Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Obat 4 fungsi : Seleksi dan perencanaan, pengadaan, distribusi serta penggunaan.

Manjemen Suport : Sistem pengorganisasian, keuangan, Sistem informasi, SDM

Penarikan Obat (Recall) alasan : Rusak, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat : keamanan,
khasiat, mutu & penandaan.

Dasar Penarikan sediaan Farmasi : Edaran BPOM, Edaran Pabrik, Edaran Distributor,
Kondisi ED, kondisi Rusak.

BPOM :Kriteria Kelas I : penarikan obat apabila digunakan menyebabkan efek yang serius
terhadap kesehatan yg berpotensi menyebabkan kematian.

Kelas II : Penerikan obat apabila digunakan menyebabkan penyakit yg efeknya sementara


terhadap kesehatan dan dapat pulih kembali. Kelas III : Penarikan obat yg tidak dapat
menimbulkan bahaya signifikan terhadap kesehatan tetapi karena alasan lain, dan tidak
termasuk kelas I dan II.

Penarikan WAJID dan SUKARELA : Wajib (Mandatory Recall) : diperintah oleh Kepala
BPOM, Sukarela (Voluntary Recall) : diprakarsai oleh pemilik Izin Edar.

Penarikan tidak memenuhi syarat penandaan : Nama Produk dan atau merek dagang,
nama badan usaha yg memproduksi, komponen pokok sediaan farmasi dan alkes, tata cara
penggunaan, tanda peringatan, batas waktu kadaluwarsa untuk sediaan farmasi tertentu.

Ketentuan dan tatacara penarikan obat : 1. Obat kadaluwarsa dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Obat ED narkotik dan psikotropik dilakukan oleh apoteker dan
disaksikan oleh dinkes kesehatan kabupaten/kota. 2. Pemusnahan obat selain narkotik dan
psiko dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yg memiliki surat
izin kerja. Pemusnahan menggunakan formulir 1 sebagaimana terlampir. 3. Pemusnahan dan
penarikan sediaan farmasi dan BMHP sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4.
Penarikan sediaan farmasi yg tidak memenuhi standar dilakukan pemilik izin edar perintah
penarikan oleh BPOM / Sukarela oleh pemilik izin edar tetap memberikan laporan kepada
kepala BPOM. 5. Penarikan Alkes dan BMHP terhadap produk yg izin edarnya dicabut oleh
Menteri. Pemusnahan Resep : Resep lebih 5 tahun dapat dimusnahkan dilakukan oleh
apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar/
dibuktikan dengan Berita acara pemusnahan resep formulir 2 sebagaimana terlampir
dilaporkan kepada dinas kesehatan kab/kota.

Pengujian kembali mutu sediaan farmasi : Secara berkala, karena adanya data atau
informasi baru berkenaan dengan efek samping farmasi dan alkes bagi masyarakat.
Dasar penarikan obat karena alasan tidak memenuhi persyaratakn mutu : Hasil
sampling dan pengujian, Rapid alert System, keluhan masyarakat, Hasil keputusan kepala
badan thd keamanan dan khasiat, temuan kritikal dari inspeksi atas CPOB. Penarikan obat
karena tidak memenuhi persyaratan mutu : pemerian, Sterilitas, Uji disolusi, Uji potensi,
Kadar, Isi Minimum, Ph, Ketidaksesuaian label, Kadar Air, Ketidak sesuaian label dengan
yang disetujui, Keseragaman bobot, Volume, Keseragaman sediaan, Waktu Hancur.

Sistem penjagaan dan pencegahan obat ED dilakukan dengan cara : SIM, Kartu
pengendalian ED, Stock Opname Berkala. Pengemanan ED : Penarikan dari depo minimal 3
bulan sebelum ED, Pengembalian ke PBF, Informasi ke user untuk obat ED dekat yg tidak
mungkin di retur/ diresepkan, subtitusi obat sejenis. SKB pengembalian ED ke PBF : Obat
dalam kondisi baik, obat dalam kemasan utuh, waktu retur sesuai perjanjian yg dibuat,
penggantian dengan obat sejenis sesuai dengan ED lebih lama, tanpa penyesuaian harga,
dapat menunjukkan faktur pembelian asli. Pemusnahan OA Rusak/ED : oleh tim
pemusnahan barang periodik, insidentil sesuai kebutuhan, dibuatkan berita acara
pemusnahan, Keterlibatan farmasis. BA pemusnahan OA Rusak : Daftar O/A yg
dimusnahkan (Nama OA,bentuk sediaan, Jumlah, produsen), Hari pelaksanaan, Tempat
pemusnahan, Tim pemusnah, Alasan OA dimusnahkan, Mekanisme Pemusnahan.
Pemusnahan dilaksanakan terhadap sediaan farmasi dan alkes yang : Diproduksi tanpa
memenuhi persyaratan yg berlaku, telah kadaluwarsa, Tidak memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pelayanan kesehatan/ kepentingan ilmu pengetahuan, dicabut izin edarnya,
berhubungan dengan tindak pidana di bidang sediaan farmasi dan alkes. Tim pemusnah obat
: Manajemen RS, Farmasis RS, Dinas Kesehatan, Kepolisian, Unsur terkait.

Pengendalian sediaan farmasi : dilakukan untuk mempertahankan jenis, jumlah persediaan


sesuai kebutuhan, melalui pesanan atau pengadaan, penyimpanan, pengeluaran. Tujuannya
untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa,
kehilangan, serta pengembalian pesanan. Menggunakan kartu stok secara manual atau
elektronik. Kartu stok memuat nama obat,tgl ed, jumlah masuk,jumlah keluar,sisa sediaan.
Pengendalian jumlah stok : a. pengadaan dilakukan sesuai perencanaan yang akurat dengan
perhatikan jumlah kebutuhan, sisa stock,leadtime, buffer aman. b. Pengadaan dilakukan
dengan periode yg sesuai kondsi dan kebijakan keuangan rs. C. Pengadaan secra rasional.

d. SIM farmasi dilengkapi dgn warning system stock aman. pencatatan dan pelaporan :
pencatatan dlakukan tiap proses pengelolaan sediaan farmasi, meliputi pengadaan (surat
pesanan,faktur) penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota/struk penjualan). pelaporan
internal adalah pelaporan yg digunakan untuk kebutuhan manajemn rs, keuangan, barang,
laporan lainnya. Hasil stok opname, transaksi, Obat kosong, death stok, oa ed/rusak.
Pelaporan eksternal pelaporan yg dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai peraturan
perundang undangan, meliputi pelaporan narkotika, Psikotropika, pelaporan lainnya.
Pelaporan obat khusus : narkotika, Psikotropika, Prekursor, Arv, Oat, penggunaan obat
generik, Penggunaan obat formularium. Pencatatan dan pelaporan dilakukan software
modul sim farmasi rs, Semua transaksi harus terentri real time,back up data secara periodik
saat stock opname, pencatatan manual untuk selisih data SIM. Modul pencatatan dan
pelaporan online E-monev (rencana kebutuhan obat) SIHA (laporan penggunan dan
permintaan arv) sipnap (lporan transaksi psikotropika, prekursor, narkotika) sim ina cbg’s
(laporan klaim bpjs) sim farmasi (pencatatan transaksi dan pelaporan internal rs) manajemen
sdm farmasi salah satu suport manajemen, memastikan kecakapan dan kecukupan sdm,
memastikan keabsahan sdm, Memastikan sdm melakukan tupoksi sesuai ketentuan per uu
dan sop. Masalah clasik adalah keterbatasan sdm solusinya minimalisir kesenjangan antara
beban kerja dg tenaga kerja caranya buat uraian tugas dan analisa beban kerja, buat retriksi
atau indikasi kegiatan farmasi,peningkatan mutu sdm. Kontribusi terhdap pencapain spm
farmasi : waktu tunggu obat jadidan racikan, Kesesuain penulisan R/ dg
formularium,kejadian kesalahan obat, Kepuasan pasien. Kecakapan dan keabsahan sdm
farmasi uji kompetensi, sipa, kredensial, kewenangan klinis, pelatihan khusus farmasi
memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi. Kecukupan sdm analisa beban kerja hitung
kesesuain jumlah sdm fungsional frmasi dg standar yg ditetpkan oleh kementrian kshtan yaitu
klas rs,cakupan layanan, Jumlah bed, jumlah resep. Dalam melakukan playanan kfrmasian
apotekr hrus memnuhi 1.persyrtan administrasi mliputi ijazah instansi yg terakreditasi,
STRA, Serkom yg berlaku, Sipa 2. Pke bju prktek dan name tag 3.wajib mngikuti cpd dan
memberikan pelatihan 4. Perlu mngikuti seminar platihan workshop pendidikan berkelnjutan
5.harus paham dan melaksanakan sumph uu dan standart profesi yg berlaku penilaian kerja
ada IKI (Indikator Kinerja Individual) meliputi SKP dan DP3 kalau IKU (Indikator kinerja
Unit) meliputi pencapain spm farmasi dan indikator pngelolaan obat unit TOR. sistem
remunerasi farmasi disusun brdsrkn asas proporsionalitas beban kerja, kinerja, tanggung
jawab, penghargaan profesi farmasi, Minimalisir kesenjangan antar kelompok. Remunerasi
jasa farmasi komponen pnghtungn meliputi : basic index, Position index, Kompetensi index,
Risk index, Emergency index, Performance index.

Anda mungkin juga menyukai