Kata kunci : sekolah, kebisingan, kota Makassar, dan MAN 2 MODEL MAKASSAR
Abstract
A School is a place where held the process of learning. One factor for achieving a good learning environment is
spared from the noise problem. Where schools studied were MAN 2 MODEL MAKASSAR located at an
intersection of AP Pettarani and Sultan Alauddin streets. Both of them are crowded transport pathway in the city of
Makassar. The study has been done by measuring the level of noise using the Sound Level Meter TM 103 by taking
a 38 of point locations spreaded the inside and outside of school. From the results of noise measurements is made
noise mapping in order to know distribution maps of noise in school area. Distributing questionnaires as much as
250 respondents in order to determine the level of noise acceptance perceived by students, teachers and staff in the
school. Quality standard of noise level is allowed in the school is 55 dB according to the Decree of the Minister of
Environment No. 48 1996. The results of all the study sample points have exceeded the quality standard. the value
of the lowest noise level are in the inside of school of 62.4 dB, while the value of the largest noise level are on the
edge of Jl. AP Pettarani of 83.1 dB. at the mapping, the green color for the intensity of the noise level below 70 dB
located at the rear of the school that rather quiet, yellow for the level of noise with the noise intensity between 70-78
dB in the inside of the fences and around the field of the school, and red for the level of noise with intensity above
78 dB are around highway. Perceptions of students, teachers and staff about the level of noise in the residential
around the schools the dominant answered disturbed and only few answered are not disturbed. according to these
conditions it is proposed to make the handling of noise which may be done by making the walls, especially at points
of locations that have been measured noise levels them is higher.
Key words : school, noise, Makassar city, and MAN 2 MODEL MAKASSAR
PENDAHULUAN standar tersebut. Lokasi sekolah yang berada
di dekat jalur transportasi ramai
Sekolah merupakan suatu tempat dimana mengakibatkan adanya kebisingan saat
berlangsungnya proses belajar mengajar. kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Proses belajar mengajar ini akan
berlangsung dengan baik apabila berada Keramaian kota Makassar yang
pada lokasi lingkungan fisik yang baik yaitu dikarenakan mobilitas masyarakat yang
kondisi yang memungkinkan para siswa semakin meningkat, memberikan dampak
belajar dengan optimal, sehat, aman dan bising dari ruas-ruas jalan kota Makassar.
selamat. Salah satu faktor untuk mencapai Sehingga perlu dilakukan penelitian pada
kondisi tersebut yaitu terhindar dari masalah kawasan sekolah yang letaknya berada di
kebisingan. samping jalan arteri di kota Makassar.
Dilihat dari dampak kebisingan terhadap
Semakin tinggi pengguna jasa siswa dapat terganggu konsentrasi saat
transportasi di wilayah perkotaan membaca, ketika kebisingan terjadi saat
menyebabkan keramaian lalu lintas pada proses belajar mengajar berlangsung.
wilayah tersebut semakin meningkat. Namun, kebisingan dalam kelas dapat di
Tingginya intensitas kendaraan yang cegah dengan mengatur siswanya sendiri.
melintas di jalan raya kota tentunya Sedangkan di luar kelas memerlukan solusi
mempunyai dampak lingkungan di penanganan sendiri agar kebisingan tidak
sepanjang jalan yang dilewati kendaraan terpapar masuk ke dalam kelas dan
(Purwadi, 2006). mengganggu proses belajar mengajar.
Kendaraan-kendaraan tersebut dalam Banyaknya kendaraan yang melintas
pengoperasiannya menimbulkan suara-suara di jalan sekitar MAN 2 MODEL
seperti, suara mesin kendaraan yang keluar MAKASSAR menyebabkan tingginya
dari knalpot, suara klakson kendaraan kebisingan di sekitar sekolah tersebut.
maupun suara-suara yang diakibatkan oleh Kebisingan ini di timbulkan karena letak
aktivitas dari mesin kendaraan yang lainnya. MAN 2 MODEL MAKASSAR berada pada
Pada level tertentu suara-suara tersebut tikungan jalan yakni berada antara jalan
masih dapat ditoleransi oleh masyarakat, pettarani dan jalan alauddin. Adanya dua
dalam artian suara yang diakibatkan masih jalan arteri tersebut dilintasi kendaraan-
tidak menimbulkan suatu gangguan kendaraan berat seperti truk dan lain-lain
kenyamanan dan gangguan lainnya terhadap yang suara mesinnya menimbulkan
masyarakat, akan tetapi pada tingkat yang kebisingan.
lebih tinggi suara yang ditimbulkan oleh
kendaraan-kendaraan transportasi tersebut Jenis kendaraan yang melewati ruas
sudah dapat dikatakan sebagai suatu jalan A.P.Pettarani berdasarkan hasil
gangguan yang disebut polusi suara atau penelitian terdiri atas jenis kendaraan
kebisingan (Djalante, 2010). bermotor, kendaraan penumpang, kendaraan
hantaran bis, truk (2 as atau lebih), dan tak
Jalur transportasi adalah sumber bermotor. Jl.A.P.Pettarani gerak lurus rata-
kebisingan di lingkungan sekolah. rata adalah sebesar 3632,48 smp/jam, dan
Kebisingan yang diperbolehkan dalam volume maksimum rata-rata terjadi pada
sekolah adalah 55 dB menurut Keputusan hari Jumat sebesar 5009,525 smp/jam dan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 yang terendah terjadi pada Rabu yaitu
Tahun 1996 sehingga sekolah-sekolah yang sebesar 2488,6 smp/jam. Arus lalu lintas
berada di dekat lalu lintas harus memenuhi
rata-rata tertinggi terjadi pada hari Senin kebisingan, bagaimana memetakan
yaitu sebesar 6206 smp/jam (Nurhayati, kebisingan, bagaimana tingkat penerimaan
2013). bising pada kawasan MAN 2 MODEL
MAKASSAR?
Mengatasi masalah kebisingan
sekolah menengah atas di kota Makassar di Tujuan dari penulisan ini adalah :
jalur arteri yang setiap harinya dilalui 1. Menganalisis kondisi tingkat
banyak kendaraan harus dengan metode kebisingan terhadap nilai baku mutu
yang tepat sasaran dan efektif. Untuk kebisingan sekolah yang
menganalisis tingkat kebisingan dan dipersyaratkan.
ketergangguan terhadap bising di sekolah 2. Memetakan sebaran tingkat
menengah atas di kota Makassar khususnya kebisingan pada kawasan MAN 2
sekolah yang berada di jalur arteri maka MODEL MAKASSAR.
penulis bermaksud untuk melakukan 3. Mengetahui tingkat penerimaan
penelitian yang berjudul : bising terhadap siswa, guru, dan
pegawai di sekitar kawasan MAN 2
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN MODEL MAKASSAR.
PADA KAWASAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS DI KOTA METODOLOGI PENELITIAN
MAKASSAR
Skema penelitian yang akan dilakukan dapat
Berdasarkan latar belakang tersebut dilihat pada kerangka penelitian
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagaimana yang dijelaskan pada Gambar
penelitian yaitu bagaimana tingkat 3.
55
berada pada titik 2 sebesar 83,1 dBA. Titik
50 26 berada jauh dari jalan sehingga nilai
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Titik Pengamatan tingkat kebisingannya rendah sedangkan
L90
L10
L1
titik 2 berada di tepi jalan AP Pettarani
L50
sehingga nilai tingkat kebisingannya
Gambar 3 Grafik Nilai L90, L10, L1, tinggi. Berdasarkan penelitian terdahulu
L50, di seluruh titik pengamatan yang dilakukan pada hari senin tanggal 6
mei 2013 didapatkan data volume
Dari tingkat kebisingan terhadap kendaraan dalam satu hari di jalan AP
frekuensi dapat diketahui nilai L90, L50, Pettarani yaitu sepeda motor berjumlah
L10 serta nilai L1 yang kemudian dapat 137.565 unit, mobil sedan 10.658 unit,
digunakan untuk menghitung nilai Leq jeep 2.665 unit, van mini bus 59.306 unit,
setiap titik. bus wisata 151 unit, bus besar 143, bus
Leq = L50 + 0,43 (L1-L50) sedang 307, mobil penumpang atau pete-
= 59,3 dB + 0,43 (75,9 pete 3.509 unit, taksi 1476 unit, truk berat
dB - 59,3 dB) 463 unit, truk sedang 3.402 unit, pick up
= 66,4 dB 5.630 unit. Sedangkan volume kendaraan
Nilai Leq Maksimum diperoleh yang melewati jalan sultan alauddin yaitu
pada titik 2 yakni 83,1 dB sedangkan nilai sepeda motor berjumlah 88.454 unit, mobil
Leq minimum diperoleh pada titik 26 sedan 4.471 unit, jeep 1.125 unit, van mini
yakni 62,4 dB. Hasil dalam bentuk grafik bus 15.448, bus wisata 7 unit, bus besar 4
dapat dilihat pada gambar 4.2 dan gambar unit, bus sedang 23 unit, mobil penumpang
4.3. atau pete-pete 5.296 unit, taksi 2.221
Setelah diperoleh nilai tingkat unit, truk berat 453 unit, truk sedang 886
kebisingan ekuivalen (Leq) selanjutnya unit, pick up/mobil hantaran 2.210 unit
nilai-nilai Leq tersebut disesuaikan dengan (Irfan,2013).
Baku Mutu Tingkat Kebisingan menurut Volume kendaraan sebanyak inilah
KepMenLH No 48 tahun 1996. Fluktuasi yang menyebabkan tingkat kebisingan di
tingkat kebisingan Leq dapat dilihat pada sekolah MAN 2 MODEL MAKASSAR
Gambar 4.4. tinggi dan dapat menyebabkan gangguan
90
pada saat belajar mengajar serta terjadi
85
dampak-dampak kebisingan sebagaimana
80 telah dijelaskan pada bab 2. Keadaan di
sekitar sekolah MAN 2 MODEL sangat
Tingkat Bising (dB)
75
6
8
5
1
4
Titik 3
2
26
22
21
23
31
25
20
27
29
32
34
24
37
33
36
30
35
19
12
Titik11
10
13
14
17
15
18
16
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Gambar 5 tingkat kebisingan berdasarkan
lokasi titik pengamatan
dB
berada di sekitar jalan AP. Pettarani dan Dilihat dari gambar 4.4 250 responden
jalan Sultan Alauddin yang banyak dilalui yang ada 80% memiliki umur sekitar
kendaraan, warna kuning berada di sekitar 17-23 tahun, 18 % memiliki umur
area lapangan sekolah dimana kebisingan sekitar 23-30 tahun, dan 2% memiliki
di pengaruhi aktifitas siswa di lapangan, umur 30-50 tahun. Mayoritas responden
sedangkan warna hijau berada di bagian berumur 17 tahun karena lokasi
belakang sekolah yang agak sepi. penelitian berada pada sekolah
menengah atas.
Analisis Tingkat Penerimaan c. Pendidikan
Kebisingan
Analisa kuesioner ini dimaksudkan D3/S1 S2/S3
16% 3%
untuk mengetahui persepsi dan harapan
masyarakat terhadap tingkat kebisingan
lingkungan dan bagaimana pengendalian
yang dilakukan. Analisa kuisioner ini SMA
disajikan dalam empat tingkatan yaitu 81%
Identitas Responden, Persepsi Terhadap Gambar 9 pendidikan
Tingkat Kebisingan, Pengaruh Kebisingan, Dari gambar 9 di atas dapat dilihat 81
dan Persepsi Terhadap Upaya % responden pendidikan SMA, 16 %
Pengendalian Kebisingan dengan pendidikan D3/S1 dan 3 % pendidikan
membagikan sebanyak 250 sampel S2/S3.
kuesioner. Kuesioner ini mewakili d. Pekerjaan
sebagian siswa, guru dan pegawai berada
PNS/P
di sekitar sekolah olri/TN
a. Jenis kelamin Pegaw
I
Dari 250 responden yang mengisi ai Non
6%
PNS
kuesioner didapatkan hasil 63 %
12%
berjenis kelamin perempuan dan 37 % Pelajar
berjenis kelamin laki-laki. /Maha
Persentasenya dapat dilihat pada siswa
gambar 8 di bawah ini. Gambar 10 pekerjaan
Dari 250 responden 82 % diantaranya
laki- pelajar/mahasiswa, 6 % memiliki
laki pekerjaan PNS/Polri/TNI dan 12 %
37% adalah pegawai Non PNS. Mayoritas
perem
puan
responden memiliki pekerjaan sebagai
63% pelajar karena lokasi penelitian adalah
sekolah menengah atas.
e. Persepsi tingkat kebisingan
Gambar 8 Jenis kelamin responden Kuran Tidak
b. Umur Sangat
g Ribut
Ribut
Ribut 1%
13%
23-30 30-50 Agak Ribut
18% 2% Ribut 23%
58%