Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN VI

RANGKAIAN TRANSISTOR

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan rangkaian transistor adalah sebagai berikut:

1. Memahami cara kerja rangkaian bias transistor bipolar common emiter


2. Membuat grafik ciri keluaran transistor bipolar

B. LANDASAN TEORI

1. Bias Transistor Bipolar

Pengukuran beberapa parameter tegangan dalam rangkaian sangat


banyak membantu dalam menentukan keadaan operasi. Perhatikan gambar
6.1 berikut;

Gambar 6.1. Penentuan keadaan operasi transistor

Gambar 6.2. kurva karakteristik penentuan titik opersi transistor

83
Dari gambar 6.3 diperoleh bahwa :

𝑉𝐶𝐶 = 𝑉𝐶𝐶 + 𝐼𝐶. 𝑅𝐶 + 𝐼𝐸. 𝑅𝐸 (6.1)

Persamaan 6.3 dapat digunakan untuk melukiskan kurva


karakteristik transistor (gambar 6.4)
Keadaan operasi hanya dapat ditentukan dengan mengambil pendekatan
titik-q terletak di garis beban ,gambar 6.5, dengan demikian kita dapat
bahwa :

1
𝑉𝐶𝐸(𝑞) = 2 𝑋𝑉𝐶𝐶 (6.2)

Besar arus kolektor

𝑉𝐶𝐸(𝑞)
𝐼𝐶(𝑞) = 𝐼𝐸 = 𝑅𝐶+𝑅𝐸 (6.3)

Sekarang kita merancang rangkaian pemberi bias basis dengan


menentukan nilai RB1 dan RB2. Perhatikan gambar 6.3 telihat bahwa :

𝑅𝐵1
𝑉𝐵𝐵 = (𝑅𝐵1+𝑅𝐵2) 𝑋 𝑉𝐶𝐶 (6.4)

Bila untaian bias masuk kita ganti dengan nilai untai bersifat thevenin
maka berlaku hubungan :
𝑉𝐵𝐵 = 𝐼𝐵. 𝑅𝐵 + 𝑉𝐵𝐸 + 𝐼𝐸. 𝑅𝐸 (6.5)
Kita dapat menemukan R B dan selanjutnya dengan menggunakan
persamaan ini, RB1 dan RB2
Dapat di hitung asal IB (q) dan BE diketahui.
2. Penguat Emittor Ditanahkan
Sesuai namanya, penguat emitor ditanahkan (common emittor), kaki
emitter dari transistor dalam rangkaian penguat dihubungkan dengan tanah
(groun AC) Basis-Emittor berada dalam keadaan bias maju.
Ada dua cara menghubungkan emitter ke ground yaitu secra
langsung dan secara tidak langsung dengan kapasitor seperti gambar 6.3

84
common emittor sering digunakan sebagai penguat tegangan. Analisa
penguat rangkaian dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaian
eqivalen dengan parameter hibrid, parameter T dan sebagainya, namun
dalam percobaan ini analisa penguat hanya dilakukan dengan mengukur
tegangan masukan dan tegangan keluaran penguat, dengan demikian
penguatan penguat dapat dihitung dengan rumus :

𝑉𝑜
𝐾𝑣 = 𝑉𝑖

Gambar 6.3 Penguat Emittor Ditanahkan (Anonim,2017).

Transistor adalah komponen aktif dengan arus, tegangan atau daya


keluarannya dikendalikan oleh arus masukan. Di dalam sistem komunikasi
transistor digunakan sebagai penguat untuk memperkuat sinyal . Di dalam untai
elektronik komputer transistor digunakan untuk saklar elektronis laju tinggi.
Ada dua jenis transistor yaitu transistor sambungan bipolar dan transistor efek
medan yang karakteristik kerja dan kontruksinya berbeda. Transistor adalah
komponen tiga terminal. Ketiga terminal tersebut disebut basis,emitter, dan
kolektor. Ada dua jenis transistor yaitu NPN dan PNP (Widodo, 2002).
Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar,
maka semua arus sama dengan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sebagai
mana terjadi pada persambungan dioda, maka pada persambungan emitter dan
basis serta pada persambungan basis dan kolektor terdapat daerah
pengosongan. Pada diagram potensial terlihat bahwa terdapat perbedaan
potensial antara kaki emitter dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan
kolektor. Oleh karena potensial ini berlawanan dengan muatan pembawa pada

85
masing-masing bahan tipe P dan N, maka arus rekombinasi hole-elektron tidak
akan mengalir. Sehingga pada saat transistor tidak diberi tegangan bias, maka
arus tidak akan mengalir(surjono, 2007).
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika paling penting
dan sangat berperan dalam teknologi rangkaian terintegrasi. Terdapat dua jenis
transistor berdasarkan muatan penghantar listriknya yaitu bipolar dan unipolar.
Sesuai dengan susunan bahan yang digunakan transistor bipolar terdiri dari dua
tipe yaitu npn dan pnp (Debataraja,2011).

C. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum rangkaian


transistor dapat dilihat pada tabel 6.1, sebagai berikut :

Tabel 6.1 Alat dan Bahan

No JU
Alat dan bahan Fungsi NST
.
tempat merangkai -
1. Papan rangkaian -
komponen elektronika
15 V
2. Catu daya Sebagai sumber tegangan 0,1 V
- Untuk mengukur arus 0.1 mA 1000 A
– Untuk mengukur
3. Multimeter digital
tegagan 0.1 mV 1000 V

Multimetr analog Untuk mengukur tegagan 0,2 V 10 V


4.
Kit rangkaian Sebagai media rangkaian -
5. -
elektronik pnp dan npn
Tempat untuk -
6. Kertas grafik -
menggambar grafik
Menghubungkan -
7. Kabel penghubung -
rangkaian
Sebagai penghubung -
8. Kabel jumper -
rangkaian
-
9 Transistor Sebagai penguat -

86
D. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja pada praktikum rangkaian transistor adalah


sebagai berikut :
1. Common Emitter
 Transistor NPN
1 menghubungkan kit rangkaian pada sumber tegangan
2. menghidupkan kit rangkaian
3. menghubungkan probe multimeter keterminel keterminal
rangkaian transistor NPN
4.mengukur tegangan keluaran dengan memvariasikan
tegangan masukan.
5. mencatat hasil pengukuran.
 Transistor PNP
Perlakuan untuk rangkain PNP sama seperti pada rangkaian
NPN. Dengan variasi tegangan masukan yang sama untuk
mengukur tegangan keluar.
2. Bias Transistor bipolar
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 6. Berikut:

Gambar 6.4 Rangkaian transistor bipolar

2. Menhidupkan catu daya


3. Mengukuran tegangan pada catu daya sebesar 12 volt
4. Mengukur arus yang melewati resistor colektror. Dengan cara
menempelkan probe merah multimeter pada kaki 1 resistor RC dan
menempelkan probe hitam multimeter pada kaki 2 resistor RC.

87
5. Mengukur tegangan basis emitter, dengan cara menempelkan probe
merah multimeter pada kaki basis transistor dan menempelkan probe
hitam multimeter diantara resistor basis 2 dan resistor emittor.
6. Mengukur tegangan colektor emittor dengan cara menempelkan probe
merah multimeter pada kaki kolektrol dan menempelkan probe hitam
multimeter pada kaki emittor.
7. Mengukur tegangan pada resistor yang dihubungkn pada kaki emittor,
dengan cara menempelkan probe merah multimeter pada kaki 1 dari
RE dan menempelkan probe hitam multimeter pada kaki 2 dari RE.
8. Mencatat hasil pengukuran.

E. DATA PENGAMATAN

1. Common emitter
a. Rangkaian NPN
Tabel 6.2 Data pengamatan untuk rangkaian NPN
NO Vin (volt) Vout(volt)
1 0,4 0,217
2 0,8 0,2174
3 1,2 0,2122
4 1,6 0,2124
5 2,0 0,2166
6 2,4 0,222
7 2,8 0,2294
8 3,2 0,2373
9 3,6 0,2373
10 4 0,2465

88
b. Rangkaian PNP
Tabel 6.3 Data pengamatan untuk rangkaian PNP
NO Vin (volt) Vout(volt)
1 0,4 4,67
2 0,8 5,37
3 1,2 6,12
4 1,6 6,64
5 2,0 7,21
6 2,4 7,63
7 2,8 8,06
8 3,2 8,47
9 3,6 8,84
10 4 8,94

2. Bias transistor bipolar

Gambar 6.5 Rangkaian emitor ditanahkan

Ic = 12,1 mA

Vbe = 08,71 V

Vce = 0,926 V

Vee = 31,0 Ma

89
F. ANALISIS DATA

1. common emitter
a. rangkaian NPN
Vin = 0,4V
Vout = 0,217V
𝑉𝑜𝑢𝑡
Kv = 𝑉𝑖𝑛

0,217
= 0,4

= 0,5425

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel 6.4
Berikut;

Tabel 6.4 Analisis data pada rangkaian NPN


NO Vin(volt) Vout(volt) Kv
1 0,4 0,217 0,54
2 0,8 0,2174 0,27
3 1,2 0,2122 0,18
4 1,6 0,2124 0,13
5 2 0,2166 0,11
6 2,4 0,222 0,09
7 2,8 0,2294 0,08
8 3,2 0,2373 0,07
9 3,6 0,2465 0,06

90
Gambar 6.6 Grafik hubungan antara Vin terhadap Vout rangkaian NPN

b. Rangkaian PNP

Vin = 0,4V

Vout = 4,67V

𝑉𝑜𝑢𝑡
Kv = 𝑉𝑖𝑛

4,67
= 0,4

= 11,675

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel 6.5
Berikut;

Tabel 6.5 Analisis data pada rangkaian PNP

NO Vin(volt) Vout(volt) Kv
1 0,4 4,67 11,675
2 0,8 5,37 6,71
3 1,2 6,12 5,10

91
4 1,6 6,64 4,15
5 2 7,21 3,60
6 2,4 7,63 3,18
7 2,8 8,06 2,80
8 3,2 8,47 2,65
9 3,6 8,84 2,45
10 4 8,94 2,25

Gambar 6.7 Grafik hubung antara Vin terhadap Vout rangkaian PNP
c. Menentukan arus

𝑉𝐵𝐵−𝑉𝐵𝐸−(𝐼𝐸 .𝐼𝐸)
IB = 𝑅𝐵

Dimana ;

𝑅𝐵1𝑋𝑅𝐵2
RB = 𝑅𝐵1+𝑅𝐵2

100𝑘Ω𝑥200𝑘Ω
= 100𝑘Ω+200kΩ

= 66,667 kΩ

Sehingga;

92
8−8,71−(0,0121−560)
IB = 66,667

= -0,00011229 A

d. Menentukan VBB secara thevenin

VBB = ( IB . RB) + VBE + (IE . RE)

= - ( 0,00011229 * 66,667) + (0,0121 * 560)

= 8 VOLT

2. Bias transistor bipolar

a. menentukan tegangan VCE

1. Secara teori

VCE = ½ VCC

= ½ . 12

= 6 Volt

2. secara praktek

VCE = 9, 26 volt

b. menentukan arus Ic

- secara teori

Ic = IE = 0,0121 A

- Secara praktek
𝑉𝐶𝐸
Ic = 𝑅𝐶 +𝑅𝐸

9,26
= 27000𝛺+560𝛺

93
= 0,0003359941 A

c. Menentukan tegangan VBB

𝑅𝐵1
VBB = 𝑅𝐵1+𝑅𝐵2 𝑋 𝑉𝐶𝐶

200𝑘Ω
= 100𝑘Ω+200kΩ 𝑋 12

= 8 Volt

G. PEMBAHASAN

Transistor adalah komponen elektronika yang tersususn dari bahan


semikonduktor yag memiliki tiga kaki yaitu basis (B), kolektor (C), dan emitor
(E). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan NPN. Untuk membedakan
antara transistor PNP dan NPN dapat dilihat dari anak panah pada kaki
emitornya. Pada transistor PNP anak panahnya mengrah kedalam dan pada NPN
anak panahnya mengarah keluar. Sifat yang dimiliki oleh transistor adalah
bahwa antara kolektor dan emitor akan ada arus (transistor akan menghantar)
bila ada arus basis. Makin besar arus basis makin besar penghantarnya.
Percobaan pertama yaitu bias transistor bipolar, pertama-tama diambil
resistor dengan nilai resistor yang sesuai pada kotak praktikum lalu kemudian
menyusunnya seperti pada gambar 6.1. Selanjutnya mengukur arus Ic (arus
kolektor) yang mengalir pada Rc dan tegangan VCE dan VEE. Adapun nilai-
nilai yang dihasilkan berdasarkan praktikum yaitu, untuk nilai VEE 17 v, VCE
7 v, VBE 7 v, dan Ic 0,13 mA. Kemudian nilai-nilai pada data pengamatan d
analisis untuk menentukan besar arus Ic, tegangan VBB, hambatan RB, dan
besar arus IB. Berdasarkan analisis data untuk Ic yaitu 1,1925 x 10-5 A, VBB
yaitu 8 v, RB yaitu 6,67 x 104 Ω, dan IB (arus pada basis) -8,51704 x 10-5 A.
Hasil analisis untuk IB tidak sesuai dengan teori. Karena berdasarkan
teori arus yang mengalir pada basis IB harus lebih besar dari Ic seharusnya agar

94
transistor akan menghasilkan arus (arus yang berada diantara emiter dan
kolektor) maka arus pada basis tidak minus. Adapun ketidaksesuaian dengan
teori ini disebabkan dari adanya kerusakan pada alat praktikum yang di gunakan.
Yang seharusnya RE pada analisis kecil, berubah menjadi lebih besar dari yang
seharusnya, menyebabkan nilai IB sangat kecil dibawah 0.
Percobaan yang kedua yaitu common emiter. Ada dua tipe transistor
yang digunakan yaitu NPN dan PNP. Tujuannya adalah untuk menentukan
penguatan tegangan transistor. Pertama pada transistor, PNP digunakan
rangkaian NPN pada kit, kemudian menghubungkan masukan dan keluaran
tegangan dengan menggunakan multimeter. Selanjutnya menghubungkan kit
dengan sumber tegangan AC, menekan tombol power dan mulai mengukur
tegangan masukan dan tegangan keluaran transistor dengan menggunakan
multimeter, setiap kenaikan 0,4 volt. Berdasarkan grafik Transistor NPN,
semakin besar tegangan masukan yang diberikan maka semakin besar pula
tegangan keluaran yang dihasilkan. Hal ini berbanding lurus dengan penguatan
tegangan resistor.
Sedangkan pada grafik PNP ketika diberikan tegangan masukan yang
sama besarnya seperti pada transistor NPN, menghasilkan tegangan keluaran
yang tinggi kemudian menurun, tinggi, dan menurun lagi. Grafik yang diperoleh
tidak sesuai dengan teori yang semestinya. Berdasarkan teori seharusnya untuk
untuk tegangan out yang dihasilkan dari tinggi kerendah sehingga grafiknya
berbanding terbalik dengan grafik NPN.

H. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan rangkaian transistor adalah sebagai


berikut:

1. Adapun cara kerja dari rangkaian bias transistor bipolar common emitter
yaitu bekerja dengan muatan elektron yang berbeda yaitu bekerja sebagai
pembawa elektron bermuatan positif dan pembawa elektron bermuatan
negatif

95
2. Pada rangkaian NPN semakin besar tegangan masukan semakin besar pula
tegangan keluarannya sedangkan pada rangkaian PNP semakin besar
tegangan yang diberikan maka semakin kecil tegangan keluarannya.

96

Anda mungkin juga menyukai