MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN
PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
JENIS DAN BENTUK PRODUK HUKUM DAERAH
Pasal 2
(2) Produk Hukum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berbentuk:
a. Peraturan Daerah;
b. Peraturan Gubernur; dan
c. Peraturan Bersama Gubernur.
(3) Produk Hukum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berupa Keputusan Gubernur.
BAB III
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH
YANG BERSIFAT PENGATURAN
Bagian Kesatu
Penyusunan Peraturan Daerah
Paragraf 1
Perencanaan
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
(1) Dalam Prolegda dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas:
a. akibat putusan mahkamah agung;
b. APBD;
c. pembatalan atau klarifikasi dari menteri dalam negeri; dan
d. perintah dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah
Prolegda ditetapkan.
(2) Dalam keadaan tertentu, DPRD atau Gubernur dapat mengajukan
rancangan peraturan daerah di luar Prolegda:
a. untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau
bencana alam;
b. akibat kerja sama dengan pihak lain; dan
c. keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu
rancangan peraturan daerah yang dapat disetujui bersama oleh badan
legislasi daerah dan biro hukum.
Paragraf 2
Persiapan
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Paragraf 3
Pembahasan dengan DPRD
Pasal 17
Pasal 18
(1) Rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas hanya dapat ditarik
kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD dan Gubernur.
(2) Penarikan rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat dilakukan dalam rapat paripurna DPRD yang dihadiri
oleh Gubernur.
(3) Rancangan peraturan daerah yang ditarik tidak dapat diajukan lagi pada
masa sidang yang sama.
Pasal 24
Pasal 25
(1) Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan
Gubernur disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Gubernur untuk
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
(2) Penyampaian rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
Bagian Kedua
Penyusunan Peraturan Gubernur dan Peraturan Bersama Gubernur
Paragraf 1
Penyusunan
Pasal 26
(1) Pimpinan SKPD menyusun rancangan peraturan gubernur dan rancangan
peraturan bersama gubernur.
(2) Penyusunan rancangan peraturan gubernur dan rancangan peraturan
bersama gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
teknik penyusunan peraturan perundang-undangan.
(3) Format rancangan peraturan gubernur dan rancangan peraturan bersama
gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
Pasal 27
Paragraf 2
Penelitian/Koreksi dan Pembahasan
Pasal 28
(1) Dalam hal materi muatan rancangan peraturan gubernur dan rancangan
peraturan bersama gubernur berkaitan dengan tugas dan fungsi SKPD
lainnya dan/atau intansi terkait, harus dilakukan pembahasan yang
melibatkan SKPD/instansi terkait tersebut.
(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan kebutuhan.
Pasal 30
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur.
(3) Ketua tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan
perkembangan rancangan peraturan gubernur dan rancangan peraturan
bersama gubernur kepada sekretaris daerah.
Pasal 31
Paragraf 1
Tahap Penyusunan
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
BAB IV
EVALUASI DAN FASILITASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH
Bagian Kesatu
Evaluasi
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
BAB V
NOMOR REGISTER
Pasal 40
(1) Khusus untuk Produk Hukum Daerah yang berbentuk Peraturan Daerah,
7 (tujuh) hari setelah disetujui bersama dalam rapat paripurna wajib
disampaikan kepada menteri dalam negeri untuk mendapatkan
nomor register.
(2) Tata cara permohonan nomor register dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VI
PENCETAKAN PRODUK HUKUM DAERAH
Pasal 41
Pasal 44
BAB VII
PENETAPAN/PENGESAHAN, PENOMORAN, PENGUNDANGAN,
DAN AUTENTIFIKASI
Bagian Kesatu
Penetapan/Pengesahan Produk Hukum Daerah
Pasal 45
Produk Hukum Daerah yang telah dicetak disampaikan oleh pimpinan SKPD
pemrakarsa kepada Gubernur melalui sekretaris daerah untuk mendapat
penetapan.
Pasal 46
Pasal 48
Pasal 49
(1) Sebelum ditandatangani oleh Gubernur, pejabat eselon II, eselon III, dan
eselon IV SKPD pemrakarsa yang membidangi memberikan paraf
per lembar di pojok kanan bawah pada rangkap pertama naskah produk
hukum daerah yang telah dicetak.
(2) Selain paraf sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada halaman/lembar
penetapan rangkap pertama naskah produk hukum daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan paraf hierarki dan paraf koordinasi.
(3) Paraf hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh kepala
SKPD pemrakarsa, asisten yang membidangi, dan sekretaris daerah.
(4) Paraf koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh
kepala SKPD terkait dan kepala biro hukum.
(5) Paraf koordinasi yang diberikan oleh kepala SKPD terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) merupakan bentuk tanggung jawab atas
materi muatan produk hukum daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing.
(6) Paraf koordinasi yang diberikan oleh kepala biro hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) merupakan bentuk tanggung jawab atas format
dan teknik penulisan produk hukum daerah.
(7) Format dan tata cara pemberian paraf sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai tata naskah dinas.
(8) Proses pemarafan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dikoordinasikan oleh SKPD pemrakarsa.
-15-
Pasal 50
(1) Dalam hal rancangan peraturan daerah berasal dari DPRD, pejabat
eselon II, eselon III, dan eselon IV di sekretariat DPRD yang membidangi
memberikan paraf per lembar di pojok kanan bawah pada rangkap
pertama naskah rancangan peraturan daerah yang telah dicetak.
(2) Selain paraf sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada halaman/lembar
penetapan rangkap pertama naskah rancangan peraturan daerah
diberikan paraf hierarki dan paraf koordinasi.
(3) Pemberian paraf hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan DPRD.
(4) Paraf koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh
kepala SKPD terkait dan kepala biro hukum.
Bagian Kedua
Penomoran Produk Hukum Daerah
Pasal 51
Bagian Ketiga
Pengundangan Produk Hukum Daerah
Pasal 52
(2) Paraf hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh pejabat
eselon III yang membidangi/pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan SKPD
pemrakarsa, pimpinan SKPD pemrakarsa, dan asisten yang membidangi.
(3) Paraf hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Peraturan
DPRD sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan DPRD.
(4) Tata cara pemberian paraf sebagaimana dimaksud pada pada ayat (2) dan
ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Proses pemarafan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dikoordinasikan oleh SKPD pemrakarsa/sekretaris DPRD.
Pasal 54
Pasal 56
(1) Produk Hukum Daerah yang telah ditandatangani dan diberi penomoran
selanjutnya dilakukan autentifikasi.
(2) Autentifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh kepala
biro hukum.
-17-
BAB VIII
KLARIFIKASI
Pasal 57
BAB IX
PENDOKUMENTASIAN
Pasal 58
Pasal 60
BAB X
PENGGANDAAN DAN PENYEBARLUASAN
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63
(1) Produk Hukum Daerah ditulis menggunakan jenis huruf dan angka
bookman old style dengan ukuran 12.
(2) Penulisan halaman untuk Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan
Peraturan Bersama Gubernur menggunakan jenis angka bookman old
style dengan ukuran 12.
(3) Penulisan angka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimulai pada
halaman kedua dengan angka 2 dan diletakkan di bagian atas kertas
di tengah margin.
(4) Penulisan halaman untuk penjelasan peraturan daerah, penjelasan
peraturan gubernur dan penjelasan peraturan bersama gubernur
menggunakan jenis angka bookman old style dengan ukuran 12.
(5) Penulisan angka sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimulai pada
halaman kesatu dan diletakkan di bagian atas kertas di tengah margin.
Pasal 64
Pasal 65
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 66
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka Peraturan Gubernur
Nomor 025 Tahun 2012 tentang Peraturan Gubernur Nomor 025 Tahun 2012
tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2012 Nomor 25), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 67
Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal 24 September 2014
H. RUDY ARIFFIN
Diundangkan di Banjarbaru
pada tanggal 24 September 2014
MUHAMMAD ARSYADI