Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS

Masalah : Kurang pengetahuan tentang Diabetes Melitus dan


perawatannya, karena kurangnya informasi
Pokok bahasan : Diabetes Melitus
Sub pokok bahasan : Penyakit Diabetes Melitus
Sasaran : Tn. dan keluarga
Waktu : 25 menit
Pertemuan ke :1
Tanggal : 09 Oktober 2018
Penyaji :
Tempat :

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dan keluarga pasien mampu memahami
tentang penyakit diabetes mellitus dan perawatannya.

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit pasien dapat:

1. Menjelaskan definisi Diabetes Melitus tanpa melihat catatan dengan baik


dan benar (C1)
2. Mengidentifikasi jenis dan penyebab Diabetes Melitus tanpa melihat catatan
dengan baik dan benar tanpa melihat catatan (A1)
3. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus tanpa melihat catatan
dengan baik dan benar (C2)
4. Menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus tanpa melihat catatan dengan
baik dan benar (C3)
5. Menjelaskan bagaimana penatalaksanaan Diabetes Melitus tanpa melihat
catatan dengan baik dan benar (C4)

III. Materi

1. Pengertian DM
2. Jenis dan Penyebab DM
3. Tanda dan gejala DM
4. Komplikasi DM
5. Penatalaksanaan DM

IV. Kegiatan belajar mengajar


 Metoda : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
 Langkah kegiatan :
Tahap
NO Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan

a. Mempersiapkan materi, media, dan


Kegiatan pra tempat a. menjawab salam
1 pembelajaran b. Memberi salam b. mendengarkan dan 2 menit
c. Perkenalan memperhatikan
d. Kontrak waktu
a. Menjelaskan tujuan a. mendengarkan dan 3 menit
b. Menjelaskan pokok bahasan Memperhatikan
2 Pembukaan c. Apersepsi b. Menjawab
pertanyaan

 Penyampaian materi : a. Menyimak dan 15 menit


1. Pengertian DM mendengarkan,
2. Jenis dan Penyebab DM b. Memperhatikan
3 Kegiatan inti
3. Tanda dan gejala DM c. Klien mengajukan
4. Komplikasi DM pertanyaan.
5. Penatalaksanaan DM d. Klien menjawab
pertanyaan
 menyimpulkan materi oleh pasien
 penyaji memberikan kesempatan pasien
untuk bertanya.
 Menjawab pertanyaan dari pasien
 Melakukan evaluasi dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada pasien
a. Menyimpulkan a. Menyimak 5 menit
b. Melakukan klarifikasi b. Mendengarkan dan
c. Menyampaikan tindak lanjut memperhatikan
4 Penutup
d. Menutup kegiatan c. Mejawab salam
e. Menutup sesi acara dengan
mengucapkan salam
V. Media & Sumber
 Media : leaflet
 Sumber :
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Vol. 2. Jakarta : EGC.
Lanywati Endang dr. . 2001. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius

VI. Evaluasi
1. Prosedur : Post-test
2. Jenis tes : Lisan
3. Bentuk : Pertanyaan terbuka
- Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada pasien,sebagai berikut :
a. Apa itu Diabetes Melitus?
b. Apa saja Jenis dan Penyebab Diabetes Melitus ?
c. Sebutkan Tanda dan gejala Diabetes Melitus !
d. Apa saja Komplikasi yang ditimbulkan dari Diabetes Melitus ?
e. Bagaimana Penatalaksanaan Diabetes Melitus ?

VII. Lampiran
 Materi
 Kunci Jawaban
LAMPIRAN

I. Materi

A. Definisi
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.

B. Etiologi
Diabetes melitus tipe 1
1. Faktor genetik
2. Faktor Imunologi
3. Faktor lingkungan
Diabetes melitus tipe 2
1. Usia
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga

C. Tipe DM

DM TIPE 1 DM TIPE 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin,
atau sama sekali tidak menghasilkan kadang kadarnya lebih tinggi dari
insulin. batas normal. Tetapi tubuh
membentuk kekebalan terhadap
efeknya, sehingga terjadi kekurangan
insulin relatif.
Umumnya terjadi sebelum usia 30 Bisa terjadi pada anak-anak dan
tahun, yaitu anak-anak dan remaja. dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah
usia 30 tahun.
faktor lingkungan (infeksi virus atau Faktor resiko untuk diabetes tipe 2
faktor gizi pada masa kanak-kanak adalah obesitas dimana sekitar 80-
atau dewasa awal) menyebabkan 90% penderita mengalami obesitas.
sistem kekebalan menghancurkan sel
penghasil insulin di pankreas.
90 % penghasil insulin (sel beta) Diabetes melitus tipe 2 juga
mengalami kerusakan permanen. cenderung di turunkan secara genetik
Terjadi kekurangan insulin yang berat dalam keluarga.
dan penderita harus mendapatkan
suntikan insulin secara teratur.

D. Tanda dan gejala


1. Polipagi (sering merasa lapar)
2. Polidipsi (sering merasa haus)
3. Poliuri (sering buang air kecil)
4. Berat badan menurun
5. Kelemahan,keletihan dan mengantuk
6. Infeksi kulit
7. Timbul gejala ketoasidosis

E. Pemeriksaan DM
1. Tes kadar glukosa darah
Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :
a. Tes gula darah puasa.
Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan
dalam keadaan istirahat atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan. Jadi,
lakukan tes darah 10 jam setelah makan malam terakhir.
b. Tes gula darah 2 jam setelah makan. Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah
m akan. Ingat, selain makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik
insulin seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat gambaran gula
darah dengan dosis obat atau pun insulin.
c. Tes gula darah sewaktu. Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan saja,bukan
saat puasa ataupun 2 jam setelah makan.tes gula darah sewaktu dipakai sebagai
patokan oleh diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya mengalami hipoglikemia
ataupun hiperglikemia
d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c). HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah rata-
rata selama 3 bulan kebelakang.
Gula darah yang baik :
1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL
2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL
3) HbA1c : < 6,5%
Bukan Belum pasti DM DM
DM
Kadar glukosa darah tidak puasa
Plasma vena < 110 110- 200 ≥ 200
Darah kapiler < 80 80 - 200 ≥ 200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena < 110 110- 126 ≥ 200
Darah kapiler < 90 90- 110 ≥ 110

2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus, tetapi
pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya diabetes
melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan dianalisis, mengandung glukosa atau
tidak. Jika dalam urine di temukan adanya glukosa, hal itu dapat memperkuat
dugaan adanya diabetes melitus.
3. Tes keton
Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau sangat
rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa darah juga tinggi, dapat
memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
4. Pemeriksaan mata
Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina yang
abnormal, hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis akibat komplikasi
penyakit tersebut.

F. KOMPLIKASI

Berikut adalah sejumlah komplikasi yang umumnya dialami oleh penderita


diabetes.

 Penyakit kardiovaskular. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi


untuk terkena penyakit jantung, stroke, aterosklerosis, dan tekanan darah
tinggi.
 Kerusakan saraf atau neuropati. Kadar gula darah yang berlebihan
dapat merusak saraf dan pembuluh darah halus. Kondisi ini bisa
menyebabkan munculnya sensasi kesemutan atau perih yang biasa berawal
dari ujung jari tangan dan kaki, lalu menyebar ke bagian tubuh lain.
Neuropati pada sistem pencernaan dapat memicu mual, muntah, diare,
atau konstipasi.
 Kerusakan pada organ kaki. Neuropati atau terhambatnya aliran darah
pada kaki penderita diabetes berkemungkinan meningkatkan risiko
komplikasi kesehatan kaki yang biasanya terlambat disadari. Sekitar 10
persen penderita diabetes mengalami infeksi serius akibat luka atau
goresan kecil pada kaki. Gejala komplikasi kaki yang harus diwaspadai
adalah pembengkakan, kulit yang terasa panas saat disentuh, serta luka
yang tidak kunjung sembuh.
 Kerusakan mata, khususnya retina. Retinopati muncul saat terjadi
masalah pada pembuluh darah di retina yang dapat mengakibatkan
kebutaan jika dibiarkan. Glaukoma dan katarak juga termasuk komplikasi
yang mungkin terjadi pada penderita diabetes.
 Kerusakan ginjal. Ginjal memiliki jutaan pembuluh darah halus yang
menyaring limbah dari darah. Jika pembuluh darah halus tersebut
tersumbat atau bocor, kinerja ginjal Anda bisa menurun. Kerusakan parah
pada ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal yang membutuhkan dialisis
(proses cuci darah) atau bahkan transplantasi ginjal.
 Disfungsi seksual. Kerusakan pembuluh darah halus serta saraf pada para
penderita diabetes pria (terutama perokok) dapat mengakibatkan disfungsi
ereksi. Pada penderita diabetes wanita, komplikasi ini mungkin berupa
kepuasan seksual yang menurun, kurangnya gairah seks, vagina yang
kering, atau gagal mencapai orgasme.
 Gangguan kulit. Diabetes akan membuat penderitanya rentan terkena
penyakit kulit seperti infeksi jamur maupun bakteri.
 Keguguran atau kelahiran mati. Kadar gula darah yang tinggi dapat
membahayakan sang ibu dan janin. Risiko keguguran dan kelahiran mati
akan meningkat jika diabetes gestasional tidak segera ditangani. Kadar
gula darah yang tidak terjaga pada awal kehamilan juga bisa mempertinggi
risiko cacat lahir. Ibu hamil yang menderita diabetes dianjurkan untuk
memantau kadar gula darahnya secara teratur.

G. PENATALAKSANAAN

Manajemen diabetes care terpadu, yang terdiri dari 5 pilar diabetes care, yaitu 4
sehat 5 teratur.

1. Edukasi Pola Hidup ( Life Style )

 Modifikasi/ koreksi pola hidup :


 Kurangi gaya hidup kurang gerak ( sedentary ), stres, kegemukan,
merokok
Solusi darurat hipoglikemi
 Cara pakai alat swa-monitor glukosa darah
 Cara pakai alat pena insulin
 Foot care

2. Aktivitas fisik

Frekuensi: 30 menit per hari , selama 5 hari per minggu


Intensitas: Sedang, dengan parameter denyut nadi 70 % x ( 220 – umur )
Tipe : Aerobik

3. Diet / Nutrisi

3 J yaitu ;
Jumlah: Atur kalori total dan kalori per kali makan
Jenis: Tiap kali makan perlu kombinasi dengan komponen yang tinggi serat, dan
rendah indeks glikemik
Jadwal: Dibagi 3 x makanan utama dan 3 x camilan

4. Terapi obat tablet atau insulin

Dokter anda akan memutuskan jenis dan dosis terapi yang paling sesuai untuk
anda. Umumnya dosis dinaikkan bertahap dan adjustment tsb biasanya
berdasarkan hasil swa-monitor glukosa darah.
Diabetes tipe 1 : Harus injeksi insulin
Diabetes tipe 2 : Jika ringan, dimulai dengan diet dan aktivitas saja. Jika belum
terkendali ditambah dengan terapi obat tablet antidiabetes. Jika lebih berat, perlu
injeksi insulin
5. Swa-monitoring glukosa darah

Disesuaikan secara individual. Dianjurkan untuk swa-monitor secara mingguan,


misalnya 2-3 kali per minggu. Jika ada pertimbangan ekonomi, minimum 1
minggu sekali. Saat hari tes , supaya hasil SMGD bermanfaat untuk self-care,
sebaiknya lakukan rejimen tes monitoring terstruktur/ terfokus berupa tes 2 point,
yaitu glukosa pre-meal dan gluloksa post-meal. Untuk keperluan adjustment
terapi, maka tiap 3 bulan, saat jadwal kunjungan konsultasi dokter, dapat
dilakukan tes monitoring terstruktur / terfokus berupa tes multi-point, misalnya 4
– 7 tes per hari, selama 3 hari berturut-turut.

II. Kunci Jawaban

1. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan


hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan
sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan
neuropati.
2. Jenis dan penyebab Diabetes Melitus :
Diabetes melitus tipe 1
(1) Faktor genetik
(2) Faktor Imunologi
(3) Faktor lingkungan
Diabetes melitus tipe 2
(1) Usia
(2) Obesitas
(3) Riwayat keluarga
3. Tanda dan gejala
a. Polipagi (sering merasa lapar)
b. Polidipsi (sering merasa haus)
c. Poliuri (sering buang air kecil)
d. Berat badan menurun
e. Kelemahan,keletihan dan mengantuk
f. Infeksi kulit
g. Timbul gejala ketoasidosis
4. Kompilikasi yang mungkin terjadi bagi penderita Diabetes
Melitus :
a. Ulkus Diabetikum
b. Penyakit kardiovaskular (penyakit jantung, stroke, aterosklerosis,
dan tekanan darah tinggi )
c. Kerusakan saraf atau neuropati
d. Kerusakan pada organ kaki
e. Kerusakan mata (Retinopati, Glaukoma dan katarak)
f. Kerusakan ginjal
g. Disfungsi seksual
h. Gangguan kulit
i. Keguguran atau kelahiran mati
5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus :
Manajemen diabetes care terpadu, yang terdiri dari 5 pilar diabetes
care, yaitu 4 sehat 5 teratur.
(1) Edukasi Pola Hidup ( Life Style )
(2) Aktivitas fisik
(3) Diet / Nutrisi
(4) Terapi obat tablet atau insulin
(5) Swa-monitoring glukosa darah

Anda mungkin juga menyukai