Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 6 Nomor 02 Juli 2015 Literatur Review

PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN DEPOT AIR MINUM DALAM


MENJAMIN KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG

SUPERVISION OF IMPLEMENTATION OF DRINKING WATER DEPOT IN ENSURING


QUALITY OF REFILL DRINKING WATER

Imelda Gernauli Purba


Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
email: imeldapurba7@gmail.com;purbaimel@yahoo.com, HP: 081367519828

ABSTRACT
Background: The increasing number of refill drinking water depot does not guarantee the needs of the community
drinking water that meets the quality requirements because of many drinking water that produced by the depot did
not conform to the quality requirements. The aim of this study was to discuss the importance of the supervision of
the implementation of drinking water depot.
Method: This studies is a literature review that using various reference sources to support the content of subject.
Result: The quality of drinking water that produced by depot that does not conform to the standards can indicate
that weak supervision in management of drinking water depot. Management system approach is important applied
in carrying out supervision of depot management by owner and government, so that supervision can be run
effectively and efficiently.
Conclusion: Optimized supervision of drinking water depot operation is an important factor in the success depot
producing drinking water that meets quality standard.
Keywords: depot. drinking water, supervision, quality standard

ABSTRAK
Latar Belakang: Meningkatnya jumlah depot air minum isi ulang tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan air minum yang memenuhi syarat kualitas karena banyak depot yang memproduksi air minum yang
tidak memenuhi kualitas yang dipersyaratkan. Tujuan studi ini adalah membahas pentingnya pengawasan terhadap
penyelenggaraan depot air minum.
Metode: Metode penulisan ini adalah studi literatur yang menggunakan berbagai sumber referensi untuk
mendukung isi pokok bahasan.
Hasil : Kualitas Air minum yang tidak memenuhi standar yang diproduksi depot menunjukkan lemahnya
pengawasan dalam penyelenggaraan depot air minum. Pendekatan sistem manajemen penting diterapkan dalam
melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan depot oleh pengusaha depot dan pemerintah sehingga
pengawasan dapat berjalan efektif dan efisien.
Kesimpulan: Pengawasan yang optimal terhadap penyelenggaraan depot air minum menjadi faktor penting dalam
keberhasilan depot memproduksi air minum yang memenuhi standard kualitas.
Kata Kunci: depot, air minum, pengawasan, standar kualitas

63
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN pemilik usaha depot air minum ini menjanjikan


keuntungan.
Air merupakan salah satu tolok ukur atau
Air minum adalah air yang melalui proses
sarana dalam meningkatkan status kesehatan
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
masyarakat, sebab di samping sebagai kebutuhan
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
utama manusia, air juga menjadi salah satu media
diminum. Pengadaan air bersih untuk keperluan
penularan penyakit. Air yang digunakan
air minum, harus memenuhi persyaratan yang
masyarakat untuk keperluan sehari-hari, terutama
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum
untuk kebutuhan air minum harus syarat
aman bagi kesehatan apabila memenuhi
kesehatan dalam mencegah timbulnya berbagai
persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia,
penyakit khususnya water borne disease.1
dan radioaktif. 3
Pada Millenium Development Goals
Pada kenyataannya kualitas air minum
(MDGs) pada goalnya yang ke-7 yakni menjamin
yang diproduksi oleh depot air minum sering
kelestarian lingkungan hidup target 10 yaitu
bermasalah karena belum memenuhi standar air
menurunkan separuh proporsi penduduk tanpa
minum, hal ini didukung oleh beberapa
akses terhadap sumber air minum yang aman dan
penelitian. Hasil analisis sampel air minum isi
berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada
ulang di 10 kota besar di Indonesia (Jakarta,
tahun 2015, terdapat 2 indikator pemantau
Tangerang, Bekasi, Bogor, Cikampek, Medan,
pencapaian target, yaitu proporsi penduduk atau
Denpasar, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya)
rumah tangga dengan akses terhadap sumber air
menyatakan 34% sampel tidak memenuhi
minum yang terlindungi dan berkelanjutan dan
sedikitnya satu parameter kualitas air minum
proporsi penduduk atau rumah tangga dengan
berdasarkan Kepmenkes RI No.
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak. Ada
907/Menkes/SK/VII/2002, 16% sampel tercemar
tiga pendekatan yang digunakan dalam
bakteri coliform.4
memantau akses air minum yakni akses terhadap
Hasil penelitian pada sampel air minum isi
air perpipaan, akses terhadap sumber air minum
ulang di Kecamatan Jebres Kota Surakarta,
terlindung, dan akses terhadap penyediaan air
terdapat 4 depot tercemar bakteri Escherichia
minum. Salah satu indikator akses terhadap air
coli dan Total coliform.5 Kualitas air minum yang
minum adalah sumber air tidak terlindung, satu
diproduksi depot di Kecamatan Bungus Padang
diantaranya adalah air isi ulang.2
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
Seiring dengan meningkatnya aktivitas
menunjukkan 55,5% sampel tidak memenuhi
manusia menyebabkan kebutuhan akan air
persyaratan secara mikrobiologi dimana hasil
minum juga meningkat sehingga berbagai sarana
pemeriksaan laboratorium menunjukkan 5 dari 9
penyediaan air minum juga jumlahnya semakin
sampel mengandung Escherichia coli.6 Hasil
meningkat dengan pesat, baik air minum dalam
penelitian Pradana menyebutkan dari hasil
kemasan maupun air minum isi ulang karena dari
analisis laboratorium terdapat 5 depot yang
segi kepraktisan kedua jenis sarana air minum ini
belum memenuhi parameter total coliform dari 8
memang begitu menjanjikan. Depot air minum isi
depot air minum isi ulang yang diperiksa.7 Saleh
ulang menjadi pilihan kebanyakan masyarakat
juga menyebutkan sebesar 37 % AMIU di kota
perkotaan juga sudah mulai merambah ke daerah
Pekalongan tidak memenuhi syarat kualitas
pedesaan karena harganya yang relatif ekonomis
bakteriologis.8
dibanding air minum dalam kemasan. Hal ini
Banyaknya depot air minum yang
mengakibatkan jumlah depot air minum isi ulang
memproduksi air minum yang belum memenuhi
semakin hari semakin menjamur, dan bagi
standar kualitas, tentu akan berbahaya bagi

Virlita, Destriatania, Febry, Persepsi Kebiasaan Konsumsi Serat pada Remaja SMP dan SMA ● 64
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air 2. Unit pengolahan air (water treatment) yang
minum dari depot, diantaranya terjadinya terdiri dari :
penyakit diare, seperti yang telah dibuktikan oleh a) Prefilter
hasil penelitian Thomasia (2012) bahwa ada Alat ini berfungsi menyaring partikel
hubungan signifikan antara Escherichia coli pada kasar.
depot air minum isi ulang dengan kejadian diare b) Karbon filter
pada balita di Kecamatan Dom Aleixo Kabupaten Alat ini berfungsi sebagai penyerap bau,
Dili tahun 2012 (p=0,02; OR =8,55).9 rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.
Bertolak dari permasalahan ini maka c) Filter lain
perlu dibahas aspek pentingnya pengawasan Filter ini berfungsi sebagai saringan halus
terhadap penyelenggaraan depot air minum. berukuran maksimal 10 micron,
Kajian ini ditulis menggunakan teknik studi dimaksudkan untuk memenuhi
literature yang memanfaatkan berbagai sumber persyaratan tertentu.
referensi untuk mendukung isi pokok bahasan. d) Alat desinfektan yang berfungsi untuk
Untuk memperkuat fakta uraian, digunakan data- membunuh kuman patogen.
data tersier yang didapat dari literature cetak 3. Alat pengisian, berfungsi memasukkan air
maupun elektronik seperti jurnal. minum kedalam wadah.
Kajian ini diharapkan menjadi bahan Proses pengolahan air minum isi ulang
masukan bagi pengelola depot air minum dalam terdiri dari penampungan air baku, penyaringan,
memproduksi air minum, pemerintah khususnya desinfeksi/sterilisasi dan pengisian. Proses
instansi terkait yang melakukan pengawasan pengolahan air minum pada intinya harus dapat
terhadap penyelenggaraan depot air minum, serta menghilangkan semua jenis polutan baik
masyarakat sebagai konsumen sekaligus pencemar fisik kimia maupun pencemar
pemerhati penyelenggaraan depot air minum. biologi.11

PEMBAHASAN Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Depot


Depot Air minum Air Minum
Depot air minum didefinisikan sebagai Peningkatan jumlah depot air minum
usaha industri yang melakukan proses idealnya berpengaruh positif terhadap
pengolahan air baku menjadi air minum dan peningkatan akses air minum yang memenuhi
menjual langsung kepada konsumen.10 Depot air syarat kualitas. Namun kenyataannya hal
minum sebagai salah satu penyelenggara tersebut belum dapat terwujud oleh karena masih
penyediaan air minum di dalam memproduksi air banyaknya ditemui air minum dari depot yang
minum wajib memenuhi persyaratan kualitas air tidak memenuhi syarat. Beberapa hasil penelitian
minum yang aman bagi kesehatan, yakni yang menyebutkan banyaknya depot air minum
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, yang memproduksi air minum yang tidak syarat
kimiawi dan radioaktif sebagaimana yang telah kesehatan menunjukkan lemahnya fungsi
ditentukan dalam Permenkes no pengawasan terhadap penyelenggaraan depot air
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan minum. Permasalahan ini harus segera diatasi
kualitas air minum. dengan serius melalui fungsi pengawasan yang
Proses pengolahan air pada depot air baik oleh pemilik depot air minum, pemerintah,
minum dilakukan melalui unit pengolahan yaitu: maupun masyarakat mengingat air minum
10 merupakan hal yang vital bagi kehidupan
1. Tangki penampung air baku manusia.

65 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pengawasan merupakan proses dalam saluran pembuangan limbah, aspek personal


menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan hygiene karyawan, dan kualitas bakteriologis
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil pada depot air minum isi ulang.14
yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah Pengawasan terhadap depot air minum
ditetapkan tersebut. Jadi fungsi pengawasan dilakukan secara internal dan secara eksternal.
adalah penetapan standard kinerja dan tindakan Berdasarkan subjek yang melakukan
yang harus dilakukan untuk mencapai standar pengawasan, maka jenis pengawasan terdiri dari
kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya12, 2 (dua) jenis, pertama pengawasan internal dan
dengan demikian dalam melakukan pengawasan, kedua, pengawasan eksternal. Pengawasan
ada tiga langkah penting yang perlu diterapkan, internal (internal control) adalah pengawasan
yaitu13: yang dilakukan secara mandiri terhadap tugas
1. Pengukuran terhadap hasil yang telah dicapai yang dibebankan kepada setiap pekerja,
2. Hasil kerja dibandingkan dengan tolok ukur sedangkan pengawasan eksternal adalah
yang telah dibuat dalam perencanaan pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang
3. Perbaikan segera terhadap penyimpangan atau bagian oleh orang lain.12 Jadi pengawasan
yang ditemukan dengan mencari faktor secara internal terhadap depot air minum
penyebab dan menentukan langkah dalam dilakukan oleh penyelenggara air minum
mengatasinya. sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh
Pemerintah telah menetapkan standar dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh Kantor
kualitas air minum dan setiap pelaku usaha yang Kesehatan Pelabuhan (KKP) khusus untuk
memproduksi air minum, termasuk usaha depot wilayah kerja KKP.3
air minum wajib mematuhi peraturan tersebut. Pengawasan eksternal terhadap depot air
Hal ini berarti sudah jelas ada standar yang harus minum dapat dilakukan secara optimal melalui
dicapai yakni kualitas air minum yang diproduksi pendekatan sistem., yang terdiri dari komponen-
harus memenuhi syarat fisik, kimia, komponen:
mikrobiologis, dan radiologis. Tugas besar yang 1. Input (Masukan)
harus segera dilakukan adalah bagaimana upaya Input adalah sumber daya yang
yang harus dilakukan oleh pemilik usaha depot dikonsumsikan oleh suatu sistem,15 dalam hal
air minum dan pemerintah untuk mencapai ini menyangkut pemanfaatan berbagai sumber
standar kualitas air minum tersebut, disinilah daya yang digunakan untuk mendukung
pentingnya fungsi pengawasan yang sungguh- proses pelaksanaan kegiatan program
sungguh baik oleh pelaku usaha terlebih oleh pengawasan penyelenggaraan depot air
pemerintah sebagai regulator. minum, meliputi:
Menurut Kepmenperindag RI No 651/MPP a. Sumber Daya Manusia (Man)
/Kep/l0/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Sumber daya manusia dalam suatu
Air Minum dan Perdagangannya, dikatakan organisasi memiliki peran dan fungsi
bahwa pengawasan terhadap depot diantaranya penting bagi pencapaian tujuan yang
penggunaan air baku, proses produksi, mesin dan hendak dicapai oleh sebuah organisasi.
peralatan, dan perdagangannya yang Sumber daya manusia dalam suatu
dilaksanakan secara berkala atau sewaktu jika organisasi mencakup keseluruhan manusia
penting. Selain itu pemantauan juga dilakukan yang terlibat dalam operasionalisasi
pada aspek sanitasi lingkungan diantaranya kegiatan perusahaan atau sebuah organisasi
kebersihan lingkungan pengolahan, bangunan, mulai dari level paling bawah hingga level
tempat cuci tangan, pembuangan sampah dan paling atas. Keseluruhan sumber daya

Virlita, Destriatania, Febry, Persepsi Kebiasaan Konsumsi Serat pada Remaja SMP dan SMA ● 66
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

manusia memiliki peran yang sama dalam Penempatan petugas sesuai bidang
mencapai tujuan perusahaan walaupun ada keilmuan dan kualifikasi pendidikan
perbedaan level, sehingga jika terjadi menjadi salah satu penentu tercapainya
pengabaian terhadap salah satu bagian dari petugas pengawasan yang efektif dan
sumber daya tersebut maka akan efisien. Selain itu pemeliharaan petugas
berimplikasi serius terhadap terhambatnya juga hal yang sangat penting, diantaranya
pencapaian tujuan organisasi.12 pelatihan dan pengembangan, penilaian
Pengawasan depot air minum secara kinerja, insentif atau reward, kesemuanya
eksternal oleh dinas kesehatan dilakukan ini dapat meningkatkan kinerja petugas
oleh sumber daya manusia yang telah dalam melakukan pengawasan depot air
ditetapkan secara terstruktur berdasarkan minum.
aturan atau kebijakan pemerintah. Petugas b. Dana (Money)
pengawasan depot air minum pada dinas Dana merupakan anggaran yang
kesehatan yang menangani langsung dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
pengawasan depot air minum berada di program. Aspek keuangan berperan
seksi penyehatan lingkungan sedangkan penting dalam terlaksananya program
petugas pengawasan dari puskesmas pengawasan depot air minum, dalam hal
berada di seksi sanitasi. Keseluruhan ini pemerintah tentu harus
petugas yang terlibat pada pengawasan mengalokasikan anggaran keuangan
depot air minum ini memiliki peranan yang untuk pelaksanaan pengawasan tiap
sama pentingnya sebagai ujung tombak tahunnya, tanpa keuangan yang terencana
dalam pelaksanaan penyelenggaraan dengan baik, tidak akan berjalan program
pengawasan depot air minum. pengawasan, padahal pengawasan harus
Menurut Stoner manajemen sumber ketat dilakukan sebab kecenderungan
daya manusia merupakan suatu prosedur untuk terjadinya produksi air minum dari
yang berkelanjutan untuk memasok suatu depot yang tidak sesuai standar akan
organisasi atau perusahaan dengan orang- berpotensi besar. Biaya yang diperlukan
rang yang tepat untuk ditempatkan pada sehubungan dengan pelaksanaan
posisi dan jabatan yang tepat pada saat pengawasan depot air minum dibebankan
organisasi memerlukannya.13 Terwujudnya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
sumber daya manusia atau petugas Daerah (APBD).10
pengawasan depot air minum yang Biaya pada program pengawasan
produktif, efektif dan efisien ditentukan depot air minum ini dialokasikan untuk
oleh keberhasilan manajemen sumber daya berbagai keperluan diantaranya biaya
manusia. Sumber daya manusia yang pengadaan sarana dan prasarana, biaya
efektif dapat diartikan sebagai petugas maintenance sarana dan prasarana seperti
yang mampu melakukan pekerjaan yang biaya kalibrasi alat-alat laboratorium,
benar, efisien maksudnya pekerja yang perawatan alat transportasi dan
mampu melakukan sesuatu dengan benar.12 komunikasi, perawatan software dan
Hal penting di sini adalah hardware. Alokasi biaya lainnya adalah
bagaimana mendapatkan dan memelihara untuk pelaksanaan di lapangan seperti
orang yang tepat sebagai petugas biaya transportasi petugas dan
pengawas depot air minum baik di dinas pemeriksaan air baku di laboratorium
kesehatan kota maupun di puskesmas. kesehatan lingkungan dinas kesehatan.

67 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

c. Sarana dan Prasarana (Material) Henry Fayol menyebutkan bahwa


Sarana dan Prasarana merupakan fungsi-fungsi manajemen yang utama yang
alat yang dibutuhkan dalam menunjang harus dilakukan manajer adalah antara lain:13
pelaksanaan kegiatan pengawasan 1. Perencanaan untuk menentukan tujuan dan
penyelenggaraan depot air minum berupa arah tindakan yang diikuti
bangunan laboratorium yang memenuhi 2. Pengorganisasian untuk membagi pekerjaan
standar nasional, sarana transportasi, diantara kelompok
komunikasi, teknologi komputer serta 3. Penggerakan anggota kelompok untuk
tersedia software sebagai alat untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
pencatatan dan pelaporan kegiatan ditentukan sebelumnya
pengawasan. 4. Pengawasan kegiatan-kegiatan untuk
d. Metode (Method) menyesuaikan dengan rencana
Metode adalah suatu prosedur dan 5. Pengendalian sumber daya agar beroperasi
cara yang digunakan dalam pelaksanaan secara optimal
kegiatan program pengawasan. Jadi untuk tercapainya tujuan secara
Pengawasan terhadap penyelenggaraan efektif dan efisien maka perlu didasarkan pada
depot air minum dilakukan secara prinsip-prinsip manajemen.13 Program
langsung maupun tidak langsung (indirect pengawasan penyelenggaraan depot air
supervision). Siagian (2008) menyebutkan minum akan tercapai secara efektif dan efisien
bahwa pengawasan tidak langsung tentu jika dilaksanakan melalui fungsi-fungsi
merupakan pengawasan yang dilakukan menajemen itu sendiri, yang terdiri dari:
oleh bawahan sehingga atasan hanya
melihat catatan, dokumentasia. dan laporan Perencanaan (Planning)
kegiatan, jadi teknik pengawasan Robbins dan Coulter (2002) menyebutkan
dilakukan dengan laporan lisan dan bahwa perencanaan merupakan suatu proses yang
tertulis. Sedangkan pengawasan langsung diawali dengan menetapkan tujuan organisasi,
dilakukan dengan inspeksi langsung, menentukan strategi untuk mencapai tujuan
observasi di tempat dan laporan di organisasi secara menyeluruh serta merumuskan
tempat.16 Pengawasan depot air minum sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
oleh dinas kesehatan dilakukan dengan mengintregrasikan dan mengkoordinasikan
metode secara langsung berupa observasi seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapai
menggunakan check list dan buku tujuan organisasi. Jelas terlihat perencanaan
pedoman pengawasan kualitas air minum. berguna untuk merumuskan sesuatu yang ingin
Pengawasan tidak langsung dilakukan dicapai oleh suatu organisasi serta bagaimana
melalui laporan puskesmas setiap cara mewujudkannya melalui rangkaian rencana
bulannya. kegiatan.12
2. Proses (Process) Sebelum melakukan pengawasan terhadap
Stoner dkk (1995) menyebutkan depot air minum, tentu banyak aspek penting
manajemen merupakan suatu proses yang perlu direncanakan secara matang, yang
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan meliputi Sumber Daya Manusia secara kualitas
dan pengawasan terhadap usaha-usaha para maupun kuantitas, program kerja dan tugas
anggota organisasi dan penggunaan sumber pokok dan fungsi, pendanaan, sarana dan
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan prasarana, pembahasan rencana kerja seksi, serta
organisasi yang telah ditetapkan.17 perencanaan waktu pelaksanaan program.

Virlita, Destriatania, Febry, Persepsi Kebiasaan Konsumsi Serat pada Remaja SMP dan SMA ● 68
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program penyehatan kualitas air merupakan salah dengan mengalokasikan keseluruhan sumber
satu tugas pokok dari seksi penyehatan daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah
lingkungan di samping pengawasan kualitas ditetapkan sebelumnya berdasarkan kerangka
lingkungan, penyehatan kawasan umum dan kerja organisasi. Jadi pengorganisasian
penyehatan sanitasi makanan dan minuman. merupakan proses pengaturan sumber daya
Perencanaan dana merupakan aspek manusia dan sumber daya lainnya dalam
penting yang harus dilakukan secara matang mencapai tujuan organisasi. Shcermerhon (1996)
untuk dapat terlaksananya program pengawasan menyebutkan pengorganisasian terdiri dari
depot air minum dengan efektif. Perencanaan pembagian pekerjaan, penugasan, pengalokasian
dana atau biaya untuk alokasi pelatihan SDM, sumber daya dan koordinasi pekerjaan.17
sarana, prasarana dan operasional yang berasal Pengorganisasian merupakan salah satu
dari APBD biasanya dilaksanakan pada awal komponen penting dalam pelaksanaan
tahun. pengawasan depot air minum. Adanya
Perencanaan waktu dalam hal ini pembagian tugas (job description) yang jelas
menyangkut perencanaan waktu pelaksanaan untuk setiap tenaga yang terlibat dalam
pengawasan dan waktu pelaporan hasil pengawasan depot air minum dilaksanakan oleh
pengawasan penyelenggaraan depot air minum. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK)
Dalam hal ini perlu dilakukan aturan yang tegas dengan pelaksana kegiatan Sub bidang Kesehatan
bagi petugas pengawas agar menyampaikan Lingkungan.
laporan hasil kegiatan pengawasannya dengan
tepat waktu. Pelaksanaan (Actuating)
Sarana dan prasarana penunjang mestinya Pelaksanaan (actuating) merupakan
harus direncanakan dengan baik seperti usaha untuk menciptakan kerja sama diantara
laboratorium kesehatan lingkungan, kendaraan pelaksana kegiatan untuk tercapainya tujuan
operasional, komputer dilengkapi printer, dan alat organisasi dengan efektif dan efisien.
komunikasi serta sarana lainnya yang dapat Pelaksanaan sebagai salah satu fungsi manajemen
menunjang kelancaran kegiatan pengawasan bertujuan untuk:13
depot air minum. Pada lampiran Peraturan 1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 2) Meningkatkan kapabilitas dan keterampilan
Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan petugas
tenaga sanitarian, disebutkan bahwa pemerintah 3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
kabupaten/kota melengkapi sanitarian yang apa yang menjadi tanggung jawabnya
bertugas dengan peralatan kesehatan lingkungan 4) Organisasi dapat berkembang lebih dinamis
khususnya untuk kualitas air yaitu water Pengawasan terhadap depot meliputi
contamination monitoring test kit, water quality penggunaan air baku, proses produksi, mesin dan
GPS multi parameter, simple water test kit, waste peralatan, serta perdagangannya dilakukan secara
water test kit, dan water test kit for berkala atau sewaktu-waktu diperlukan.10
microbiology.18 Pengawasan terhadap depot air minum
mencakup beberapa aspek yakni aspek sanitasi
Pengorganisasian (Organizing) lingkungan diantaranya kebersihan lingkungan
pengolahan, bangunan, tempat cuci tangan,
Pengorganisasian merupakan fungsi
pembuangan sampah dan saluran pembuangan
manajemen yang berhubungan dengan
limbah, aspek personal hygiene karyawan, dan
pembagian tugas. Pengorganisasian dilakukan
kualitas bakteriologis pada depot.14 Pengawasan

69 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

eksternal dan internal dapat dilakukan dengan


dua cara yakni secara berkala dan atas indikasi Penentuan banyaknya dan jumlah
pencemaran. Pengawasan eksternal berkala pengambilan sampel pada kualitas air yang siap
dilaksanakan pada unit pengisian wadah air dimasukkan ke dalam wadah, didasarkan pada
minum, sedangkan untuk pengawasan internal ketetapan dalam Tabel 3:19
berkala dilakukan pada unit pengolahan dan unit
pengisian wadah air minum.19 Tabel 3.
Inspeksi sanitasi air minum dari depot Jumlah dan Frekuensi Pengambilan pada
dilakukan dengan ketentuan yang didasarkan Kualitas Air yang Siap dimasukkan ke Wadah
pada lokasi titik dan frekuensi minimal. Lokasi
Parameter Frekuensi Jumlah
titik inspeksi terdiri dari asal air baku, alat pengujian sampel
pengangkut air baku, tendon, dan pencucian Mikrobiologi 1 bulan sekali 1
galon, yang masing-masing dilakukan 4 (empat) Fisika 1 bulan sekali 1
Kimia wajib 6 bulan sekali 1
kali dalam setahun.19
Kimia tambahan 6 bulan sekali 1
Penentuan banyaknya sampel dan
banyaknya pengambilan sampel bagi air minum
yang siap dimasukkan ke dalam wadah pada Pemeriksaan berkala sangat perlu
pelaksanaan pengawasan eksternal didasarkan dilakukan untuk menjamin kualitas air minum
pada ketetapan yang dapat dilihat pada Tabel 1.9 dari depot air minum karena tanpa pengawasan
eksternal ini, ada kecenderungan pemilik depot
Tabel 1. air minum untuk tidak memperhatikan kualitas
Jumlah dan Frekuensi Pengambilan Sampel air minum yang diproduksinya. Khoeriyah (2013)
menyebutkan terdapat 14,3 % depot air minum
Parameter Frekuensi Jumlah belum memenuhi syarat, yang kemungkinan
pengujian sampel
Mikrobiologi 1 bulan sekali 1
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sumber
Fisika 1 bulan sekali 1 air baku mengandung coliform, proses
Kimia wajib 6 bulan sekali 1 penjernihan yang belum memenuhi syarat, galon
Kimia tambahan 6 bulan sekali 1
yang terkontaminasi coliform akibat pencucian
Depot melaksanakan pengawasan internal yang kurang bersih atau penyegelan yang kurang
pada kualitas air baku dan kualitas air minum baik.20
yang siap dimasukkan ke dalam wadah/galon.
Penentuan banyaknya dan jumlah pengambilan Pengawasan (Controlling) dan Evaluasi
(Evaluation)
sampel pada kualitas air baku dilakukan dengan
ketetapan yang dijelaskan dalam tabel 2.9 Program pengawasan depot air minum
dalam pelaksanaannya perlu dilakukan
Tabel 2. pengawasan oleh kepala dinas kesehatan dibantu
Jumlah dan Frekuensi Pengambilan sampel
oleh Kepala Bidang Pengendalian Masalah
pada Kualitas Air baku
Kesehatan (PMK) dengan tujuan untuk menjaga
Parameter Frekuensi pengujian Jumlah agar kegiatan tetap mengarah pada tujuan dan
sampel mencegah terjadinya kesalahan. Pengawasan
Mikrobiologi 1 bulan sekali 1
dilakukan terhadap laporan kegiatan yang berupa
Fisika 1 bulan sekali 1
dokumentasi, laporan lisan dan dokumen laporan
Kimia wajib 6 bulan sekali 1
Kimia tambahan 6 bulan sekali 1
tertulis kegiatan yang dilakukan.19 Controlling
terhadap kegiatan pengawasan depot air minum

Virlita, Destriatania, Febry, Persepsi Kebiasaan Konsumsi Serat pada Remaja SMP dan SMA ● 70
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

dilakukan saat kegiatan berlangsung, dalam hal KKP dilakukan dengan mengirimkan laporan
ini perlu segera dilakukan perbaikan jika pengawasan kualitas air minum berdasarkan
seandainya ditemukannya penyimpangan pada laporan penyelenggara air minum dan hasil
pelaksanaan kegiatan pengawasan. pengawasan eksternal kepada bupati/walikota
Program pengawasan depot air minum setempat.19
tidak hanya sampai pada tahap controlling tetapi
juga perlu dilakukan evaluasi terhadap Output
keseluruhan komponen pada program Output didefinisikan sebagai hasil
pengawasan depot air minum. Evaluasi dalam hal langsung dari suatu sistem.15 Output atau hasil
ini dimaksudkan terhadap output yang tentu diharapkan mencapai standard yang telah
dilaksanakan setelah kegiatan selesai untuk ditetapkan di awal. Ketika pencapaian hasil tidak
mengetahui apakah output, effect atau out come sesuai dengan standard yang ditetapkan maka
program sudah sesuai dengan target yang telah perlu adanya evaluasi sehingga dapat dilakukan
ditetapkan sebelumnya.15 umpan balik (feedback), untuk memperbaiki atau
Evaluasi pada program pengawasan depot melengkapi setiap komponen dalam sistem.
air minum dilakukan dengan membandingkan Hasil yang diharapkan dari pengawasan depot air
realisasi masukan (input), keluaran (output) dan minum adalah tercapainya pengawasan yang
hasil (outcome) terhadap rencana dan standar optimal terhadap penyelenggaraan depot air
kegiatan pengawasan depot air minum yang telah minum isi ulang. Tercapai atau tidaknya
ditetapkan sebelumnya untuk mengetahui tingkat pengawasan yang optimal terhadap
keberhasilan atau tingkat capaian dari program penyelenggaraan depot perlu dievaluasi sehingga
pengawasan depot air minum serta sebagai dasar dengan demikian dapat diberikan feedback untuk
penetapan rencana tindak lanjut. perbaikan berbagai unsur dalam sistem
Pencatatan dan pelaporan kegiatan pengawasan.
pengawasan eksternal dan internal air minum
perlu dilakukan oleh pihak penyelenggara Out come
maupun dinas kesehatan kabupaten/kota dan Out come merupakan hasil atau dampak
KKP. Penyelenggara air minum wajib mencatat tidak langsung dari proses suatu sistem.15.
setiap kegiatan yang menyangkut pengawasan Tercapainya pengawasan yang optimal terhadap
internal diantaranya rencana pengambilan dan depot air minum akan menimbulkan dampak
pengujian sampel air minum, detail setiap data positif bagi tercapainya produksi air minum yang
sampel, inspeksi sanitasi dan pengujian sampel aman dengan kualitas yang memenuhi syarat.
air minum. Dinas kesehatan kabupaten/kota dan Peningkatan jumlah depot yang memproduksi air
atau KKP juga harus melakukan pencatatan minum yang memenuhi standard kualitas tentu
terhadap hasil kegiatan pengawasan eksternal akan berbanding lurus dengan peningkatan
dalam hal ini inspeksi sanitasi dan pengujian jumlah masyarakat yang dapat mengakses air
sampel air minum. Penyelenggara air minum minum yang syarat dengan kesehatan.
melaporkan hasil pengujian sampel air minum di Peningkatan akses masyarakat akan air minum
titik terjauh unit distribusi setiap bulan, temuan yang memenuhi standard kualitas akan
hasil pengawasan internal, penjelasan ringkas berpengaruh positif dalam penurunan angka
tentang area yang bermasalah dan tindakan kesakitan pada kejadian water borne disease.
perbaikan yang dilakukan kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota. Sementara pelaporan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan atau

71 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pencapaian kualitas Air minum isi ulang


KESIMPULAN DAN SARAN yang aman bagi kesehatan ditentukan oleh
adanya pengawasan yang optimal terhadap
Penyelenggaraan depot air minum masih
keseluruhan rangkaian proses produksi air minum
merupakan masalah di Indonesia karena
secara internal oleh pengusaha depot sebagai
banyaknya depot yang memproduksi air minum
pelaku produksi, terutama pengawasan eksternal
yang tidak syarat dengan standar kualitas.
oleh pemerintah sebagai regulator sekaligus
Rendahnya kualitas air minum yang diproduksi
pengawas eksternal. Oleh karena itu pelaksanaan
depot dapat menjadi indikator lemahnya fungsi
pengawasan seharusnya dilakukan dengan
pengawasan dalam penyelenggaraan depot air
sungguh-sungguh melalui pendekatan sistem
minum, baik secara internal maupun secara
manajemen sehingga dapat berjalan dengan
eksternal.
efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA Pomits . 2013. Vol.2, No.2, ISSN: 2337-


3539 (2301-9271 Print)
1 Noto Atmodjo S. Kesehatan Masyarakat 8 Saleh, R., Onny Setiany, Nurjazuli.
Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.2007. Efektivitas Unit Pengolahan Air di Depot
2 Depkes RI. Laporan Riset kesehatan dasar. Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dalam
Badan Penelitian dan Pengembangan Menurunkan Kadar Logam (Fe, Mn) dan
Kesehatan. 2010. Mikroba di Kota Pekalongan. Jurnal
3 Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2013.
No. 492 /MENKES/PER/IV/2010 tentang Vol.12 No.1 diakses dari http://www.e-
Persyaratan Kualitas Air Minum.2010. bookspdf.org
4 Keman, S. Quality Of Refilled Drinking 9 Tomasia A. M. DO R. E Sousa. Abstrak.
Water in Surabaya . Folia medica Hubungan escherichia coli pada depot air
Indonesiana.2005.Vol. 41 No.1. Diakses dari minum isi ulang dengan kejadian diare pada
Cityhttp://journal.unair.ac.id/filerPDF/Soedj balita di Kecamatan Dom Aleixo Kabupaten
ajadiE.pdf ( 4 Februari 2014) Dili Timor-Leste tahun 2012. Diakses dari
5 Adiatma, R., Danang Endarto, Setya http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-
Nugraha. 2014. Studi Persebaran Depot Air 20318082.pdf
Minum Isi Ulang dan Kualitas Air Minum 10 Keputusan Menteri Perindustrian Dan
Isi Ulang Secara Mikrobiologis di Perdagangan Republik Indonesia nomor
Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 651/MPP /Kep/l0/2004 tentang Persyaratan
2014 Diakses dari Teknis Depot Air Minum dan
http://download.portalgaruda.org/article.php Perdagangannya
?article=332584&val=4079&title 11 Yudo, S, Raharjo, PN. Evaluasi Teknologi
6 Wandrivel, R, Netti Suharti, Yuniar Lestari. Air Minum Isi Ulang di DKI Jakarta.
Kualitas Air Minum Yang Diproduksi Depot Diakses dari
Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/articl
Padang Berdasarkan Persyaratan e/view/48 Vol 1 No. 3 (15 April 2014)
Mikrobiologi diakses dari 12 Sule, E.T., Saefullah, Kurniawan. Pengantar
http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_1no_ Manajemen, Edisi Pertama. Jakarta: Prenada
3/129-133.pdf (Mei, 2015) Media. 2005
7 Pradana, A.Y., Bowo Joko Marsono. Uji 13 Syafrudin. Organisasi dan manajemen
Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan pelayanan Kesehatan dalam kebidanan.
Sukodono, Sidoarjo Ditinjau dari Perilaku Jakarta : Penerbit Trans Info Media. 2009
dan Pemeliharaan Alat. Jurnal Teknik

Virlita, Destriatania, Febry, Persepsi Kebiasaan Konsumsi Serat pada Remaja SMP dan SMA ● 72
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

14 Munandar, A. Teknik Pengawasan Depot 18 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Air Minum Isi Ulang (Damiu).2013.Diakses Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No
dari 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikara Pekerjaan Tenaga Sanitarian. 2013.
ng/index.php? (17 februaari 2014) 19 Depkes RI. Lampiran Peraturan Menteri
15 Muninjaya, A.A.G. Manajemen Kesehatan. Kesehatan No 736 Tentang Tata Laksana
Penerbit Buku Kedokteran EGC.1999 Pengawasan Kualitas Air Minum. 2010.
16 Murnawantika, D. Pengaruh Pengawasan 20 Khoeriyah, A. , Anies , Henna Rya Sunoko.
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Aspek Kualitas Bakteriologi Dan Hygiene
Pada Cv. Putra Kaltim Di Samarinda.2014. Sanitasi Fisik Depot Air Minum Isi Ulang
diakses dari http://ejournal.adbisnis.fisip- (Damiu) Di Kecamatan Cimareme
unmul.ac.id/site/ Kabupaten Bandung Barat. Diakses dari
17 Wijayanto, D. Pengantar manajemen. http://eprints.undip.ac.id/40580/1/010-
Jakarta : PT. Gramedia pustaka Utama. 2012 Ari_Khoeriyah.Pdf (2 Agustus 2015).

73 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai