Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan pelaksanaan kegiatan program bina gizi masyarakat menuntut
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah dan
penyebab terjadinya masalah serta alternatif cara-cara pemecahan, yang meliputi :
perencanaan, pengolahan teknis dan administrasi serta penilaian program di daerah
pedesaan/ kelurahan.
Pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah dan perencanaan
program gizi di tingkat kelurahan merupakan kebutuhan dan bekal yang sangat
penting bagi mahasiswa, sehingga diharapkan dapat mengelola program bina gizi
masyarakat.
Desa Pulau Gambar Dusun II dan III merupakan salah satu desa yang
terdapat di kecamatan serba jadi. Di desa pulau gambar dusun II dan III ini terdapat
2 posyandu . Di desa ini mahasiswa dapat memberikan intervensi sesuai dengan
masalah gizi yang ada di desa pulau gambar dusun II dan III.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir PKL mahasiswa mampu melaksanakan intervensi gizi secara
terpadu yang telah direncanakan di tingkat desa/ kelurahan, dengan
menggunakan potensi sumber daya yang ada serta memberdayakan
masyarakat setempat.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir PKL mahasiswa mampu :
a. Menyusun POA Intervensi Gizi
b. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dalam rangka
persiapan pelaksanaan kegiatan intervensi gizi.
c. Melatih/ menatar kader gizi sebagai pelaksanaan intervensi gizi di
desa.
d. Melaksanaan penyuluhan gizi secara individu, kelompok maupun
massa dengan berbagai metode.
e. Melaksanakan/ mendemonstrasikan teknologi tepat guna di bidang
pangan di desa.
1
f. Melaksanakan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi).
g. Melaksanakan pemantauan pertumbuhan/ kegiatan posyandu.
h. Melakukan advokasi gizi
i. Melakukan pameran gizi
j. Melakukan lomba-lomba, demo masak, screening gizi, sweeping paket
pertolongan gizi
k. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan lintas program dan
lintas sektoral dalam intervensi gizi masyarakat desa.
l. Melakukan evaluasi kegiatan dan pembinaan usaha perbaikan gizi.
m. Menyusun dan menyajikan laporan pengelolaan dan penilaian program
intervensi gizi masyarakat.

C. Manfaat PKL
- Memahami kegiatan manajemen program gizi di wilayah kerja Dinas
Kesehatan kota,Puskesmas
- Tercapainya program gizi yaitu intervensi gizi secara terpadu yang
telah direncanakan di tingkat desa/ kelurahan, dengan menggunakan
potensi sumber daya yang ada serta memberdayakan masyarakat.
- Membantu pengetahuan masyarakat terhadap gizi dan penerapannya
- Lebih mendekatkan diri ke masyarakat
- Memahami masalah gizi tingkat keluarga secara langsung
- Memberikan intervensi gizi secara lansung dengan responden.
- Lebih memahami akibat dari terjadinya masalah gizi di masyarakat.
- Memberitahukan kegiatan intervensi gizi berguna untuk membantu
masyarakat yang memerlukan perhatian tentang gizi.
- Menunjukkan bahwa bahan makanan yang murah dan bergizi dapat
dijadikan sebagai sumber makanan yang mermanfaat bagi balita.
- Teknologi tepat guna untuk menunjukkan resep dari bahan yang ada
dan bernilai gizi baik.

2
BAB II
HASIL PENGUMPULAN DATA

A. Masalah gizi anak Balita

PRESENTASI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BB/TB


No Kategori Frekuensi Presentase
1 Kurus 3 7.5
2 Normal 26 65.0
3 Gemuk 11 27.5
Total 40 100
Dari hasil pengukuran status gizi anak balita di posyandu, maka di dapatkan
status gizi dengan kategori balita kurus 7,5% , balita normal 65% , dan balita gemuk
27.5% dari jumlah yang hadir 40 orang balita di posyandu.

PRESENTASI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN TB/U


No Kategori Frekuensi Presentase
1 Sangat Pendek 1 2.5
2 Pendek 5 12.5
3 Normal 29 72.5
4 Tinggi 5 12.5
Total 40 100
Dari hasil penilaian status gizi berdasarkan berat badan menurut umur, di
dapat hasil balita di Desa pulau gambar dusun II dan III yang sangat pendek 2.5%,
dengan kategori pendek 12.5%, Normal 72.5%, dan balita dengan kategori tinggi
12.5% .

PRESENTASI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BB/U


No Kategori Frekuensi Presentase
1 Gizi Kurang 1 2.5
2 Gizi B aik 35 87.5
3 Gizi Lebih 4 10.0
Total 40 100

3
Dari hasil penilaian berat badan menurut umur dengan kategori gizi kurang
2.5% , gizi baik 87.5% , dan balita dengan kategori gizi lebih 10.0% .

B. Masalah Gizi Anak Sekolah

PRESENTASI STATUS GIZI ANAK SEKOLAH Ra Taski Arif Desa Pulau


Gambar
BERDASAKAN BB/U
No Karakteristik Frekuensi Persentase
1 Gizi baik 76 74.5%
2 Gizi buruk 4 4%
3 Gizi kurang 21 20.5%
4 Gizi lebih 1 1%
Total 102 100
Dari hasil pengukuran status gizi anak sekolah Ra Taski Arif, maka di
dapatkan status gizi dengan kategori anak sekolah Ra gizi baik 74.5% , anak
sekolah Ra gizi buruk 4% , anak sekolah Ra gizi kurang 20.5% , dan anak sekolah
Ra gizi lebih 1% dari jumlah yang hadir di sekolah Ra Taski Arif 102 orang.

BERDASAKAN TB/U
No Karakteristik Frekuensi Persentase
1 Normal 89 87%
2 Pendek 9 9%
3 Sangat pendek 3 3%
4 Tinggi 1 1%
Total 102 100
Dari hasil pengukuran status gizi anak sekolah Ra Taski Arif, maka di
dapatkan status gizi dengan kategori anak sekolah Ra Normal 87.5% , anak sekolah
Ra pendek 9% , anak sekolah Ra sangat pendek 3% , dan anak sekolah Ra Tinggi
1% dari jumlah yang hadir di sekolah Ra Taski Arif 102 orang.

4
PRESENTASI STATUS GIZI ANAK SEKOLAH SD NEGERI 105390
BERDASARKAN BB/U
No Karakteristik Frekuensi Persentase
1 Gizi baik 102 75%
2 Gizi buruk 7 5%
3 Gizi kurang 24 18%
4 Gizi lebih 3 2%
Total 136 100
Dari hasil pengukuran status gizi anak sekolah dasar, maka di dapatkan
status gizi dengan kategori anak sekolah dasar gizi baik 75% , anak sekolah dasar
gizi buruk 5% ,anak sekolah dasar gizi kurang 18% dan anak sekolah dasar gizi
lebih 2% dari jumlah yang hadir di sekolah dasar 136 orang.

BERDASARKAN TB/U
No Karakteristik Frekuensi Persentase
1 Normal 115 85%
2 pendek 20 14%
3 Sangat pendek 1 1%
Total 136 100
Dari hasil pengukuran status gizi anak sekolah dasar, maka di dapatkan
status gizi dengan kategori anak sekolah dasar Normal 85% , anak sekolah dasar
pendek 14% dan anak sekolah dasar sangat pendek 1% dari jumlah yang hadir di
sekolah dasar 136 orang.

1) Masalah Posyandu

Jumlah posyandu yang ada di desa pulau gambar dusun II dan III Posyandu,
terdiri dari:
1. Posyandu Dahlia, Dusun II
2. Posyandu kemangi Dusun III
Dan semua posyandu tersebut masih aktif sampai saat ini. Menurut letak dan
dan jumlah balita yang dilayani sudah cukup dan tidak perlu menambah lagi.
Kelengkapan alat posyandu yang tersedia di desa Pulau Gambar Dusun II dan III ini
belum memadai.

5
Kelengkapan sarana :
No Sarana Lengkap Tidak Lengkap
1. KMS 
2. Form Laporan 
3. Form Pencatatan 
4. SKDN 
5. Kapsul Vitamin A 
6. Kapsul Fe 

Sistem Pelaksanaan Posyandu


Kegiatan di Posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita,
pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit,
penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling/ rujukan konseling
bila diperlukan

2) Masalah Kader

Isi : Jadwal posyandu

Tanggal Nama Posyandu LK Alamat


13 Posyandu Dahlia II Pulau gambar
16 Posyandu Kemangi III Pulau gambar

Jumlah seluruh kader dari ke 2 posyandu di atas adalah 7 orang dan Seperti
jadwal posyandu yang terlampir pada tabel di atas setiap bulannya setiap kader
posyandu balita maupun lansia selalu aktif datang dalam mejalankan tugasnya
sebagai kader seperti penimbangan menggunakan dacin,untuk pengisian KMS
kader juga telah memahami bagaimana caranya pengisian KMS serta beberapa
orang kader juga telah mampu menjelaskan informasi isi KMS kepada beberapa ibu
yang belum memahami bagaimana KMS itu. Kader tidak pernah melaksanakan
penyuluhan pada meja 4 posyandu. Dalam 1 tahun terakhir ini kader sudah pernah
pernah mendapat pelatihan kader dari dinas.
Saat kegiatan MMD kader tidak ikut dan ketika dilakukan penyegaran
pelatiham kader semua kader datang dan ikut serta dalam pelatihan.

6
3). Kadarzi

No Nama Umur Tanggal energy KH Protein Lemak


Kunjungan
1 Desta surya darma 3 thn 17 -3-2017 1267.2 kkal 191.2 g 41.9 g 35 g
2 M. Raffan Aska 19 bln 22-3-2017 1117.6 kkal 143 g 55.1 g 33.1 g
3 Nazwa kaulan saida 9 bln 23-3-2017 420.6 kkal 80.0 g 11.3 g 5.1 g
4 Randy AL Faro 8 bln 15-3-2017 472.9 kkal 1.9 g 12.2 g 6.8 g
5 Sri mariyati 22 thn 14-3-2017 1721.5 kkal 2773.9 g 92.9 g 22.5 g
6 Abiba Nurul Rahana 21 bln 15-03-2017 797,0 kkal 103,7 g 44,6 g 22,3 g
7 Satria 8 bln 21-03-2017 509,3 kkal 71,2 g 19,4 g 15,1 g
8 Riska Melia 4 thn 21-03-2017 1057,3 kkal 178,0 g 31,8 g 25,2 g
9 Sumaya Oktaviani 17 bln 17-03-2017 615,9 kkal 125,9 g 10,6 g 7,9 g
10 Kaila 2 thn 16-03-2017 1537,9 kkal 199,2 g 36,7 g 69,0 g
11 Atori Fadila 3 thn 16-03-2017 1305,6 kkal 174,8 g 39,9 g 49,3 g
12 Tiara Amanda 2 thn 15-03-2017 1090,3 kkal 157,8 g 33,2 g 35,1 g
13 Febriansyah 4 thn 21-03-2017 1093,5 kkal 178,4 g 37,7 g 24,6 g
14 Endang Arka 1 thn 16-03-2017 1231,3 kkal 167,1 g 43,4 g 40,8 g
15 M.Ihsyan 5 thn 13-03-2017 1282,4 kkal 172,2 g 38,8 g 48,8 g
16 Arjuna 10bln 20-03-2017 679,9 kkal 98,0 g 17,1 g 24,1 g
17 Hafizah 2 thn 21-03-2017 1441,7 kkal 213,1 g 70,5 g 32,2 g
18 M. Aidin 1 thn 21-03-2017 1422,5 kkal 197,1 g 68,2 g 40,4 g
19 M.At Fattahul 10 bln 20-03-2017 740, kkal 129,3 g 47,2 g 3,0 g
20 Rizky syafitri 4 thn 20-03-2017 909,3 kkal 119,6 g 23,0 g 36,9 g

7
BAB III
HASIL PKL DAN PEMBAHASAN

A. Musyawarah Mufakat Desa (MMD)


1) Nama Kegiatan : Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
2) Tujuan Kegiatan : Kegiatan pembukaan di tingkat desa dan kelurahan
untuk mendapat
restu dan dukungan dari pemerintah setempat yaitu kepala lurah,kepala
lingkungan setempat,aparat desa,tokoh masyarakat dan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan PKL
3) Latar Belakang :

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional


yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan merupakan
upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan
ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Kesehatan yang baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang
pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
kemajuan pembangunan, di mana untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat tersebut, pada hakekatnya ada 4 (empat) faktor yang harus
mendapat perhatian dan penanganan secara komprehensif, yaitu :
a) Kualitas pelayanan kesehatan (SDM dan sarana/prasarana
kesehatan),
b) Prilaku masyarakat,
c) Lingkungan, dan
d) Keturunan.
Dengan penanganan yang lebih komprehensif terhadap ke 4 (empat) faktor
tersebut, tujuan pembangunan kesehatan akan dapat lebih mudah untuk diwujudkan
di desa pulau gambar kec. Serab jadi Kabupaten serdang bedagai

8
4) Sasaran : kepala lurah, kepala lingkungan, aparat desa,kader
posyandu, masyarakat desa setempat
5) Kegiataan yang didikusikan : Tentang POA (seperti Penyuluhan di sekolah &
posyandu, Demo masak & TTG,Penyegaran kader,lomba balita sehat)
6) Hambatan MMD : kader tidak datang
7) Metode Pelaksanaan : metode ceramah
8) Tempat : Ruang kantor kelurahan desa pulau gambar
9) Waktu : selasa 7 Maret 2017 , 09.00 WIB

B.Posyandu
1) Latar Belakang
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Konsep posyandu
berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi
keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas
penyelenggara, aspek dana, dan sebagainya.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya dimasyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu.
Manfaat kegiatan posyandu secara umum memperoleh kemudahan untuk
mendapatkan informasi dan yankes dasar terutama berkaitan dengan penurunan
AKI dan AKB, memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak, efisiensi dalam mendapatkan
pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain yang terkait.

2) Tujuan
1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya
b. Bayi diberi ASI sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif)

9
c. Bayi umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI
d. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
e. Kelurga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
f. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan seimbang
g. Keluarga memanfaatkan perkarangan sebagai warung hidup/menigkatkan
gizi keluarga
2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga :
a. Keluarga mencuci tangan pakai sabun
b. Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
c. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kegidupan sehari-hari
d. Keluaga makan buah dan sayur setiap hari
e. Rumah bebas jentik dan nyamuk
3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dengan penyakit
yang
dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga :
a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD, dan Malaria
b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Bentuk Rejan, Tetanus dan
Campak
4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia Subur
(PUS) :
a. Menjadi peserta KB
b. Dapat memlilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang
cocok dan tepat penggunaan
5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman
pangan melalui pemnfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma
berperan aktif, sehingga :
a. Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan dan ternak
(unggas, sapi, kambing)
b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan
pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah.
3) Sasaran
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah
bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, PUS.

10
4) Metode Pelaksanaan Posyandu
1. Pendaftaran balita
 Balita didaftar dalam pencatatan balita
 Meminta buku KIA/ KMS pada ibu. Untuk balita yang baru pertama kali
ditimbang dan tidak mempunyai KMS, berikan KMS sesuai dengan
jenis kelamin. Isi olomnya secara lengkap, nama balita dicatat, pada
secarik kertas dan diselipkan pada KMS. Bagi balita yang tidak
mempunyai KMS karena hilang, pencatatan sementara menggunakan
SIP Posyandu.
 Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat penimbangan
2. Penimbangan Balita
a. Mempersiapkan Dacin
 Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti pelana rumah atau
kusen pintu atau dahan pohon atau penyangga kaki yang kuat
 Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus, maka timbangan perlu ditera atau diganti
dengan yang baru
 Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang
 Pastikan bandul geser berada pada angka nol
 Pasang sarung timbang/celana timbang/ kotak timbang yang kosong
pada dacin
 Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/
celana timbang/ kotak timbang dengan memberi kantung plastik
berisikan pasir/ batu diujung batang dacin sampai kedua jarum diatas
tegak lurus
b. Menimbang Balita
 Masukkan balita kedalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
 Baca berat badan balita dengan melihat angka diujung bandul geser
 Catat hasil penimbangan dengan benar dikerts/ buku bantu dalam
kg/ons
 Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung/
celana/ kotak timbang

11
3. Pencatatan Balita
 Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia pada
KMS/ Buku KIA
 Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak
 Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS
 Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan anak
 Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini
 Catat setiap kejadian yang dialami anak
 Isi kolom ASI, Imunisasi, dan vitamin A bila diberikan
 Salin semua data dari KMS/ Buku KIA pada SIP

5) Tempat dan Waktu Pelaksanaan Posyandu


a. Tempat Pelaksanaan
1. Posyandu Dahlia, Dusun II Pulau gambar
2. Posyandu kemangi, Dusun III pulau gambar

b. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan posyandu yang telah kami lakukan yaitu :
1. Tgl. 13 maret 2017
2. Tgl. 16 maret 2017

6) Kegiatan Posyandu
1. Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat
2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
3. Mempersiapkan sarana posyandu
4. Melakukan pembagian tugas antar kader
5. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
6. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan

12
C.Latihan Penyegaran Kader

I. NAMA KEGIATAN : LATIHAN PENYEGARAN KADER


II. TUJUAN KEGIATAN :
a. Tujuan Umum
Setelah pelatihan penyegaran kader ini peserta mengetahui, memahami
tentang pengelolaan posyandu dan mampu menjadi fasilitator & motivator
bagi aggota masyarakat agar dapat mengikuti program-program yang
akan dijalankan oleh kader.
b. Tujuan Khusus
 Mampu mengaplikasi peran dan fungsinya sebagai kader posyandu
 Meningkatkan keterampilan kader poyandu dalam melaksanakan tugas
pergerakan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat
 Menyebutkan pengertian pertumbuhan anak, makanan sehat, kesehatan
mata, kurang darah, dan diare
 Menjelaskan pengertian pertumbuhan anak, makanan sehat, kesehatan
mata, kurang darah, dan diare

III. LATAR BELAKANG

Agar Posyandu dapat berjalan dengan baik, mutlak dibutuhkan partisipasi aktif
masyarakat. Salah satu bentuk konkrit partsipasi masyarakat ini, ialah berupa
tersedianya tenaga sukarela yang berasal dari masyarakat setempat. Tenaga
sukarela ini disebut Kader Gizi.
Kader adalah tenaga sukarela tanpa pamrih yang merasa terpanggil atau
dipercaya oleh warga atau pimpinan desa untuk memajukan masyarakat di
lingkungannya. Sebagai salah satu syarat menjadi syarat menjadi seorang kader,
diharuskan mengikuti pelatihan kader pembangunan kesehatan.
Dalam kesempatan ini, pelatihan yang diberikan adalah pelatihan penyegaran
kader gizi. Pelatihan penyegaran ini dilaksanakan berhubungan dengan banyaknya
masalah-masalah kesehatan gizi yang muncul akhir-akhir ini sehingga menuntut
para kader untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal.
Dimana seorang kader harus mampu menjadi fasilitator dan motivator bagi anggota
masyrakat. Sehingga dengan pelatihan penyegaran kader dapat menciptakan kader-

13
kader yang mempunyai potensi dan kesadaran yang tinggi akan masalah kesehatan
gizi yang muncul ditempat tinggalnya.
IV. MATERI :
1. Pertumbuhan anak
2. Makanan Sehat
3. Kesehatan mata
4. Kurang Darah
5. Diare
V. SASARAN : Kader desa pulau gambar dusun II dan III Kec. Serba
jadi serdang bedagai

VI. METODE PELAKSANA :


Metoda yang digunakan dalam penyuluhan penyegaran kader ini adalah
menggunakan metoda ceramah, diskusi,dan demonstrasi.

VII. TEMPAT : Rumah kepala Dusun II


VIII. WAKTU :
Hari/Tanggal Jam Acara Pelatihan Pelatih P. Jawab
Pertumbuhan AYU
Sabtu/ 13.00 - 13.15 Anak
11 Maret Makanan Sehat AYU
2017 13.15-13.30
Kesehatan Mata AYU Mahasiswa
13.30-13.45
Kurang Darah AYU
13.45-14.00
Diare AYU
14.00-14.15
14.15-14.45 Mahasiswa
Cerdas Cermat

IX. KENDALA/ HAMBATAN PELAKSANA


 Mengadakan kunjungan ke Lingkungan-lingkungan kader posyandu

14
 Kader susah untuk dihubungi
 Menentukan waktu dan jadwal yang tepat bagi kader
 Banyak kader yang tidak bisa hadir untuk pelatihan penyegaran kader
 Banyak kader yang sibuk dalam hal pekerjaan dan aktifitas di rumah
sehingga mengalami kendala untuk hadir

X. LAMPIRAN
A. ABSEN

No Nama Alamat Dusun

1 Rani Pulau gambar II

2 Pariasih Pulau gambar III


3 Erna Pulau gambar III

4 Purnama Pulau gambar III

5 Marni Pulau gambar III

6 Dewi Pulau gambar III

7 Rabita Pulau gambar II

C. Penyuluhan Gizi
1) Latar belakang
Politeknik Kesehatan Medan merupakan unit pelaksana teknis dilingkungan
Kementrian Kesehatan yang melaksanakan pendidikan professional program
Diploma di bidang kesehatan, salah satunya program D III jurusan Gizi. Program
Studi D III Gizi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan sebagai salah
satu lembaga pendidikan gizi di Provinsi Sumatera Utara, selalu mencari inovasi
dalam menerjemahkan kurikulum pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan
yang berkualitas dengan harapan dapat berkontribusi secara nyata dalam pergizian
khususnya di provinsi Sumatera Utara.
Penyuluhan gizi adalah suatu usaha untuk meningkatkan status gizi
masyarakat dengan cara mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai
dengan prinsip ilmu gizi, yaitu meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui
peningkatan pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan. Menyebarkan

15
konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat. Penyuluhan gizi di lakukan
di berbagai kegiatan lapangan seperti di posyandu, di perwiritan, dan lansia.
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah/diskusi oleh mahasiswa kepada
sasaran yang ada di Desa Pulau Gambar.
Manfaat penyuluhan gizi adalah membantu invividu, keluarga dan masyarakat
secara keseluruhan berperilaku positif sehubungan dengan pangan dan gizi.
Megubah perilaku konsumsi makanan yang sesuai dengan dengan tingkat
kebutuhan gizi, sehingga pada akhirnya tecapai status gizi yang baik.
2) Tujuan Kegiatan
 Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan penyuluhan gizi.
 Tujuan Khusus :
- Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang gizi
- Untuk mengetahui perilaku konsumsi makanan pada masyarakat
- Untuk mengevaluasi pengaruh penyuluhan gizi terhadap masyarakat
- Untuk menganalisis informasi tentang makanan yang sehat dan bergizi
3) Pelaksanaan Penyuluhan

No Tanggal Materi Sasaran Lokasi


1 13 Maret 2017  Inisiasi Menyusui Ibu balita, Posyandu Dahlia
Dini (IMD) kader
 Gizi seimbang
2 13 Maret 2017 Gizi Seimbang Ibu balita, Posyandu Dahlia
kader
3 15 Maret 2017 Kesehatan mata ibu Perwiritan
4 15 Maret 2017 Pertumbuhan anak Ibu balita, Posyandu kemangi
kader
5 15 Maret 2017 Imunisasi Ibu balita, Posyandu kemangi
kader
6 16 Maret 2017 Asam Urat Ibu –ibu Perwiritan

7 17 Maret 2017 Gizi seimbang Ibu-ibu Kantor PKK


8 Maret 2017 Kurang darah Murid SMP Sekolah
Menengah

16
Pertama
9  Kurang darah Murid SD Sekolah Dasar
 Vitamin
 Kesehatan mata
 Penanggulangan
diare
10 5 Februari 2016  Penanggulangan Murid TK PAUD
diare
 Gizi Seimbang
 Menggosok gigi

4) Strategi pelaksanaan :
1. Mengajak masyarakat untuk diskusi.
2. Mengumpulkan masyarakat untuk mendengarkan penyuluhan

5) Proses Penyuluhan :
No Kegiatan pelatihan Peran Peserta

1 Memberi salam dan perkenalan Mendengar


2 Pre test Menjawab pertanyaan/soal
3 Menyampaikan materi penyuluhan Peserta aktif
mendengarkan
4 Memberi kesempatan kepada peserta untuk Tanya jawab
bertanya
5 Post Test Menjawab Pertanyaan/soal
Mendengar
6 Penutup Mendengar

6) Metode : Ceramah, tanya Jawab


7) Media/Alat :
1.Food Model
2. proyektor
3.Flipchart

17
4. Leafleat
5. Poster
6. Timbangan
7. Microtoice

E.Teknologi Tepat Guna

Nama Kegiatan : Teknologi Tepat Guna (TTG)

Latar Belakang :

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu


masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,
keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode
yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis
dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak
limbah dan mencemari lingkungan.
Tujuan :
Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah bahan makanan
setempat yang melimpah untuk meningkatkan nilai tambah dalam perbaikan gizi
keluarga.
Metode Pelaksanaan :Pemilihan bahan makanan yang banyak terdapat di daerah
pulau gambar
Waktu & Tempat :
Waktu pelaksanaan : Senin, 20 Maret 2017
Tempat : Aula Kantor desa pulau gambar
Jumlah peserta yang hadir : 35 orang
Kendalanya :tidak ada hanya saja dananya minim karena dari
mahasiswa
Resep :
Mie bayam
Bahan :
500 gr tepung terigu
2 butir telur ayam

18
200 ml sari bayam
Minyak goreng
Garam
Cara Membuat:
Campurkan ¼ terigu dan garam aduk rata
Buat bundaran di tengah tepung tambahkan 1 butir telur aduk rata
Tambahkan minyak secukupnya dan sari bayam sedikit demi sedikit aduk hingga
kalis
Lalu cetak di cetakan mie yang kecl atau besar
Lalu rebus setengah masak agar tidak ceat basi
Sajikan

Sumber Dana :Mahasiswa


Daftar hadir yang menghadiri TTG:
No Nama Alamat TTD
1 WAKINI Dusun XIII
2 SUHARNI Dusun XII
3 SUGIATI Dusun III
4 MAGHDALENJA.S Dusun XIII
5 MARIYEM Dusun XII
6 SUNINGSIH Dusun XII
7 MARDIANA Dusun III
8 RIANA Dusun III
9 ERNA Dusun III
10 WAGIATI Dusun V
11 FENNY Dusun VI
12 RAHMA WINANTI Dusun XVII
13 ATIK Dusun VI
14 MISEM Dusun VI
15 SUPIAH Dusun VI
16 SITI AISYAH Dusun VIII
17 SITI HAWA Dusun VIII
18 HANI Dusun VIII

19
19 HARTINI Dusun VIII
20 ASMA Dusun VIII
21 CUCUN Dusun II
22 SUARSI Dusun XIV A
23 YENI Dusun XIV B
24 MISIYEM Dusun III
25 SRI HENDRA YANTI Dusun VII
26 ASIAH Dusun IX
27 NGADIAH Dusun V

D. Pendistribusian Vit. A
1. Tujuan Kegiatan :
 Optimalisasi Pencapaian Target atau Cakupan distribusi Vitamin A
2. Latar Belakang :
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati,tidak dapat dibuat tubuh sehingga harus dipenuhi dari
luar ( esensial),berfungsi untuk pengelihatan ,pertumbuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit (Depkes RI,2005).Pada Anak Balita
akibat KVA ( Kekurangan Vitamin A) akan meningkatkan kesakitan dan
kematian,mudah terkena penyakit infeksi seperti diare,radang paru-
paru,pneumonia,dan akhirnya kematian.akibat lain yang berdampak serius
dari KVA adalah buta senja dan kebutaan.data WHO 1995 menunjukkan
Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang tingkat pemenuhan
terhadap Vitamin A tergolong rendah.
Departemen Kesehatan sendiri gencar melakukan program
Penanggulangan kekurangan vitamin A dengan pemberian Vitamin A pada
Bulan Februari dan Agustus dimana diberikan Vitamin A merah pada Usia 1-5
tahun dan Vitamin A biru pada usia 6-11 Bulan yang diharapkan dapat
menurunkan bahaya kebutaan secara signifikan .
3. Metode Pelaksanaan :
 Kunjungan kerumah saat kadarzi dan Kunjungan ke PAUD
 Saat Melakukan Posyandu

20
 Memberikan Kapsul Vitamin A warna Merah pada Balita,Warna Biru pada
bayi
 Mencatat Pemberian pada Formulir Pencatatan yang sudah dibuat
 Melaporkan Hasil sweeping distribusi kepada Puskesmas
4. Jumlah dan daftar nama sweeving Vitamin A (Lampirkan daftar Nama)

No Nama Tanggal Mendapat Vitamin A di


Lahir
1. Nazwa ramadani 5/07/2014 Kunjungan di rumah
2. M. Rifki athuda 7/11/2014 Kunjungan di rumah
3. Fadli Nur Wansyah 8/02/2012 Kunjungan di rumah
4. Habibi Eka Hadayah 8/02/2014 Kunjungan di rumah
5. Bisma 9/10/2014 Kunjungan di rumah
6. Blla Saqila 5/17/2015 Kunjungan di rumah
7. Nadila Putri 6/05/2015 Kunjungan di rumah
8. Taufiq Kurahim 7/07/2015 Kunjungan di rumah
9. Fatir Julianda 3/05/2013 Kunjungan di rumah
10. Naufal 2/02/2013 Kunjungan di rumah
11. Ozi 2/02/2013 Kunjungan di rumah
12. Zio Al Nadji 06/03/2013 Kunjungan di rumah
13. Aga Pratama 8/17/2015 Kunjungan di rumah
14. Mhd. Rizky 7/25/2016 Kunjungan di rumah

Daftar nama distribusi vitamin A


No NAMA Tanggal lahir Mendapat Vitamin di
mana

1 M. Dava 05/01/12 Posyandu

2 Fiki 6/5/2012 Posyandu

3 Chela 8/1/2012 Posyandu

4 Aira 7/28/2012 Posyandu

5 Riski Ramadan 8/13/2012 Posyandu

6 Farel 9/4/2012 Posyandu

7 Fatria Rahma Andini 8/18/2012 Posyandu

21
8 Apika 12/11/2012 Posyandu

9 Nadya Pratiwi 3/23/2013 Posyandu

10 Rindu Aqila 5/27/2013 Posyandu

11 Fathi Arbi Ramadan 6/8/2013 Posyandu

12 Sahara 6/8/2013 Posyandu

13 Firli Natasya 6/6/2013 Posyandu

14 Bayu Repti Setiawan 7/16/2013 Posyandu

15 NarumI Ramadani 7/17/2013 Posyandu

16 Farhan 8/14/2013 Posyandu

17 Wifi Fanfio 10/7/2013 Posyandu

18 M. Rehan 10/16/2013 Posyandu

19 Alvin Rafandi Pratama 1/17/2014 Posyandu

20 Safira Julianti 3/16/2014 Posyandu

21 Bilqis Azahara 3/23/2014 Posyandu

22 Meira 3/28/2014 Posyandu

23 Rifki Mirza Prayoga 5/5/2014 Posyandu

24 Trisya Multiani 5/11/2014 Posyandu

25 Amirah 7/4/2014 Posyandu

E. Nama Kegiatan : Pengetesan Garam Konsumsi Rumah Tangga


1. Tujuan Kegiatan:
 Untuk Menilai kadar Iodium garam yang dikonsumsi keluar
 Untuk Mengetahui Jenis merk dagang garam yang banyak dikonsumsi
keluarga di desa
2. Latar Belakang:
Masalah kekurangan Yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia.Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental.Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat
dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3
aspek,yaitu aspek perkembangan kecerdasan,aspek perkembangan social
dan aspek perkembangan ekonomi.Hasil riskesdas tahun 2007,secara
keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah tangga yang mengkonsumsi

22
garam mengandung cukup yodium mencapai 62,3 %,yang mengonsumsi
garam kurang mengandung yodium sebesar 14,0%.Berkaitan dengan itu
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan surat Edaran
Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009,mengenai percepatan
penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara lain
mengintrusikan Kepada seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar
meningkatkan Kerjasama dengan Instansi terkait dalam peningkatan garam
beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium pada
sasaran (WUS,Ibu hamil,ibu menyusui dan anak SD/MI).Hal ini diperkuat
dengan peraturan Menteri dalam negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang
pedoman penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di
Daerah.salah satu dai 8 indikator perbaikan gizi yang harus dicapai pada
Tahun 2014 yaitu 90% rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
dengan kandungan yodium cukup.oleh karena itu program penanggulangan
GAKY difokuskan pada peningkatan konsumsi garam beryodium.untuk
meningkatkan konsumsi garam beryodium tersebut perlu pemantauan garam
beryodium di rumah tangga dalam rangka penanggulangan GAKY melalui
konsumsi garam beryodium dengan kandungan yodium cukup.
3. Metode Pelaksanaan:
 Pengetesan garam beryodium dilakukan pada saat mengumpulkan data (
KADARZI)
 Cara Pengetesan : Ambil ½ sdt garam,kemudian teteskan 2-3 tetes dengan
Air singkong kemudian tambahkan cuka 1 sdm ,amati perbuhan warna yang
terjadi,bila terjadi warna biru warnanya makan semakin banyak kandungan
iodium nya (berkisar 30-40 ppm),sebaliknya bila tidak terjadi perubahan
warna biru maka kadar iodiumnya semakin rendah/berkurang artinya tidak
sesuai dengan anjuran Depkes.
4. Jumlah dan daftar nama yang mengkonsumsi garam beryodium (Berapa
Persen) dan Jenis garam yang dikonsumsi (Lampirkan nama
keluarga,hasil,dan jenis garamnya)
(dari 20 kepala keluarga terdapat 1 kepala keluarga yang hasil pengetesan
garam nya tidak berwarna atau sekita 99,9% garam konsumsi keluarga sudah
mengandung Yodium)

23
F. Lomba Cerdas Cermat
Nama Kegiatan : Cerdas Cermat Pengetahuan Gizi

Tujuan :

- Mengevaluasi pengetahuan gizi yang telah disampaikan melalui penyuluhan


- Memberikan penilaian terhadapad apresiasi

Metode Pelaksanaan :

- Melakukan penyuluhan
- Menyampaikan materi penyuluhan
- Memberikan test berupa soal cerdas cermat
- menilai hasil tes
- memberikan pertanyaan lanjutan
- memberikan penilaian terhadap peserta
- memilih pemenang cerdas cermat

Waktu dan tempat :

Waktu pelaksanaan : Senin, 13 Maret 2017

Selasa , 14 Maret 2017

Rabu, 15 Maret 2017

Tempat : sekolah dan rumah kepala dusun II

Sasaran :

- Anak Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama


- Ibu Kader Posyandu

24
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN

A. Musyawarah Masyarakat Desa


Instrumen dan evaluasi :
POA
B. Posyandu
1. Disetiap posyandu sudah terdapat balok SKDN
2. Masih ada balita yang tidak pernah datang ke posyandu
3. Balita yg tidak naik BB nya berjumlah 266 orang

C. Latihan Penyegaran Kader


Evaluasi
I. Instrumen Evaluasi
 Posedur : Pre test
 Jenis tes : Pertanyaan Pilihan Berganda (Cerdas Cermat)
SOAL CERDAS CERMAT KADER POSYANDU BALITA

1. Pengertian Diare adalah


A. Buang air besar yang encer atau bahkan dapat berupa air saja lebih sering
dari biasanya
B.Muntah-muntah
C.Buang air besar yang disertai batuk batuk
D.Buang air kecil tiap malamp
2. Gejala Diare pada anak yaitu
A. Mual muntah di pagi hari
B. Muntah ,Demam, mata cekung & Berak Berdarah
C. Perut kembung dan kebas
D.Perut melilit dan dan kepala terasa lesu
3. Bagaimana mengenali tanda bahaya yang terjadi ?
A.Mata cekung,Demam tinggi,buang air kecil yang berlebihan
B.Adanya sembelit dan Kekurangan cairan
C.Muntah ,Tinja bercampur darah, Mata cekung ,kesadaran menurun & Anak
tidak kencing lagi
D. Demam, tidak nafsu makan dan ada bintik bintik merah di kulit
4. Pencegahan agar tidak terjadi Diare
A.Makan makanan yang beraneka ragam dan bergizi
B.Makan buah sebelum makan dan hindari makanan yang berbumbu tajam
C.Rajin membawa ke posyandu

25
D.Cuci bahan makanan sebelum dimasak, menjaga kebersihan makanan,selalu
minum air yang dimasak sampai matang
5. Cara menolong penderita Diare
A.Membawa ke posyandu
B.Berikan ASI atau susu formula
C. Istirahat yang cukup,berikan bubur
D.Berikan cairan yang banyak atau oralit dan bawa ke puskesmas
6. Bagaimana tanda awal kekurangan Vitamin A?

a. Ketidakmampuan untuk melihat benda dari jarak dekat


b. Ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya
samar-samar (rabun senja)
c. Ketidakmampuan untuk melihat benda dari jarak jauh
d. Ketidakmampuan untuk melihat obyek yang sangat kecil
7. Apa akibat kekurangan Vitamin A untuk balita?
a. Menurunnya kesehatan tubuh pada anak balita
b. Menurunnya sistem pendengaran pada anak balita
c. Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan dapat mengakibatkan
kebutaan
d. Mengganggu sistem pencernaan pada anak balta
8. Apa saja makanan yang mengandung sumber Vitamin A?
a. Sayur-sayuran berwarna hijau,dan buah-buahan
b. Umbi-umbian
c. Beras dan daging
d. Kentang dan Cabe
9. Mengapa sayuran ditumis atau dimasak dengan minyak?
a. Karena sayuran ditumis menyebabkan Vitamin A larut dalam minyak
b. Agar sayur lebih nikmat untuk dimakan
c. Untuk menyedapkan masakan
d. Untuk menambah cita rasa pada masakan
10. Pada umur berapa pemberian kapsul vitamin A berwarna biru dan merah pada anak
balita?
a. Umur 6-11 bulan dan 12- 59 bulan
b. Umur 0-6 bulan dan 6-12 bulan
c. Umur 12-30 bulan dan 31-60 bulan
d. Umur 12-30 bualan 31-60 bulan
11. Seseorang yang mengalami anemia,memiliki gejala ?
a. Wajah segar dan Lesu c.tidak mudah lelah
b.Mata berkunang,cepat lelah,lesu,dan pucat d.mual
12. Berapa hari dianjurkan Ibu hamil minum TTD (Tablet Tambah Darah) ?
a.30 hari c. 100 hari
b.90 hari d.40 hari
13. Berapa Tablet TTD diberikan kepada Remaja putri yang mengalami kurang darah ?
a. 1 tablet/hari c.3 tablet/hari
b.2 tablet/hari d.4 tablet/hari

14. Vitamin yang sangat berperan dalam pembentukan hemoglobin ( sel darah merah)
adalah

26
a.Vit A c. Vit C
b.Vit B d.Vit D
15. Makanan sumber zat Besi yang baik dikonsumsi penderita anemia ialah?
a.Sayuran bergas,keju c.Singkong
b.Sayuran hijau,Hati,Telur d.Pisang
16. Pada usia berapa MP-ASI diberikan pada bayi ?
a. 6 – 12 bulan
b. 6 – 24 bulan
c. Sejak lahir
d. Balita
e. Batita
17. Pada usia berapa telur, ikan dan hati dan daging belum boleh diberikan ?
a. 0 – 6 bulan
b. 6 – 7 bulan
c. 10 – 12 bulan
d. 13 – 24 bulan
18. Apa saja bentuk MP-ASI ?
a. Makanan lumat, makanan lembik, makanan keluarga
b. Makanan hewani, makanan nabati, makanan campur
c. Karbohidrat, protein, lemak
d. Buah, sayur, bubur
19. Berapa kali MP-ASI diberikan ?
a. 1 kali sehari
b. 2 -3 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. 4 – 5 kali sehari
20. Apa itu IMD ?
a. Institusi Menyusui Dini
b. Inisiasi Menyusui Deteksi
c. Inisiasi Menyusui Dini
d. Inisiasi Menata Dini
 Kunci jawaban terlampir

LAMPIRAN MATERI

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA


1. Bagaimana cara memantau pertumbuhan balita?
Pertumbuhan balita dapat dipantau dengan menimbang berat badan anak
setiap bulan. Hasil penimbangan balita diterjemahkan ke dalam KMS/Buku KIA
yang menghasilkan status pertumbuhan balita (Naik/Tidak Naik)
2. Apa fungsi KMS?
 Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak
 Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak
 Sebagai alat edukasi, melalui pesan-pesan dasar yang dicantumkan dalam
KMS
3. Manfaat KMS bagi Orang Tua
 Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Apabila diketahui
ada gangguan pertumbuhan (contoh: berat badan tidak naik) orang tua balita

27
dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih
banyak atau membawa anak ke sarana/fasilitas pelayanan kesehatan.
 Orang tua balita juga dapat mengetahui apakah anaknya telah mendapat
imunisasi tepat waktu dan lengkap, serta mendapatkan kapsul Vitamin A
secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
 Bagi Kader : KMS digunakan untuk mencatat berat badan dan pemberian
kapsul Vitamin A serta hasil penimbangan. Hasil penentuan status
pertumbuhan anak dalam KMS dapat digunakan oleh kader sebagai dasar
untuk melakukan rujukan bila anak diketahui mengalami gangguan
pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan kader untuk memberikan pujian
pada ibu yang berat badan anaknya naik, serta untuk mengingatkan ibu agar
menimbangkan anaknya diposyandu pada bulan berikutnya.
B. MAKANAN SEHAT UNTUK ANAK BALITA
1. Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ?
 Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah bayi diberi kesempatan mulai
(inisiasi) menyusu sendiri segera setelah lahir (dini) dengan meletakkan
bayi menempel di dada atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap mencari
puting ibu dan menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung minimal
satu jam pertama sejak bayi lahir.
2. Manfaat IMD
 IMD membantu menghangatkan bayi, memberi kan perlindungan alamiah
bagi bayi, membentuk kekebalan tubuh bayi, serta mengurangi
perdarahan setelah persalinan pada ibu
3. Makanan Pendamping ASI
 MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi,
diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi gizi
selain dari ASI.
C. KESEHATAN MATA
1. Vitamin A Untuk Balita
 Vitamin A Bersumber Dari Sayur-Sayuran Berwarna Hijau
 Seperti : Bayam, Daun Katuk, Serta Buah-Buahan Segar Bewarna Cerah
Seperti Pepaya, Tomat, Wortel, Mangga, Dan Dari Sumber Hewani
Seperti Telur, Hati, Ikan
2. Apa Akibat Kekurangan Vitamin A?
 Menurunnya Daya Tahan Tubuh Terhadap Serangan Penyakit
 Penyakit Mata Yang Disebut Xeropthalmia Bila Tidak Ditangani Dapat
Mengakibatkan Kebutaan
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
 Bayi Umur 6-11 Bulan Diberi Kapsul Vitamin A Biru Pada Bulan Februari
Atau Agustus
 Anak Umur 12-59 Bulan Diberi 1 Kapsul Vitamin A Merah Bulan Februari
Dan Agustus
D. ANEMIA (KURANG DARAH)
 Anemia adalah suatu keadaan kurang darah dimana kadar hemoglobin
dan jumlah sel darah merah lebih rendah dari normal,sebagai akibat dari
kekurangan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel
darah merah.

28
 Bagaimana Tanda anemia atau kurang darah ?
- Mata Berkunang-kunang
- Lemah
- Lesu
- Cepat lelah dan Mengantuk
- Kuku dan wajah Pucat
E. Diare
1. Apa itu Diare ?
Diare adalah berak (buang air besar) encer atau bahkan dapat berupa air
saja lebih sering dari biasanya (lebih dari 3 kali?hari)
2. Penyebab dan Bahaya Diare
Penyebab
 Kuman (bakteri,virus)
 Keracunan Makanan
 Alergi
 Tidak tahan terhadap makanan tertentu

Bahaya Diare
 Penderita kehilangan cairan tubuh
 Penderita merasa lesu dan lemas
 Penderita dapat meninggal akibat kehilangan cairan tubuh bila tidak
segera ditolong (mengganti cairan yang hilang)
II. Hasil Evaluasi
 Kegiatan Pelatihan Penyegaran Kader berjalan dengan lancar
 Kader yang hadir sebanyak 8 orang dari setiap 4 lingkungan
 Para kader antusias mendengar penyuluhan dan pelatihan dari narasumber
 Para kader dapat mengikuti materi dengan baik
 Kegiatan cerdas cermat berjalan dengan lancar
 Para kader menjawab soal cerdas cermat dengan baik
 Pengetahuan kader dalam menjawab soal cerdas cermat masih perlu
ditingkatkan

D. Penyuluhan Gizi
Evaluasi dalam kegiatan penyuluhan gizi:
1. Partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam kehadiran saat penyuluhan.
2. Kurangnya kesadaran/antusias masyarakat dalam mendengarkan
penyuluhan.
3. Pengetahuan masyarakat masih kurang.

E. Teknologi Tepat Guna


Evaluasi TTG :
- Kehadiran masyarakat pada saat pelaksanaan demo masak
- Tidak ada bantuan bahan makanan dari masyarakat

29
F. Pendistribusian Vit. A
Nama Kegiatan : Sweeving Vitamin A
 Instrumen Evaluasi : Formulir Pemantauan Status Gizi
 Hasil Evalausi : Masih ada beberapa rumah tangga yang tidak membawa
anak balita ke Posyandu dan tidak mendapatkan suplemen Vitamin A
G. Pengetesan Garam Konsumsi Rumah Tangga
Nama Kegiatan : Pengetesan Garam Konsumsi Rumah Tangga
 Instrumen Evaluasi : Formulir Pemantauan Status Gizi
 Hasil Evalausi : terdapat 1 rumah tangga yang tidak mengonsumsi garam
beryodium
H. Lomba Cerdas Cermat
Instrumen Evaluasi :
- Menggunakan Kuesioner Pertanyaan
- Menggunakan Pertanyaan Langsung
Hasil Evaluasi :
- Masih Banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab
- Penyuluhan belum sepenuhnya di paham

30
BAB V
MASALAH DAN HAMBATAN

Hambatan yang terjadi dalam Pelaksanaan kegiatan Posyandu :


 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kegiatan posyandu
 Baik petugas kesehatan dan kader belum dapat membedakan status gizi dan
status pertumbuhan
 PMT hanya sebagai alat penarik agar ibu membawa anak ke posyandu
 Laporan yang ada tidak digunakan untuk analisis guna menentukan tindakan
yang diambil, tapi sekedar laporan untuk atasan.
 Hambatan yang terjadi pada saat penyuluhan gizi adalah dana yang tidak
memadai dalam kegiatan ini.
 Masih ada ibu balita yang tidak membawa balita ke posyandu dengan alasan
takut imunisasi.
 Rendahnya pengetahuan ibu balita tentang gizi, terutama tentang makanan
sehat bagi balita.
 Masih ada balita yang belum mendapat kapsul vitamin A, perlu dilakukan
sweeping.
Masalah dan hambatan dalam pelaksanaan penyuluhan :
 Hambatan yang terjadi pada saat penyuluhan gizi adalah dana yang tidak
memadai dalam kegiatan ini.
Masalah dan hambatan dalam pelaksanaan Teknologi Tepat Guna (TTG)
 Dana yang kurang memadai
Masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pengetesan garam konsumsi Rumah
Tangga
 Alat yang kurang akurat
 Banyak masyarakat yang kurang ikut berpartisipasi
Masalah dan hambatan dalam kegiatan cerdas cermat
 Dana yang kurang memadai sehingga hadiahnya tidak begitu bagus

31
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1) Masalah Gizi yang terdapat di desa pulau gambar dusun II dan III :
- Status gizi anak balita berdasarkan BB/TB dengan kategori kurus 7,5% .
- Status gizi anak balita berdasarkan TB/U dengan kategori sangat pendek dan
pendek terdapat 2.5%.
- Status gizi anak balita berdasarkan BB/U dengan kategori Gizi sangat kurang
dan gizi kurang terdapat 2.5% anak balita.
- Status gizi anak Sekolah Paud, dengan kategori sangat kurus 3,8%.
- Status gizi anak Sekolah Dasar dengan kategori gizi kurang 17.6 %.
2) Pelaksanaan Kegiatan Posyandu berjalan lancar.
3) Pelaksanaan Kegiatan Latihan Penyegaran Kader terlaksana dengan lancar.
4) Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Gizi dilakukan di Sekolah, Masyarakat,
dan Keluarga Binaan.
5) Pelaksanaan Kegiatan TTG berjalan dengan lancar.
6) Pelaksanaan pendistribusian vitamin A dilakukan di posyandu, dan sekolah
7) Pengetesan Garam beryodium dilakukan di 30 rumah keluarga binaan.
8) Lomba Cerdas Cermat telah dilaksanakan, dan pemenang lomba Juara I dari
posyandu dusun II , Juara II Dusun III, dan Juara III dari dusun II Poskeskel.
9) Lomba Balita Sehat telah terlaksanan dengan baik.

B. SARAN
- Lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan,
terutama kesehatan balita dan ibu hamil.
- Menyarankan agar semua ibu yang memiliki balita wajib posyandu.
- Melakukan penyuluhan gizi disetiap posyandu.

32
33

Anda mungkin juga menyukai