Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK 2

NAMA : Ria Riona Syarif

NIM : 442416042

JUDUL PERCOBAAN : Destilasi Zat Cair

PRODI/KELAS : S1-Kimia/B

KELOMPOK : II

REKAN KERJA : 1. Alwi S Hasan

2. Dina Putriani Safrudin

3. Ervina Apriani

4. Silvana Abdullah

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
PERCOBAAN I

A. Judul
Destilasi Zat Cair
B. Tujuan
Agar Mahasiswa Dapat Memahami Cara Penggunaan Dan Prinsip Kerja Destilasi
C. Dasar Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai
unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
Dalton[1].
Proses yang terjadi pada destilasi adalah perubahan fase cair menjadi fase uap
atau gas dengan pendidihan dan kondensasi pengembun, tetapi destilasi bukan
merupakan dua urutan proses penguapan kondensasi. Tekanan uap selalu
bertambah dengan kenaikan suhu
Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing
komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih
komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-
senyawa yang mempunyai titik didih bebeda sehiingga dapat dihasilkan senyawa
yang mmemiliki kemurnian yang tinggi[2].
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas
perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini
adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan, pada pendinginan ini uap
mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat.Destilat digunakan untuk
memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya
destilasi air laut menjadi murni[3].
Ada 4 jenis destilasi, yaitu destilasi sederhana, distilasi fraksionasi,
distilasi uap, dan distilasi vakum. Pada percobaan ini hanya menggunaka destilasi
sederhana. Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik
didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebihdulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran cair-cair misalnya air dan alkohol
` Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik
didihnya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Proses
ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni
atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang
titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak[4].

Gambar Destilasi Sederhana


Keterangan Gambar:
1. Kran air
2. Pipa penghubung
3. Erlenmeyer
4. Termometer
5. Statif dan Klem
6. Labu alas bulat
7. Tempat air keluar dari kondensor
8. Tempat air masuk pada kondensor
9. Pemanas
10. Kondensor
Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu
campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan.
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan cara pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat
di dalam campuran bersifat mudah menguap (Volatil). Tingkat volatilitas masing-
masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama. Hal ini akan berakibat
pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari suatu campuran akan mengandung
lebih banyak komponen yang volatile.
Pada destilasi sederhana melibatkan penguapan yang diferensial dari suatu
campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendingan dan penegmbunan. Uap selalu lebih banyak mengandung
komponen yang lebih volatile demikian juga terjadisebaliknya. Pada suhu berbeda
komposisi uap cairannya berbeda. Dengan demikian maka komposisi uap yang
setimbang akan berubah sejalan dengan perubahan suhu[5].
Bila terdapat perbedaan besar antar titik didih, proses destilasi dapat
dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah, yang akan menurunkan titik didih
senyawa dan memungkinkan destilasi berlangsung pada suhu rendah[6]
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
1. Kondesor Untuk mendinginkan uap
destilasi
1

2. Selang Tempat air masuk dan


keluar
1

3. Labu leher 2 Sebagai wadah sampel


saat proses destilasi
1

4. Penangas Sebagai pemanas saat


proses destilasi
2

5. Erlemeyer Sebagai wadah untuk


menampung hasil
1
destilasi
6. Statif dan Sebagai alat untuk
klem menjepit kondesor
1

7. Termometer Sebagai alat pengukur


suhu
1

8. Gelas ukur Untuk mengukur volume


1 suatu larutan

9. Gelas kimia Sebagai wadah larutan

10. Corong Alat untuk membantu


memasukan larutan
1 kedam suatu wadah
2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia

1. Batu didih Khusus - Berwujud padat - Mempercepat panas


dan kasar - Meratakan panas
- Berwarna merah
jambu
2. Aquadest Umum - Cairan tak - Pelarut universal
berwarna - Bersifat polar
- Tak berbau
- Titik didih 1000c
- Titik beku 00C

E. Prosedur Kerja

Sampel B 50 mL

- Memasukkan kedalam labu leher tiga


- Memasukkan beberapa batu didih
- Menghubungkan labu dengan pendingin dan generator uap air
- Memanaskan labu destilasi

- Mengiamati suhu saat terjadi penguapan pada sampel

- menentukan larutan tersebut

Titik didih sampel B (35oC)

Larutan sampel B adalah Dikloropentana


F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Mengukur 50 mL larutan pada reagen - Sampel b tepat 50 mL


sampel B ke dalam gelas ukur.
2. Mengukur aquadest sebanyak 100 mL - Aquadest tepat 100 mL
kedalam gelas ukur.
3. Memasukkan batu didih sebanyak 3 butir - Batu didih berada dalam destilasi
kedalam labu destilasi bundar. bundar
4. Memasukkan larutan sampel D dan
aquadest kedalam labu destilasi bundar. - Aquadest dan larutan sampel B berada
5. Memanaskan larutan. di dalam labu destilasi bundar.
6. Mengamati suhu dan tetesan pertama - Larutan mendidih.
larutan yang jatuh. - Tetesan pertama pada suhu ºC
7. Mengamati suhu dan tetesan terakhir
larutan dan menentukkan nama senyawa - Tetesan terakhir pada suhu ºC dan
tersebut. merupakan senyawa aquadest.

Sifat fisik :
- Larutan bening
- Tidak larut dalam air
- Titik 40 ºC
- Rumus kimia CH2Cl2
- Beraroma manis
G. Pembahasan
Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan yang digunakan untuk
memurnikan zat cair, yang didasarkan pada perbedaan titik didih larutan
senyawa-senyawa yang bersifat Volatil (mudah menguap). Dalam proses destilasi
terdapat dua tahap proses, yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembunan.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titi
didih lebi rendah akan lebih dulu menguapa. Uap tersebut bergerak menuju
kondensor (pendingin), proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air ke
dalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan
kembali cair. Dalam percobaan ini , destilasi digunkan untuk memisahkan suatu
senyawa organik dari air dan mengidentifikasi senyawa tersebut berdasrkan titi
didihnya.
Jenis destilasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah destilasi sederhana,
yakni pemisahan hanya sekali dengan rangkaian alat destilasi yang sederhana.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu merangkai alat
destilasi, lalu labu destilasi diletakan di atas penangas (dalam hal ini digunakan
Heater Mantle), kemudaian dihubungkan dengan kondensor. Kondensor ini
memiliki dua lubang tempat masuk dan keluarnya air, yang satu menghadap ke
atas, dan yang lainnya menghadap ke bawah. Dengan bantuan stattif dan klem,
kondensor dipasang miring, lubang masuk air berada di bawah dan lubang
keluarnya air berada di atas (dekat persimpangan penghubung).Hal ini dilakukan
karena apabila lubang masuknya air berada di tempat yang lebih tinggi, maka ada
beberapa hal yang tidak diinginkan terjadi. Diantaranya air akan mengalir terus
tanpa terlebih dahulu memenuhi kondensor, selain itu jika air masuk (bersuhu
rendah) dan uap larutan yang dipanaskan langsung bertemu di persimpangan
penghubung, maka di bagian tersebut akan terjadi kerekatan, bahkan kondensor
akan pecah (karena suhu tinggi bertemu dengan suhu rendah). Karenanya, posisi
air masuk berada di tempat yang lebih rendah agar air masuk akan naik secara
perlahan dan memenuhi kondensor terlebih dahulu.
Setelah itu mengambil larutan sebanyak 50 mL dan dimasukan ke dalam labu
destilasi, sebelum itu labu destilasi telah berisi beberapa batu didih. Penambahan
batu didih ini harus dilakukan di awal, sebelum dipanaskan. Tujuan penambahan
batu didih adalah untuk mencegah terjadinya letupan/ledakan (bumping). Letupan
ini bias terjadi kerena panas dalam larutan tidak merata, sehingga larutan menjadi
super heated (sangat panas) pada bagian tertentu dan menimbulkan letupan. Batu
didih akan mencegah terjadi peristiwa ini, karena batu didih akan membuat panas
dalam larutan menjadi merata. Kemudian larutan yang ada dalam tabung destilasi
ditambahkan dengan 100 mL air, pada saat penambahan ke dua campuran
tersebut tidak larut sempurna.
Langkah selanjutnya adalah mengalirkan air ke kondensor. Hal ini dilakukan
sebelum larutan dipanaskan , karena jika larutan dipanaskan sebelum air dialirkan
dikhawatirkan labu destilasi dan kondensor akan pecah karena telah lebih dulu
menerima panas.
Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan yang
berlabel B. Larutan ini, mulai mendidih pada suhu 32°C, selanjutnya uap ini
perlahan-lahan mulai naik ke bagian atas labu destilasi, melewati penghubung,
dan masuk ke kondensor. Di dalam kondensor, uap larutan ini mengalami proses
kondensasi (penngembunan). Hal ini terjadi karena di dalam kondensor ada air
dingin yang dialirkan, sehingga uap yang bersuhu tinggi ini berubah menjadi titik-
titik air (mengembun). Uap yang telah diembunkan ini selanjutnya dialirkan ke
penampung destilat. Tetesan pertama destilat terjadi ketika suhu 37°C, dan suhu
konstan 47°C, di mana suhu tidak ada ada lagi penurunan atau penambahan.
Gambar 1. (Larutan mulai mendidih)
Langkah terakhir dari percobaan ini adalah mengidentifikasi larutan sampel
berdasarkan suhu penguapan, suhu tetesan pertama destilat, dan sifat fisik destilat
yang ditampung.

Gambar 2. (Proses Destilasi)


Berdasarkan refernsi mengenai titik didih senyawa-senyawa organik, dapat
disimpulkan bahwa senyawa (destilat) adalah Diklorometana. Diklorometana
biasa disebut juga metilena klorida adalah senyawa organik dengan rumus kimia
CH2Cl2. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, beraroma manis yang
banyak digunakan sebagai pelarut. Diklorometana tidak larut sempurna dengan
air. Tapi dapat larut dengan pelarut Organik lainnya. Bahan ini digunakan sebagai
reagen sebagai analisis, penegetesan makanan, dan kromotografi analitik.
H. Kesimpulan
Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan yang digunkan untuk
memurnikan zat cair,yang didasarkan atas perbedaan titik didih larutan senyawa-
senyawa yang mudah menguap. Destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga
zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih dulu menguap.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Syukri.2007.Kimia Dasar 2.ITB: Bandung.
[2] Sumar Hendayana.2010.Kimia Pemisahan.PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
[3] Soebagio,dkk.2005.Kimia Analitik II.Universitas Malang Press: Malang.
[4] Okviyoandra.2016.Perancangan dan Uji Kualitas Alat Destilasi Sederhana
Pustaka Pelajar : Bandung.
[5] Astin P, Lukum.Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik.UNG: Gorontalo.
[6] Aulia, Rahman.2011.http://chemistry-ku/2011/10/proses-destilasi-
sederhana.html. (di akses pada tanggal 19 Maret 2018).

Anda mungkin juga menyukai