Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam memberikan pendidikan, dibutuhkan tenaga pendidik yang profesional
di bidangnya. Guru merupakan tenaga profesional, yang untuk menduduki jabatan
tersebut perlu melalui proses pendidikan keahlian yang diselenggarakan oleh
lembaga tinggi. Guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan profesinya,
juga harus menyadari bahwa selain harus meningkatkan kemampuan
profesionalisme juga perlu menegakkan etika asas-asas moralitas yang mendasari
profesi itu.
Dengan demikian, perlu adanya organisasi profesi sebagai wadah
berhimpunnya segenap tenaga profesional yang memiliki kesamaan profesi untuk
menjamin tegaknya etika profesi. Bagi guru, organisasi yang diperlukan untuk
menjamin peningkatan profesionalisme dan sekaligus tegaknya etika profesi yang
mendasari profesi guru adalah organisasi profesi keguruan.

B. Tujuan Penulisan
1. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar bertambahnya wawasan
mahasiswa dan mahasiswi terhadap organisasi profesi keguruan
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Profesi Keguruan


Organisasi profesi guru berasal dari tiga kata, yaitu organisasi, profesi dan
guru. Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari organisasi. Seperti
berikut ini :
a. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
b. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c. Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Sedangkan profesi adalah pekerjaan yang didasarkan pada keahlian akan
suatu disiplin ilmu, yang dapat diaplikasikan baik pada manusia, maupun benda dan
seni. Dan guru adalah tenaga pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, melatih dan mengevaluasi. Organisasi profesi adalah organisasi yang
mengelola pekerjaan keahlian yang didasarkan pada kemampuan berfikir ilmiah dan
bertindak secara teknologis yang didukung oleh etika profesi yang mantap.
Menurut UUGD Bab I Pasal 1 Ayat 13 dijelaskan bahwa organisasi profesi
guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru
untuk mengembangkan profesionalitas guru.

B. Tujuan Organisasi Profesi Keguruan


Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu
dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Menurut Hamzah (1992:18), tujuan organisasi profesi keguruan antara lain :
1. Melakukan sosialisasi kepada anggotanya agar selalu memiliki mental
profesional yang selalu baru, sesuai dengan perkembangan ilmu

2
pengetahuan dan teknologi, serta etika yang berkembang dalam
masyarakat.
2. Menumbuhkembangkan profesionalisme guru sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh
prinsip etika profesi yang mantap.
Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi
dan tujuan organisasi guru, yaitu: meningkatkan dan/atau mengembangkan (1)
karier, (2) kemampuan, (3) kewenangan profesional, (4) martabat, dan (5)
kesejahteraan seluruh tenaga guru. Sedangkan visinya secara umum ialah
terwujudnya tenaga guru yang profesional.
Secara umum tujuan organisasi profesi guru adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan/atau mengembangkan karier anggota, merupakan upaya
dalam mengembangkan karier anggota sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diembannya. Karier yang dimaksud adalah perwujudan diri seorang
pengemban profesi secara bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
(lingkungannya) melalui serangkaian aktivitas. Organisasi profesi berperan
sebagai fasilitator dan motifator terjadinya peningkatan karier setiap anggota.
Adalah kewajiban organisasi profesi guru untuk mampu memfasilitasi dan
memotifasi anggotanya mencapai karier yang diharapkan sesuai dengan tugas
yang diembannya.
2. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kemampuan anggota, merupakan
upaya terwujudnya kompetensi guru yang handal. Dengan kekuatan dan
kewibawaan organisasi, para pengemban profesi akan memiliki kekuatan moral
untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya.
3. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kewenangan profesional anggota,
merupakan upaya para profesional untuk menempatkan anggota suatu profesi
sesuai dengan kemampuannya. Organisasi profesi keendidikan bertujuan untuk
megembangkan dan meningkatkan kemampuan kepada anggotanya melalui
pendidikan atau latihan terprogram.
4. Meningkatkan dan/atau mengembangkan martabat anggota, merupakan
upaya organisasi profesi guru agar anggotanya terhindar dari perlakuan tidak
manusiawi dari pihak lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai

3
kemanusiaan. Dengan memasuki organisasi profesi keendidikan anggota
sekaligus terlindungi dari perlakuan masyarakat yang tidak mengindahkan
martabat kemanusiaan dan berupaya memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan standar etis yang disepakati.
5. Meningkatkan dan/atau mengembangkan kesejahteraan, merupakan upaya
organisasi profesi keendidikan untuk meningkatkan kesejahteraanlahir batin
anggotanya. Dalam teori Maslow, kesejahteraan ini mungkin menempati
urutan pertama berupa kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi. Banyak
kiprah organisasi profesi keendidikan dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota. Asprasi anggota melalui organisasi terhadap pemerintah akan lebih
terindahkan dibandingkan individu.

C. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan

Organisasi profesi kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi kependidikan,


sekaligus juga memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi anggotanya.
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai berikut (Satori 2008:6.24-6.25)

1. Fungsi pemersatu
Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang
mendasarinya, yaitu dorongan yang menggerakan para profesional untuk
membentuk suatu organisasi keprofesian. Organisasi profesi
kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi profesi
kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan
masyarakat pengguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan
potensi tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki
kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan
tindakan bersama, yaitu uaya untuk melindungi dan memperjuangkan
kepentingan para pengemban profesi kependidikan itu sendiri dan
kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini.
2. Fungsi peningkatan kemampuan profesional

4
Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61
yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi
sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier,
kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan
tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut menunjukan
adanya legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi
kependidikan untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya
melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan dalam
UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga
kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan
kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.”
Fungsi organisasi profesi secara umum adalah sebagai :
1. Tempat belajar bagi para anggotanya untuk bersikap dan berperilaku
sebagai profesional
2. Perpanjangan tangan dari institusi pendidikan tinggi yang berusaha
menanamkan dan mempertahankan profesionalisme para anggotanya
3. Melanjutkan atau menumbuhkembangkan kemampuan profesional
anggotanya yang telah dimiliki pada saat ia menjalani proses pendidikan di
perguruan tinggi, atas dasar kesadaran dan tanggung jawab yang lahir dari
dalam diri pribadinya sendiri, yang dilandasi oleh prinsip etika profesi yang
mantap.

D. Bentuk Organisasi Profesi Keguruan


Berikut ini merupakan beberapa bentuk organisasi profesi keguruan
1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan
nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian
berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Tujuan utama pendirian PGRI adalah:

5
a. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi
perjuangan)
b. Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi
profesi)
c. Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh
pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan).
Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga
ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-teologis, misi peraturan organisaoris,
dan misi kesejahteraan.
a. Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru
sebagai penegak dan pelaksana pendidikan nasional. Guru
merupakan pioner pendidikan sehingga dituntut oleh UUSPN tahun
1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar
memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan profesinya.
b. Misi politis teologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa
nasionalisme, yaitu komitmen terhadap pernyataan bahwa kita
bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia, juga penanaman nilai-nilai
luhur falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yaitu pancasila.
c. Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan
peaturan keorganisasian , terutama dalam menyamakan persepsi
terhadap visi, misi, dan kode etik keelasan sruktur organisasi.
d. Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan
antaranggotanya, PGRI berbentuk persatuan (union). Sedangkan
struktur dan kedudukannya bertaraf nasional, kewilayahan, serta
kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat langsung dari
setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Dengan demikian
PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan
mengakar diseluruh penjuru indonesia. Artinya, PGRI memiliki
potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru,
masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan negara.

6
2. MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran
pejabat-pejabat Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam
kelompoknya masing-masing. MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau
perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu
sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling
berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka
meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi
pembelajaran di kelas (Depdiknas,2004: 1).

Menurut Mangkoesapoetra (2004:1) MGMP merupakan forum atau wadah


profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah
kebupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah.
Tujuan diselenggarakannya MGMP menurut pedoman MGMP (2004: 2)
adalah:
a. Tujuan umum.
Tujuan MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru.
b. Tujuan khusus :
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran
dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
2. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat
proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan
mencerdaskan siswa.
3. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran. (Depdiknas, 2004:
2)
Menurut pedoman MGMP (Depdiknas. 2004: 4) MGMP berperan untuk :
a. Mengakomodir aspirasi dari,oleh dan untuk anggota.
b. Mengakomodasi aspirasi masyarakat/stokeholder dan siswa

7
c. Melaksanakan perubahan yang lebih kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajaran.
d. Mitra kerja Dinas Pendidikan dalam menyebarkan informasi kebijakan
pendidikan.

Fungsi MGMP menurut Mangkoesapoetra (2004: 3) adalah :


a. Menyusun pogram jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek serta mengatur jadwal dan tempat kegiatan secara rutin.
b. Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin,
baik di tingkat sekolah, wilayah, maupun kota.
c. Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian/evaluasi pembelajaran di
kelas sehingga mampu mengupayakan peningkatan dan pemerataan
mutu pendidikan di sekolah.
3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan
tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat
regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya.
Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang
pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984.
Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI yaitu :
a. Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh
Indonesia
b. Meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para angotanya
c. Membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam
rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan
negara
d. Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang
ilmu, seni, dan teknologi pndidikan
e. Meindungi dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota
f. Meningkatkan komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan
g. Menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.

8
4. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada
tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat
keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta
secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan
para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta
memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan
mutu layanannya.
5. KKG
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu
gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja
guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas,
dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran. Tujuan organisasi
Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu :
a. Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru berdasarkan
masalah dan kesulitan yang dihadapi guru.
b. Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata
pelajaran di sekolah.
c. Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan
sikap profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing).
d. Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan (Pakem).
Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan
keterampilan mengajar, seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006),
bahwa keterampilan mengajar guru sangat memengaruhi terhadap kualitas
pembelajaran di antaranya; keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin
diskusi kelompok kecil dan perorangan.

9
E. Hakikat Kode Etik Guru
Setiap profesi, seperti telah dibicarakan dalam bagian terdahulu, harus
mempunyai kode etik profesi. Dengan demikian, jabatan dokter, notaris, arsitek,
guru, dan lain-lain yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode
etik. Sama halnya dengan kata profesi sendiri, Menurut Undang-undang Nomor
8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jelas menyatakan bahwa
“Pegawai Negeri/Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.” Dalam penjelasan Undang-
undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, pegawai negeri
sipil sebagai aparatur Negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan
dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Kode etik pada hakikatnya memuat aturan-aturan atau norma-norma
yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsi semua
orang yang terlibat dalam kegiatan suatu organisasi. Tujuan kode etik profesi
adalah :
a. Menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

F. Kode Etik Guru Indonesia


Pada dasarnya guru adalah tenaga profesional di bidang kependidikan
yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar
menjadi manusia yang berkepribadian pancasila. Dengan demikian, guru
memiliki kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang sangat besar
dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan. Kalau boleh
dikatakan sedikit secara ideal, baik atau buruknya suatu bangsa di masa
mendatang banyak terletak di tangan guru. Sehubungan dengan itu guru sebagai
tenaga professional memerlukan pedoman atau kode etik guru agar terhidar

10
dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman baginya untuk
tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi). Setiap guru
yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang
kepada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang
harus ada pada profesi itu sendiri.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa
sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan
baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan
dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan
pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola
umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru akan dapat dilihat bagaimana
pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama
tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-betuk professional selalu
dituntut adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan
pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.
Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan dalam Kongres PGRI pada tahun
1973 pada Kongres ke XIII di Jakarta. Kemudian disempurnakan pada Kongres ke
XVI tahun 1989 di Jakarta. Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah
bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara serta
kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia
pada UUD 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya dengan berpedoman dasar-dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.

11
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :

Organisasi profesi guru adalah sebuah wadah perkumpulan orang – orang yang
memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan dari terbentuknya organisasi profesi guru yaitu
mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan guru. Organisasi-organisasi profesi guru yang ada di Indonesia ada 5, yaitu
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI),
dan KKG.

13
DAFTAR PUSTAKA

Haryati, Sri. 2013. Profesi Kependidikan. Magelang : Penerbit 9 Bintang


http://Assalamualaikum ORGANISASI PROFESI KEGURUAN.html ( diakses 29 September 2014
pukul 11.04 )

http://gurusragi.blogspot.com/2013/10/kode-etik-guru-indonesia.html ( diakses 1 Oktober


2014 pukul 20.39 )

http:// wajib baca MAKALAH PROFESI KEGURUAN.htm (diakses 7 Oktober 2014 pukul 13.09 )

http:// ORGANISASI PROFESI KEGURUAN Sarwoedy09320036's Blog.htm (diakses 8 Oktober


2014 pukul 11.07 )

14

Anda mungkin juga menyukai