Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5

tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 °C, dengan metode pengukuran

suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.1

Kejang demam dapat dibagi menjadi kejang demam sederhana (simple fibrile seizure) dan

kejang demam kompleks (complex febrile seizure) dimana hampir 80% merupakan kejang demam

sederhana dan 20% merupakan kejang demam kompleks.1

Kejadian kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun dengan kejang demam

sedikit lebihsering pada laki-laki.

Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua :

a. Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure). Kejang demam yang berlangsung

singkat, kurang dari 15 menit danumumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum

tonik dan atauklonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24

jam. Kejangdemam sederhana merupakan 80 % diantara seluruh kejang demam.

b. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure). Kejang demam dengan salah satu

ciri berikut ini :

1.) Kejang lama > 15 menit

2.) Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahuluikejang parsial

3.) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam2


2

Pada umumnya prognosis kejang demam adalah sangat baik, dapat sembuh dengan

sempurna. Namun sebagian besar dapat berkembang menjadi epilepsi yaitu sekitar 2-7% dengan

angka kematian 0.64%-0.75%.3

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien
• MR No. : 00.09.76.53
• Nama : An. L
• Umur : 4 tahun 10 Bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pendidikan : Sekolah dasar
• Alamat : Jl. K.H Ahmad Dahlan no10

II. Identitas Orang Tua


Ayah Ibu
Nama Tn. J Ny. K
Umur 30 tahun 29 tahun
Pekerjaan Karyawan Swasta Ibu rumah tangga
Agama Islam Islam
Perkawinan Kedua Kedua
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
3

III. Anamnesa

Keluhan Utama : Kejang


Keluhan tambahan : Demam

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien anak perempuan usia 4 tahun 10 bulan datang ke IGD RS PGI Cikini diantar oleh
orangtua nya dengan keluhan utama kejang ± 2 jam SMRS. Kejang terjadi 1 kali, kejang
seluruh tubuh, secara mendadak, berdurasi < 5 menit. Saat kejang, tubuh pasien kaku tidak
berkelonjotan, tidak sesak, tidak sianosis. Sebelum kejang ± 15 jam SMRS pasien
mengalami BAB cair 2 kali, berampas, berwarna hitam kehijauan, tidak berlendir dan
berdarah. 1 Hari SMRS pasien mengalami demam tinggi secara tiba-tiba dan ibu pasien
sempat mengukur suhu pasien dengan thermometer, yaitu 39,1°C. Demam tinggi dirasakan
secara terus-menerus.Ibu pasien sudah memberi obat penurun panas namun setelah
beberapa jam pasien panas kembali. Ibu pasien sudah memberikan obat anti kejang melalui
anus dari puskesmas, keluhan pasien langsung membaik lalu ibu pasien membawa pasien
ke rumah sakit. Keluhan mual, muntah, batuk dan pilek disangkal ibu pasien. Pasien belum
pernah mengalami riwayat kejang seperti ini. Nafsu makan pasien menurun. BAK tidak
ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien tidak pernah memiliki riwayat kejang
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteri - Peny. Jantung -

Cacingan - Diare - Peny. Ginjal -


Demam - Kejang - Peny. Darah -
berdarah demam
Demam tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -
Otitis - Morbili - Tuberculosis -
Parotitis - ISK - Asma -
4

Riwayat Penyakit Keluarga


 Ibu pasien pernah memiliki riwayat kejang yang disertai demam saat berumur
kurang dari 5 tahun.
 Riwayat epilepsy (-)
Riwayat Kehamilan
Ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya yang pertama. Sakit selama hamil (-), demam
(-), kuning (-), keputihan (-), perut tegang (-), BAK sakit dan anyang-anyangan (-), kencing
manis (-), TORCH dan darah tinggi (-).

Riwayat Kelahiran
Cara lahir : Spontan
Tempat lahir : Puskesmas
Ditolong oleh : Bidan
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 3000 gr
Panjang lahir : Ibu pasien tidak mengingat
Lingkar Kepala : Ibu pasien tidak mengingat
Lahir normal, bayi langsung menangis, sianosis (-), kejang (-), kelainan bawaan (-).
Riwayat imunisasi :

Riwayat imunisasi tidak lengkap menurut IDAI 2017


Vaksin Umur
BCG 1 bulan - - - -
DPT 2 bulan 4 bulan 4 bulan - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - -
Campak 9 bulan - - - -
Hepatitis B 0 bulan, 2 4 bulan 6 bulan - -
bulan
MMR - - - - -
5

Riwayat tumbuh kembang:


 Pertumbuhan gigi pertama: 6 bulan
 Gangguan perkembangan mental : Tidak ada

 Psikomotor:

• Tengkurap : 6 bulan
• Duduk : 8 bulan
• Berdiri : 10 bulan
• Berjalan : 12 bulan
• Berbicara : 9 bulan
• Membaca/menulis : bisa membaca.
Kesan: Tahapan perkembangan sesuai usia menurut milestone.

Riwayat makanan :
 0 - 6 bulan : ASI Eksklusif tiap 2 jam sekali, selama 10-15 menit, hisapan kuat, di
payudara kanan dan kiri bergantian.
 6 - 8 bulan : ASI setiap 2 jam sekali, selama 10-15 menit, hisapan kuat, bergantian
payudara kanan dan kiri + MPASI (bubur saring) 1 mangkuk kecil bayi.
Pagi : ASI setiap 2 jam + MPASI
Siang: ASI + MPASI (bubur saring)
Malam: ASI
Kesimpulan : kualitas dan kuantitas makanan cukup sesuai usia.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal : 24 Desember 2018


Pukul : 14.00 WIB
6

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang (komposmentis (GCS E4, M6,V5))


 Frekuensi Nadi : 130 x/menit (reguler, kuat angkat, isi cukup)
 Frekuensi Pernafasan : 26 x/menit (reguler)
 Suhu tubuh : 38,5 °C (Axilla)
 Data Antropometri : Berat Badan : 22 kg
Tinggi Badan : 120 cm
Lingkar lengan atas : 22 cm
BB/U : Terletak -2 SD sampai 2 SD (BB normal)
TB/U : Terletak -2SD sampai 2 SD (TB normal)
BB/TB: Terletak -2 SD sampai 2 SD (Gizi baik)
BMI/U: Terletak -2 SD sampai 2 SD (Gizi baik)
• Kepala : Normocephali (lingkar kepala 48 cm)
• Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, mata cekung -/-, produksi air mata +
sklera tidak ikterik, pupil isokor, simetris, edem palpebra -/-
• Telinga : Normotia / normotia
• Hidung : Deviasi septum (-), pernafasan cuping hidung (-)
• Bibir : Warna merah muda, sianosis (-)
• Gigi geligi : Pertumbuhan gigi baik
• Lidah : Lidah di tengah, coated tounge (-)
• Tonsil : T1 – T1, tidak hiperemis, kripta tidak melebar
• Faring : Tidak hiperemis
• Leher : Kelenjar Getah bening tidak teraba membesar

Toraks
• Dinding thoraks : Diameter laterolateral > anteroposterior
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris, Retraksi (-)
• Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan
• Perkusi : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor
• Auskultasi : Bising napas dasar vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
7

Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal : 5x/menit
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kembali cepat, limpa
dan hepar tidak teraba membesar.
• Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-),

Kulit : ikterik (-), petechie (-)


Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), capillary refill time < 2 detik

Tulang belakang : lordosis (-), kifosis (-), scoliosis (-)

Pemeriksaan Neurologis
Nervus Cranialis
 I : Normosmia
 II : Visus baik
 III,IV,VII : pergerakan bola mata kesegala arah
 V : Sensibilitas wajah simetis
 VII : Angkat alis +/+
 VIII : Pendengaran baik
 IX : Pengecapan baik
 X : Refleks menelan baik
 XI : Dapat mengangkat bahu
 XII : Lidah di tengah

Pemeriksaan Refleks
Biceps ++/++ Triceps ++/++ APR ++/++ KPR ++/++

Refleks patologis
Babinski -/- Chaddok -/- Gordon -/- Schufner -/-
8

IV. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Laboratorium 24 Desember 2018

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal (IDAI)


 Laju Endap Darah  17 mm/jam  15-20 mm/jam
 Hemoglobin  12,1 g/dL  10.5-13.0 g/dl
 Leukosit  12,7 103/µL  5-10 ribu/ul
 Eritrosit  3.98 106/µL  3.7-4.9 juta/ml
 Hematokrit  38 %  33-38%
 Trombosit  370 ribu/µL  200-600 ribu/ul
 MCV  90 fL  82-92/fl
 MCH  29.8 pg  27-31 pg
 MCHC  32.9 g/dL  32-36 g/dl
 Basofil  0%  0-1%
 Eosinofil  1%  0-3%
 Neutrofil Batang  3%  2-5%
 Neutrofil Segmen  85 %  50-70%
 Limfosit  10 %  25-40%
 Monosit  1%  2-8%

V. RESUME

Pasien anak perempuan usia 4 tahun 10 bulan datang ke IGD dengan keluhan utama kejang ±
2 jam SMRS. Kejang 1 kali, pada seluruh tubuh, secara mendadak, berdurasi < 5 menit. Kejang
kaku, tidak berkelonjotan, sianosis (-), sesak (-). Pasien mengalami BAB cair ± 15 jam SMRS
sebanyak 1 kali, berampas, berwarna hitam kehijauan, lender (-), darah (-), lalu 1 hari SMRS
pasien mengalami demam tinggi secara tiba-tiba, terukur 39,1°C. Demam tinggi dirasakan
secara terus-menerus.Sudah di beri obat penurun panas namun demam kembali tinggi. Ibu
pasien sudah memberikan obat anti kejang melalui anus dari puskesmas, keluhan pasien
9

langsung membaik lalu ibu pasien membawa pasien ke rumah sakit. Pasien belum pernah
mengalami riwayat kejang seperti ini.

VI. Diagnosa Kerja


• Kejang Demam Sederhana ec susp infeksi saluran pencernaan

VII. Diagnosa Banding


• First Unprovoked Seizure

VIII. Penatalaksanaan
- Rawat inap
• Diet : Lunak 1440 kalori ( 90 kkal/kb BBI)
• IVFD : RL 21 tpm (makro)
• MM : Paracetamol 4x100 ml (IV)
Stesolid supp 10 mg k/p kejang
Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Cefixime 2 x 100 mg (PO)

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN


 Darah perifer lengkap

 Elektrolit

 GDS

 Analisa Faeces

X. PROGNOSIS
 Ad Vitam : Dubia ad bonam
 Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
 Ad Sanationam : Dubia ad bonam
10

Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
24/12/2018 Demam masih KU : Tampak sakit  Kejang • Diet : Lunak
tinggi. Nafsu makan sedang demam • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 0
menurun.BAB cair Kes : Composmentis sederhana • MM :
PP : 1 2x berwarna kuning Nadi : 130 x/menit
kecokelatan, lender RR : 24x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
(-) darah (-) berbau Suhu: 38,4ºC Stesolid supp 10 mg k/p kejang
busuk (-) Kepala :
Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Normocephali ( LK:
Hasil Lab: 43 cm) Cefixime 2 x 100 mg (PO)
LED: 17 mm/jam Mata : Cekung -/-,
Hb: 12.1 g/dL sklera ikterik -/-,
Ht: 38% konjungtiva anemis -/-, -
Leukosit: 12,8 % pupil isokor, air mata
Eritrosit: 3,96 106/µL +/+
Limfosit: 10 % Telinga :
Monosit: 1 % normotia/normotia
Trombosit:370 Hidung : Tidak ada
ribu/µL deviasi septum nasi
MCV: 90 fl Tonsil : T1 – T1,
MCH: 29.8 pg hiperemis, faring tidak
MCHC: 32,9g/Dl hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’
11

Kaku kuduk: (-)


Kuduk kaku: (-)

Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
25/12/2018 Masih demam, KU : Tampak sakit Kejang demam • Diet : Lunak
BAB Cair 1x sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 1
warna kuning Kes : Composmentis • MM. :
PP : 2 kecoklatan lendir Nadi : 135 x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
(-) darah (-) berbau RR : 23x/menit Stesolid supp 10 mg k/p kejang
busuk (-). Suhu: 38,0ºC Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Kepala :
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Normocephali ( LK:
43 cm)
Mata : Cekung -/-,
-
sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-
, pupil isokor, air mata
+/+
Telinga :
normotia/normotia
Hidung : Tidak ada
deviasi septum nasi
Tonsil : T1 – T1,
hiperemis, faring tidak
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
12

A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’

Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
26/12/2018 Keluhan demam KU : Tampak sakit - Kejang demam • Diet : Lunak
sudah berkurang. sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 2
Nafsu makan baik Kes : Composmentis • MM :
PP : 3 dan kuat minum Nadi : 130 x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
ASI. BAB sudah RR : 22x/menit Stesolid supp 10 mg k/p kejang
tidak cair dan Suhu: 36,8ºC Asam Valproat 2x 1cth (PO)
berampas. Kepala :
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Normocephali ( LK:
43 cm)
Mata : Cekung -/-,
sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-
, pupil isokor, air mata
+/+
Telinga :
normotia/normotia
Hidung : Tidak ada
deviasi septum nasi
13

Tonsil : T1 – T1,
hiperemis, faring tidak
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’

Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
27/12/2018 Pasien sudah tidak KU : Tampak sakit - Kejang demam • Diet : lunak
demam. Nafsu sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 3
makan baik. Kes : Composmentis • MM :
PP : 4 Nadi : 130 x/menit Paracetamol 4x100 ml (IV)
RR : 24x/menit Stesolid supp 10 mg k/p kejang
Suhu: 36,4ºC Asam Valproat 2x 1cth (PO)
Kepala :
Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Normocephali ( LK:
43 cm) Rencana pulang besok jika
Mata : Cekung -/-, tidak demam.
sklera ikterik -/-,
14

konjungtiva anemis -/-


, pupil isokor, air mata
+/+
Telinga :
normotia/normotia
Hidung : Tidak ada
deviasi septum nasi
Tonsil : T1 – T1,
hiperemis, faring tidak
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’

Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi

28/12/2018 Pasien tidak KU : Tampak sakit - Kejang demam • Diet : lunak


memiliki keluhan. sedang sederhana • IVFD : RL 21 tpm (makro)
PH : 4
Kes : Composmentis • MM :
15

PP : 5 TD : sulit dinilai Paracetamol 4x100 ml (IV)


Nadi : 140 x/menit Asam Valproat 2x 1cth (PO)
RR : 24x/menit Cefixime 2 x 100 mg (PO)
Suhu: 36,1ºC
Hari ini pulang
Kepala :
Normocephali ( LK:
43 cm)
Mata : Cekung -/-,
sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-
, pupil isokor, air mata
+/+
Telinga :
normotia/normotia
Hidung : Tidak ada
deviasi septum nasi
Tonsil : T1 – T1,
hiperemis, faring tidak
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
sela iga (-)
P : vokal fremitus
simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -
/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <3’’
16

BAB II

ANALISIS KASUS

PEMBAHASAN DISKUSI

Diagnosis kejang demam sederhana ditegakan pada kasus ini berdasarkan :

a. Anamnesis

 Kejang sejak ± 2 jam SMRS. Kejang kaku 1 kali, mendadak pada seluruh tubuh,

tidak berkelonjotan, berdurasi < 5 menit.

 Demam sejak 1 hari SMRS, demam mendadak tinggi dan terus-menerus,

terukur 39,1ºC.

 BAB Cair 1 kali ± 15 jam SMRS, berampas, berwarna hitam kehijauan.

 Tidak memiliki riwayat kejang .

b. Pemeriksaan Fisik

 Suhu 38,5ºC

 Faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1

 Tidak didapatkan kaku kuduk dan kuduk kaku


17

c. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal (IDAI)


 Laju Endap Darah  17 mm/jam  15-20 mm/jam
 Hemoglobin  12,1 g/dL  10.5-13.0 g/dl
 Leukosit  12,7 103/µL  5-10 ribu/ul
 Eritrosit  3.98 106/µL  3.7-4.9 juta/ml
 Hematokrit  38 %  33-38%
 Trombosit  370 ribu/µL  200-600 ribu/ul
 MCV  90 fL  82-92/fl
 MCH  29.8 pg  27-31 pg
 MCHC  32.9 g/dL  32-36 g/dl
 Basofil  0%  0-1%
 Eosinofil  1%  0-3%
 Neutrofil Batang  3%  2-5%
 Neutrofil Segmen  85 %  50-70%
 Limfosit  10 %  25-40%
 Monosit  1%  2-8%

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis kejang

demam sederhana. Pada anamnesis didapatkan pasien perempuan usia 4 tahun 10 bulan

dengan kejang 1 kali tidak berulang dalam 24 jam, pada seluruh tubuh, secara

mendadak dan berdurasi < 5 menit. Hal ini sesuai dengan epidemiologi dan definisi

dari kejang demam dimana bangkitan kejang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai
18

5 tahun dan sesuai dengan klasifikasi kejang demam sederhana yaitu kejang demam

berlangsung singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau

klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam dan berhenti sendiri.1

Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan suhu mencapai 38,5°C selain itu juga

didapatkan keterangan dari anamnesis sebelum terjadinya demam, ibu pasien sempat

mengukur suhu pasien dengan suhu mencapai 39,1°C. Hal ini sesuai dengan definisi

kejang demam yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai

5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 °C, dengan metode

pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial).1

Salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung

diagnosis adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium walaupun tidak harus

selalu dilakukan pemeriksaan dalam kasus kejang demam. Pemeriksaan laboratorium

dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab dari demam.

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah perifer

lengkap, elektrolit dan gula darah.1

Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan terapi cairan menggunakan RL 21 tpm

(makro), untuk rehidrasi pasien karena pasien mengalami BAB cair. Selain itu untuk

tatalaksana diberikan paracetamol 100 ml untuk menurunkan demam, kemudian

diberikan Asam Valproat 250 mg sebagai obat kejang demam dan stesolid supp 10 mg

untuk mengatasi kejang dalam jangka pendek.


19

BAB III

KESIMPULAN

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6

bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 °C,

dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses

intrakranial) dan diklasifikasikan menjadi kejang demam sederhana (simple fibrile

seizure) dan kejang demam kompleks (complex febrile seizure).

Diagnosis kejang demam dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik,

berupa demam >38 °C serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah perifer

lengkap dan elektrolit untuk mencari penyebab demam.

Dalam menurunkan demam tinggi pada kejang demam dapat diberikan obat-

obatan antipiretik seperti paracetamol dan untuk mengatasi kejang dapat diberikan obat

anti kejang seperti asam valproat dan stesolid supp.


20

DAFTAR PUSTAKA

1. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Konsensus


Penatalaksanaan Kejang Demam. 2006. Badan Penerbit IDAI.
2. Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Kejang Demam di Ilmu Kesehatan Anak
2.FKUI.Jakarta.
3. Arifuddin A. Analisis Faktor Risiko Kejadian Kejang Demam Di Ruang

Perawatan Anak Rsu Anutapura Palu. Healthy Tadulako. 2016; 2: 60-72.

4. Behrem RE, Kliegman RM,. 1992. Nelson Texbook of Pediatrics.

WBSauders.Philadelpia.

5. Fuadi, Bahtera, Tjipta, Wijayahadi N. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam

pada Anak. Sari Pediatri. 2016; 3:142-9.

Anda mungkin juga menyukai