Anda di halaman 1dari 9

ANALISA POTENSI BAHAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB

SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA PROSES COAL CHAIN DI


PERTAMBANGAN BATUBARA PT MIFA BERSAUDARA
MEULABOH TAHUN 2014

Muhammad Arif1, Gerry Silaban2, Isyatun Mardhiah Syahri3


1
Alumni Mahasiswa Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU
2,3
Staf Pengajar Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU
Email : giant_rifie@yahoo.co.id

ABSTRACT

An accident in the working place can be avoided by knowing and recognizing the
various potential hazards that exist in the working environment. The most popular and most
commonly used analysis method of the potential hazards in the working place is Job Safety
Analysis (JSA). Job Safety Analysis (JSA) is a method of analysis towards potential hazards
in working place by analizing working system and working procedure as well as human as
the workers.
This research is a descriptive survey that illustrated the safety analysis process using
the Job Safety Analisys (JSA) with the aim to figure out the process that has the highest
potential hazards. The object in this study is the coal chain process which consists of coal
getting, coal crushing, coal hauling, and coal barging at PT Mifa Bersaudara mining in
2014.
The research shows that coal barging is the most hazardous process of coal chain
process.
Researcher suggests to the management of PT Mifa Bersaudara mining to keep
increasing the work safety and healthy by controlling various potential hazard in each
process especially the coal chain.

Keywords: Coal getting, coal crushing, coal hauling, coal barging, Job Safety Analisys
(JSA)

PENDAHULUAN
Proses industrialisasi masyarakat pertambangan. Hal ini ditunjukkan oleh
Indonesia berkembang pesat dengan fakta bahwa Indonesia sebagai negara
berdirinya perusahaan dan tempat kerja produsen timah terbesar ke-2 di dunia,
yang beraneka ragam. Perkembangan tembaga terbesar k-4, nikel terbesar ke-5,
industri yang pesat ini diiringi pula oleh emas terbesar ke-7, serta produksi batubara
adanya risiko bahaya yang lebih besar dan terbesar ke-8 di dunia. Secara geologis,
beraneka ragam karena adanya alih wilayah Indonesia memiliki potensi
teknologi dimana penggunaan mesin dan endapan-endapaan batubara yang sangat
peralatan kerja yang semakin kompleks luas. Namun hanya terkonsentrasi pada
untuk mendukung berjalannya proses cekungan-cekungan tersier tertentu.
produksi. Hal ini dapat menimbulkan Kandungan sumber daya batubara di Pulau
masalah kesehatan dan keselamatan kerja Sumatera dan Kalimantan memiliki jumlah
(Novianto, 2010). yang sangat besar, dengan persentase
Menurut Bank Dunia dalam masing-masing sebesar 46,68% dan
Suherman (2006), Indonesia merupakan 52,67% dari jumlah sumber daya batubara
salah satu negara penting dalam bidang di Indonesia, sedangkan sisanya sebesar

1
0,65% terdapat di Pulau Jawa, Sulawesi pekerjanya, serta mampu memberikan
dan Papua. rekomendasi perbaikan atau cara
Perkembangan industri pencegahan terhadap kecelakaan kerja
pertambangan batubara harus didukung pada suatu pekerjaan (Ramli, 2010).
dengan peningkatan perlindungan PT Mifa Bersaudara merupakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja para perusahaan pertambangan batubara yang
pekerjanya. Hal ini didasari oleh fakta telah beroperasi selama 3 (tiga tahun) di
bahwasanya industri pertambangan wilayah Aceh Barat. Pertambangan
batubara baik open pit mine maupun batubara dengan jenis open pit mine ini
underground memiliki tingkat risiko memiliki 5 (lima) alur proses pengolahan
kecelakaan kerja yang cukup tinggi dan yaitu coal getting, crushing, coal hauling,
merupakan salah satu pekerjaan dengan dan barging.
risiko tertinggi di dunia. (Kamil, 1996) Setiap prosesnya, kegiatan
Berdasarkan laporan tahunan pertambangan batubara yang berada di
Jamsostek , dari data statistik kecelakaan wilayah kerja PT Mifa Bersaudara
kerja menunjukkan hingga akhir tahun melibatkan mesin dan alat-alat berat yang
2012 telah terjadi 103.074 kasus dapat menjadikan potensi bahaya bagi para
kecelakaan kerja di Indonesia, dimana pekerja. Potensi-potensi bahaya ini sangat
91,21% korban kecelakaan kembali memungkinkan untuk memicu terjadinya
sembuh; 3,8% mengalami cacat fungsi; kecelakaan kerja yang akan merugikan
2,61% mengalami cacat sebagian, dan pekerja dan perusahaan.
sisanya meninggal dunia (2.419 kasus) dan Berdasarkan survei pendahuluan
mengalami cacat total tetap (37 kasus), yang telah dilakukan pada tanggal 22
dengan rata-rata terjadi 282 kasus Febuari - 1 Maret 2014, diketahui data
kecelakaan kerja setiap harinya. Statistik kecelakaan kerja di Pertambangan PT Mifa
kecelakaan sektor Mineral dan Batubara di Bersaudara dari tahun 2013 sampai akhir
indonesia sejak tahun 2008 - 2013 Febuari 2014 adalah sebagai berikut:
menunjukkan kecelakaan yang
menyebabkan kematian sejak tahun 2008- Tabel 1.1. Data Kecelakaan Kerja PT
2013 sejumlah 19 jiwa (2008), 44 jiwa Mifa Bersaudara Meulaboh
(2009), 15 jiwa (2010), 22 jiwa (2011), 29 No Proses Tahun
Jenis Penelitian
jiwa (2012), dan 45 jiwa (2013) (Lestari, 1 2 3 4 5 6
Coal 2013 3
2014). 1
Getting 2014 1
Kecelakaan kerja dapat kita hindari
Coal 2013 1
dengan mengetahui dan mengenal 2
Crushing 2014 1
berbagai potensi-potensi bahaya yang ada
Coal 2013 1 6 7
di lingkungan kerja. Berbagai potensi- 3
Hauling 2014 1 2
potensi bahaya tersebut, kita eliminasi
Coal 2013 3
untuk menghilangkan risiko kecelakaan 4
Barging 2014 1
yang akan terjadi.
Jumlah 1 7 19
Analisa potensi bahaya yang paling
popular dan paling sering digunakan di Sumber : PT Mifa Bersaudara
lingkungan kerja yang dapat digunakan 1.FA : Fatality
untuk upaya pencegahan kecelakaan kerja 2.MTC: Medical Treatment Case
adalah dengan menggunakan metode Job 3.LTI : Lose Time Injury
Safety Analysis (JSA). Job Safety Analysis 4.FAC : First Aid Case
(JSA) merupakan sebuah metode analisa 5.RAC : Restricted Activity Case
potensi bahaya yang menganalisis potensi 6.PD : Property damage
bahaya yang terdapat pada sistem kerja
dan prosedur serta manusia sebagai

2
Oleh sebab itu dalam penelitian ini 4. Menganalisa potensi bahaya pada
akan dibahas mengenai analisa potensi proses barging di Pertambangan PT
bahaya dengan menggunakan metode Job Mifa Bersaudara.
Safety Analysis (JSA) pada proses coal
chain di pertambangan batubara PT Mifa Manfaat Penelitian
Bersaudara Meulaboh. 1. Sebagai masukan bagi PT Mifa
Bersaudara untuk meningkatkan
Rumusan Masalah pelindungan terhadap Kesehatan dan
Dari latar belakang di atas yang Keselamatan Kerja serta
menjadi permasalahan dalam penelitian ini menanggulangi potensi-potensi bahaya
adalah proses apa yang memiliki potensi yang ditemukan pada proses
bahaya tertinggi yang terdapat pada bagian pengolahan batubara dengan upaya
proses coal chain di Pertambangan pembenahan dan perbaikan.
Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh 2. Sebagai masukan dalam
tahun 2014. pengembangan keilmuan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
Tujuan Penelitian Khususnya bidang manajemen K3
Tujuan Umum yang berkaitan dengan program
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk pencegahan dan pengendalian
menganalisa potensi bahaya yang dapat kecelakaan kerja.
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
yang terdapat pada proses coal chain di METODE
Pertambangan PT Mifa Bersaudara dengan Jenis penelitian ini adalah jenis
menggunakan metode Job Safety Analysis penelitian survei yang bersifat deskriptif
(JSA). yaitu menggambarkan proses analisa
keselamatan kerja pada proses suatu
Tujuan Khusus pekerjaan dan menjelaskan kedudukan
1. Menganalisa potensi bahaya pada variabel-variabel yang diteliti serta
proses coal getting di Pertambangan hubungan antara variabel yang satu dengan
PT Mifa Bersaudara. variabel yang lain.
2. Menganalisa potensi bahaya pada Objek yang diteliti adalah proses
proses crushing di Pertambangan PT coal chain yang terdiri dari proses coal
Mifa Bersaudara. getting, coal crushing, coal hauling, dan
3. Menganalisa potensi bahaya pada coal barging.
proses coal hauling di Pertambangan
PT Mifa Bersaudara.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisa potensi bahaya pada proses coal getting


Tabel 1.1 Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori Medium Pada Proses Coal
Getting
Tindakan atau prosedur yang
No Tahapan kerja Potensi bahaya
direkomendasikan
Pemeriksaan Pemeliharaan Tertimpa dan terjepit cover Letakkan cover egine pada peyangga
1
Harian (P2H) egine, cover egine peyote bodi mesin
Excavator moving to front Menabrak pekerja dan unit Jalankan excavator pada kecepatan
2
loading lainya. rendah dan stabil
Loading batubara ke Pekerja terseruduk bucket Pasang rambu jarak aman di belakang
3
dumptruck loader atau excavator setiap unit alat berat
Tabrakan, unit terbalik dan
4 Traveling coal to ROM Sanksi bagi pengemudi overspeed
terguling
Kejatuhan dan tertimbun Jaga jarak aman sebelum unloading
5 Unloading coal to ROM
material batubara batubara dilakukan

Pada saat pengoperasian unit Karena ukuran beberapa alat berat


terutama alat berat, komunikasi merupakan yang digunakan didalam industri begitu
hal vital yang sangat penting untuk besar, hal ini menyebabkan operator
diperhatikan mengingat jarak pandang kesulitan dalam menempatkan posisi alat
operator alat berat yang sangat terbatas. serta melihat apa yang ada maupun apa
Begitu pula dengan jarak aman antara yang sedang terjadi disekitarnya. Dengan
pekerja dengan unit yang sedang beroprasi. demikian, komunikasi merupakan hal vital
Namun kedua hal ini sering diabaikan yang sangat penting karena tanpa
pekerja sehinga terkadang menempatkan komunikasi, mesin tersebut akan menjadi
pekerja pada tindakan dan kondisi yang mesin pembunuh yang dapat mengancam
tidak aman sehingga dapat menyebabkan siapa saja (Woodson, 1992).
terjadi nya kecelakaan kerja.

B. Analisa potensi bahaya pada proses coal crushing


Tabel 1.2. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori Medium Pada Proses Coal
Crushing
Tindakan atau prosedur
No Tahapan kerja Potensi bahaya
yang direkomendasikan
Pemeriksaan Pemeliharaan Harian Tertimpa dan terjepit cover Letakkan cover egine pada
1
(P2H) egine, cover egine peyote peyangga bodi mesin
Gunakan sarung tangan
2 Menghidupkan genset Tersengat arus lisrik
isolator (kulit/karet)
Jalankan excavator pada
Excavator naik dan turun front Menabrak pekerja dan
3 kecepatan rendah dan
loading unitlainnya
stabil
Posisikan bucket lebih
4 Loading batubara ke hoper Bucket terbentur hoper crusher
tinggi dari hoper
Maintenance sprayer
Terpapar partikulat batubara
crusher secara berkala
5 Coal crushing Kebisingan Gunakankan earplug
Operasikan mesin dengan
Mesin crusher terbakar
waktu standar.
Stockpiling batubara menggunakan Menabrak pekerja dan Selalu aktifkan radio
6
loader unitlainnya komunikasi
Jaga jarak aman sebelum
Kejatuhan dan tertimbun
7 Unloading coal to ROM unloading batubara
material batubara
dilakukan

4
Tabel 1.3. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori High Pada Proses Coal
Crushing
Tindakan atau prosedur yang
No Tahapan kerja Potensi bahaya
direkomendasikan
Tersengat arus listrik Pasang mika isolator pada pada
1 Menghidupkan mesin crusher
tegangan tinggi bodi lemari panel kontrol crusher
Gigi bucket masuk hoper Jalankan excavator pada
2 Loading batubara ke hoper
crusher kecepatan rendah dan stabil

Potensi bahaya pada saat instalasi digunakan berbagai peralatan


menghidupkan mesin crusher ini sangat yang mengandung bahaya. Apabila tidak
tinggi, hal ini dikarenakan lemari panel dipergunakan dengan semestinya serta
crusher tidak dilengkapai oleh mika tidak dilengkapi pelindung dan pengaman,
isolator didalamnya. Hal ini sangat peralatan tersebut dapat menimbulkan
memungkinkan pekerja tersengat arus berbagai macam bahaya seperti kebakaran,
listrik jika ada kabel yang lepas dari karet sengatan listrik, ledakan, ataupun cidera.
pelindung dan menempel pada lemari Agar peralatan ini aman dipakai maka
panel crusher. Jika hal ini terjadi, pekerja harus diberi pengaman yang sesuai dengan
akan tersengat arus listrik tegangan tinggi peraturan dibidang keselamatan kerja.
dengan voltase 380 volt, hal ini Untuk peralatan yang rumit perlu
memungkinkan terjadinya kecelakaan disediakan petunjuk pengoperasiannya.
kerja dengan kategori Fatality.
Syukri Sahab (1997) dalam Hayati
(2009), yang menerangkan bahwa dalam

C. Analisa potesi bahaya pada proses coal hauling


Tabel 1.4. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori Medium Pada Proses
Coal Hauling
Tindakan atau prosedur yang
No Tahapan kerja Potensi bahaya
direkomendasikan
Pemeriksaan Pemeliharaan Tertimpa dan terjepit cover Letakkan cover egine pada
1
Harian (P2H) egine, cover egine peyote peyangga bodi mesin
Excavator naik dan turun Menabrak pekerja dan Jalankan excavator pada
2
front loading unitlainnya kecepatan rendah dan stabil
Tetap berada di kabin mobil
Loading batubara ke Pekerja terseruduk bucket
3 saat proses loading
dumptruck loader atau excavator
berlangsung
Sanksi bagi pekerja yang
Tabrakan melampaui kecepatan
maksimum yang ditentukan
4 Traveling coal to port site
Jalan tertimbun longsor Pemetaan daerah rawan longsor
Penutupan jalan oleh warga
Pengawalan security
(sabotase)
Kejatuhan dan tertimbun Jaga jarak aman sebelum
5 Unloading coal to port site
material batubara unloading batubara dilakukan

Hal yang paling sering dilakukan tersebut naik ke atas atap cabin unit untuk
dan berbahaya bagi keselamatan yang mengintruksikan proses pemuatan
dilakukan pekerja adalah keluar dari unit batubara (coal loading). Tindakan ini
dumptruck saat proses loading sedang sangat berbahaya mengingat jarak antara
berlangsung. Bahkan tak jarang pekerja pekerja dengan bucket excavator atau

5
loader cukup dekat, sehingga material, proses dan metode kerja.
memungkinkan pekerja terseruduk dan Material yang digunakan baik sebagai
terhantam bucket loader atau excavator. bahan baku , bahan antara atau hasil
Hal ini sesuai dengan pendapat Ramli produksi mengandung berbagai macam
(2010) bahwa bahaya ditempat kerja bahaya sesuai dengan sifat dan
terjadi ketika ada interaksi antara unsur- karakteristiknya masing-masing.
unsur produksi yaitu manusia, peralatan,

D. Analisa potensi bahaya pada proses Coal Barging


Tabel 1.5. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori Medium Pada Proses Coal
Barging
Tindakan atau prosedur yang
No Tahapan kerja Potensi bahaya
direkomendasikan
Pemeriksaan Pemeliharaan Tertimpa dan terjepit cover Letakkan cover egine pada
1
Harian (P2H) egine, cover egine peyote peyangga bodi mesin
Pekerja tertabrak atau terseruduk Aktifkan selalu radio
2 Menimbun akses jalan ke kapal
bucket loader atau excavator komunikasi

Terjepit hidrolik bucket Gunakan komunikasi radio


Melepaskan dan memasang
3
pintu kapal (side board) Pemeriksaan wire sling sebelum
Tertimpa dan terjepit pintu kapal
digunakan untuk lifting
4 Memasang dan melepaskan Tertimpa dan terjepit rampdoor Pemeriksaan wire sling sebelum
rampdoor digunakan untuk lifting

Kejatuhan dan tertimbun Jaga jarak aman sebelum


5 Loading batubara ke dumptruck.
material batubara unloading batubara dilakukan
Menggangkut batubara ke kapal Pemeriksaan keondisi rampdoor
6 Dumptruck terperosok kelaut
(coal hauling to ship) sebelum coal barging dilakukan
Penyiraman chemical dan
7 Stock on barg Terpapar debu batubara
memakai masker

Tabel 1.6. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori High Pada Proses Coal
Barging
Tindakan atau prosedur yang
No Tahapan kerja Potensi bahaya
direkomendasikan
Modifikasi badan kapal dengan
Melepaskan dan memasang
1 Jatuh dari ketinggian memasang cantolan
pintu kapal (side board)
bodyhardnees

2 Kapal berlayar Kapal nyasar atau terdampar Pasang alat pendeteksi badai

Pekerja tidak menggunakan alat lifting untuk membuka dan menutup pintu
pelindung diri berupa bodyhardnees ketika kapal dan rampdoor berlangsung.
memanjat pintu kapal. Hal ini sangat Seharusnya area tersebut bebas dan steril.
memungkinkan pekerja terjatuh dari pintu Kondisi ini memungkinkan pekerja terjepit
kapal akibat alunan laut yang dan tertimpa pintu kapal dan rampdoor
menggoyangkan kapal. jika terjadi kegagalan lifting akibat wire
Selain itu, ada juga pekerja yang sling putus atau terlepas.
berdiri tepat di bawah area lifting saat Syukri Sahab (1997) dalam Hayati
kegiatan (2009) menjelaskan bahwa metoda kerja

6
atau cara kerja yang salah dapat khusus digunakan untuk proses
membahayakan pekerja itu sendiri maupun lifting.
orang lain disekitarnya. c. Pasang rambu jarak aman saat
proses lifting pada saat proses
Kesimpulan lifting berlangsung.
Berdasarkan hasil analisa dan d. Substitusi wire sling dengan
pembahasan hasil penelitian mengenai weber sling untuk meminimalisir
analisa potensi bahaya pada proses coal bahaya yang ditimbulkan.
chain PT Mifa Bersaudara didapatkan
kesimpulan sebagai berikut: B. Pada proses pemecahan batubara
1. Pekerjaan yang memiliki potensi (coal crushing) :
bahaya terbanyak dan tertinggi pada a. Modifikasi lemari panel crusher
proses coal chain terdapat pada dengan memasang mika isolator
pekerjaan coal barging. untuk menghilangkan potensi
2. Potensi bahaya yang terdapat pada bahaya tersengat arus tegangan
proses coal chain diantaranya: tinggi.
a. Bucket excavator lepas dan ikut b. Modifikasi bucket excavator
masuk kedalam dumptruck saat dengan memasang plat penyangga
pekerjaan loading batubara pada untuk menghindari jatuhnya gigi
proses coal getting dilakukan. bucket excavator kedalam hoper
b. Tersengat arus listrik tegangan mesin crusher.
tinggi saat pekerjaan c. Pasang rambu jarak aman di
menghidupkan mesin crusher belakang setiap unit alat berat agar
untuk memulai proses coal pekerja dapat menjaga jarak
crushing. dengan unit yang sedang
c. Tabrakan yang terjadi antar unit beroperasi.
atau unit menabrak pekerja saat
pekerjaan traveling coal to port site C. Pada proses pengangkutan batubara
saat proses hauling berlangsung. (coal hauling) :
d. Jatuh dari ketinggian saat pekerjaan a. Substitusi jalan hauling dengan
melepas maupun menutup pintu jalan hauling baru yang sesuai
kapal pada proses coal barging. dengan standart pertambangan.
3. Potensi bahaya yang terindentifikasi b. Lakukan driving maping skill
pada proses coal chain rata-rata kepada pengemudi hauling truck
disebabkan oleh tindakan tidak aman untuk memetakan kemampuan
pekerja. Untuk itu pembudayaan mengemudi mereka.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagai iklim kerja sangat penting D. Pada proses penambangan batubara
untuk di upayakan. (coal getting) :
a. Berikan sanksi keras bagi operator
Saran alat berat maupun pengemudi light
A. Pada proses pengapalan batubara vehicle (LV) yang mematikan alat
(coal barging) : komunikasi radio ketika bekerja
a. Modifikasi badan kapal dengan b. Modifikasi bucket excavator
memasang tiang untuk mengaitkan dengan memasang plat penyangga
bodyhardnees agar pekerja dapat untuk menghindari jatuhnya gigi
bekerja dengan aman dan selamat. bucket excavator kedalam
b. Substitusi unit excavator yang dumptruck
digunakan untuk membuka pintu
kapal dengan crane truck yang

7
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, D., Tinjauan Persepsi. 10 Management, Jakarta: Dian Rakyat.


Oktober 2013 : http://www.danger-
theory.com/ Ridley, J., 2008. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Edisi ketiga,
Arif, I., 2002, Buku Ajar Perencanaan Jakarta: Erlangga.
Tambang, Bandung : ITB
Riyadina, W., Kecelakaan Kerja dan
Cipto, T., 2010. Skripsi Analisis Potensi Cedera yang dialami oleh pekerja
Bahaya Dengan Menggunakan industri dikawasan industri pulo
Motede Job Safety Analysis (JSA) gadung Jakarta. 6 juni 2014 ;
Pada Bagian Produksi di PT PP http://journal.ui.ac.id/upload/artikel
LONSUM INDONESIA,USU. /04-Woro-Kecelakaan Kerja dan
Cedera yang dialami oleh.pdf
Djati, I., 2006. Bagaimana Mencapai Siahaan, H., 2009. Manajemen Resiko
Zero Accident di Perusahaan, Pada Perusahaan dan Birokrasi,
Jakarta : UI Press. Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Elex
Gunawan, H., 2012. SOP Job Safety Media Komputindo.
Analysis, Meulaboh : PT Mifa Suherman, Ijang., dkk (2006). Kajian
Bersaudara Batubara Nasional. Tekmira.
Hakim, A., 2001. Skripsi Analisa Potensi Jakarta: Departemen Energi dan
Bahaya pada Karyawan Produksi Sumber Daya Mineral.
Industri Kayu X, USU. Sukandarrumidi.,2006. Batubara dan
Hayati, Afnu, N. Analisa Efektifitas Pemanfaatannya, Jogja: Gajah
Pelaksanaan Safety Pro-Active Mada University Press.
Activity PT. Astra Daihatsu Motor Suryani,AD., 2012. Tesis Pengaruh
Assembly Plant Jakarta Utara. 5 Potensi Bahaya Terhadap Risiko
juni 2014; Kecelakaan Kerja di Unit Produksi
http://www.digilib.uns.ac.id/upload Industri Migas PT X Aceh,USU.
/dokumen/103783009200908571.p Suma’mur., 2009. Higiene Perusahaan
df dan Kesehatan Kerja
Lestari, F., 2014. Strategi Peningkatan (HIPERKES), Jakarta : CV
Keselamatan Kerja & Sagung Seto.
Keselamatan Publik di Indonesia Tarwaka dkk., 2004. Ergonomi untuk
melalui Pendekatan Sistematik keselamatan kerja dan
Pencegahan Kecelakaan, Jakarta : produktivitas, Edisi Pertama,
UI. Cetakan Pertama, UNIBA Press.
Nusantara, B., 2012. Kesehatan, Tebay, D., 2011. Rancangan Teknis
Keselamatan K3 dan Budaya Penambangan Batubara Blok
Keselamatan. 23 juni 2011 ; Siambul PT Riau Bara Harum
http://bima-nusantara.com/berita- Desa Kelesa, Kabupaten Indra Giri
28--kesehatan-keselamatan-k3-dan- Hulu Provinsi Riau.
budaya-keselamatan.html
Olii-Kamil, T., 1996. Kesehatan dan Woodson, W . Tillman, B. Tillman, P.,
Keselamatan Kerja, Bandung : 1992. Human Factors Design
ITB. Handbook Second edition, USA :
Ramli, S., 2010. Manajemen Risiko McGraw-Hill, Inc.
dalam Perspektif K3 OHS Risk

8
______ ., 2013. Job Safety Analysis,
Canada : Occupational Health and
Safety (OSH). 23 Febuari 2014 ;
http://www.ccohs.ca/oshanswers/hs
programs/job-haz.html
______., 2010. Metodelogi Penelitian
Kesehatan, Cetakan Pertama,
Jakarta : PT Rineka Cipta.
______., 2004. Pekerja tewas akibat
ledakan yang terjadi di
pertambangan batubara di china.
10 Oktober 2013 :
http://www.kedaulatanrakyat.com/

Anda mungkin juga menyukai