaan, papan
lantai yang gosong, payung yang terpotong, bahkan dua saksi tak bercela yang dibawa ke tempat
kejadian dengan suatu alasan—semua detail itu adalah bagian rencanaku, sir."
"Namun begitu Anda lenyap ke udara kosong..." aku mulai.
"Sama sekali tidak, sir. Itu sederhana sekali. Ketika aku keluar dari pintu depan untuk
menyambut tamuku dari bank, serambi sudah dihiasi dengan bekas-bekas penculikanku. Aku kembali
melewati pintu depan sebagai James Phillimore, menyempatkan sebentar untuk berteriak minta tolong
sementara aku mengenakan baju pelapis tukang sepatu dan menarik lepas kumisku... dan kemudian aku
menyelinap keluar lewat belakang, seperti pedagang terhormat mana pun."
Alesteir Crowley tergelak. "Karena James Phillimore terdengar berteriak minta tolong, para
saksi berasumsi bahwa ia menghilang dengan terpaksa. Tak pernah terpikir oleh siapa pun bahwa ia
melakukan omong kosong dengan sukarela."
Sherlock Holmes bangkit dari bangku taman dan—dengan sangat khidmat—membungkuk ke
arah Ambrose Bierce, kemudian duduk kembali. "Ayo sekarang, sir!" kata temanku pada Bierce. "Saya
mengaku Anda mengakali saya. Sedangkan tentang sisa kisah itu, bila Anda berkenan: mengapa,
setelah bertahun-tahun, James Phillimore tiba-tiba muncul kembali?"
Kali ini gilirian Bierce yang tergelak. "Walaupun saya meninggalkan Inggris segera setelah
kelahiran satu-satunya anak Emily Crowley, saya secara diam-diam berkorenspondensi dengannya. Ia
tetap memberiku kabar tentang perkembangan putranya. Di tahun 1897—setelah kematian Edward
Crowley, Senior—saya mengambil kebebasan untuk menulis pada ahli warisnya, dan mengungkapkan
peranku dalam masa lalunya. Aku juga menyebutkan tradisi keluargaku tentang nama dengan yang
dimulai dengan huruf A."

Sherlocked.org 25
Misteri Pusaran Warwickshire

Crowley mengangguk. "Itulah tahun ketika saya mengubah nama depan saya menjadi Aleister."
"Kami menjaga korespondensi kami sejak itu," Bierce mengungkapkan. "Sementara itu, tugas
saya sebagai jurnalis mengharuskan saya berkelana di seluruh Amerika Serikat tanpa pernah kembali
ke Eropa. Crowley muda ini sudah berkelana hingga Rusia dan Tibet, tapi hingga sekarang tak pernah
mengunjungi Amerika. Istri saya meninggal bulan April tahun lalu, dan kedua putra saya darinya telah
meninggal lima tahun terakhir ini: salah satu karena bunuh diri. Karena itu saya sendirian, yang berarti
saya kekurangan teman. Saat ini saya tinggal di Washington, tapi saya sering melakukan perjalanan ke
Kota New York untuk mengunjungi majikan saya Mr. Hearst. Ketika Alesteir Crowley menulis pada
saya beberapa bulan lalu dari rumahnya di Skotlandia, memberi tahu pada saya niatnya untuk
mengunjungi New York, saya memutuskan bahwa kami akhirnya harus bertemu."
"Tapi mengapa menghidupkan James Phillimore kembali?" tanya Sherlock Holmes.
"Itu bagian dari lelucon," jawab Aleister Crowley, meletakkan tangannya di atas bahu Bierce
dengan sayang. "Saya selalu punya citarasa lelucon aneh. Suami ibu saya sepenuhnya menghindari
humor, namun akal Ambrose Bierce amat mirip dengan saya: saya ingin percaya saya mewarisi ini
darinya. Beberapa tahun lalu, Ayah Ambrose—sebutan saya untuknya—mengirimkan sebuah foto
kabinet dirinya dalam samaran James Phillimorenya pada saya, dengan surat yang menceritakan
lelucon itu dalam setiap detail nikmatnya. Ketika saya setuju mengunjungi Mr. Bierce di kantor
Cosmopolitan, saya memutuskan untuk menyenangkan diri saya dengan mengunjunginya dalam
samaran sebagai James Phillimore. Saya menyuruh orang membuat kostum itu di London sebelum
keberangkatan saya."
"Jelas citarasa humor saya sendiri dan Aleister Crowley berada pada jalur yang sama," kata
Ambrose Bierce. "Karena kami berdua menelurkan gagasan sendiri-sendiri, dan saya juga memutuskan
untuk menghidupkan James Phillimore untuk pertemuan kami. Saya masih memiliki setelan itu siap
dalam bola kamper, jadi saya mengeluarkannya sedikit dan membeli beberapa kumis panggung untuk
menyamai kumis yang saya pakai tiga puluh tahun lalu. Katakanlah, semua orang di kantor Hearst
tertawa terbahak-bahak hampir mati ketika saya berjalan masuk ke sana berpakaian seperti Pangeran
Albert. Kemudian, ketika Aleister mud; datang berjalan mondar-mandir ke sini ke dalam ruangan
dengan pakaian yang sama..."
"Saya bisa membayangkan kegembiraannya," kata Sherlock Holmes, tanpa tersenyum. Ia
bangkit lagi dari bangku, memberi isyarat padaku untuk bergabung dengannya sementara ia melangkah

Sherlocked.org 26
Misteri Pusaran Warwickshire

menuju barisan kereta kuda di ujung selatan Madison Square. "Watson, ayo! Kita masih punya waktu
untuk melihat Maude Adams mengadakan pertunjukkannya di Empire." Sambil memutar tubuh,
temanku mengangkat topinya ke pasangan Phillimore. "Adieu, tuan-tuan," kata Sherlock Holmes.
"Saya usulkan tindakan menghilang terakhir James Phillimore adalah pertunjukkan terakhirnya. Karena
Dokter Watson dan saya sedang dalam perjalanan ke San Fransisco—tempat daftar kematian akhir-
akhir ini sangat banyak—saya bisa dengan mudah mengatur agar nama James Phillimore disisipkan di
antara barisan orang-orang mati. Mari kita biarkan ia begitu. Selamat tinggal."
*******

Sherlocked.org 27

Anda mungkin juga menyukai