yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid. Klasifikasi Mioma Uteri 1. Cerivical (2,6%), Lokasi 2. Isthmica (7,2%), 3. Corporal (91%),
Lapisan Uterus 1. Mioma Uteri Submukosa
2. Mioma Uteri Subserosa 3. Mioma Uteri Intramural Etiologi Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Manifestasi Klinis Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % –50% dari pasien yang terkena. 1. Perdarahan abnormal 2. Penekanan rahim yang membesar 3. Nyeri 4. Gejala dan tanda penekanan 5. Infertilitas dan abortus Komplikasi 1. Degenerasi ganas. 2. Torsi (putaran tangkai). 3. Nekrosis dan infeksi 1. Pengkajian Pre-Operatif a. Aktivitas istirahat b. Eliminasi c. Nutrisi d. Integritas ego e. Sirkulasi f. Nyeri/ kenyamanan g. Seksualitas h. Interaksi sosial i. Neurosensori j. Penyuluhan/ pembelajaran k. potensial terjadi penarikan din, pasca operasi. l. Pemeriksaan Fisik Diagnosa 1. Nyeri berhubungan dengan proses penyempitan saraf simpatik mioma. 2. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anorexia. Intervensi 1. Nyeri berhubungan dengan proses penyempitan saraf simpatik mioma. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masalah nyeri teratasi. Intervensi : Pain Management a. Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi b. observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif c. Berikan analgetik sesuai dengan anjuran d. Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri e. Kaji latar belakang budaya pasien Pemberian Analgetik a. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan b. Berikan obat dengan prinsip 5 benar c. Cek riwayat alergi obat d. Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan Manajemen Lingkungan: Kenyamanan a. Pilihlah ruangan dengan lingkungan yang tepat b. Batasi pengunjung c. Tentukan hal hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pasien sepeti pakaian lembab Post Operatif a. Pengkajian 1. Data umum 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Reproduksi 4. Data Psikologi 5. Status Respiratori 6. Tingkat Kesadaran 7. Status Urinari 8. Status Gastrointestinal b. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan sistem saraf 2. Retensi urine berhubungan dengan kelemahan pada saraf sensorik dan motorik. 3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kekhawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak dan pola hubungan seksual. 4. Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan c. Intervensi 1. Diagnosa I : Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan sistem saraf a. Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri. b. Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi. c. Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu. Kaji TTV : takhikardi, hipertensi, pernafasan cepat. d. Motivasi klien untuk mobilisasi dini setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan. e. Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik intravena. f. Observasi efek analgetik (narkotik) g. Obervasi tanda vital : nadi , tensi, pernafasan. d. Implementasi Keperawatan e. Evaluasi Keperawatan f. Dokumentasi Keperawatan