Anda di halaman 1dari 1

Besar masalah secara global, regional, dan Indonesia

Perhatian aktivis kesehatan sedunia dikejutkan oleh deklarasi “kedaulatan global” (the
global emergency) tuberculosis (TBC) pada tahun 1993 dari WHO, karena sebagai besar di
negara – negara di dunia tidak berhasil mengendalikan penyakit TBC. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya angka kesembuhan penderita yang berdampak pada tingginya penularan penyakit ini
pada saat itu. Penyakit ini kembali menjadi perhatian dengan adanya fenomena ledakan kasus
HIV/AIDS dan kejadian MDR (multidrug reistance).

Tuberkulosis tersebar diseluruh dunia. Pada awalnya di Negara industri penyakit


tuberkulosis menunjukkan kecenderungan yang menurun baik mortalitas maupun morbiditasnya
selama beberapa tahun, namun diakhir tahun 1980-an jumlah kasus yang dilaporkan mencapai
grafik mendatar (plateau) dan kemudian meningkat di daerah populasi yang prevelansi HIV-nya
tinggi dan di daerah yang di huni oleh penduduk yang datang dari daerah dengan prevalensi TB
tinggi.

WHO memperkirakan terjadi kasus TBC sebanyak 9 juta pertahun di seluruh dunia pada
tahun 1999, dengan jumlah kematian sebanyak 3 juta orang per tahun dari seluruh kematian
tersebut, 25% terjadi di negara berkembang. Sebanyak 75% dari penderita berusia 15 – 50 tahun
(usia produk). WHO menduga bahwa kasus TBC di Indonesia merupakan nomor 3 terbesar di
dunia setelah Cina dan India. Prevelansi TBC secara pasti belum diketahui. Asumsi prevelansi
BTA(+) di Indonesia adalah 130 per 100.000 penduduk

WHO menyatakan 22 negara dengan beban TBC tertinggi di dunia 50%-nya berasal dari
Negara – Negara Afrika dan Asia serta Amerika (Brasil). Hampir semua negara ASEAN masuk
dalam kategori 22 negara tersebut kecuali Singapura dan Malaysia. Dari seluruh kasus di dunia.
India menyumbang 35%, China 15%, dan Indonesia 10%.

Penyakit ini menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin, serta mulai merambah
tidak hanya pada golongan sosial ekonomi rendah saja. Profil kesehatan Indonesia tahun 2002
menggambarkan presentase penderita TBC terbesar usia 25 – 34 tahun (2,67%) diikuti 35 – 44
tahun (20,46%), 15 – 24 tahun (18,08%), 55 – 64 tahun (12,32%), lebih dari 65 tahun (6,68%)
dan yang terendah adalah 0 – 14 tahun (1,31%). Gambaran diseluruh provinsi di Indonesia pada
tahun 2002 menunjukkan bahwa dari 76.230 penderita TBC BTA, (+) terdapat 43.294 laki – laki
(56,79%) dan 32.936 perempuan (43,21%).

Anda mungkin juga menyukai