Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN


MENGGUNAKAN SOUND METER PADA ZONA B (PENDIDIKAN)

OLEH :

1. Isni Filiandini Syaiful D12112001


2. Andi Fahdina Fitrianti Aslam D12112004
3. Andi Rafika Dwi Rachma D12112103
4. Nurul Masyiah Rani D12112253
5. Andi Widya Khairunnisa D12112263
6. Khaira Sakiah Jufri D12112272

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014
A. Pendahuluan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar sebuah sekolah maupun
perguruan tinggi diperlukan suasana yang tenang dan nyaman sehingga
proses belajar mengajar bias berjalan sesuai harapan. Namun kondisi
tersebut sulit untuk diciptakan karena ada saja sumber kebisingan suara
yang di timbulkan oleh transportasi seperti kendaraan bermotor.Suara
sepeda motor yang ngebut tanpa memikirkan keselamatan pengguna jalan
yang lain, suara klakson serta suara knalpot motor. Kesulitan pengaturan
kebisingan knalpot untuk motor karena konsumen banyak yang mengganti
knalpot mereka dengan bukan standar pabrikan.
Kebisingan di sekolah dapat dipengaruhi oleh lokasi pendirian gedung
sekolah yang dekat dengan sumber kebisingan seperti jalan raya, bandar
udara, pasar dan sebagainya. Sedangkan intensitas kebisingan tersebut
dipengaruhi oleh jarak, waktu keberlangsungan dari peningkatan emisi suara
di suatu tempat dan begitu pun untuk lingkungan sekolah.

B. Metodologi Penelitian
Survey ini merupakan survey lapangan (observasional) dengan tujuan
mengetahui seberapa besar tingkat kebisingan pada sarana pendidikan.
Dalam melakukan pengukuran kami menggunakan aplikasi android yaitu
sound meter dengan interval jarak tertentu dari objek sumber kebisingan.
Objekdalam survey iniadalahgedung belajar/perkuliahan yang menjadi
pusat belajar siswa atau mahasiswa.
Kami melakukan pengukuran ini pada 3 lokasi pendidikan yang
terdapat di kabupaten Gowa. Survey pengukuran tingkat kebisingan ini
kami lakukan selama 2 hari yaitu Senin, 17 Maret 2014 dan Rabu.19 Maret
2014. Adapun 3 lokasi pendidikan yang kami survey yaitu :
1. Kompeks SDN Sungguminasa yang terletak di jalan pendidkan No. 1
Sungguminasa Kab. Gowa
2. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. UIN Alauddin ini
merupakan salah satu dari 3 Universitas negeri yang berada di Makassar.
Terletak di jalan. Sultan Alauddin, Samata.
3. SMA Neg. 1 Bontomarannu yang terletak di jalan Poros Malino.

C. Hasil dan Pembahasan


Pengukuran kebisingan dilakukan di kompleks SDN Sungguminasa,
UIN Alauddin Makassar, dan SMA Neg 1 Bontomarannu. Dimana sumber
suara yang diukur dengan interval jarak 0 m, 5m, 15m, dengan titik awal
pengambilan data di ruang kelas. Adapun hasil pengukuran kebisingan yang
kami peroleh adalah sebagai berikut:
Tabel Pengukuran Tingkat Kebisingan

No. Lokasi Pengukuran Titik Pengambilan Tingkat


Jarak (m)
Data Kebisingan (dB)
Ruang Kelas 0 82-85
Kompleks SDN Pintu Gerbang 5 75-85
1. Sungguminasa
Jalan Raya 15 78-85

Ruang Kelas 0 73-75

UIN Alauddin Makassar Koridor 5 76-79


2.
Tempat Parkir 15 68-70

RuangKelas 0 59-62
SMA Neg. 1 Halaman Sekolah 5 65
3. Bontomarannu
Gerbang Sekolah 20 72

Sumber : data primer 2014

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa dari 3 lokasi pengukuran
kebisingan yang kami lakukan, berdasarkan titik pengambilan data di ruang
kelas dapat diketahui bahwa pada kompleks SDN Sungguminasa tingkat
kebisingannya yang paling tinggi yaitu 82-85dB. Hal ini diakibatkan karena
pada saat pengambilan data yang kami lakukan bertepatan dengan waktu
istirahat sehingga suasana pada saat itu tingkat kebisingannya cukup tinggi.
Berbeda dengan titik pengambilan data di ruang kelas pada SMA Neg.
1 Bontomarannu dengan tingkat kebisingan 59-62 dB dan UIN Alauddin
Makassar dengan tingkat kebisingan 73-75 dB, dimana pengambilan data
kami lakukan pada saat proses belajar-mengajar sehingga suasana didalam
ruang belajar cukup tenang.
Pada titik pengambilan data di pintu gerbang dan jalan raya pada
kompleks SDN Sungguminasa terlihat memiliki tingkat kebisingan yang
hampir sama yaitu antara 75-85 dB. Hal ini diakibatkan karena sumber
suara dari titik ini adalah sama yaitu berasal dari aktivitas transportasi yang
melintas di depan sekolah. Dimana aktivitas ini akan sangat berpengaruh
terhadap tingkat kebisingan.
Lokasi pengukuran di UIN Alauddin Makasaar, dengan titik
pengambilan data pada koridor ruang kelas terlihat bahwa tingkat
kebisingannya yaitu 76-79 dB.Tingkat kebisingan dari titik ini cukup tinggi
karena dari titik awal ruang kelas yang kami ukur berdekatan dengan sekret
Himpunan Mahasiswa sehingga sumber kebisingan yang berasal dari
percakapan mahasiswa tutut menyumbang besarnya tingkat kebisingan yang
kami ukur di koridor ruang kelas.
Sedangkan titik pengambilan data di tempat parkir pada lokasi UIN
Alauddin Makassar dengan tingkat kebisingan 68-70 dB. Hal ini sama
dengan keadaan halaman sekolah di SMA Neg. 1 Bontomaraanu dengan
tingkat kebisingan 65 dB. Dimana kedua titik ini memiliki tingkat
kebisingan yang normal karena pada saat pengambilan data pengukuran
bertepatan dengan jam perkulihan sehingga tidak aktivitas kendaraan di
tempat ini terbilang sepi.
Selain itu pada lokasi pengukuran di SMA Neg. 1 Bontomarannu
dengan titik pengambilan data di gerbang sekolah dengan tingkat kebisingan
72 dB. Hal ini dipengaruhi oleh letak sekolah ini yang berada di jalan poros
malino yang meupakan jalan arteri. Dimana setiap hari jalan ini dilalui oleh
aktivitas truk sehingga berpengaruh terhadap tingkat kebisingan di sekolah
ini.
D. Penutup
Dari hasil pengukuran kebisingan pada 3 lokasi dapat kami simpulkan
bahwa tingkat kebisingan yang terjadi pada titik pengambilan sampel yang
berbeda didapatkan hasil yang bervariasi dimana jarak pengambilan data
dari sumber suara tentu sangat berpengaruh terhadap besarnya tingkat
kebisingan di area pendidikan. Akan tetapi terdapat faktor lain yang juga
akan mempengaruhi besarnya tingkat kebisingan seperti aktivitas
transportasi dan percakapan manusia.
Oleh sebab itu, sebaiknya letak area pendidikan tidak dekat dengan
dengan jalan raya yang dapat menimbulkan kebisingan dengan adanya
aktivitas trnsportasi. Selain itu. Diharapkan agar setiap ruang kelas didesign
agar sumber suara dari luar tidakmasuk kedalam ruang kelas karena hal ini
tentu akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di area
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai