(Ujian) Skizo
(Ujian) Skizo
Disusun oleh:
Enel Rizka Aulia
030.013.068
Penguji:
dr. Sucipto, Sp. KJ
Pembimbing:
dr. Widi Primaciptadi, Sp. KJ
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang begitu
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan naskah ujian ilmu
kesehatan jiwa pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit dr.
H. Marzoeki Mahdi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian naskah ujian ini,
terutama kepada dr. Sucipto, Sp. KJ selaku penguji yang telah memberikan waktu
dan bimbingannya sehingga naskah ujian ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap naskah ujian ini dapat menambah pengetahuan dan
memahami lebih lanjut mengenai ilmu kesehatan jiwa serta salah satunya untuk
memenuhi tugas yang diberikan pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan naskah ujian ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran
dari semua pihak yang membangun guna menyempurnakan naskah ujian ini.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga naskah ujian ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
STATUS PASIEN PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Tn. AS
Umur : 25 tahun
Tempat Tanggal lahir : Bogor, 1 Januari 1993
Agama : Islam
Suku bangsa / Negara : Sunda / Indonesia
Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SLTP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Kampung Babakan Ujung RT 03/ RW 03
Cilebut Barat, Kabupaten Bogor
Tanggal masuk IGD Jiwa : 14 Mei 2018
a. Keluhan utama
Berdasarkan alloanamnesis (Ny. S, 30 tahun, kakak pasien)
pasien dibawa ke IGD Jiwa RSMM karena pasien marah-marah dan
menghancurkan pagar tembok rumah sejak pagi SMRS.
b. Keluhan tambahan
Berdasarkan alloanamnesis (Ny. S, 30 tahun, kakak pasien)
selama 1 bulan terakhir pasien sering marah-marah, berteriak,
mondar-mandir, bicara sendiri, sulit tidur.
c. Riwayat gangguan sekarang
Berdasarkan alloanamnesis (Ny. S, 30 tahun, kakak pasien),
gejala dimulai sejak 2010 lalu ketika pasien berusia 17 tahun. Menurut
keterangan keluarga, pasien menjadi pribadi yang lebih pemarah.
Ketika sedang makan, pasien pernah beberapa kali menjadi tiba-tiba
emosi kemudian melempar piring. Saat sedang menonton tv bersama
keluarga dan adik pasien membuatnya kesal, pasien pernah menarik tv
dari meja dan menghancurkannya. Kakak mengatakan pada saat itu
keluarga tidak menyadari bahwa gejala-gejala yang dialami pasien
merupakan gejala dari gangguan jiwa.
Dari keterangan Ny. S, tahun 2013 pasien masih menunjukkan
gejala yang sama yaitu marah-marah, merusak barang di rumah,
namun ditambah dengan pasien sulit untuk tidur. Keluarga mulai
curiga bahwa ada sesuatu yang ‘salah’ pada pasien karena saat tidak
bisa tidur pasien sering keluar rumah dini hari pukul 02.00 pagi untuk
pergi bermain ke sungai. Kakak pasien mengatakan pasien akan pergi
sendiri ke sungai dekat rumah tidak diketahui melakukan hal apa dan
tidak akan pulang apabila tidak dicari. Dari keterangan kakak, pasien
mengatakan kepada keluarga bahwa ada suara yang mengajaknya
untuk pergi ke sungai.
Pasien juga bisa tidak mandi selama 1 minggu dan bicara
meracau. Keluarga sering melihat pasien bicara dan tertawa sendiri
seperti ada yang mengajak berkomunikasi. Ketika ditanyakan, pasien
mengaku tidak pernah mendengar suara atau bisikan apa pun, bahwa
semua yang ia lakukan adalah murni dari dalam pikirannya sendiri.
Sejak menunjukkan gejala –gejala tersebut pasien lebih senang di
rumah, tidak bergaul dengan tetangga sekitar, dan terjadi penurunan
dalam merawat diri.
Gejala masih terus berlangsung sampai akhirnya keluarga
membawa pasien berobat alternatif pada tahun 2014. Menurut Ny. S
tujuan dibawa ke ‘orang pintar’ adalah untuk menyembuhkan pasien
dari segi spiritual. Pengobatan yang diberikan berupa air yang diberi
doa-doa dan pantangan jenis-jenis makanan yang saat ini keluarga
sudah lupa. Selama tiga tahun keluarga masih berusaha
menyembuhkan pasien melalui terapi alternatif namun tidak
menunjukkan perubahan yang berarti. Pasien masih sering marah-
marah, berteriak di dalam rumah, bicara sendiri, tidak mengurus diri,
sulit tidur, dan berjalan mondar-mandir di rumah. Orang pintar yang
dipercaya menyembuhkan pasien pun mengatakan bahwa lebih baik
pasien dibawa berobat ke dokter di rumah sakit jiwa.
Oktober – Desember 2017 keluarga membawa pasien berobat
jalan ke poli jiwa RSMM Bogor karena keluhan merusak peralatan
rumah tangga, marah-marah, bicara sendiri, mondar-mandir di rumah,
dan sulit tidur. Pasien didiagnosis menderita skizofrenia, keluarga
tidak ingat terapi apa saja yang diberikan namun berdasarkan
keterangan kakak, pasien selalu mendapat obat suntik penenang setiap
berobat di poli. Pasien menjadi lebih tenang, pendiam, mudah diajak
komunikasi, dan kembali seperti orang normal setelah berobat jalan di
rumah sakit. Setelah 3 bulan melakukan rawat jalan (Januari 2018)
pasien mulai putus obat karena merasa lemas, pusing setiap minum
obat dan pasien mengatakan takut mati apabila terlalu banyak minum
obat. Keluarga sudah mengusahakan dengan melarutkan obat ke
dalam minuman dan makanan tapi pasien tetap menolak untuk minum
obat. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya tidak sakit sehingga tidak
perlu lagi minum obat.
Februari 2018 (± 2 bulan putus obat) pasien dibawa oleh
keluarga ke IGD karena merusak peralatan rumah tangga, marah-
marah, mondar-mandir di rumah. Diberikan terapi risperidone 2 x 2
mg dan trihexyphenidyl 2 x 2 mg kemudian pasien dibawa pulang
oleh keluarga. Menurut keterangan kakak, sepulangnya dari IGD
pasien hanya mau konsumsi obat selama 1 minggu. Pasien juga
menjadi lebih pendiam, melamun, dan sering menyendiri.
Satu minggu lalu (14 Mei 2018) pasien datang ke IGD RSMM
Bogor diantar oleh keluarga karena berteriak-teriak dan marah-marah
di rumah, membanting HP, dan merusak tembok pagar rumah sejak
pagi hari SMRS. Keluhan disertai bicara meracau dan sulit tidur yang
sudah muncul selama ± 1 bulan SMRS. Menurut keterangan keluarga,
apabila tidak tidur pasien sering terlihat mondar-mandir dan bicara
sendiri di rumah.
Berdasarkan autoanamnesis, pasien mengatakan alasan dirinya
dibawa ke rumah sakit adalah karena keluarga menganggap dirinya
‘ngaco’. Ketika diwawancara pasien merasa kesal karena keluarga
selalu mengatakan dirinya ‘ngaco’ mengenai pengakuannya menjadi
presiden bumi. Pasien yakin bahwa dirinya sudah menjadi presiden
bumi selama beberapa bulan dengan memenangkan pemilihan
presiden bumi. Pasien juga meminta pemeriksa untuk memastikan ke
kantor polisi bahwa orang yang pertama kali memenangkan pemilu
presiden bumi adalah dirinya. Keinginan menjadi presiden diutarakan
karena menurutnya menjadi presiden adalah pekerjaan yang sangat
mudah dan meyenangkan, dirinya hanya perlu membaca pidato.
Pasien juga mengatakan bahwa ia sudah menikah sejak lama dengan
artis Avril Lavigne yang sekarang keberadaannya di Amerika dan
memiliki banyak pacar artis. Ketika ditanyakan ke keluarga, kakak
pasien mengatakan selama ± 2 tahun terakhir pasien memang sering
bicara tentang keinginannya menjadi presiden bumi dan presiden
Inggris, namun keluarga tidak yakin dari mana asalnya keinginan
tersebut. Menurut kakak, pasien juga sering mengaku bahwa artis-artis
yang dilihatnya di tv adalah pacarnya.
Pasien menyangkal mendengar suara atau bisikan-bisikan yang
tidak bisa didengar oleh orang lain, bahwa semua yang ia lakukan
adalah murni berasal dari pikirannya.
d. Riwayat penyakit dahulu
1. Riwayat psikiatri
Berdasarkan alloanamnesis, (Ny. S, 30 tahun, kakak
pasien) pasien sudah menunjukkan gejala sejak tahun 2010.
Mulai berobat ke RSMM Bogor sejak Oktober 2017 –
Desember 2017, pasien menjadi lebih tenang dan bisa
berkomunikasi dengan lebih baik. Tidak ingat terapi apa saja
yang diberikan. Putus obat sejak Januari 2018 karena pasien
merasa pusing dan lemas setiap minum obat. Pasien juga takut
mati apabila terlalu banyak minum obat.
2. Riwayat kondisi medis
Tidak ada riwayat trauma atau kecelakaan. Pasien
menyangkal adanya riwayat demam dan kejang. Pasien juga
menyangkal adanya riwayat diabetes mellitus, tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, serta penyakit ginjal.
5. Masa dewasa
Riwayat pekerjaan
Selama ini pasien tidak pernah bekerja. Ketika
ditanya, pasien tidak memiliki keinginan untuk bekerja
dan keluarga juga tidak pernah memaksa pasien.
Riwayat pernikahan dan hubungan
Pasien mengatakan bahwa sudah menjalin hubungan
dengan Avril Lavigne penyanyi luar negeri yang saat ini
berada di Amerika. Keterangan keluarga mengatakan
pasien belum pernah menikah.
Riwayat tindakan kriminal
Kakak mengatakan pasien tidak memilki riwayat
tindak kriminal selama hidupnya.
Agama
Pasien beragama Islam dan kedua orangtua pasien
juga beragama Islam. Pasien mengatakan sudah tidak
pernah solat karena menurutnya apabila keluarga
menganggapnya sebagai seseorang yang ngaco maka ia
tidak memiliki kewajiban untuk solat.
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien rajin
menunaikan ibadah 5 waktu dan mengaji.
Aktifitas sosial
Pasien mengatakan ia lebih senang di rumah dan
jarang mengobrol dengan tetangga sekitar.
IGD RSMM
Berobat jalan
di RSMM Wawancara
Pengobatan
alternatif Putus obat
Gejala aktif
Gejala
prodormal
Keterangan:
- Gejala prodromal (2005, usia pasien 12 tahun kelas 1 SMP): pasien memiliki
tidak banyak teman bakat, lebih sering sendiri, pendiam, menutup diri.
- Tahun 2010 (usia pasien 17 tahun): awal gejala dimulai. Pasien menjadi lebih
pemarah; melempar piring, merusak tv
- Tahun 2013 (usia pasien 20 tahun): marah-marah, merusak barang di rumah,
sulit tidur. Pasien mendengar suara yang mengajaknya pergi ke sungai pukul
02.00 pagi. Tidak mandi 1 minggu, bicara sendiri.
- Tahun 2014 (usia pasien 21 tahun): berobat alternatif tidak ada perubahan.
Pasien masih berteriak dan marah di rumah, bicara sendiri, tidak mengurus
diri, sulit tidur.
- Oktober – Desember 2017: berobat jalan di poli jiwa RSMM Bogor selama 3
bulan.
- Januari 2018: putus obat
- Februari 2018: 2 bulan putus obat merusak peralatan rumah tangga,
marah-marah, mondar-mandir di rumah dibawa ke IGD RSMM
berobat jalan dengan risperidone dan trihexyphenidyl minum obat hanya 1
minggu.
- 14 Mei 2018: IGD RSMM Bogor karena merusak tembok pagar rumah.
g. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak ke-7 dari 10 bersaudara. Memiliki 4
orang kakak perempuan, 2 orang kakak laki-laki, 1 orang adik laki-
laki, dan 2 orang adik perempuan. Kakak ke-4 seorang laki-laki telah
meninggal dunia 3 tahun lalu (2015) karena sakit TBC. Ibu meninggal
6 tahun lalu (2012) karena demam yang tidak diobati.
Dari keterangan kakak perempuan, di keluarga tidak ada yang
sakit seperti pasien baik dari keluarga ayah dan keluarga ibu.
GENOGRAM
Tinggal
serumah
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
h. Situasi kehidupan terkini
Saat ini pasien tinggal bersama ayah, 1 orang kakak perempuan,
1 orang adik laki-laki, dan 2 orang adik perempuan.. Pasien tinggal di
rumah milik sendiri yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu
beserta ruang tv, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan lantai atas yang
digunakan untuk sekadar menjemur pakaian. Pasien tidak memiliki
kamar sendiri sehingga tidur bersama ayahnya. Perekonomian
keluarga ditunjang dari pemberian kakak-kakaknya.
Keluarga sangat mendukung pengobatan yang dijalani pasien.
Keluarga mengharapkan pasien bisa pulih kembali serta bisa
berkumpul kembali bersama keluarga di rumah.
III. STATUS MENTAL
Status mental didapatkan secara autoanamnesis di ruang Antareja RS
dr. H. Marzoeki Mahdi pada pukul 11.00 WIB tanggal 23 Mei 2018.
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Cara berpakaian rapi, tampak sesuai dengan usia,
kebersihan diri baik, ekspresi tampak datar.
2. Kesadaran
Kesadaran neurologis : compos mentis
Kesadaran psikiatri : terganggu
Kesadaran sosial : kurang baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama pemeriksaan pasien tampak tenang, tampak pasif,
diam, dengan kepala yang sering tertunduk.
4. Pembicaraan
Kuantitas sedikit; pelan, lemah, lancar; ide cerita sedikit
pasien tidak banyak bercerita; bicara pasien jelas.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif dan bisa bekerja sama, kontak mata
tidak adekuat.
B. Alam perasaan
1. Mood : eutim
2. Afek tumpul
- Stabilitas : stabil
- Pengendalian : baik
- Echt/unecht : echt
- Empati : dapat diraba rasakan
- Skala diferensiasi : sempit
- Keserasian : serasi
C. Gangguan persepsi
Halusinasi : disangkal oleh pasien, tetapi berdasarkan
alloanamnesis (Ny. S, 30 tahun, kakak pasien), pasien pernah
mengatakan disuruh oleh suara untuk pergi ke sungai pukul
02.00 pagi dan sering terlihat berbicara sendiri di rumah
sehingga dicurigai perilaku halusinasi.
Ilusi : tidak ditemukan ilusi pada pasien.
Depersonalisasi : tidak ditemukan depersonalisasi pada
pasien.
Derealisasi : tidak ditemukan derealisasi pada pasien.
D. Fungsi intelektual
1. Fungsi kognitif : sesuai dengan taraf pendidikan pasien
2. Orientasi
- Waktu : baik (pasien dapat menyebutkan hari,
bulan, dan tahun saat pemeriksaan)
- Tempat : baik (pasien dapat menyebutkan alamat
rumahnya dan tempat ia berada sekarang)
- Personal : baik (pasien mengetahui siapa yang
memeriksanya dan perawat di sekitar)
3. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang : baik, pasien ingat tentang
masa sekolah dan anggota keluarganya.
b. Daya ingat jangka pendek : baik, pasien dapat
menceritakan kegiatan pasien dari bangun tidur sampai
waktu pemeriksaan.
c. Daya ingat sesaat : baik, pasien dapat
mengingat nama pemeriksa saat ditanya kembali sesaat
setelah perkenalan.
4. Konsentrasi dan perhatian
Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
dengan baik, terfokus dengan pembicaraan, dan tidak mudah
terdistraksi oleh keadaan sekitar.
5. Pikiran abstrak
Tidak terganggu, pasien dapat menyebutkan persamaan
antara 2 objek seperti jeruk dan bola. Pasien juga dapat
menyebutkan arti peribahasa “Tong kosong nyaring bunyinya”.
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat makan, mandi, BAK, BAB dan
mengenakan baju sendiri.
E. Proses pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : ide pikiran kurang, pasien
cenderung pasif, hanya menjawab apabila ditanya.
b. Kontinuitas : jawaban pasien sesuai pertanyaan;
koheren, langsung menjawab.
c. Hendaya berbahasa : tidak terganggu
2. Isi pikir
a. Preokupasi : terdapat preokupasi bahwa pasien
tidak betah di rumah sakit dan meminta untuk segera
pulang ke rumah.
b. Ide-ide mirip waham : tidak ada
c. Waham : waham kebesaran dan waham
erotomania. Pasien merasa yakin bahwa dirinya pernah
menjadi presiden Inggris. Pasien juga mengaku pernah
menikah dengan penyanyi luar negeri Avril Lavigne yang
saat ini tinggal di Amerika. Keluarga mengatakan sudah ±
1 tahun pasien sering mengatakan hal tersebut.
F. Pengendalian impuls
Pasien terlihat tenang dan dapat mengendalikan diri saat
diperiksa
G. Daya nilai
Daya nilai sosial : baik, pasien mengatakan mencuri tidak
baik.
Uji daya nilai : baik, pasien dapat menyebutkan hal yang
seharusnya dilakukan saat menemukan dompet orang lain.
Penilaian realita : terganggu (pasien masih memiliki waham
kebesaran dan waham erotomania)
H. Tilikan
Tilikan derajat 1. Pasien tidak menganggap bahwa dirinya
sedang sakit; pasien hanya tahu bahwa orang-orang sekitar
menganggap dirinya ‘ngaco’.
b. Status Neurologis
GCS 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : bulat, isokor
Parase nervus kraniali : (-)
Motorik :kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada
gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik : tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : normal
Tremor di kedua tangan : (-)
c. Pemeriksaan laboratorium (14 Mei 2018)
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 15.0 g/dl 13 – 16 Normal
Hematokrit 43 % 40 – 48 Normal
Leukosit 9.81 10^3/uL 5 – 10 Normal
Trombosit 279 10^3/uL 150 – 400 Normal
Kimia Darah
SGOT 15 U/L 10 – 35 Normal
SGPT 10 U/L 10 – 36 Normal
Ureum 10.1 mg/dL 10 – 50 Normal
Creatinin 1.02 mg/dL 0.5 – 1.5 Normal
GDS 117 mg/dL 70 – 200 Normal
X. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka
- Risperidon 2 mg/12 jam PO
- Lorazepam 1 mg/12 jam PO
b. Psikoterapi
- Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan atau
mengungkapkan isi hatinya sehingga pasien dapat merasa lebih
tenang.
- Memberi psikoterapi suportif pada pasien agar pasien memahami
kondisi penyakitnya sehingga pasien menyadari bahwa dia
membutuhkan pengobatan yang lama dan teratur.
- Memotivasi dan menjelaskan dengan baik kepada pasien tentang
pentingnya rajin minum obat secara teratur.
c. Sosioterapi
- Memberi nasihat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan mendekatkan diri kepada pasien agar pasien merasa
mendapat dukungan dan perhatian keluarga.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin membawa pasien
kontrol ke RS dr. H. Marzoeki Mahdi dan mengawasi pasien
untuk minum obat secara teratur.
- Menjelaskan kepada keluarga untuk mengikut sertakan pasien
dalam aktivitas sehari-hari seperti pekerjaan rumah, aktivitas
keagamaan, dan sosial di lingkungan rumah pasien.
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungtionam : Ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam