rawat inap way kandis Bandar Lampung. Hasil penelitian ini diperoleh dengan
yang sudah dijelaskan pada BAB III yaitu informan pada penelitian ini adalah
berikut :
4.1.2 Fokus 1 Gambaran Tentang Peran Tenaga Medis Dalam Rujukan Pada
Informan kunci pada penelitian ini adalah kepala puskesmas rawat inap
“Untuk tenaga medis yang berperan dalam pelayanan rujukan itu ada
dokter umum dan dokter gigi untuk pelayanan BPJS dokternya ada 5 dan itu
diluar kepala puskesmas selain tenaga medis ada petugas kesehatan yang
nanti tugasnya untuk menginput data ada supir ambulan dan perawat yang
nanti akan mendamping pasien yang akan di rujuk. Peran dokter disini
tersebut akan merujuk. Jadi peran dokter disini adalah penegakan diagnosis
baik dokter umum maupun dokter gigi perannya sama. Untuk puskesmas
kita mempunyai target mutu untuk pelayanan yaitu 100% pasien ditangani
kandis dilengkapi fasilitas rawat inap jika kondisi pasien gawat darurat
maka diantar menggunakan mobil ambulan jika tidak gawat darurat maka
surat penolakan pada inform consent. Tentu kita berikan penjelasan terlebih
komunikasi tidak dilakukan dengan rumah sakit tipe c tetapi untuk pasien
rawat inap kami akan menelpon rumah sakit untuk memastikan apakah
rumah sakit dapat menerima pasien rujukan atau tidak. Misalnya ada pasien
dengan kasus demam berdarah dan trombositnya terus menurun maka kami
akan menelepon rumah sakit untuk memastikan apakah ada ruangan yang
kosong atau tidak, kita selalu berikan surat pengantar rujukan dari
puskesmas.
Dalam penelitian ini ada 2 tenaga medis yang menjadi informan yaitu
1) Informan TM 1 (KTH) :
“Untuk tenaga medis ada dokter umum, dokter gigi, perawat, dan supir
1. Melakukan anamnesa.
3. Menetapkan diagnosis.
4. Memberikan terapi.
terlebih dahulu sebelum pasien kita rujuk. Jadi sebelum melakukan rujukan
edukasi misalnya pasien typoid kita berikan edukasi seperti cuci tangan. Ada
komunikasi dengan rumah sakit sebelum merujuk pasien jadi ada form
rujukan pasien yang akan kita rujuk kita isi form terlebih dahulu seperti
identitas, keluhan pasien saat ini, kondisi penunjangnya, terapi yang sudah
kita berikan kita tulis semua jadi prinsip kita menulis apa yang kita kerjakan
kita tulis jadi pada saat kita merujuk pasien ada serah terima untuk rumah
sakit. Misalkan trombositnya saat ini 40.000 sementara kondisi pasien ada
perdarahan dan kita tidak bisa menangani sehingga pasien harus dirujuk ke
rumah sakit, dokter akan memberikan surat rujukan untuk diberikan kepada
penerima rujukan.”
2) Informan TM 2 (R) :
“Tenaga medis yang berperan tentunya dokter umum, dokter gigi, selain
itu ada petugas kesehatan ada perawat, perawat gigi, dan bidan. Peran dari
sebelum pasien saya rujuk sama seperti pasien yang lainnya. Sebelum kita
merujuk pasien kita beri penjelasan terlebih dahulu kita beri tahu bahwa ini
harus ditangani ke tingkat yang lebih tinggi jika pasien setuju maka kita
rujuk. Harus ada penjelasan terlebih dahulu sama pasien sebelum dirujuk,
untuk pasien BPJS kita langsung rujuk ke rumah sakit tipe C dengan
way kandis (T) yang bertugas sebagai penginput data BPJS dan membuat
“Tenaga medis yang berperan adalah dokter tetapi saya ikut membantu
karena saya yang bertugas untuk mencetak surat rujukan BPJS. Peran utama
berjenjang karena masih ada pasien yang memaksa untuk meminta dirujuk
apabila pasien membutuhkan infus maka akan kita berikan infus atau kasih
oksigen dan lain-lain setelah itu baru kita rujuk yang seperti itu biasanya
saya yang mencetaknya lalu saya berikan lagi kepada dokter untuk
ditandatangani.”
4. Informan Pendukung Peserta BPJS:
1) Informan PS 1 (BT) :
“Yang saya tahu ada dokter, menurut saya untuk pelayanan yang
diberikan dokter dipuskesmas rawat inap way kandis sudah baik. Dokter
2) Informan PS 2 (T) :
“Sepengetahuan saya ada dokter, bidan, dan perawat dokter disini sudah
baik dan ramah. Iya, pasti diberi penangan dahulu, dokter meminta
3) Informan PS 3 (S) :
dipuskesmas rawat inap way kandis sudah sangat baik. Iya sebelum dirujuk
saya diperiksa dulu baik itu dari dokter puskesmas maupun dokter rumah
sakit tipe c mereka tidak bisa langsung merujuk. Dokter puskesmas meminta
penjelasan karena dokter tidak mau merujuk pasien sembarangan. Tidak ada
karena sudah diberikan surat rujukan dari puskesmas, memang harus ada
surat rujukan terlebih dahulu dari puskesmas karna itu sudah peraturan dari
BPJS.”
“Untuk pelayanan BPJS kita ada 5 dokter jadi untuk BPJS polinya kita
kita berikan baik pasien umum atau pasien BPJS dan P2KM pelayanan yang
kita berikan sama tetapi ini masalah alur saja karena masalah administrasi
dan untuk mempercepat alur pelayanan jadi kita pisahkan ada poli khusus
BPJS. Seandainya ada pasien BPJS yang perlu dirujuk maka pasien tersebut
akan masuk kebagian khusus dan datanya akan diinput kedalam p-care
lagi dalam menangani pasien, bukan karena kita tidak berkompetensi untuk
mendiagnosis.
pasien yang tidak bisa kita tangani lagi dipuskesmas atau atas permintaan
berwarna merah. Penyakit viral wart kenapa paling banyak dirujuk biasanya
terlebih jika jika pasiennya anak-anak yang sudah gelisah. Punishment dari
BPJS terhadap hal itu namanya rujukan non spesialistik seandainya lebih
dari 5% kita dapat pengurangan kaptasi 5% jika kita mau aman kita harus
waykandis kita masuk zona aman, jika zona aman kita tidak ada
1) Informan TM 1 (KTH) :
1. “Dimulai dari pasien datang dari depan ada custemer service memilih
pasien BPJS dan non BPJS itu tujuannya untuk mengarahkan pasien
keloket, karena loket ada 2 untuk BPJS dan Non BPJS nanti dikasih
terdaftar di puskesmas rawat inap way kandis itu dilayani, jika pasien
2. Jika sudah terdaftar petugas akan menginput data online, pasien disuruh
penunjang, bisa laboratorium dll jika demamnya sudah 3 hari kita kasih
penunjang, misal kan ternyata dia sakitnya tifoid atau DBD kita berikan
terapi bila perlu pasien dirawat inap. Tetapi jika sudah ada hasil
konsultasi kebagian gizi. Untuk pasien yang harus dirawat inap kita kasih
6. Misalkan jika kita tidak bisa menangani maka akan kita rujuk kerumah
sakit tipe c.
Syarat untuk dilakukan rujukan jika kita tidak bisa menangani, baik dari
segi sumber daya disini atau dari segi sarana dan prasarana atau dari segi
obat sehingga bisa kita rujuk. Tulisan merah tersebut terjadi dikarenakan
diagnosa viral wart (veruka vulgaris) kenapa yang paling banyak kita rujuk
karena kita tidak punya alatnya intinya karena alatnya kita tidak ada
asthma, jantung, gagal ginjal, atau stroke dan harus hemodialisa seperti itu
yang banyak kita rujuk. punishment dari BPJS jika angka rujukan kita
paling tinggi namanya angka rujukan non spesialistik dana kapitasi kita
1. pertama itu p-care, p-care disini artinya kunjungan pasien 3.000 perbulan
dikarenakan sekarang BPJS ada aturannya artinya pasien itu ada 1 kali
FKTP jadi 3.000 kunjungan perbulan itu yang pertama di nilai BPJS.
diluar 144 penyakit jika kita melakukan rujukan tersebut itu artinya
rujukan non spesialis yang tidak boleh lebih dari 3% jika lebih dari 3%
posisi kita tidak aman, dalam peraturan BPJS ada posisi aman, tidak
aman, dan posisi prestasi jika kunjungan kita lebih dari 100% kita dapat
prestasi kita dapat bonus 5% jika posisi kita aman kita tidak dapat bonus
tetapi tidak dikurangi, jika posisi kita tidak aman dikurangi 5% dari dana
kita punya trik supaya kita dalam posisi aman kalau bisa prestasi kita
semua disni tidak hanya dokter saja semua disini terlibat dimana kita
bukan kompetensi kita disini kita rujuk atau sekarang ada alat yang khusus
yang tidak bisa kita kerjakan jadi kita rujuk. Untuk pasien gigi kita tidak ada
peraturan dari BPJS tetapi kalau dokter umum punya peraturan penyakit
mana yang tidak boleh dirujuk dari peraturan BPJS ada 144 penyakit yang
bisa ditangani di FKTP. Kemungkinan itu dari pasien yang memaksa untuk
dirujuk. Untuk gigi dipuskesmas tidak pernah ada teguran dari BPJS.
“Untuk prosedur rujukan dimulai dari FKTP lalu ke rumah sakit tipe c
dipuskesmas jadi harus dirujuk kecuali masih bisa kita tangani. Seperti
pasien tersebut kita rujuk. Jika terdapat data diagnosis BPJS dengan tulisan
merah itu seharusnya tidak boleh dirujuk tetapi dikarenakan atas permintaan
pasien sendiri untuk dirujuk.atau memang karena kondisi pasien yang tidak
penyakit kulit kemaren itu memang diagnosanya tidak boleh dirujuk tapi itu
bukan penyakit kulit biasa sudah beberapa kali berobat disini tidak sembuh
spesialis kulit kita rujuk ke rumah sakit tipe c dan akhirnya di data p-care
rujukan tulisan berwarna merah. Viral wart paling banyak dirujuk mungkin
itu karena pasien sudah beberapa kali berobat disini tidak sembuh-sembuh
atau kemungkinan atas permintaan pasien sendiri. Itu tidak sesuai dengan
peraturan BPJS biasanya ada pertemuan bersama pihak BPJS jika angkanya
paling tinggi jika diagnosanya tidak boleh dirujuk tetapi dirujuk ada
pertemuan dari pihak BPJS dan puskesmas dari pihak BPJS kita diberi
tersebut.”
BPJS.
ambulan lagi. Untuk petugas yang berperan ada supir ambulan dan
mendampingi pada saat rujukan ada perawat. untuk sistem rujukan kita
sudah sesuai SOP tetapi yang tidak sesuai SOP yaitu seperti halnya di UGD
rujukan ada 3 orang atau 2 orang dimana ambulan kita cuma ada 1 seperti
1) Informan TM 1 (KTH) :
“Yang pasti ambulan dimana untuk supirnya ada terus 24 jam untuk
puskesmas way kandis ada 2 supir ambulan 1 PNS jam kerja dari jam 7.30-
14.00 sampai jam kerja nanti ada lagi yang menggantikan. Kita puskesmas
24 jam jadi harus ada petugas dan tenaga medis yang selalu di puskesmas
untuk perawat ada 3 dinas sore, dinas malam jika ada rujukan bisa berangkat
fasiltas yang ada dipuskesmas untuk sistem rujukan sudah lengkap jadi kita
tidak ada solusi untuk masalah fasilitas karena sudah tersedia. Ada supir dan
kita sudah sesuai SOP memang kita sudah ada SOP nya untuk merujuk
pasien karna kita semua sudah terakreditasi jadi semua itu kita sudah ada
SOP.”
2) Informan TM 2 (R) :
karenakan tekhnisinya tidak ada langsung disini ini jadi harus menunggu.
menunggu dulu. Selain tenaga medis yang berperan ada supir ambulan dan
perawat nanti yang mendampingi pasien diambulan pada saat dirujuk.
ambulan tetapi dari pemerintah karena tidak mungkin BPJS memberi mobil
karena fasilitas kita sudah tersedia. Petugas puskesmas yang turut berperan
ada perawat yang mendampingi pasien yang dirujuk dan supir ambulan.
Untuk fasilitas disini sudah sesuai SOP karena kita sudah ikut akreditasi
1) Informan PS 1 (BT) :
“Untuk rujukan ambulan harus ada, Fasilitas disini sudah tersedia. saya
2) Informan PS 2 (S) :
3) Informan PS 3 (T) :
“untuk pasien yang gawat darurat mobil ambulan harus tersedia. Fasilitas
dipuskesmas way kandis sudah bagus. Puskesmas way kandis sudah tersedia
semua saya lihat untuk fasilitasnya jadi mungkin tidak ada solusi lagi.
Tentunya supir ambulan sangat berperan, nanti ada yang mendampingi
sangat berat untuk dipuskesmas dan masalah selama ini kita hadapi
tidak ada tetapi untuk mendiagnosa kita bisa berkompetensi jadi ada
FKTP tetapi jika trombositnya diatas 100.000 tetap kita lakukan rujukan
jadi ada hal-hal memang yang tidak bisa kita tangani tapi dia masuk
dalam 144 diagnosa penyakit BPJS itu yang menjadi permasalahan kita
itu yang sekarang masih kita kaji lagi didalam 144 ada beberapa penyakit
yang memang harus kita keluarkan misalkan diare dia sudah dehidrasi
berat kita tidak berani untuk menolong dimana pasien butuh pemeriksaan
dirujuk tetapi pasien sudah marah-marah dia merasa dia sudah bayar dan
harus dirujuk apalagi dia sudah melibatkan akan menelepon pejabat dia
menelepon bapak walikota kita tidak bisa berkutik walaupun dia penyakit
batuk, flu akhirnya tetap kita rujuk dimana nanti di p-care BPJS akhirnya
BPJS bukan dari puskesmas karna puskesmas itu pelayanan tapi akhirnya
5) Sistem BPJS kan sekarang ada 3 penilaian sistemnya juga belum ada
dikami, jadi sistemnya itu yang ada hanya di BPJS jadi kita tidak bisa
menilai kunjungan kami ini ada di zona aman atau belum, terus regulasi-
regulasi yang terkait masalah banyak aturan dari BPJS yang kami rasa
BPJS tidak aktiv itu kita tidak dibayar klaimnya tapi ternyata kemudian
pasien itu mau aktiv lagi ke BPJS kan dia harus bayar denda dia udah
bayar berikut dendanya tapi uang yang hak punya puskesmas tidak
dibayar lagi.
2. Informan Tenaga Medis
1) Informan TM 1 (KTH) :
“Selama ini kita tidak ada masalah dari sistem rujukan karna semua
masalah rujukannya.”
2) Informan TM 2 (R) :
“Masalah yang selama ini saya hadapi saya sering ngerujuk pasien ada
kompresor kita tidak hidup sehingga kita tidak bisa melakukan penambalan
gigi harus ada alat mau tidak mau pasien kita rujuk. Kadang-kadang kendala
yang kita alami pasien tidak mau dirujuk jika pasiennya tidak ingin dirujuk
kita beri penjelasan nanti dampaknya akan seperti apa. Dan masalah pasien
berobat di FASKES nya terdaftar dimana tapi mereka mau berobatnya disini
selama ini jika cuma berobat kita beri pelayanan tetapi itu cuma sekali
misalkan jika tindakan mereka harus kembali dimana mereka terdaftar dan
masalah kita hadapi selama ini dari pasien BPJS kurangnya informasi
kepesertanya penyakit yang bisa dilayani apa saja yang di cover BPJS tidak
FASKES dimana mereka terdaftar mereka harus ke situ karena ada pasien
”Masalah yang selama ini saya hadapi dari pasien yang ngotot minta
sama dokter yang ada dirumah sakit biasanya alasannya seperti itu padahal
kita sudah memberitahu sudah kita edukasi sama pasiennya tetapi pasiennya
susah mengerti tetap ngotot mau dirujuk jadi kita layani saja dari pada kita
ribut soalnya pasiennya sering ngajak ribut ngotot sering kejadian seperti itu
untuk menghindari masalah seperti itu kita kasih rujukan. Karena ketika
pasien itu penyakitnya ringan dan kita puskesmas bisa menangani dan tidak
seharusnya dirujuk tetapi pasien meminta untuk dirujuk pasien bisa meelapor
kemana saja bisa dia masukan surat kabar tapi dengan bahasa yang berbeda
pejabat karena pasiennya sudah ngotot kita beri rujukan karena pasien kita
bukan cuma dia saja yang mau kita layani banyak pasien yang lain yang