Anda di halaman 1dari 9

Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan
di negara asalnya yaitu Amerika Serikat. Bermula dari banyaknya pakar pendidikan yang
menamatkan studinya di negeri Paman Sam itu kembali ke Indonesia dengan membawa konsep-
konsep bimbingan dan konseling yang baru. Hal itu terjadi sekitar tahun 60-an. Tidak dapat
dibantah bahwa pakar pendidikan itu telah menggunakan dasar-dasar pemikiran yang diambil
dari pustakaan Amerika Serikat. Khususnya mengenai pandangan mengenai anak didik yaitu
bahwa anak didik mempunyai potensi untuk berkembang karena itu pendidikan memberikan
situasi kondusif bagi perkembangan potensi tersebut cara optimal.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia cenderung berorientasi layanan pendidikan
(intruksional) dan pencegahan. Sejak tahun 1975 bimbingan dan konseling digalakkan di
sekolah-sekolah (Rochman Natawidjaja, 1987). Upaya ini bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada siswa sehingga ia dapat berkembang dengan seoptimal mungkin. Disini amat terlihat
konsep Barat mendominasi bimbingan dan konseling di sekolah. (Sumber: Buku Konseling
individual Teori dan Praktek, Karangan: Prof. Dr. Sofyan S.Willis).
Bimbingan Konseling itu sendiri merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai
perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik
untuk mencapai kesejahteraan hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi layanan Bimbingan dan Konseling?
2. Apa jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Mengetahui definisi layanan Bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling.
D. Manfaat Pembuatan Makalah
1. Memberi informasi mengenai definisi layanan Bimbingan dan Konseling.
2. Memberi informasi mengenai jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling.
Bab II
Pembahasan
A. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Definisi bimbingan
Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan
memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank parson,
dalam Jones, 1951).
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku (Prayitno dan Erman Amti, 1994: 99).
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo Walgito 1982: 11)
Jadi, Bimbingan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
menbina, mengarahkan maupun menunjukkan arah jalan keluar suatu permasalahan agar individu dapat
memahami dirinya sendiri dan lingkungannya (membantu individu agar berkembang dengan baik).
2. Definisi konseling
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,
motivasi, dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan
untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut(Bernard & Fullmer, 1969).
Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor)
membantu yang lain supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah
hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan dating (James P. Adam yang dikutip
oleh Depdikbud, 1976:19).
konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interprestasi-
interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan, rencana, atau penyesuaian-
penyesuaian yang perlu dibuat (Smith dalam Shertzer & Stone, 1974).
Jadi, konseling adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli baik berupa saran, kritik, atau
motivasi guna terpecahnya suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli.
3. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga
siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat
memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi
perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai
dengan potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antara personil sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan
pengawas.

B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar
berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah hendaknya memberikan bantuan kepada
siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. (Tohirin,
2009:12).
Selanjutnya Zainal Aqib, (2012:80) menjelaskan bahwa suatu kegiatan bimbingan dan
konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan
sasaran layanan (klien), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun
kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan
bimbingan terhadap sasaran layanan yaitu peserta didik. Masing-masing komponen layanan diperlukan
strategi implementasi program.
1. Layanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk
mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan
orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di
Sekolah/Madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program
ekstrakurikuler, fasilititas atau sarana dan prasarana, dan tata tertib Sekolah/Madrasah.
2. Layanan Informasi
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui
komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi bertujuan untuk membekali seseorang dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk kepentingan hidup dan
perkembangannya.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok
dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Serangkaian kegiatan bimbingan dalam membantu siswa agar dapat menyalurkan atau
menempatkan dirinya dalam berbagai program sekolah.Layanan penempatan dan penyaluran
merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya, dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi
lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
Layanan penempatan dan penyaluran berkenaan dengan 3 fungsi, yaitu
a. fungsi pemahaman, terkait dengan dipahaminya potensi dan kondisi diri.
b. fungsi pencegahan, karena peserta didik telah memperoleh layanan penempatan dan penyaluran
yang merealisasikan dirinya pada keadaan dan posisi yang tepat sesuai dengan potensi, bakat,
minat dan kondisi pribadinya sehingga akan terhindar atau tercegah permasalahan atau hambatan
berkaitan dengan pengembangan diri.
c. fungsi pengembangan dan pemeliharaan, yaitu terpelihara dan berkembangnya potensi, bakat,
minat dan kondisi pribadi peserta didik itu sendiri.
5. Layanan Penguasaan Konten
Membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi. Layanan Penguasaan
Konten berkaitan dengan fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Fungsi pemahaman menyangkut berbagai aspek konten, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan, dan
sebagainya atau kebiasaan dalam kaitannya dengan kehidupan di sekolah, sebagai peserta didik
tugasnya adalah belajar, di dalam keluarga ia mengembangkan kebiasaan dalam berhubungan
dengan orang lain, saudara, teman sebaya dan di masyarakat. Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan, yaitu menghasilkan terpelihara dan berkembangnya berbagai potensi dalam
perkembangan diri secara berkelanjutan, mengembangkan kebiasaan yang telah terpelihara
dan membangun prestasi.
6. Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang memungkinkan siswa memperoleh secara pribadi melalui tatap muka dengan
konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialami siswa
tersebut. peserta didik memperoleh layanan secara langsung bertatap muka dengan Guru
Bimbingan Konseling atau Konselor. Dengan demikian diupayakan terbantu fungsi pengentasan
dari permasalahan yang dialami. Konseling individu sebagai pendekatan efektif bagi peserta
didik, dimana peserta didik bebas mengekspresikan diri, pengalaman dan perasaan tanpa beban,
sehingga dapat diharapkan adanya perubahan perilaku ke arah membangun diri dan lingkungan,
dimana peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan mampu mengambil
keputusan secara mandiri.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dialami melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas
adalah masalah-masalah pribadi dari masing-masing anggota kelompok.
Membantu pengembangan pribadi dengan cara setiap anggota dapat saling mengungkapkan
perasaan secara leluasa yang berorientasi pada kenyataan yang dihadapi dan mengembangkan
kemampuan berhubungan sosial dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan
penerimaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan tujuan kehidupan serta belajar dan atau
menghilangkan sikap perilaku tertentu. Layanan Konseling Kelompok terkait dengan fungsi
pencegahan dan pengentasan, yaitu mengatasi permasalahan sejenis melalui dinamika kelompok
mewujudkan kegiatan belajar, karir atau jabatan dan pengambilan keputusan.
8. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu. Sumber pembahasan bersifat aktual.
Memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama melalui dinamika kelompok, membahas
topik yang dipilih sesuai kebutuhan dalam kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok terkait
dengan fungsi pencegahan, yaitu berperan dalam mencegah berkembangnya masalah atau
hambatan melalui pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, terbinanya hubungan
dalam berkomunikasi di antara anggota kelompok sehingga dapat membantu pengembangan diri
pribadi, mengembangkan sikap dan komitmen pribadi dan berbagai kemampuan dalam
pengambilan keputusan.
9. Layanan Konsultasi
Layanan yang diberikan untuk memperoleh wawasan dan pemahaman dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani atau membantu pihak lain.
Layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan (di sekolah:
orang tua atau wali peserta didik). Dalam melaksanakan layanan konsultasi ini, Guru Bimbingan
Konseling atau Konselor bisa bekerja sama dengan Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dan
instansi terkait (LPTK, psikolog, atau psikiater) dan dilaksanakan di kantor tempat praktik
konseling, bagi Guru Bimbingan Konseling yang telah berkewenangan membuka praktik
di luar sekolah dengan cara mengambil studi profesi konselor. Layanan Konsultasi ini terkait
dengan fungsi pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan, yaitu untuk membantu peserta
didik dan atau pihak lain (orang tua atau wali peserta didik) memperoleh wawasan, pemahaman
dan cara-cara pemecahanan masalah maupun hambatan yang ditemui, sesuai kondisi lingkungan
di sekolah. Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas adalah teman sejawat dan institusi terkait
(LPTK, psikolog, atau psikiater) adalah mitra kerja bagi Guru Bimbingan Konseling atau
Konselor.
10. Layanan Mediasi
Layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang
dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat mereka saling bertentangan.
Sehingga dapat mencapai tujuan yaitu kondisi hubungan yang positif dan kondusif diantara
pihak-pihak yang berselisih.
Layanan Mediasi terkait dengan fungsi pencegahan, yaitu Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor berusaha mengantarai atau membangun hubungan diantara mereka, dengan tujuan
membantu tercapainya hubungan positif dan kondusif guna memperbaiki hubungan
antarpersonal.

Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis
layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:

1. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu
tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi
adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam
bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap
bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk
pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan
dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan
dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan
7. Layanan Konseling Kelompok; layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling
Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta
didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan antarmereka.

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas,
perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup :
1. Aplikasi Instrumentasi Data;merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang
peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuanuntuk memahami peserta didik
dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
2. Himpunan Data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan
konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait
dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
4. Kunjungan Rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang
tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak
orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
5. Alih Tangan Kasus; merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas
atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar
peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.

=====

Mohon bantu sebarkan di:

 Facebook11

Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis
layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:

1. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu
tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi
adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam
bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap
bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk
pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan
dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan
dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan
7. Layanan Konseling Kelompok; layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling
Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta
didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan antarmereka.

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas,
perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup :

1. Aplikasi Instrumentasi Data;merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang
peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuanuntuk memahami peserta didik
dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
2. Himpunan Data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan
konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait
dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
4. Kunjungan Rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang
tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak
orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
5. Alih Tangan Kasus; merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas
atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar
peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.

=====

Mohon bantu sebarkan di:

 Facebook11

Anda mungkin juga menyukai