Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

SIFAT PERIODISITAS SPESIES (LANJUTAN)

KELOMPOK 1
ANGGOTA :

1. Ade Putra Kuasa (06101281419024)


2. Ayu Shelli Mardiana (06101281419022)
3. Rabeka Yulina Fitri (06101281419028)
4. Nabilah Hasanah (06101281419031)
5. Robiatul Adawiyah (06101381419050)
6. Else Yusnaini (06101381419052)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI KIMIA PALEMBANG
2016
I. NOMOR PERCOBAAN :2
II. NAMA PERCOBAAN : Sifat Periodisitas Spesies (Lanjutan)
III. TUJUAN PERCOBAAN :
A. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami adanya kemiripan atau keteraturan sifat-sifat
spesies
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan laboratories, mahasiswa dapat menentukan
kemiripan sifat-sifat kelarutan senyawa halide perak.

IV. DASAR TEORI

Pada dasarnya proses melarut adalah proses menyebarnya partikel-partikel


zat yang dilarutkan ke dalam pelarut. Proses melarut akan terjadi apabila gaya
tarik-menarik antar partikel dalam pelarut atau zat terlarut itu sendiri. Untuk
spesies ionik, proses melarutnya terjadi karena spesies ini terurai menjadi
kation dan anion yang masing-masing terikat relatif cukup kuat oleh molekul
pelarutnya.
Jika suatu zat dapat terlarut dalam pelarut dengan jumlah yang relatif
besar, maka dapat dikatakan bahwa kelarutan zat tersebut besar dan
sebaliknya. Kecilnya kelarutan suatu spesies ionik dapat diinterpretasikan
sebagai randahnya konstanta hasil kali kelarutan (konsentrasi) ion-ionnya.
Sifat kecenderungan golongan halogen dapat ditunjukkan oleh karakteristik
kelarutan halida perak. (Fakhili Gulo, 2014)

Sifat dari unsur-unsur menunjukkan sebuah periodisitas (perulangan) yang


berasal dari periodisitas konfigurasi elektronnya.Teori struktur atom mekanika
kuantum modern menjelaskan kecenderungan golongan dengan
memproposisikan bahwa unsur dalam golongan yang sama memiliki
konfigurasi elektron yang sama dalam kulit terluarnya, yang merupakan faktor
terpenting penyebab sifat kimia yang mirip. Unsur-unsur dalam golongan
yang sama juga menunjukkan pola kereaktifan, afinitas elektron, afinitas
elektron, energi ionisasi, dan keelektronegativan.
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron.
Unsur-unsur non logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang
reaktif, karena makin sukar menangkap electron. (Fauzi, 2011)

Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar karena
lebih banyak susunan energi yang terisi, elektron valensi terletak lebih jauh
dari inti. sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom
semakin sulit menarik elektron dari luar, jadi afinitas elektron semakin kecil.
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab,
elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti
gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom diperlukan
energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di
namakan energi ionisasi. Dari urutan atas, setiap unsur memiliki energi
ionisasi yang lebih rendah dari unsur sebelumnya karena lebih mudahnya
sebuah elektron terlepas karena elektron terluarnya yang semakin jauh dari
inti.

Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron


dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya
tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom. Dalam suatu golongan
menampilkan penurunan elektronegativitas dari urutan atas ke bawah karena
peningkatan jarak antara elektron valensi dan inti. (Anonim, 2015)
V. ALAT DAN BAHAN
1. Tabung sentrifuga 7. Gelas ukur
2. Tabung reaksi 8. Larutan perak nitrat 0,1 M
3. Rak tabung reaksi 9. Larutan kalium klorida 1,0 M
4. Pipet tetes 10. Larutan kalium bromida 1,0 M
5. Spatula 11. Larutan kalium iodida 1,0 M
6. Gelas Kimia 12. Larutan ammonia pekat (2 M)

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Buatlah endapan perak klorida dengan mencampurkan 5 ml larutan
perak nitrat 0,1 M dengan 0,5 ml larutan kalium klorida 1,0 M dalam
sebuah tabung sentrifuga. Diamkan tabung itu selama satu menit,
kemudian pusingkan. Buanglah cairan yang berada di atas endapan,
kemudian tambahkan kepada endapan tersebut larutan ammonia pekat
tetes demi tetes hingga tidak ada lagi perubahan yang nyata.
2. Lakukan seperti halnya (1) tetapi sebagai ganti larutan Kalium klorida
gunakan larutan kalium halida lainnya.
VII. HASIL PENGAMATAN

No. Perlakuan Pengamatan


1 1. AgNO3(aq) + KCl(aq)  AgCl(aq) Ketika dicampurkan larutan
+ KNO3(aq) menjadi berwarna putih dan
2. Setelah didiamkan selama satu berendapan. Setelah
menit, larutan dipusingkan. dipusingkan endapan
3. Setelah, larutan di buang, dan membeku, dan terpisah dari
tinggal endapan, endapan larutan. Ketika ditetesi
dibagi dua, ditetesi amonia dan ammonia dan ditetesi air tetes
ditetesi air tetes demi tetes. demi tetes, endapan larut.

2 1. AgNO3(aq) + KBr(aq)  AgBr(aq) Ketika dicampurkan larutan


+ KNO3(aq) menjadi berwarna hijau
2. Setelah didiamkan selama satu kekuningan dan berendapan.
menit, larutan dipusingkan. Setelah dipusingkan endapan
3. Setelah, larutan di buang, dan membeku, dan terpisah dari
tinggal endapan, endapan larutan. Setelah ditetesi
dibagi dua, ditetesi ammonia ammonia dan ditetesi air tetes
dan ditetesi air tetes demi tetes demi tetes, endapan larut dan
larutan berwarna abu - abu.
3 1. AgNO3(aq) + KI(aq)  AgI(aq) + Ketika dicampurkan larutan
KNO3(aq) menjadi berwarna kekuningan
2. Setelah didiamkan selama satu dan berendapan. Setelah
menit, larutan dipusingkan. dipusingkan endapan
3. Setelah, larutan di buang, dan membeku, dan terpisah dari
tinggal endapan, endapan larutan. Ketika ditetesi
dibagi dua, ditetesi amonia dan ammonia dan ditetesi air tetes
ditetesi air tetes demi tetes demi tetes, endapan larut .
VIII. PERSAMAAN REAKSI

A. AgNO3(aq) + KCl(aq)  AgCl(aq) + KNO3 (aq)

AgCl(aq) + 2 NH3(aq)  Ag[(NH3)2]Cl(aq)

B. AgNO3(aq) + KBr(aq)  AgBr(aq) + KNO3 (aq)

AgBr(aq) + 2 NH3(aq)  Ag[(NH3)2]Br(aq)

C. AgNO3(aq) + KI(aq)  AgI(aq) + KNO3 (aq)

AgI(aq) + 2 NH3(aq)  Ag[(NH3)2]I(aq)

IX. PEMBAHASAN

Pada percobaan di atas, di dapatkan bahwa, kelarutan AgCl > AgBr >
AgI. Hal ini, karena periodisitas golongan. Hal yang mempengaruhinya,
yaitu:
1. Kereaktifan

Golongan VIIA merupakan unsur non logam, jadi semakin ke bawah


kereaktifannya semakin kecil. Unsur AgI paling susah bereaksi dengan
ammonia, sehingga proses pelarutannya paling sukar dibandingkan
dengan AgCl dan AgBr. Begitupun sebaliknya, AgCl yang mengandung
ion Cl- (berada paling atas di golongan VIIA dibandingkan Br dan I)
paling mudah dilarutkan oleh ammonia karena mudah dalam menangkap
elektron, sehingga mudah untuk bereaksi dan terlarut.

2. Afinitas Elektron

Klor jauh lebih reaktif dibandingkan Iodin dikarenakan afinitas


elektron Fluorin lebih besar dibanding Iodin. Afinitas elektron yang besar
ini menandakan energi yang dihasilkan Klor ketika menangkap 1 elektron
sangat besar. Karena energi yang dihasilkan sangat besar, hal ini berarti
Fluorin sangat reaktif ketika menangkap satu elektron.

Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses


penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang
terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan
membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif
mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur
yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.

3. Energi ionisasi

Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah


makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti
makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Bisa kita lihat di tabel periodik bahwa Iodin (I) terletak paling bawah
di golongan VIIA dibandingkan Cl dan Br. Sehingga I memiliki energi
ionisasi yang paling kecil.

4. Keelektronegatifan

Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah


makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur
bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.

Di golongan VIIA, Iodin berada paling bawah, karena itu ion I-


paling susah menarik ion Ag+, sehingga paling sukar untuk dilarutkan.

X. KESIMPULAN

AgI paling sukar larut dalam ammonia dan air dibanding AgCl dan AgBr
karena :

A. Memiliki kereaktifan yang paling kecil


B. Afinitas elektron yang paling kecil
C. Energi Ionisasi yang paling kecil
D. Kelektronegatifan yang paling lemah.
XI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Perioditas Sifat Unsur. (online).


https://id.wikipedia.org/wiki/Periodisitas_sifat_unsur di akses pada
tanggal 28 Agustus 2016.

Fauzi, M. Al Rizqi Dharma. 2011. Pengaruh Kecenderungan Sifat Periodik.


(online). http://mylife-diechemie.blogspot.co.id/2011/10/pengaruh-
kecenderungan-sifat-periodik.html di akses pada tanggal 28 Agustus
2016.

Gulo, Fakhili. Desi. 2014. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 1. Inderalaya


: FKIP Kimia Unsri.
LAMPIRAN

AgNO3 + KCl AgNO3 + KI AgNO3 + KBr AgNO3 + KCl


(sebelum dipusingkan) (sebelum dipusingkan) (sebelum dipusingkan) (setelah dipusingkan)

AgNO3 + KI AgNO3 + KBr KI ammonia KI air


(setelah dipusingkan) (setelah dipusingkan)

KBr air KBr ammonia KCl air KCl ammonia

Anda mungkin juga menyukai