Anda di halaman 1dari 39

SURVEILANS PENYAKIT DIARE

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


CENEXGKI
KABUPATEN MAROS TAHUN
2OO 4-2c,c,6

DR. DR6. ANDI ZULKTFUT, AAKES


NrP. 131 909 788

JURUSAN EPIDE,IATOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN &1ASyARAKAT
UNIVERSITA5 HASANUDDIN
?w7

*
s
.,.**
l
BAB I
PENDAHULUAN

,,f. kfrrBelakang
Diae seringkali dianggap sebagai penyakit di tingkat global dan
sepele, padahal
mdnd Ekta mgnunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHo, diare adalah penyebab
mE *rhr ftsrnatian balita di seluruh dunia dan membunuh dua juta anak di dunia setiap
trhq saangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan
salah satu
d* kematian kedua terbesar pada balita (.langan Anggap Remeh Diare,- Available
frtnt
- wv--dicnstore-com). Menurut catatan Unicef, setiap 30 detik ada satu balita rreninggal
[m ifue (Inisiatif Kemitraan Pemerintah-Stuasta IJnruk Cuci Tangan pafuii Sabun;
,ffi fum : www. ampl.or. id).
Di lndonesi4 sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita
-*? hinya- Penyakit diare di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan
fu ctmri masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah
lFdG4 Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap
tahunnya dan I dari 6
qg Frtn yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya
kejadian
dm d ryara Barat ini oleh karena foodbome infection.s dan waterborne infectiolrs
yang
'4rrt***{ bakteri salmonella spp, canry,vlohacter jejuni, srafilococcus aureus, Bacillus
ffi" clostridiun perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).
Diare
l*tsi di negana berkembang. menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk
setiap tahun.
ni Affia anak-anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di
banding di negara
frutteutbans lainnya mengalami serangan diare
3 kali setiap tahun (Diare Akut Di.sebaltkan
&ern: Ava i lab Ie fro m : ul+,w. I i b r arJt. u.s u. ac. i d).
Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 pada bayi
{drtt lunor 5 pada semua
umur. Setiap anak di Indonesia rnengalami episode
diare sebanyak
l-b - I kali per tahun. Dari hasil Survey
Kesehatan Rurnah 'l'angga (SKRT) di tndonesia,
&re nrnempati urutan ke ketiga penyebab kematian ba,vi (Etenten
seng Mampu Atasi
F'.dit D i are ; Av ai t ab t e o m
fr^ ; v,u, r;. nt e d i u i ne{. n e s i a o n r i n e. c o ttt ) .

_t
Tabel I
I'ru,porsi Dan Peringkat Penyakit Diare Setragai Penyebatr Kematian Baf i Dan Balita di

Indonesia Tahun 1986,1992,1995, Dan 2001


Penyebab Kematian Bayi Penyebab Kematian Balita
Tahun Survei
Proporsi Peringkat Proporsi Peringkat
SKRT I986 t5.5% a

SKRT 1992 t1% 2

SKRT I995 13,gyo J 15,3o J

Surkesnas 2001 a
9,4yo J 13.2% 2

Sumber: SKRT dan Surkesna:s 2001


Pada tahun 2004, diare merupakan pe'yakit cengan frekuensi KLB kelima terbanyak
,c ";-ahDBD. Campak, Tetanus Neonatorium dan keracunan makanan. Di tahun 2005, diare
-;. nasih menjadi KLB terbanyak. Berikut adalah distribusi pen;,akit diare di Indonesi
:t*'sankan tempat.

Tatrel2
KLB Diare Per Propinsi di Indonesia Tahun 2005
Propinsi X Kab KLts I Letusan Kl-B X Penderita X Meninggal cFR(%)
\TT 3 t5 2194 28 1,28
SuIan'esi 69 l3 r 8.84
Teneah
: I Lampung I 2 95 2 2.11
5umatera 2 2 t45 6 8.38
i-tara
\laluku 2 2 t J-1
1
i
-ta.- 5.26

Banten 2 5 137 I 26 r.90


:umate r 95 I 105
Selatan
-i3\\ a 4B 0 0.00
Tinrur
PJpua I I 486 37 7.61
at a Barat i I l4B 0.68
\ {t) 5 ti 267 6 2.25
'' Pntlil PP & PL 2005
3r-rdasarkarr pada tabcl cliatas lrahu,a KLB diare vang paling
besar ter.jadi pacia daeriih
iin{ait r-'l: [l scbcsar" 1.280%. li:l ini di sebabkan tingkat sanilasi nrasvarakat
vang
*W rendah, dimana pada daerah NTT tersebut terjadi kekurangan air, sehingga aktivitas
unda brbatasi dengan minimnya persediaan air

Tabel3
Jumlah Penderita Diare Dalam Tiga Tahun Terakhir di Sulawesi selatan
Tahun : Jumlah KasuJ?dngi I Ji,mtan fvreninggitGilg). CFR (%o)

2oo3 i t 72.742 : 73 -, o.o4

2005 I i88;ios._-:__ I - st - o.oi


sumber: Si*ii Sitiit biaii, biiiei'ppu-pt
Berdasarkan pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa junrlah penderita diare yang
ncrfumlak dalam 3 tahun terakhir yakni pada tahun 2005, sedangkan jumlah
penderita yang
mednggal yakni pada tahun 2003 sebesar 73 orang.

Tabel4
hflel Kasus Penyakit Diare Di Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan Berdasarkan
Umur
Tahun 2005
Umur (tahun) Jumlah Kasus Kematian (orang)
<l 27.029 25
t-4 60.794 l3
>5 100.347 l9
, Sumber: Surveisubdit Diare, Ditier*FM_p7,
Berdasarkan pada tabel diatas dapat kita lihat bahrva jumlah
kasus diare pada tahun
1i*5 6; Sulaw'esi Selatan berdasarkan u,xur yang paling tinggi terjadi
pada usia >5 tahun
strtesa'r 1CI0'347 kasus sedangkan kematian yang
paling banyak terjadi berada pada usia <l
lnlon
-ralini sebanyak 25 kematian.
untuk di Sularvesi Selatan' khususnya di puskernas Kabupaten
Maros. diare masuk
,mnum l0 besar penyakit taliun 2004.
t-

t
Tabel5
E Penyakit Rawat Jalan Di Puskesmas Di Kabupaten Maros Berdasarkan l0 Besar

Penyakit Tahun 2004


Fh. Golongan Sebab Sakit Jumlah
l- Infeksi atuiiiturin pe*"p"s.* 6Gan ;6s -* -_=_ 20"6i s
.-_-
i
- j:,g
-_ r_-
L Penyakit lain pada SP bagian atas i 9.170 i
_*_..
15
,.- _--,._j
:

3- - Fe"
* ,i:

;tstem ;toidanFiilttn liii-


,L Diare (termasuk pendeii6-kodflt'. --*--_*- :--- -6a90---l ---igJ- I

f- Penyakit tekanan darah tinggi 4339 i 7,1


3- Penyakit kulit infeksi 3348 5{

9- Gingivitis dan penyakit periodonial - -*--r --- t306 --- - - i,l

Ti:icn- SP2TP Puskesmas. fahii nU


Tabel diatas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyakit
Mc4ak y'ang ditemukan pada pasien ralvat jalan walaupun beberapa penyakit
tidak
ffi masuk dalam l0 penyakit terbesar seperti hipertensi, gangguan gigi, dan gingivitis.
trk' diare berada pada urutan keempat dengan jumlah kasus sebanyak 6390 (10,5%).

Tabel 6
h Penyakit di Puskesmps Carangki di Kabupaten Maros Berdasarkan
10 Besar
Penyakit Tahun 2006

''r &qgtifpq4qiy.tem otoi din jaringan ikat


42.79
l2??6
:- _ Fenlakr't kulit
-[ Bruukttqlgga mulur -ll:49
i- Diarc
10.71
6.92
ffi' Kecrlakaan-
. : 5?18

S- Fen-rakit mati 399 4t)


243
+- ISPB 235 )t"
;r*ll kryaliit telinga 155
L)
'J

fu,mr Dqa Prirnetl


Berdasarkan table di atas dapat kita lihar
bahrva pola penyakit yang teriadi di
Kfuupcn \faros tahun 2006 adalah ISPA pada urutan pen-ama. sedangkan
diare berada pada
[ilr]Mn i;eiima densan jumlah kasr.rs sebarl,ak 670
\6.92 %)
Ad4.m kemrmgkinam dilakukm pencegahm (preventability) untuk
nrlm an*a kcjadian kcmdian akibat dicro nraka dipcrlukan upaye-upaya
mE!*n seperti mengunaka air bersih, selalu mencuci tangan sebelum dan
d rnakm, p€ngmaan jamba rmark pembuagn tinj4 memberiksr ASI,
qatati makanm pardamping ASI, dan memberikan imunisasi campak.

ther masaleh
t- B€aimma diskibrsi penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Carangki
X*rymMarosdrn 2W4-2C{J6
2- @aimma pelaksmaa surveilans penyakit diare di wilayah kerja
' Hemas Carmgki Kabupaen Maros ahun 2OM-ZW6
3- Bqgaimf,a CFR dan KLB penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas
Crmgki Kabrryaftn Marostdnm 2gA+2W

C"T:iir
I" Tirn{Jmm:
m melih* diskibusi dan pela]senaan surveilans penyakit diare di wilayah
na# ns*esnnas Carmgki Kabupatm Mans -iralnm 2ffi4-2}C6
L T*rn lhuss
e {fohxk meihat disnibusi penyakit diare menurut umur di wilayah kerja
hskemas Carargki Kabupaten Marostahrm }hO+ZO{6
uffikmeliha disribusi penyakit diare menunrt tempat di wilayah kerja
hkesmas Carangki Kabupaten Maros tahrm ZW+ZOA6
Lhhk melihat distribusi penyakit diare menurut waktu di wilayah kerja
hskesmas Carangki Kabupaten Maros ahun ZOO+2ffi6
Lh,hk melihat pelaksanaan surveilans diare berdasarkan komponen
wneilas rpengumputan da4 anatisis dat4 interpretasi data, disseminasi
&ta de iink to pubiic healdr practicefintervensi)
Lrna* nengetahui angka kematian akibat penyakit diare di wilayah kerja
hskesrnas Carangki Kabupaten Maros tahun 2A0+20A6
f thk m€ngehhui KLB penyakit diare
ci wilayah kerjapuskesmas carangki
K*ryaten Maros tdrm 20A4_2006

f ndf pengamatan
emaa surveilas tersebut diharapkan dryat memberikan manfaat:
l- nsnrreri masrrkan bagi instesi kesehatan dalam pencatatan
dan pelaporan
r'qs-tasus penyakit diare
L mnhzrar instmsi kesehm dalam perencanaan
prcgram pencegahan
pcnfatit melalui evaluasi hcil surveilans
di masa yang akan dating
lfrwsnya bagi puskesmre Carangki Kabrp*ea
Maros-
BAB N
TINJAUAN PUSTAKA

{ Tinjauan Umum Surveilans Epidemiologi


1. Pengertian Surveilans Epidemiologi
Surveilans epidemiologi merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan,
sistematik dan teratur untuk mengetahui adanya distribusi suatu penyakit atau masalah
kesehatan serta faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit atau masalah kesehatan

tersebut, mengetahui besarnya serta menentukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut
(Halpe in Baker, 1992, Thacker , 1994 ).
2. Tujuan Surveilans Epidemiologi
a. Identifikasi infestigasi dan penanggulangan KLB atau wabah yang terjadi dalam
masyarakat sedini mungkin
Identifikasi kelompok risiko tinggi
Untuk penentuan jenis penyakit, karakteristik penyakit, penyebab, dan cara
penanggulangannnya

d. Bahan evaluasi antara input barbagai program kesehatan dengan output yang
berupa insidensi dan prevalensi penyakit, dalam ma,syarakat

e. Memonitor kecenderungan perkembangan situasi ksehatan maupun penyakit


dalam masyarakat

3. Komponen Surveilans Bpidemiologi


a. Pengumpulan dan pencatatan kejadian atau data yang dapat dipercaya
b. Pengolahan data untuk memperoleh keterangan yang berarti
c. Analisis dan intei'pretasi data unfuk keperluan kegiatan
d. Diseminasi data dan keterangan, termasuk umpan balik
e. Hasil evaluasi terhadap sistem surveilans
4. Jenis Surveilans Epidemiologi
a. Surveilans pasil, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan
sarana pelayanan kesehatan ada di daerah.
).anS
b. Surveilans aktif, 5,aitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk
mempelajari penyakit tertentu dalar,. waktu relatif singkat dan dilakukan oleh
petugas kesehatan secara teratur untuk mencatat ada tidakny'a kasus baru penyakit

tefientu.
c. Surveilans rnenyeluruh,
),aitu pengumpulan data yang dilakukan dalarn batas
rvaktu teffentu di berbagai bidang
agar dapat mewakili populasi yan,e direliti
dalam suatu negara.
d. Suneilans sentinel. yaitu pengumpulan
data yang dlakukan tertratas pacia bidang-
biciang teftentu.
e' Surveilans berdasarkan kondisi
masvarakat! sarana dan prusarana serta
laboratorium kesehatan.
Sasaran Surveilans Epidemiologi
e- Indi'idu' pengamatannya dirakukan
pada individu yang terinfeksi dan
mempunyai
potensi uniuk nrenularkan penyakit.
Populasi lokal, yaitu kerompok
penduduk yang terbatas pada orang-orang
dengan
risiko terkena penyakit
Qtopulation at ri.sk).
Populasi nasionar, pengamatanya
dirakukan terhadap semua penduduk
secara
nasional.

Populasi intemasionar, merupakan


pengamatan yang dirakukan
oreh berbagai
negara secara bersama-sama, yang
ditujukan untuk penyakit-penyakit yang
rnudah
menimbulkan epidemi atau pendemi.
r,. lregiatan Suneilans Epidemiologi
: Kegiatan Rutin mencakup:

' Laporan rutin penyakit teftentu,


baik menular maupun tidak menular
' Pencatatan dan pelaporan penyakit
tertentu
daram masyarakat yang biasanya
rerbatas pada berbagai kejadian
yang mungkin mempunyai
danrpak yang berat
arau menriliki potensi mewabah.

Pencatatan jenis penyakit rva.jib lapor.


termasuk pen.vakit wjib lapor,
tenrasuk
penlakit menular teftentu / penyakit
karantina sefia berbagai penyakit
yang
rrenriliki potensi meu,abah.
Surveilans ekologi dan Iingkungan

dan pengrnaran pemaka ian


zatrerrentu. sepefti insektisida.
1r":":1ri"
uan taln-latn.
vaksin

. Pencatatan dan pelaporanperistiri,a vital. rneliputi


kelalriran, perkau,inan.
perceraian dan kematian.

";:.;un khusus inencakup:


. Pe laksanaan survei ber.kala

' Plngantatan khLrsus KLB


' Pengamatan khusus oreh dokter swasta dan klinik swasta

{luljauan Umum penyakit Diare


il" Pengertian
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih
i:r biasanya (t: kaii/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (rnenjadi cair),
:rc:-Jan tanpa darah dan/atau lendir.

Slarat disebut diare kalau ada perubahan bentuk feses dan frekuensinya
lebih dari 3
u ' :ehari' Kalau hanya salah satu, nrisalnya hanya tinjanya yang cair, belLrm bisa disebut
:;':-;' Penelitian menyebutkan bahrva berat feses (tinja) lebih dari 200 gram
per hari boleh
: ::rang mengalan.ri diare.

a Klasifikasi Diare
D;are terbagi menjadi akut dan kronik, lialau kurang
dari 2 minggu dibilang diare
'tr*''--'
=dangkan lebih dari 2 rninggu atau 3 minggu disebut kronik atau persisten.
- Diare Akut
r Baksan
sccara operasional, diare akut adalah buang
air besar lembek /cair bahka' dapat
:'tr":-f'3 air saja yang frekuensinya lebih
sering biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam
.,e'-=.*"i I dan tberlangsung kurang
dari l4 hari.
. Etiologi dan epidemiotogi
Secara klinis penyebab diare dapat dikelon"rpokkan dalam
golongan 6 besar, tetapi
"
''-' ditemukan di lapangarn ataupun klinis adalah
'ering diare yang disebabkan infeksi
tr. - li:eracunan.

\-irus
Protozoa: giardia lamblia, entamoeba
histolitica
Bakteri : yg memproduksi enterotoksi,-' (S. Aureus, c. perfingen. e.cori. v.
cnolera) Dan ,vg rnenimburkan inflamasi
usLrs ( shigeila. sarmonera sp, yersini,;
_\

Iskern iainiest inal

lntlamatorl, borvel desease


Koliris radiasi
. Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain
rnelalui
rnakanadminuna yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan
tinja penderita.
Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik
dan rneningkatkan
risiko terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :

L Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama
kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menmderita
diare lebih besar
dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita
dehidrasi berat
juga lebih besar.
b' Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan pencernakan oleh
Kuman , karena botol susah dibersihkan
c. Menyirnpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan
disimpan beberapa jam
pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman
akan berkembang biak,
!d. Menggunakan air minum yang tercemar Air mungkin sudah tercemar dari
sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Pemcemaran dirumah dapat terjadi
kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan
tercemar menyentuh air
pada saat mengambil air daritempat penyimpanan.

Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah


membuang tinja anak atau
sebelum makan dan menyuapi anak,

Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar. sering beranggapan
bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya
mengandung virus atau
bakteri dalarn jumlah besar sementara itu tinja binatang
dapat menyebabkan infeksi
pada manusia.

o Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan


terhadap diare
Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan
insiden beberapa penyakit
dan lamanya diare.
Faktor-faktor tersetrut adalah :
a. Tidak nrernberikan ASI sanlpai 2 Tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat
melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab
diare seperti : Shigella dan v
cholerae
b. Kurang gizi beratnya penyakit . Iama cian risiko
kematian karena diare meningkat
pada anak-anak vang rnerrclerita sangsuan gizi
terutama pada penderita gizi buruk.

10
c. Campak diare dan desentri sering terjadi dan berakibat
berat pada anak-anak
yang sedang menderita campak dalain
r.vaktu 4 minggu terakhir hal ini sebagai
akibat Cari penurunan kekebalan tubuh penderita.
d' Imunodefesiensi /rmunosupresi. Keadaan
ini mungkin hanya berrangsung
sementarq misalnya sesudah infeksi virus (
seperti campak ) natau rnungkin yang
berlangsung lama seperti pada penderita
AIDS ( Automune Deficiensy Syndrome
) pada anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena
kuman yang tidak
parogen dan mungkin juga berlangsung
lama,
e' Segera Proposionar , diare rebih ban,vak
rerjadi pada gorongan Barita ( s5 %
)
r Falitor lingkungan dan perilaku :

Penyakit diare merupaka' sarah satu penyakit


yang berbasis ringkungan dua
faktor yang domin an, yaitu sarana air
bersih dan pembuangan tinja kedua faktor ini
akan berinteraksi bersamadengan perilaku
manusia. Apabila factor lingkungan tidak
sehat karena tercemar kuman diare
serta berakumulasi dengan perilaku manusia
yang
tidak sehat pula. yaitu meralui makanan
dan minuman, maka dapat menimburkan
kejdian penyakit diare.
Pendekatan Diagnostik

' Pada umumnya diare akut disebabkan


infeksi atau toksin bakteri
' Adanya riwayat makan makanan tertenfu
( terutama makanan siap santap dan
)
danla keadaan yang sama pada orang lain, sangat
mungkin merupakan
keracunan makanan yang disebabkan
toksin bakteri
Travellers dianhea merupakan kejadian
diare pada wisatawan
Rirvayat pemakaian antibiotika yang
lama
' Diare yang terjadi tanpa kerusakan
mukosa usus ( non inflamatorr,
disebabkan oleh toksin bakteri (
) dan
terutama e.coli biasanya
) mempunyai gejala
feses benar-benar cair, tidak ada
darah. nyeri perut terutama daerah
urnbilikus,
kembung, mual dan muntah

' Bila muntahnva sangat mencorok


biasanya sebab oreh virus atau s. Aureus dlm
bentuk keracunan nrakanan

' Bila diare bercampur darah, lendir,


dan disertai demam. biasanya disebabkan
oleh
kerusakan mukosa usus yg ditimbulkan
oleh invasi shigella, salmonela atau
amebiasis. Daerah yg terkena
adalah kolon

71
i

' Pada umumnya sen-rbuh sendiri dalam 5 hari dengan pengobatan sederhana yg
disertai rehidrasi
Dia re Kronik (persisten)
Batasan
Diare persisten adalah diare akut yang beilarrjut sampai 14hariatau
lebih.
Etiologi dan Epidemiologi
:esuai dengan batasan bahwa diare persisten adalah diare akut yang
menetap dengan

'endirinya etiologi diare sama dengan diare akut.


Farror risiko berlanjutnya diare akut menjadi diare persisten
adalah
. L sia bayi kurang dari ernpat bulan
. Tidak mendapat ASI
Kurang Energi Protein ( KEp
)
Diare akut dengan etiologi bakteri invasif

Tatalaksana diare akut yang tidak tepat:

Femakaian antibiotik yang tidak rasional

Pemuasaan penderita

" Patogenesis

Titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakkan


mukosa usus.s pada
-'--':arval kerusakan mukosa usus tentunya disebabkan
oleh etiplogi diare akut.
3"-ragai faktor, melalui interaksi timbal balik mengakibatkan
lingkaran setan.
t;'iaan ini tidak hanya menyebabkan rehabilitasi kerusakan mukosa
terhambat,
:.:r; -iuga menirnbulkan kerusakan mukosa yang lebih berat, faktor-faktor tersebut

' .
3:rlanjutnya paparan etiorogi infeksi rnisar : infeksi Giardia yang tidak
::r'ieteksi. Infeksi Shiger ra yang resisten ganda
terrradap antibiotik.
' ':':eksi intestinal sekunder nrisal :rnunculnya infeksi c defficile
akibat terapi
.-: iniotik

' iksi parenreral baik sebagai kornprikasi maupun sebagai penyariit en,r,efta, vang
'::rng adalah campak "oMA ( otitis'redia akLrta ). ISK ( infeksi Saruran Kencing
::n pnerrmonia
l:":"ri tulnbuh latnpau cliusus halus rretabolit hasil
penghancuran makanan oleh
.
'..:eri serta iekon,r,ugasi cjan clehidroksilasi garatn empeclu bersifbt toksik
--::Jap ntukosa' canggrtan tretiibolisrle garam empedu
nrenimbulka, sarg-qllan

12
penyerapan lernak Bakteri turnbuh lampau berkompetisi dengan
tubuh
mendapatkan mikronutrien , misalnya -,,itanrin B 12.

' Gangguan gizi yang terjadi sebelum sakit, yang diperberat oleh berkurangnya
masukan. Bertarnbahnia kebutuhan. sefta kehilangan nutrien melalui usgs
sangguan gizi tidak hanya mencakup makronutrien yang dapat menimbulkan
kurang energi Protein ( KEP , tetapi juga rnalnutrisi rnikronutrien, termasuk
)
vitamin, Elektrolit dan trace element.

' \{enurunnya imunitas disebabkan oieh : faktor etiologi misalnya pada shigellosis
,
lang diikuti enteropati hilang protein, KEP, kurang mikronutrien ( vitamin A"
zinc dan cuprum ) kerusakan mukosa yang mengganggu imunitas instestinal
local
,ian penyakit penyerta misalnya campak

' \lalabsorpsi yang sering terjadi adalah malabsorpsi laktosa sebagian besar
diikuti
lniolerasi laktosa.

' -.'lergi yang senng adalah alergi terhadap protein susu sapi pada keadaan ,Jiare
iebih [rudah terjadi penyerapan molekul makro. Molekul makro
ini dari golongan
lrotein tertentu dapat menimbutkan reaksi alergi jadi sensitisasi dapat terjadi saat
seran-qan diare yang sama. Akibat diare yang berlangsung
lama disertai dengan
:ingguan pencernaan pada diare persisten lebih rnungkin
terjadi gangguan
f:eseimbangan elektrolit dan hipoglikemia serta KEp.

Peadekatan diagnostik

' B'la dengan puasa diare berkurang, biasanya disebabkan diare


osmotik
r rJ3rl\ 3 penurlnan berat badan yang bermakna harus dirvaspadai
suatu tunror
t.: lon
. a.:amnesis yang akurat
sangat diperlukan
' ?;neriksaan feses:
' murai dari kemungkinan telur cacing, parasit, Ieukosit
feses.
..:lai analisis lemak feses 24 ja'r dan osmolalitas feses

' ?:;ieriksaan darah: elektrolit (kemungkinan hipokalerri. hiponatremi). adanya


-::nia karena nralabsorbsi ( vit. Bl2. {blat dan besi adanya
). hipoalburninemia
' r,. - . _.noskopi dan biopsi

irre,ltla Diare

. . . :;are atau ntefiCret aCalah tinia 1,ang enccr den_ean {l-ekuensi


4 x atau lebih
;1'- .-'-., .. _r arig kaciang disertai:

. ' I -:::h

13
Badan lesu atau lemah

Panas

Tidak nafsu makan


. Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului ftc'rrnsl


,*rdsanptr$*r
,muue 1'ang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa
{e:pra tib-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja l.3Db{Irg

mdamb- demam, penumnan nafsu makan atau


|[edtraJan-

Selain rtu" dapat pula mengalami sakit perut dan


rq..mg p€rut, serta gejal-gejala lain seperti flu
rr''s+*nla agak demam, nyeri otot atau kejang dan
*rblu brn1ri(
iufut kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang- afddam
rorlg$ rix,ts
{ftffi€ meayebabkan tinja mengirndung darah atau
Crefritto 2$tf &bHtr €nrFae
rr3rm rhggi.
D;re bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan
nam"rnnt sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun
rma,.ahan otak.
Lhare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya
mryttfreblian bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keripu! mata dan ubun-
llmun meajadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat
rnrsu. :era.lcibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

{ hmaplikasi
Ketanrakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi sebagian
*rrui. nengalami komplikasi dari dehidrasi kelainan elektrolit . Kornplikasi yang sering
qrai lalah:
:l :rflnatfemia
--:-}:{Ftfemla
-'qfr,anr

.;e:na olerhidrasi
t*;lc"rsls metabolic

:: :l_aiiAlgmia

14
'.1:,absorpsi dan inioieransi laktosa
'l.iabsorpsi glukosa
'1:rtah
*"-al ginjal akut
Frinsip Tatalaksana Penderita Diare
\Iencegah terjanya dehidrasi
l.It:ceeah terjadinya dehidasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan
i: - -: iebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air ta.iin - kual',

"!"_ -:" .ir sup.


. Cairan 5'ang dapat digunakan akan tergantung pada :

Kebiasaan setempat dalam mengobati diare

lersedianya cairan sari makanan yang cocok


-l an gkauan pelayanan Kesehatan

Tersedianya oralit

: tidak mungkin rnemberikan cairan rumah tangga yang diajukan , berikan air
.r:,_l"l;_J1
r
I \Iengobafi dehidrasi

-- : 'er-iadi ciehioiasi (terut'ama pada anak), penderita harus segera dibarva ke petugas
r,ll.,i - :crlr-ra kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan

Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena
: :inger laktat sebelum dilanjutkan terapioral.
--:r \allg diare membutuhkan lebih banval'. cairan untuk meng,uanti cairan
yang
; :elalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan memadai
-iumlah
r:J.3n Inodal utama mencegah dehidrasi. Dehidrasi harus dicegah. karena dapat
r:--::--arn jirva. Pemberian cairan pada anak diare adalah inti dari terapi diare itu
;*l -' fairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin.
:J: \anq lebih uta'ra dalarn terapi diare selain pemberian cairan,
- :' 'i inerupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegalr dan nrengatasi dehidi-asi.
: ' '' *:'h dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut
' :'-- ::isama cairan. Baca aturan penggunaan oralit dengan baik.
berapa junrlah air
-' -:'.is disiapkan untuk membuat iarutan oralit. sehingga takaran
oralit dapat tepat
r:-':i. Lartttan sllp mallpun air biasa crikup prakiis dan harnpir efektii'sebagai upa),a
rral untuk lt-''encegah dehidrasi. Cairan yang biasa disebLrt sebasai cairan nrrnah

15
:i.- '.:i ini harus segera diberikan pada saat anak mulai diare. Berikan cairan dengan
l,."-l-'i- sesenciok tiap 1-2 menit. Untuk anak yang iebih besar dapat diberikan minum
r-:::-rs dari gelasicangkir dengan tegukan yang sering. Jika terjadi muntah, ibu dapat
ri;-,J:entikan pemberian cairan selama kurang lebih 10 menit, selanjutnya cairan
:,:n::r-ajr perlahan-lahan (rnisalnya 1 sendok setiap 2-3 rnenit).(http:r'infoibu.comr)

- i': diare dibagi menjadi tiga pertama kemoterapeutika yang memberantas


:":*-'::at' diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare
lli- i;.l,imolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Fenggolongan Otrat Diare
'i Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penl'ebab diare
r- e€rti antibiotika, sul fonam ide. kinolon dan furazol idon.
Racecordil
.{nti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak rnempunyai efbk huruk
terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan
ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di perancis pada
1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.

Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan
longitudinal usus. obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga
diduea efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor.
tersebut. Efek sarnping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di
bagian perut). sedangkan toleransi terhadap e{bk konstipasi jarang
sekali
re rladi.

\ituroxazide
\ituroxazide adalah senyawa nitrofuran rnemiliki efek bakterisidal terhadap
Escherichia coli, Shigella dy"senteriae, Streptococcus, Staphylococcus
dan
Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran
nencemaall.

obat diare ini diindikasikan ui.''rk dire akut, diare yang disebabkan oleh
E.
:.'ii & Staphvlococcus. kolopatis spesifik dan non spesilik. baili digunakan
"rtuk anak-anak maupLrn dewasa.

16
-1. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsisternik
berstruktur
fi1itik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier
mukcsa usus dan
menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite rnengubah
sifat fisik mukus
lambung dan melawan mukolisis
;.'ang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga
dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yarlg terlihat
dari
normalisasi rasio laktulose-manitol uri'pada anak dengan
diare akut.
{' obstipa'sia untuk terapi simtomatis (mengrrilangkan gejala) yang
dapat
menghentikan diare dengan beberapa cara:
j' Zat penekan peristaltik, sehing-9a nremberikan lebih banyak waktu untuk
resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin
(difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine,
ekstrak belladonna)
5. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya
asam samak
(tannin) dan tan'arbunrin, garam-garam bis'ruth
dan alumuniurn.

menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang


dihasilkan oleh bakteri atau
1'ang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk
di sini adalah
,iuga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan
luka_
lukan1''a dengan suatu rapisan perindung
seperti kaorin, pektin (suatu
karbohidrat yarrg terdapat antara rain sdararn
buah aper) dan garam-garam
bismuth serta alumunium.
* S:asmolitik' yakni zet-zat yang dapat merepaskan
kejang-kejang otot yang
senngkali mengakibatkan nyeri perut pada
diare antara lain papaverin dan
.:sifenonium.
\Ienrberi makanan

' l:irkan Inakanan selama diare untuk mernberikan gizi pada penderita terutama
:=ia anak agar tetap kuat dan tuntbLrh sefta mencegah
berkurangnya berat badan.
3:rikan cairan termasuk oralit da' nrakanan
sesuai yang dian-jurkan.
' --::k _r ang masih minrun ASI harus lebih sering diberi ASI.
:i r anq rninurrr susu rbrrnura dibcrikarr rebirr ser.ing dari biasalrra.
1-

--:-i Usia 6 bLrlan atau lebih termasuk bayi yang telah ,.rendapat
makanan padai
-.:rs ciiberikan makanan yang muciarr dicerna sedikit
secrikit tetapi sering.
::.liah diare berhenti pernberian makanan ekstra diteruskan
selanra 2 nii,ng-*u
, - :; ntelnbanr-'u pentuiihan berat
baCan anak.

t7
. lfengobati masalah lain
-{pabila diketemukan penderita diale disertai dengan penyakit lain, maka diberikan
p*m€-nbatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.

18
BAB III
METODE PRAKTIK

d,- Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan praktik dilaksanakan di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili
t-l::ipaten Maros. Adapun gambaran
umum dari Puskesmas Carangki adalah sebagai
-r-. ,1'

Kondisi Geografis
l--okesmas Carangki terletak di Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten
'iil:. sekitar 12 kilometer dari ibu kota kabupaten dan sekitar 4 kilonreter
dari ibukota
' :;:--:ann' Wilayah kerja Puskesmas Carangki rreliputi seluruh rvilayah Kecamatan
-l-:.:iiilang terdiricjari satu kelurahan dan tuiuh desa.

Tabel 7.
Distri busi Desa/Kelu rahan di Kecamatan Tanralili
Berdasarkan Luas as Wila h Tahun
un 2007
NO DESAIKEL LUAS WILAYAH (KM2)
I ALLAERE 6.16
2 BORONG 4.49
3 DAMAI ol
o.J
4 KURUSUMANGE 5.34
5 LEKOPANCING Is.5
6 PURNAKARYA 4.35
7 SUDIRMAN 13.17
8 TODDOPULIA 32.t2
JUMLAH 89.45
Sumber : Data Primer
*-:,;:atan l-anralili rnenrpunyai luas ti9..l5 km: dengan morfologi
alarn berupa
rJii 'I--:- :-=::dah dan perbukitan.
Batas-batas wilayahnya adarah sebagai
berikut :
| :,:^,- .:t Ltara berbatasan dengan Kecanratan
Simbang
r \:-i. :: Seiatan berbatasan dengan Kecalnatan
Sinrbang
TirnLrr berbatasan dengan Kecallalan
Tonrpobulu
Barat berbatasan dengan Kecanratn Mandai

Kecainaran l'anrariri adarah ikrim sedang.


cur.arr hujan setiap tahun tertinggi
-:ula'okt.ber sarnpai bLrrarr r\4ei, SuhLr berkisar antara
27()c_-i2,,c. Rata_rata
-::jn setiap hari adalah 600lo.

19
Kondisi Demografis
'l:riah penduCuk Kecamatan Tanralili dari tahun 2A04 sampai dengan tahun 2006
---;=iami peningkatan. .lurnlah penduduk tahun 2C04 sebesar 21.803 jirva, tahun 2005

':i::':'r 13.193 jirva Can pada tahun 2006 sebesar 23.437 jiv,a. Untuk lebiir jelasnya dapat
: *.: rada tabel berikut :
Tabel 8
Distribusi Penduduk di Kecamatan Tanralili Menurut Desa/Kelurahan
Tahun 2A04- 2A$6
JUMLAH PENDUDUK
NO DES.{/KEL TAHLIN
2004 2005 2006
IALLAERE l90l zMA I 903
2 BORONG I 353 I 353 I 368
3 DAMAI 3972 4100 4055
4 KURUSUMANGE 280r 2750 3284
) LEKOPANCINC 3975 3662 4030
6 PURNAKARYA 1162 I 800 1652
7 SUDIRMAN 4366 5200 4870
8 TODDOPULIA 2273 2298 2275
JUMLAH 21803 23193 23437
Sumber : Data Primer
r'-'iiin ciri-ciri kependudukan seperti .jenis kelamin. kelompok umur. rasio beban
*r-i'J-ir3n dan rasio jenis kelamin dapat digambarkan secara garis
besar berikut ini :
: -:_r<5aran penduduk

:;-="::aran penduduk
di Kecamatan Tanralili tidak merata, sebagian besar penduduk
':-:"-:rsentrasi
di Desa Sudirman. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya asranra
militer
_ :-=: tersebut.
- .-::r:aian Penduduk
.-:l:lll3fl penduduk Kecamatan Tanralili tidak merata. Kepadatan
tertinggi terdapat
: lt-.a Sudirman (1.094/kni2), dan kepadatan terenclah terdapat
pada Desa
-,,--_::lia 17llkm2).
_: --t -

:*::--rinsan lurnlah perrdudLrk laki-laki dan jurnlah penduduk


perempuan pada
'-;-:r':"3r1 Tanralili adalah 100. FIal ini menuniukkarr bahrva jurnlah
penduduk taki-
_:: le rerTlpuan relative sarna.

20
I Lngka Ketergantuilgan (Dependency Ratio)
dngka ketergantungan merupakan faktor pengharnbat
pembangunan ekonomi di suatu
-erah. karena sebagian dari pendapatan yang diperoreh oleh goronga' yang
::oduktif, harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak produktif.
Jika
:enduduk usia tidak produktif semakin besar,
beban tanggungan oleh penduduk usia
r:rduktifpun semakin tinggi' Angka ketergantungan di Kecamatan
Tanralili tahun
I -'t-tf sebesat 7 -51 . Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang yang produktif
mena,ggung
;ekitar 8 orang yang tidak produktif.

B, \\aktu Pelaksanaan
l;"aksanaan praktik pada kunjungan pertalna
dilaksanakan pada hari Karnis tanggal
l! Pebruari2008 sarnpai 7 Mei 200g.

-\fetode Sun'ailans
1,1:r:"le survailans yang dipakai adalah
survei deskriptif. Sur.,'ei deskriptif merupakan
:.* :""i _r2n-s tujukan untuk menggambarkan
frekuensi dan distribusi kejadian penyakit

It "tr*nis dan Sumber Data


*,::"
] ang akan dikumpulkan untuk mengetahui pelaksanaan
praktikum sistem
" -:-, =,ians penyakit diare adalah:
Dam Primer

).- rsng dikurnpulkan dan diolalr sendiri.


l,ang dapat diperoleh dari *,arvancara
::.nadap petugas survailans untuk mendapatkan
inforrnasi mengenai pelaksanaan
;-:.'ailans penyakit diare di puskesnras carangki
Kabupaten Maros.
I ]:.a Sekunder
l!'; rans diperoleh dari Puskesmas meliputi data laporan
dan data kesakiran
::-.:a: pen-'-akit diare. Selain data
.r,ang didapatkan dari puskesmas.data_data
::::\a lang didapatkan dari rrasir penelusuran internet.
mengenai informasi-
-'::ilasi }'ang berkaitan dengalt diare. angka kesakitan serta kematian
akibat
.'::"';kit tersebut. Data-clala yang diperoleii cjari Puskesnras
kenrudian ditabulasi
,,=-' :_:_ia rrenjadi lebih in ibrrnatif.

27
F Fcpulasi den sampel
a Populasi
Populasi pada kegiatan ini adatah semua penderita dari hasil pencatatan dan
pelaporan yang Ercdat di Puskesmas cr:agki Kabrpden Maros tahun
2404-20A6
b" Sampel
Sampel pada kegiatan ini adalalr semuapenderita diare dari hasil pencatatan
dan pelaporm di hrskesas Carangki Kabupafen Marros Tahun 2004-2006

f Fengumpulan data

Data dikurnpulkm melalui wawancaftr teriradry perugas surveilans dari


m-r.rmsi dari profil puskesmasdi Rrskamas carargki tahun 2004-2006

: Fengolahan dan Penyajian Daca

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi. Hasil pengolahan data akan


tisqftan dalam bentuk tsel, grafik
'ten nrrei yang menjelaskm kejadian penyakit
ntme 1'ang dihubrmgkan &nga waktu, tempa, dan orang- Distribusi menurut umur,
m:r'Rt waktu dar angkakematim akib*penyakit diare akan disqiikm dalam
m:uk tabel frekuensi dm drsajikan dalam bentuk gafik.

- .{:aiL_isis Data
Data yang telah diolah akan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui
gInb'ffan distribusi da permasalahan Surveilans penyakit diare di puskesmas

- amgkr Kabupaten Maros talnm 2W4-ZOO6.

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

tr. r{asil Praktik


Praktik ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran
mengenai pelaksanaan
"'; 3ns epidemiologi penyakit diare di Puskesmas Carangki
pada tahun 2004-2006,
.t: ':'- rnelihat hasil pengamatan, pencatatan, pelaporan, pengorahan, dan anarisis data,
.: -'si serta melihat gambaran distribusi penyakit diare berdasarkan orang (urnur, -jenis
:- -: r. u aktu (bulan dan tahun) dan ternpat (kelurahan).
P:aktik ini berlangsung dari tanggal 2g Februari 200g sampai 7 lr.{ei 200g
di
:.-
-!:i-as Carangki, Kecamatan Tanralili,Kabupaten Maros. Warvancara
ir"
dilakukan pada
:'r-:-i- sun'eilans dan penanggung jarvab program penyakit diare yaitu
Sandi Limbong,
:.*'"1
.'riapun hasil yang diperoreh
daripraktik ini adarah sebagai berikut :
..:ranaan Surveilans.

Cambaran mengceai survailans diare Lrerdasarkan


komponen:
r,-r
Sar,ral.an

Kegiatari.pengamaian penyakit diare yang


dilakukan oleh petugas surveilans
:''re di Puskesmas carangki hanya secara pasif saja yaitu
menunggu kedata'gan
:::sangka-/penderita di puskesrnas. penemuan
penderita secara aktif di masyarakat
" -i:' dilakukan, sehingga dapat disimpurkan bahwa kegiatan pensamatan
:":i akit diare belum dilakukan dengan baik.
"-:::atatan
Berdasarkan hasil praktik yang dilakukan
di Puskesmas Carangki diketahui
:::-.\a pencatatan penyakit diare
1,4ng dilakukan oleh petugas surveilans belum
: :i.ikan dengan baik sehingga terdapat banyak
data yang tidak lengkap atau
- _:'

r,, nipilasi Data


Kompilasi data diperrukan untuk membuat
pengerompokan/spesifikasi data
"'r'g dilekukan untuk kepentingan analisis. Di puskesmas
carangki belum
:;r-kukan kompilasi data.Datayang ada
hanya dimasukkan pada format raporan
:-'::lan. Di Puskesmas carangki terdapat peta
yang menggambarkan luas daerah
:': r'ipulasi penduduk di wilayah keda puskesmas
Carangki.

23
d. Pengclahan dan analisis data

Petugas surveirans di puskesmas carangki berum merakukan


pengorahan dan
aniilisis data untuk penyakit
diare pada rahun 2004 _2006.

e. Pelaporan

Kegiatan pelaporan yang dilakukan oleh petugas surveilans belum


dilaksanakan dengan baik,
sehingga masih ditemukan data
yang diraporkan tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnva.

Evaluasi

Kegiatan evaruasi murai dari


pengainatan ,u,rrpui dengan peraporan
tidak
dilakukan oleh petugas surveilans.

Disseminasi

Kegiatan peraporan penyakit


diare di puskesmas carangki
,dilaporkan setiap
l
bulan pada tanggar sampai
5 ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
sedangkan feed
back yang di buat ke pustu,/Bidan
Desa hanya sebatas frekwensi pelaporan.
Feed
back hasil analisis belum
ada karena Puskesmas belum
melakukan analisis Data.

:," Intervensi

Adapun intervensi yang d'akukan


berdasarkan jumrah kasus yang
ada daram
setiap burannya. Kegiatan
intervensi berupa penyuruhan
pada saat kegiatan
posyandu' Apabila puskesmas
sudah melakukan analisis
data maka intervensi
dapat dilakukan lebih terarah
sesuai dengan prioritas masarah
y,4ng ada. Intervensi
)'ang dilakukan di puskesmas Carangki
berupa pengobatan, penyuluhan
perorangan dan penyuluhan
pada saat kegiatan posyandu.

Gambaran mengenai surva'ans


Diare berdasarkan atribut
Kesederhanaan (simpl icity)

Kesederhanaan dari Sistem Surveilans Diare pada


Puskesmas ini mencakup

lrm--
laporan /T n '\
;;; ;;,:
^^:^ (LB
saja l).

24
:, Fleksibilitas
Suatu sistem surveilans harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
informasi yang dibutuhkan atau situasi pelaksanaan tanpa disertai peningkatan

l ang berarti akan kebutuhan biay4 tenaga dan waktu. Sistem Surveilans penyakit
Diare pada Puskesmas Carangki tergolong kurang fieksibel karena kurang mampu
menyesuaikan diri terhadap perubahan informasi yang dibutuhkan, hal ini dilihat
dari pelalsanaan sistem surveilans yang dari waktu ke waktu tidak mengalami
perubahan dan tidak mengalami peningkatan sistem surveilans itu sendiri.

: {ftseptabilitas
Sistem Surveilans Penyakit Diare pada Puskesmas Carangki memiliki
akseptabilitas yang sedang, hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi tenaga
pciaksana surveilans yang kurang, serta ketidaklengkapan formulir pelaporan.

:" Sensitivitas
Sensitivitas suatu sistem dapat dilihat pada 2 tingkatan yaitu, tingkatan
F€rtama pada tingkat pengumpulan data, proporsi kasus yang dideteksi oleh
-'istem surveilans. Pada Puskesmas Carangki pengumpulan data berjalan dengan
laik. Tingkatan kedua yaitu kemampuan sistem untuk menilai KLB.

\iJai prediksipositif
Proporsi orang-{rang yang diidentifikasi sebagai kasus yang sesungguhnya
remampuan sistem surveilans diare di puskesmas carangki dalam
nengidentifikasikan populasi sebagai suatu kasus yang pada kenyataanya
:nemang kasus.

{ erepresentatifan

Dapat menguraikan dengan tepat berbagai kejadian / peristiwa kesehatan atau


mnlakit sepanjang waktu termasuk penyebarannya dalam populasi
menurut
'.r aktu dan tempat. Sistem Surveilans Diare pada puskesmas
ini cukup
:epresentatif dimana data kasus Diare dapat digambarkan secara
cukup akurat
:lenurut waktu dan ternpat dalam buku rekapitulasi penyakit.

25
g. Ketepatan waktu

Dapat dinilai dalam hal tersedianya informasi untuk penanggulangan penyakit


baik yang bersifat upaya yang sesegera mungkin maupun yang bersifat
perencanaan jangka panjang. Ketepatan pelaporan Sistem Surveilans Diare dalam

LBI pada Puskesmas ini dari segi waktu pelaporan berdasarkan hasil wawancara
dengan petugas surveilans telah cukup baik. Data ini juga selalu tersedia dengan

cepat dan tepat waktu.

- Distribusi Penyakit Diare Menurut Orang, Waktu dan Tempat


a. Distribusi menurut orang
. Umur
Distribusi penderita penyakit diare menurut umur dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 9
Distribusi Penderita Penyakit Diare menurut kelompok Umur
di Puskesmas Carangki Tahun 2004-2006

Tahun
Umur Jumlah
\i
, (thn) 2004 2005 2006
X (org) tl//o
X (org) al/
/o X (org) o/
/o X (org) o/
/o
<l 7"7 13.6:l r04 t6.8 lt4 18.4 295 16.4
t-4 r95 34.51 203 32.9 196 3 1.6 594 32.9
5-9 57 10.09 57 9.2 56 9.0 170 9.4
r l0- 14 27 4.78 t9 3.1 25 4.0 71 3.9
: 15-19 8 1.42 )z 5.2 t4 .!. ) 54 3.0
2A-44 t08 19.12 I t4 18.5 92 t4.8 314 17.4
-1i-,s4 40 7.08 JJ 5.3 )/ 8.4 125 6.9
i _{5-59 ll 1.94 l5 2.4 l0 r.6 36 2.0
60-69 /J 4.07 28 4.5 41 6.6 92 <t
>70 l9
3.36 l3 2.1 2A 3.2 52 29
lumlah 565 t00 618 r00 624 100 1803 100
: ,* -tr: : i-aporan Bulanan puskesmas Carangki fut u' ZOO+4OOO

26
Grafik I
Distribusi Penderita penyakit Diare menurut kelompok
umur
di Puskesmas Carangki Tahun 2004_2006

g:'+il'.]
I -lir.ll:,''

:itii
ffi
# ffi tu-8ffiffi S,, h
l-j :-l i.!'ir '.-i:

Swrber : laporan puskesmas Carangki Tahun


20044AA6
Dari taber 9 dan safik I di atas dapat dilihar jumlahpenderita penyakit
diare pada tahun 2004-zaa6 terbanyak ditemukan pada
umur I4 tahun yaitu
sebanyak 594 penderita (32,9 zo)- Terjadi peningkatan
dan penurunan proporsi
penderita pada golongan umur-umur tertentu. pada
golongan umur 5_9 tahun,
10-14 tahun dan 15-19 tahun, proporsi penderita
diare cenderung menurun.
Kemudian mengarami peningkatan proporsi penderita
pada gorongan umur 20_
44 tahun.

Penderita penyakit Diare terbanyak pada tahun


2004 yaitu pada gorongan
umur l-4 tahun sebanyak 195 orang (34,5ryo), sedangkan
penderita paring
sedikit ditemukan pada gorongan umur r5-r9
tahun yakni sebanyak g omng
(l,42oA\. Pada tahun 2005, penderita terbanyak
ditemukan pada golongan
umur i4 tahun yaitu 203 kasus (32.g5 yo) dan pada
tahun 2006 juga
ditemukan pada gorongan umur yang sama
yaitu sebanyak 196 kasus
(3t.6t%).

Penderita penyakit diare yang terus mengarami


peningkatan serama tiga
tahun (2004-2006) yaitu pada golongan
umur < I tahun dan 60-69 tahun.
Pada golongan umur < r tahun persentase
peningkatan kejadian penyakit
diare pada tahun 2005 (2004-2005) sebesar
3,rT%dan pada khun 2006 (2005_
2006) sebesar r,60 . pada gorongan umur 60-69 tahun persentase peningkatan

27
kejadlan penyakit diare pada tahun 2005 (2004-2005)
sebesar 0.43% dan pada
tahun 2006 (2005-2006) sebesar Z,lyo.

Jenis Kelamin

Data mengenai distribusi penyakit diare menurut jenis


kelamin tidak ada.
Hal ini disebabkan oleh sistem pencatatan yang dilakukan oleh petugas
survailans belum maksimal.

Tabel l0
Distribusi Kejadian penyakit diare berdasarftan jenis kelamin
unfuk tiga
t-hq. _1j_!t'_1, -lJalfq!)_tahun 2006
No-
-*--- -\-"qrypo!!gy(1!
JK _l_ g,r 's-::._l
| .i tt_ o_ |I i-+,:-_ tn" I rot"l o/o
*
t. Laki-Laki I :+ I zz 73 I ,2, sz.i
2. - _J __-_
:.__ _.:,-,'Pj"-l-jI 18rd II _*29 _ _]t7t I,L,*-
perempuan
tr8 oio
47.8
Total I s2
s; j_sr
| .t i.,t I-.,-
___t11 I 217
.^;
100
S"mb"r r Lapo*n B rt#pGii"rfi J Carangki tahu;t*o J

b. Disfibusi menurut w-aktu


Distribusi penyakit diare menurut waktu dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel ll
Distribusi penyakit Diare Menurut Walcu
di Puskesmas Carangki tahun 20A4_2A06

Tahun
riuu, Heagrut Jumlah
Bulen 200d 200s 2006
X (kasusl o/
/o X (kasus) o/
X (kasus) 6f
/a X (kasus) o/
/o
0 0 84 13.6 53 8.5 I tl 7-6
18 50 8, I 24 3.9 92 5,r
0 0 JJ 51 24 3,9 57 3-2
{ a-J:. 34 6,0 34 5,5 35 5,6 r03 5.7
62 I 1.0 47 7.6 50 8,t 59 8,8
0 0.0 64 r0.4 4I 6,6 0-s 5.8
60 r0,6 4t 6,6 64 10,3 65 9-2
52 q) 9l 14.7
, 54 8.7 97 r 0,9
:t::rt-on tref 68 12.0 46 7,4 47 7.6 6l 8,9
'tei 75 r 3,3 29 AA
35 -7
5,6 39 1
88 r5.6 40 65 7A I 1.3 98 i 1.0
* _re:r:l_:ef t08 19 r 50 g5 123 l9,g 250
.; q{[_{H 565 100 618 r0B
16,I
62$ t00 1803
m-- t00
llrqilll _;:3lfa n Bulanan puskesmas a;;"gkGffi 2004_2006

28
Dari tabel ll, dapat dilihat bahwa kejadian penyakit diare terus rneningkat
setiap tahun. Peningkatan kejadian tertinggi yaitu dari tahun 2004 ke 2005 dengan
persentase peuingkatan kejadian penyakit g,6yo (s3 orang). Jumlah penderita diare

terbanyak pada tahun 2004 yaitu pada bulan Desember sebanyak l0g orang
(lg,lW, dan pada bulan januari, mare! dan juni tidak ditemukan karena laporan
bulanan pada bulan tersebut hilang (akibat kelalaian petugas Dinkes Kab. Maros).
Jumlah penderita diare terbanyak pda tahun 2005 yaitu pada bulan Agustus
sebanyak 9l penderita (14,7W. Jumlah penderita diare terbanyak pada tahun 2006
yaitu pada bulan Desember sebanyak 123 penderita (l9,g7o).

Grafik2
Distribusi penyakit Diare Menurut Waktu
di Puskesmas Carangki tahun 2004-2006

: i<J

? _t{r

:*_*

4W

o (il
',.
.*+-:3Cj
r i:', --t-:1.1r:
rl i]'li..
f t l

\1
ltt,t
li
1,r
It
d

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas carangki tahun 2004-2006

Dari data di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan kasus pada tahun 2005 dan
terus meningkat sampai 2006. Besarnya peningkatan kasus dari 2004-2005 yaitu
sebesar 9,4% {(618-565)/565 x 100%}. Namun, hal ini belum dapat dikarakan
KLB sebab dara pada khun 2004 tidak lengkap karena ada beberapa data yang
hilang.

Meskipun demikian, terjadi peningkatan kasus yang sangat bermakna yaitu


pada bulan Februari, di mana terjadi peningkatan dari l g kasus menjadi 50
kasus

29
(terjadi peningkatan kasus sebesar : 50-18 : 32118 x 100% : 177,8yo) dengan
rata-ratakasus selama tahun 2005 yaitu 52 kasus.

Sementara itu,di tahun 2006, mengalami penurunan pada awai-awal tahun


yakni dari buian Januari- Maret. Peningkatan.iumlah kasus yang sangat bermakna
terjadi pada bulan Desember, di mana terjadi peningkatan dari 59 kasus di tahun
2005 menjadi 123 kasus di tahun 2006.(terjadi peningkatan kasus sebesar:123-59

= 64/59 x I00% : 108,5%) dengan rata-rata kasus selama tahun 2006 sama
dengan 2005 yakni 52 kasus.

c. Distribusi menurut tempat


Tabel 12
Distribusi Kejadian penyakit diare menurut desa/kelurahan untuk tiga keompok
umur (<l thn, 1-4 thn, >5 tahun) Tahun 2006

<1thn Total al,

I 4,5

0 3,6

5 7 l6 28 11.3 i

14 10 43 67 , 27.1 i

9 t6 34 59'241
23 9.3
:

5 J 15

7. Sudirman I8 I 1i 41 16.6
8. J o"dopulia 0 1 8 s 3:6
. Total 52 51 144 247 100
Surnber : l-apoian grtun;n Puskesmas Carangki Tahun 2006

[)ata mengenai kejadian perryakit diare menurut distribusi tempat (desa) tahun
l1-)tl4 dan 2005 tidak ada. Hal ini disebabkan karena laporan bulanan mengenai
i'.c.iadian peny'akit diare berdasarkan distriirusi tenrpat rnerranq tidak tersedia
'
lidak dibuaf) tahun 2004 dan 200-5 .

30
B. Pembahasan
l. Pengamatan

Tu'iuan dari kegiatan pengamatan pada


penya-kit diare yang dilakukan oleh
petugas surveilans adaiah mengumpulkan
data angka resakitan penyakit diar"e
sehingga dapat ciirakukan tindakan pencegahan
dan penanggurangan. Kegiatan
pengamatan yang dirakukan oreh
petugas surveirans khususnya pada petugas
surveilans diare tidak dilakukan dengan
baik, hal ini dikatenakan belum dilakukan
pencarian dan penemuan penderita
diare secara aktif. Tidak dilakukannya pencarian
dan penemuan penderita diare karena menurut
petugas surveilansnya sendiri
berpendapat karau tindakan seperti
case finding untuk penyakit diare hanva ,cirakukan
jika rerjadi KLB untuk penyakit
diare.

2. Pencatatan

Pencatatan merupakan har yang penting daiam pencegahan dan


penanggulangan penyakit diare
selain untuk mengetahui angka kejadian
penyakit
diare' Pada kegiatan pencatatan ini, petugas
surveilans mencatat data penderita
dari
buku register (Askes, JpS. dan umum),
dari puskesmas pembantu (2 pustu).
da' dari
delap.:n bidan ciesa yang tersebar
masing-masing di seruruh desa yang
ada di wirayah
kerja Puskesmas Carangki.

Pencatatan penyakit diare di Puskesnras Carangki dilakukan


dengan empat
cara yaitu :

l' Merekap data penderita diare dari


buku register, kemudian dimasukkan
ke
dalam buku laporan bulanan penyakit.
2' Merekap data ke-ja<Jian pen-vakit
diare dari laporan bidan desa.
kemudian
dimasukkan ke dalanr br_rku laporan
bulanan penyakit.
3' Merekap data kejadian penyakit diarc'dari
buku register dari dua puskesmas
penrbantu' kemLrdian dirnasukkalr
ke dalarn buku laporan bulanan
penr.akit.
4' Mencatat jumlah penderita rarvat inap (iika
ada) vang dinrasukkarr ke
dalam
buku tersendiri.

-;" Kompilasi Data


Kcmpilasidata dilakukan untuk memudahkan
dalam kegiatan analisis data.
Puskesmas carangki, data yang
Di
terkumpur hanya digunakan
untuk laporan bulanan
puskesmas sehingga data yang
ada tidak dibuat kedalam
bentuk grafik ataupun spot
map. Padahal pembuatan grafik sangat penting untuk melihat perkembangan
dan
trend penyakit diare. Data yang tersedia hanya berupa distribusi
diare rnenurut utrnur,
waktu, dan tempat.

4. Pengolahan dan Analisis data

Pengolahan data dimaksudkan untuk menyiapkan data


supala data dapat
ditangani dengan mudah pada waktu analisis dan data
akan 1,ang di analisis sudah
bebas dari kesalahan yang dilakukan pada waktu pengumpulan
dan pencatatan data.
Pengolahan dan analisis data sangat berguna untuk
mengantisipasi teriadinya
peningkaian kasus dan memudahkan untuk melakukan
intervensi. Kompilasi data
berdasarkan umur' jenis kelarnin, dan tempat tidak
dianalisis lebih lanjut karena
kurangnya pemahaman secara penuh dari petugas
surveilans diare akan pentingn'a
membuat data kejadian penyakit diare berdasarkan
umur, tempat. can jenis kelamin.

5. Pelaporan

Sistem pelaporan dilakukan secara vertikal (dari


bai.vah ke atas) maksudnya
dari puskesmas ke kantor dinas kesehatan kabupaten.
Adapun tujuan dari pelaporan
yang dilakukan oleh petugas
,surveilans penyakit diare kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Maros yaitu sebagai iumber informasi
epidemiologis yang menjadi bahan
pertimbangan dalam merrgambil langkah-langkah
serta kebijakan untuk pencegahan
dan penanggulangan penyakit diare. Laporan
bulanan dari setiap puskesmas harus
masuk pada awar bura* paling rambat tanggar
empat (tanggar 4 pacia buran
berikutnya).

6. Evaluasi

Kegiatan evaluasi tidak dilakukan oleh petugas


surveilans karena petugas
surveilans menganggap bahwa kegiatan
evaluasi hanya dilakukan oleh pihak
Dinkes
Dati Il Makassar.

7. Disseminasi ,. .,

Dalam kegiatan Diseminasi di puskesmas


carangki meliputi pelaporan rutin
penyakit diare ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Maros dalam setiap bulannya dan
umpan balik raporan ke puskesmas pembantu/bidan
desa. Diseminasi yang baik
seharusnya merupakan penyebarluasan
informasi hasil analisa data yang mudah
dipahami, bukan hanya Iaporan rutin saja
atau feed back yang isinya hanya
laporan

32
masuk atau tidak saja Penyebarluasan
informasi penyakit diare perlu juga
dilakukan
' pada lintas sektor terkair
bertujuan agar program yang dilaksanakan
mendapat
dukungan, sehingga dapat membantu
penyelesaian masarah.

8. Intervensi

Bila data penyakit diare dilakukan


analisa maka intervensi akan mudah
dilakukan, karena akan terlihat
gambaran masarah sesuai
dengan prioritasnya. Di
Puskesmas carangki proses
surveilansn ya yangberjalan
baru pada kegiatan mencatat
dan melaporkan berdasarkan
format baku yang dari Dinas Kabupaten.
Sehingga
intervensi yang telah dilakukan
di Puskesmas carangki juga hanya
sebatas intervensi
rutin berupa pengobatan, penyuruhan
individu dan penyuluhan pada saat
kegiatan
posyandu' Bila analisa dilakukan
dan prioritas masarah ditetapkan maka pelaksana:ul
intervensi akan lebih efektif
dan tidak saja hanya pada
kegiatan posyandu.

9. Distribusi penyakit Diare berdasarkan


Orang
a. Umur
Berdasarkan data pada tabel
9 tahun 2004-2006,menunjukkan
bahwa distribusi
penderita diare berdasarkan
umrrr terbanyak par.ra golongnn
umur i_4 tahun
denganjurnrah kasus terbanyak
pada tahun 2005, yaitu
sebanyak 203 0rang. Dari
taber diatas kita dapat menyimpurkan
urnur gorongan r_4 tahun paring
renran
untuk terkena pen;'.ftit ini,
har ini disebabkan karena pada
usia ini periraku
seorang anak cenderung ingin
mengetahui selara sesuatu
yang dia lihat.
Sehingga dari rasa keinginantahuan
1'ang besar itu seorang anak seraru
memasukkan sembarangan
benda ke dalam rnulutnya.
Benda yang masuk ke
daiam murut anak tersebut
dapat meniadi tempat berkembangbiak
agent diare.
Selain itu hal ini.juga tidak
terlepas vqrr
dari PlrrS4wdsan
pengawasan orz
orang tua terhadap perilaku
dan asupan gizi dari anaknva.

b. .lenis Kelanrin

Berdasarkan data dari tabel


I0 (tabel Distribusi Kejadian
penyakit diare
berdasarkanjenis keramin
untuk tiga keompok umuf
(<r thn, r-4 th'. >,5 tahun)
tahun 2006) menurrjukL.an
bah*a distribusi penyakii
diare berdasarkan jenis
keramin terbanvak pada.ienis
kerarnin iaki-raki. fapi
daritaber r0 kita juga dapai

33
melihat bahiva proporsi kejadian oenyakit diare antara laki-laki dan perempuan
tidakjauh berbeda.

10. Distribusi Penyakit Diare berdasarkan Waktu

Berdasarkan data pada tabel 11 tahun 20A4-2006, menunjukkan bahwa


distribusi penderita penyakit diare berdasarkan bulan, terbanyak pada tahun 2004

1'aitu pada bulan Desember, pada tahun 2005 yaitu pada bulan Agustus, pacia tahun
2006 yaitu pada bulan Desember. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah
kasus terjadi pada musim penghujan. Dimana kita ketahui pada musim penghujan
perkernbangbiakan agent penyakit diare sangat meningkat seiring rneningkatnya
curah hujan dan dihubungkan dengan banyaknya sampah yang tergenang dan
terjadinya bencana banjir.

I 1. Disiribusi Penyakit Diare berdasarkan Tempat

Berdasarkan pada tabel l2 diperoleh bahwa penderita penyakit diare terbanyak


ditemukan pada kelurahan Kurusumange pada tahun 2006, kemudian menyu.sul
kelurahan Lekopancing dan Sudirman. Dari ketiga desa tersebut,ternyata desa
Sudinnan merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahrrn 2006 yaitu ,

4870 jiwa. Dengan angka penderita diare sebanyak 45 penderita, maka


perbandingannva vakni 108: l, artinya dalarn setiap 108 penduduk ada I penderita
diare. Sementara itu' desa Kurusumange yang mernilikijumlah peduduk paling
sedikit
diantara ketiga desa diatas,yakni 3284 jiwa dengan angka penderita diare pada
tahun
2006 sebanyak 68 penderita. Maka dapat dilihat perbandingannya yakni
4g:1, adinya
dalarn setiap 48 penduduk ada I orang yang menderita diare. Hal ini
tentu saja jauh
berbeda dengan desa Sudirman. Karena itu,desa ini rnemiliki resiko
penyakit diare
oaling besar diantara ketiga desa diatas.
Sementara itu.
berdasarkan tabel, desa Borong dan Toddopulia sama-sama
menriliki jumlah penderita yang paling sedikit yakni 9 penderita
diare. Akan retapi,
.fika dilihat perbandingan antara jumlah penduduk dengan jurnlah penderita
diare.
maka Y'ang paling sedikit )'aitu di desa Toddopulia. dimana
dari setiap 253 penduduk
han.va ada I yane terkena diare. Sementara di desa Borong perbandingdnnya yakni
154:1. arrinya dalam setiap r54 penduduk. ada r penderita
diare.
Berdasarkan tabel distribusi keluarga yang memiliki akses
air bersih diketahui
kelLrrahan kurttsittnnnge mentiliki persentase akses air bersih yang
tergolong rendah.

34
Hal ini diperkuat oleh beberapa penelitian yang
mengatakan bahr,va diare disebabkan
oleh kesehatan lingkungan yang kura'g
baik yang salarr satunya yaitu penyediaan air
r;"1 i n rlm yang kurang
m emenuh i syarat keseh atan.

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapurr kesimpulan dari praktikum survailans ini
adalah :

l ' Pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit


diare di pKM caralgki pada saat i'i
belum dilaksanakan dengan baik mulai dari kegiatan
pengamatan, pencatatan,
pelaporan, pengolahan dan an6lisis serta evaluasi.
2' Berdasarkan umur' penderita penyakit diare terbanyak
ditemukan pada golongan
umur l-4 tahun dengan jurnlah penderita pada tahun
2004 sebanyak 195 orang, tahun
2005 sebanyak 203 orang. tahun 2006 sebanyak
196 orang.
3 ' Berdasarkan waktu, penderita penyakit diare tertinggi
ditemukarr pada bulan
Desember untuk tahun 2004 (108 kasus) dan
2006 (123 kasus). sedangkan untuk
, tahun2005 tertinggi pada bulan ,{gustus (91 kasus).
4' Pelaksanaan Surveilans Diare di Puskesmas
carangki telah berjalan tetapi hanya
terbatas pada pencatatan dan pungumpulan data
unfuk keperluan laporan bulanan.
5' Berdasarkan data yang ditemukan di Puskesmas carangki, tidak ada kematian dan
KLB penyakit diare pada tahun 2004_2006.

B. Saran
1' Perlu diberikan perhatian khusus pada kelompok
umur l-4 tahun untuk menurunkan
angka kejadian penyakit diare pada kelompok
umur tersebut.
2' Perlu penambahan petugas kesehatan diKecamatan Tanralili, agar pencatatan
penyakit diare dapat dilakukan secara
maksimal.
3' Perlu dilakukan antisipasi dalam bentuk kegiatan
penyuluhan dalam menghadapi
perubahan musim.

4' Perlu dilakukan kegiatan pelatihan bagi petugas


untuk peningkatan keterampilan
petugas dalam melakukan pengolahan
data dan penggunaan komputer daram
pencatatan dan pengolahan data.

5' Evaluasi hendaknya terus dilakukan. Hal ini penting dalam melihat kinerja
pelaksanaan surveilans yang telah
ada sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan
dalam menunj ang peningkatan pelaksanaan
s urvei lans.

36
Dokumendokumen hasil pencatatan penderita yang berkunjung di Puskesmas
Carangki hendaknya disimpan dengan baik agar mudah didapatkan apabila
dibutuhkan.

37
Daftar Pustaka

, *Anglrn Kejadian Diare di Indonesia Masih Tinggf', http://www.kapanlaei.corn/ 8


maret 2008.

" D iare", htto :l/rofiqahmad.wordpress.corn/ 8 Maret 2008.

"Jangan Anggap Remeh Diare", http:i&wvw.medicastore.com/ 8 Maret 2008.

u
Diare Akibat Infeksi" http:/koaskamarl 3.wordpress.com/ 8 Maret 2008.

"Manual Pemberantasan Penyakit Menuler", http://www,pppl.depkes.go.id/ 8 Maret


2008.

*Inisiatif Kemitraan Pemerintah-Swasta Untuk Cuci Tangan Pakoi Sobun", http:.ll


www.ampl.or.idl 9 Maret 2008.
I
*Diare Alai Disebabkan Baherf',http:/ftwvw.librar.v.usu.ac.id
9 Maret 2008.

,"Elemen Seng Mampu Atasi Penyakit Diare", http://www.mediaindonesiaonline.com/


9 Maret 2008.

fil Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros 2004-2006.

, NurNasry.2A02. Dasar Epidemiologi. Lembaga Penerbitan UNHAS, Makassar.

aya.200"1, Mengatasi diare dan keracunan pada balita. Kawan Pustaka, Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai