BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 °C, dengan metode pengukuran
Kejang demam dapat dibagi menjadi kejang demam sederhana (simple fibrile seizure) dan
kejang demam kompleks (complex febrile seizure) dimana hampir 80% merupakan kejang demam
Kejadian kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun dengan kejang demam
a. Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure). Kejang demam yang berlangsung
singkat, kurang dari 15 menit danumumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum
tonik dan atauklonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24
b. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure). Kejang demam dengan salah satu
2.) Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahuluikejang parsial
Pada umumnya prognosis kejang demam adalah sangat baik, dapat sembuh dengan
sempurna. Namun sebagian besar dapat berkembang menjadi epilepsi yaitu sekitar 2-7% dengan
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
• MR No. : 00.09.76.53
• Nama : An. L
• Umur : 4 tahun 10 Bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pendidikan : Sekolah dasar
• Alamat : Jl. K.H Ahmad Dahlan no10
III. Anamnesa
Riwayat Kelahiran
Cara lahir : Spontan
Tempat lahir : Puskesmas
Ditolong oleh : Bidan
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 3000 gr
Panjang lahir : Ibu pasien tidak mengingat
Lingkar Kepala : Ibu pasien tidak mengingat
Lahir normal, bayi langsung menangis, sianosis (-), kejang (-), kelainan bawaan (-).
Riwayat imunisasi :
Psikomotor:
• Tengkurap : 6 bulan
• Duduk : 8 bulan
• Berdiri : 10 bulan
• Berjalan : 12 bulan
• Berbicara : 9 bulan
• Membaca/menulis : bisa membaca.
Kesan: Tahapan perkembangan sesuai usia menurut milestone.
Riwayat makanan :
0 - 6 bulan : ASI Eksklusif tiap 2 jam sekali, selama 10-15 menit, hisapan kuat, di
payudara kanan dan kiri bergantian.
6 - 8 bulan : ASI setiap 2 jam sekali, selama 10-15 menit, hisapan kuat, bergantian
payudara kanan dan kiri + MPASI (bubur saring) 1 mangkuk kecil bayi.
Pagi : ASI setiap 2 jam + MPASI
Siang: ASI + MPASI (bubur saring)
Malam: ASI
Kesimpulan : kualitas dan kuantitas makanan cukup sesuai usia.
Toraks
• Dinding thoraks : Diameter laterolateral > anteroposterior
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris, Retraksi (-)
• Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan
• Perkusi : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor
• Auskultasi : Bising napas dasar vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
7
Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal : 5x/menit
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kembali cepat, limpa
dan hepar tidak teraba membesar.
• Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-),
Pemeriksaan Neurologis
Nervus Cranialis
I : Normosmia
II : Visus baik
III,IV,VII : pergerakan bola mata kesegala arah
V : Sensibilitas wajah simetis
VII : Angkat alis +/+
VIII : Pendengaran baik
IX : Pengecapan baik
X : Refleks menelan baik
XI : Dapat mengangkat bahu
XII : Lidah di tengah
Pemeriksaan Refleks
Biceps ++/++ Triceps ++/++ APR ++/++ KPR ++/++
Refleks patologis
Babinski -/- Chaddok -/- Gordon -/- Schufner -/-
8
V. RESUME
Pasien anak perempuan usia 4 tahun 10 bulan datang ke IGD dengan keluhan utama kejang ±
2 jam SMRS. Kejang 1 kali, pada seluruh tubuh, secara mendadak, berdurasi < 5 menit. Kejang
kaku, tidak berkelonjotan, sianosis (-), sesak (-). Pasien mengalami BAB cair ± 15 jam SMRS
sebanyak 1 kali, berampas, berwarna hitam kehijauan, lender (-), darah (-), lalu 1 hari SMRS
pasien mengalami demam tinggi secara tiba-tiba, terukur 39,1°C. Demam tinggi dirasakan
secara terus-menerus.Sudah di beri obat penurun panas namun demam kembali tinggi. Ibu
pasien sudah memberikan obat anti kejang melalui anus dari puskesmas, keluhan pasien
9
langsung membaik lalu ibu pasien membawa pasien ke rumah sakit. Pasien belum pernah
mengalami riwayat kejang seperti ini.
VIII. Penatalaksanaan
- Rawat inap
• Diet : Lunak 1440 kalori ( 90 kkal/kb BBI)
• IVFD : RL 21 tpm (makro)
• MM : Paracetamol 4x100 ml (IV)
Stesolid supp 10 mg k/p kejang
Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Elektrolit
GDS
Analisa Faeces
X. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
10
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
24/12/2018 Demam masih KU : Tampak sakit Kejang • Diet : Lunak
tinggi. Nafsu makan sedang demam • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 0
menurun.BAB cair Kes : Composmentis sederhana • MM :
PP : 1 2x berwarna kuning Nadi : 130 x/menit
kecokelatan, lender RR : 24x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
(-) darah (-) berbau Suhu: 38,4ºC Stesolid supp 10 mg k/p kejang
busuk (-) Kepala :
Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Normocephali ( LK:
Hasil Lab: 43 cm) Cefixime 2 x 100 mg (PO)
LED: 17 mm/jam Mata : Cekung -/-,
Hb: 12.1 g/dL sklera ikterik -/-,
Ht: 38% konjungtiva anemis -/-, -
Leukosit: 12,8 % pupil isokor, air mata
Eritrosit: 3,96 106/µL +/+
Limfosit: 10 % Telinga :
Monosit: 1 % normotia/normotia
Trombosit:370 Hidung : Tidak ada
ribu/µL deviasi septum nasi
MCV: 90 fl Tonsil : T1 – T1,
MCH: 29.8 pg hiperemis, faring tidak
MCHC: 32,9g/Dl hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’
11
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
25/12/2018 Masih demam, KU : Tampak sakit Kejang demam • Diet : Lunak
BAB Cair 1x sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 1
warna kuning Kes : Composmentis • MM. :
PP : 2 kecoklatan lendir Nadi : 135 x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
(-) darah (-) berbau RR : 23x/menit Stesolid supp 10 mg k/p kejang
busuk (-). Suhu: 38,0ºC Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Kepala :
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Normocephali ( LK:
43 cm)
Mata : Cekung -/-,
-
sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-
, pupil isokor, air mata
+/+
Telinga :
normotia/normotia
Hidung : Tidak ada
deviasi septum nasi
Tonsil : T1 – T1,
hiperemis, faring tidak
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
12
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
26/12/2018 Keluhan demam KU : Tampak sakit - Kejang demam • Diet : Lunak
sudah berkurang. sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 2
Nafsu makan baik Kes : Composmentis • MM :
PP : 3 dan kuat minum Nadi : 130 x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
ASI. BAB sudah RR : 22x/menit Stesolid supp 10 mg k/p kejang
tidak cair dan Suhu: 36,8ºC Asam Valproat 2x 1cth (PO)
berampas. Kepala :
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Normocephali ( LK:
43 cm)
Mata : Cekung -/-,
sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-
, pupil isokor, air mata
+/+
Telinga :
normotia/normotia
Hidung : Tidak ada
deviasi septum nasi
13
Tonsil : T1 – T1,
hiperemis, faring tidak
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
27/12/2018 Pasien sudah tidak KU : Tampak sakit - Kejang demam • Diet : lunak
demam. Nafsu sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 3
makan baik. Kes : Composmentis • MM :
PP : 4 Nadi : 130 x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
RR : 24x/menit Stesolid supp 10 mg k/p kejang
Suhu: 36,4ºC Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Kepala :
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Normocephali ( LK:
43 cm) Rencana pulang besok jika
Mata : Cekung -/-, tidak demam.
sklera ikterik -/-,
14
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
BAB II
ANALISIS KASUS
PEMBAHASAN DISKUSI
a. Anamnesis
Kejang sejak ± 2 jam SMRS. Kejang kaku 1 kali, mendadak pada seluruh tubuh,
terukur 39,1ºC.
b. Pemeriksaan Fisik
Suhu 38,5ºC
c. Pemeriksaan Laboratorium
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis kejang
demam sederhana. Pada anamnesis didapatkan pasien perempuan usia 4 tahun 10 bulan
dengan kejang 1 kali tidak berulang dalam 24 jam, pada seluruh tubuh, secara
mendadak dan berdurasi < 5 menit. Hal ini sesuai dengan epidemiologi dan definisi
dari kejang demam dimana bangkitan kejang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai
18
5 tahun dan sesuai dengan klasifikasi kejang demam sederhana yaitu kejang demam
berlangsung singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau
klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam dan berhenti sendiri.1
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan suhu mencapai 38,5°C selain itu juga
didapatkan keterangan dari anamnesis sebelum terjadinya demam, ibu pasien sempat
mengukur suhu pasien dengan suhu mencapai 39,1°C. Hal ini sesuai dengan definisi
kejang demam yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai
5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 °C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial).1
(makro), untuk rehidrasi pasien karena pasien mengalami BAB cair. Selain itu untuk
diberikan Asam Valproat 250 mg sebagai obat kejang demam dan stesolid supp 10 mg
BAB III
KESIMPULAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 °C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
berupa demam >38 °C serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah perifer
Dalam menurunkan demam tinggi pada kejang demam dapat diberikan obat-
obatan antipiretik seperti paracetamol dan untuk mengatasi kejang dapat diberikan obat
DAFTAR PUSTAKA
WBSauders.Philadelpia.