BAB I
PENDAHULUAN
1.3.1 Balok
Balok merupakan struktur bangunan atas yang berfungsi menopang
beban di atasnya seperti beban pelat lantai. Berdasarkan SNI 03-2847-2002
pasal 11.5.2 tabel 8, tebal minimum untuk balok non prategang dengan berat
jenis beton normal (Wc = 2400 kg/m3) dan mutu tulangan BJ 40 (fy = 400
MPa) adalah :
h ≥ L/16 → untuk perletakan dua tumpuan.
h ≥ L/18,5 → untuk perletakan satu ujung menerus.
h ≥ L/2 → untuk perletakan kedua ujung menerus.
h ≥ L/8 → untuk struktur kantilever.
1
Diambil: Balok Lantai = h = 12 . L
1
Balok Atap = h = 18 . L
1 2
dan lebar balok diambil − 3 H, dimana H adalah tinggi balok.
2
1 1
Sedangkan tebal untuk balok prategang adalah: h = . L s.d. 20 . L
18
1.3.2 Kolom
Kolom merupakan komponen struktur bangunan atas yang berfungsi
menopang beban tekan vertikal dan meneruskan beban seluruh bangunan ke
fondasi.
P Nu Nu
σ=F Fu = F=
F Fu
dimana:
σ = daya dukung tanah (t/m2)
P = beban (ton)
F = luas penampang kolom (m2)
Nu = beban per kolom (ton)
Fu = tegangan batas rata-rata (t/m2)
Nu = n . UG . A
dimana:
n = banyak lantai
UG = satuan beban gravitasi (1,2DL + 1,6LL)
A = luas penampang beban (m2)
Fu = 0,65 [0,85 fc’(1-p) + p.fy)]
fc’ = tekanan hancur beton
𝐴𝑠 ∙ (1,25 ∙ 𝑓𝑦)
𝑎=
0,85 ∙ 𝑓𝑐′ ∙ 𝑏
𝑎
𝑀𝑝𝑟 = 𝐴𝑠 ∙ (1,25 ∙ 𝑓𝑦) ∙ (𝑑 − )
2
3 Dapat diamati bahwa Ve maksimum hasil kombinasi gaya geser
desain selalu lebih besar dari Vu hasil analisa struktur.
4 Perhitungan tulangan geser balok berdasarkan persyaratan pada
Wilayah Gempa.