Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADITIF PADA PELUMAS

TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN


MARGARETHA SARAGHI
(003112700170259)
1
Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jl. Sawo Manila No.61 Pejaten,
Pasar minggu, Jakarta Selatan 12520
E-mail :

ABSTRAKSI
PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF PADA PELUMAS TERHADAP UNJUK
KERJA MOTOR BAKAR BENSIN. Zat aditif pada pelumas motor bakar bensin sangat
mempengaruhi kondisi mesin, antara lain untuk: menambah daya kerja, umur mesin, dan
penghematan konsumsi bahan bakar. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian
terhadap motor bakar bensin dengan spesifikasi sebagai berikut: motor bakar bensin yang
digunakan merek MITSUBISHI tipe G 32 dengan tahun pembuatan 1982, bahan bakar yang
digunakan bensin premium, zat aditif yang digunakan pada pelumas adalah merek “motor up” dan
pelumas yang digunakan adalah mesran prima SAE 20W-50. Kecepatan putaran poros poros yang
digunakan 900 1/min, 1100 1/min, 1300 1/min, 1500 1/min, 1700 1/min, 1900 1/min, 2100 1/min,
2300 1/min, 2500 1/min dan 2700 1/min, alat-alat ukur yang digunakan adalah sebagai berikut:
plint fuel gauge untuk pengukuran laju konsumsi bahan bakar, neraca beban untuk pengukuran
beban dengan menggunakan sistem poros prony brake, stopwatch untuk pengukur waktu dan
tachometer untuk pengukuran kecepatan putaran poros. Dari hasil penelitian diperoleh: torsi
sebagai fungsi putaran poros, daya sebagai fungsi putaran poros, konsumsi bahan bakar sebagai
fungsi putaran poros dan konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran poros. Hasil
menunjukkan torsi sebagai fungsi putaran poros dengan menggunakan zat aditif rata-rata lebih
besar 15,77% dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif pada pelumasnya. Daya
sebagai fungsi putaran poros dengan menggunakan zat aditif rata-rata 12,00% lebih besar
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif pada pelumasnya. Konsumsi bahan bakar
dengan menggunakan zat aditif rata-rata 13,61% lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan zat aditif pada pelumasnya. Konsumsi bahan bakar spesifik dengan menggunakan zat
aditif rata-rata 22,48% lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak mengunakan zat aditif pada
pelumasnya.

Kata Kunci : PENGGUNAAN ZAT ADITIF

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan zat aditif pada kendaraan bermotor adalah untuk meningkatkan unjuk kerja
kendaraan, dan untuk menghemat laju konsumsi bahan bakar. Penggunaan zat aditif itu sendiri
selain untuk penghematan dan penambah daya kerja, juga untuk menjaga kondisi mesin agar tetap
baik. Untuk mendapatkan kondisi kendaraan seperti tersebut diatas maka dilakukan pencampuran
zat aditif tertentu ke dalam pelumas kendaraan. Untuk itu perlu dilakukan suatu pengujian secara
laboratorium untuk membuktikan bahwa penggunaan zat aditif dapat menambah unjuk kerja motor
Otto dan menghemat laju konsumsi bahan bakar. Pengujian dilakukan terhadap unjuk kerja motor
bakar, yang meliputi: torsi sebagai fungsi putaran poros, daya sebagai fungsi putaran poros,
konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros dan konsumsi bahan bakar spesifik sebagai
fungsi putaran poros, diharapkan dari hasil pengujian diperoleh informasi ilmiah tentang pengaruh
penggunaan zat aditif tersebut terhadap unjuk kerja motor Otto. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan motor bakar empat langkah empat silinder yang menggunakan bahan bakar bensin.
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan zat aditif pada
pelumas terhadap unjuk kerja motor bakar bensin, yang meliputi pengukuran:
1. Torsi sebagai fungsi putaran poros
2. Daya sebagai fungsi putaran poros
3. Konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros
4. Konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran poros

TATA KERJA

3.1 Konstruksi Motor Otto

Motor Otto yang digunakan untuk pengambilan data adalah motor bakar bensin 4 langkah
dan 4 silinder, merek “MITSUBISHI” tipe G 32 tahun pembuatan 1982. Komponen-komponen
utama motor Otto adalah:

1. Motor Otto itu sendiri.


2. Karburator
3. Poros Mesin
4. Cakram
5. Neraca Beban
6. Rumah prony brake
7. Accu
8. Tachommeter manual
9. Dinamo starter
10. Coil
11. Distributor radiator
12. Tangki bahan bakar

3.2. Poros prony brake


Poros prony brake adalah bagian yang meneruskan putaran mesin sehingga poros
menghasilkan daya. Selain itu berfungsi juga untuk mengubah gerakan putar menjadi gerak lurus
ataupun sebaliknya gerak lurus menjadi gerak putar. Kegunaan poros ini yang lainnya adalah untuk
mengetahui sejauh mana unjuk kerja alat uji (motor Otto) dengan system pengereman.

3.3. Tangki Bahan Bakar

Kegunaan dari tangki bahan bakar adalah untuk tempat persediaan bahan bakar, yang
kemudian dialirkan melalui fuel gauge masuk kedalam ruang bahan bakar melewati nozzle
pengabut.

3.4. Alat – alat yang digunakan untuk mengukur

1. Neraca Beban
2. Tachommeter untuk mengukur kecepatan putaran poros
3. Plint fuel gauge untuk mengukur waktu aliran bahan bakar
4. Stop watch untuk mengukur waktu aliran bahan bakar

3.4.1. Neraca Beban


Kegunaan dari neraca beban adalah untuk mengukur besar beban yang dihasilkan oleh prony
brake. Skala berat pada neraca beban adalah 0-22 dalam satuan kilogram sedangkan dalam satuan
lb skalanya adalah 0-50. Untuk mengetahui besar beban yang dialami maka neraca beban tersebut
dilengkapi dengan jarum penunjuk tersebut dilakukan oleh pegas (spring). Jarum penunjuk akan
bergerak dan menunjukkan angka yang sesuai dengan besar beban yang diberikan.

3.4.2. Stopwatch

Kegunaan dari stopwatch ini adalah untuk mengukur berapa lama waktu yang diperlukan
dalam mengkonsumsi bahan bakar, pada penelitian ini waktu tersebut adalah pada saat bahan bakar
mencapai 2 ml.

3.4.3. Tachometer
Kegunaan dari Tachometer adalah untuk mengukur putaran poros penggerak dalam 1/min.
Batas ukuran terkecil pada tachometer adalah 0,01 1/min. Cara pengunaannya adalah sebagai
berikut:

a. Skala tachometer diposisikan pada posisi ON sehingga sensor menyala pada posisi 1/min.
b. Arahkan lampu sensor tachometer pada poros prony brake dengan jarak 10 centimeter.
c. Lihat tampilan pada layar tachometer akan tertera hasil pengukuran putaran poros
tersebut..

3.4.3. Plint fuel gauge

Plint fuel gauge adalah alat untuk mengukur berapa besar jumlah bahan bakar yang telah
terpakai dan cara pengukurannya adalah dengan bantuan stopwatch. Pada saat tabung menunjukkan
angka 0 maka stopwatch di start setelah tabung pengukur bahan bakar menunjukkan angka 2
stopwatch di stop maka angka terakhir yang tertera pada stopwatch menunjukkan berapa lama
waktu yang diperlukan oleh motor Otto untuk menggunakan 2 ml bahan bakar. Skala terkecil pada
tabung pengukur bahan bakar adalah 0,1 cm satuan yang digunakan adalah cc (cm3 ).

3.5. Pelumasan

Pelumasan terhadap mesin merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari
pengoperasian mesin. Pembahasan pelumas dititik beratkan pada:
1. Pelumas dan funsinya
2. Zat aditif yang digunakan pada pelumas

3.5.1. Pelumasan dan fungsinya di motor Otto

Pelumasan adalah zat kimiawi yang dapat memperpanjang usia mesin, meningkatkan
tenaga dan akselarasi. Fungsi pelumas pada motor Otto adalah dapat membersihkan timbunan sisa-
sisa pembakaran, karbon dan kotoran padat tak berguna yang menempel pada mesin.

3.5.2. Zat aditif pelumas

Zat aditif pelumas yang digunakan pada penulisan ini adalah merek “motor up“ dimana zat
aditif ini tidak mengandung PTFE/polytetraflourethylene dan moly. memperlihatkan karakteristik
oli tanpa “motor up” dan dengan “motor up”. Visualisasi pelumas yang mengandung PTFE dan
pelumas yang tidak mengandung PTFE. Dugaan awal dari pada penelitian ini adalah bahwa dengan
ditambahkannya zat aditif kedalam pelumas akan mengakibatkan bertambahnya unjuk kerja motor
bakar bensin. Sedangkan terhadap laju konsumsi bahan bakar akan semakin kecil pemakaian bahan
bakar.

3.6. Diagram Alir Pengambilan Data

Pengambilan data pada motor Otto empat langkah empat silinder, dengan tujuan
mengetahui pengaruh penggunaan zat aditif pada motor Otto dengan menggunakan zat aditif merek
“motor up”. Seperti ditunjukkan Gambar 3.7.
Start

Menghidupkan motor bakar bensin

Pengambilan data tanpa zat aditif


Pengambilan data dengan zat aditif

Putaran awal 2700 dan beban 3 kg


Beban tidak
Diubah - ubah
Putaran diturunkan mulai dari 2700, 2500,
2300, 2100, 1900, 1700, 1500, 1300, 1100,
dan 900 1/min

Torsi (nm)
Daya Poros (kW)
Konsumsi bahan bakar (L/h)
Konsumsi bahan bakar spesifik (L(W,h))

Analisis Tidak

Ya
Kesimpulan

Gambar 3.7. Diagram alir Proses Pengambilan data dan pembahasan

3.7. Pengujian
Pengujian yang dilakukan pada motor Otto empat langkah dan empat silinder, untuk
mengetahui pengaruh penggunaan zat aditif merek “motor up”, adalah sebagai berikut:
a. pengukuran putaran poros dengan menggunakan tachometer, pada motor Otto.
b. Pengukuran besar badan pada neraca beban sebelum menggunakan zat aditif.
c. Pengukuran konsumsi bahan bakar motor Otto dengan alat ukur bahan bakar plint fuel
gauge dan stopawatch sebelum menggunakan zat aditif pada pelumasnya.
d. Pengukuran beban melalui neraca beban pada motor Otto sesudah menggunakan zat aditif
pada pelumasnya.
e. Pengukuran konsumsi bahan bakar melalui plint fuel gauge pada motor Otto sesudah
menggunakan zat aditif.
f. Perhitungan torsi, daya poros, konsumsi bahan bakar dan konsumsi bahan bakar spesifik
sebagai fungsi putaran poros, dengan menggunakan rumus.

3.8. Prosedur Menghidupkan Motor Otto

1. Periksa seluruh bagian motor dalam keadaan baik dan lengkap.


2. Periksa tangki bahan bakar, minyak pelumas, saringan udara dan air pendingin pada
hopper.
3. Pasang kabel baterai dan periksa sambungan-sambungan kabel secara teliti.
4. Buka saluran bahan bakar dari tangki bahan bakar kesaluran motor
5. Atur posisi pemutar beban pada prony brake dalam keadaan beban kosong.
6. Start motor dengan kunci starter.
7. Setelah motor berjalan normal tanpa gangguan, kemudian atur kenaikan kecepatan
putaran mesin.
8. Didalam pengambilan data, motor dijaga jangan sampai terlalu panas.
9. Untuk pengambilan data yang lama, sebaiknya motor diistirahatkan terlebih dahulu,
dengan cara menghentikan motor, agar motor tidak terlalu panas.

3.9. Prosedur Pengambilan Data

1. Pengambilan data motor Otto tidak menggunakan zat aditif


2. Pengambilan data motor Otto menggunakan zat aditif

3.9.1. Pengambilan data motor Otto tidak menggunakan zat aditif, yaitu:

1. Memeriksa semua komponen-komponen alat uji dalam keadaan baik dan lengkap
2. kemudian hidupkan motor Otto dengan cara menstranfer
3. kondisi beban kosong, kemudian putaran dirubah menjadi putaran 2700 dan beban 3 kg,
pengukuran putaran dilakukan dengan menggunakan tachometer sedangkan pengukuran
beban dengan menggunakan naraca beban. Lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonsumsi 2 ml bahan bakar diukur dengan stopwatch dan plint fuel gauge. Kondisi
beban tidak diubah-ubah.
4. Setelah itu putaran diturunkan menjadi 2500 dan seterusnya sampai pada putaran 900 dan
selama menurunkan putaran, besar beban diukur melalui neraca beban dan waktu untuk
mengkonsumsi bahan bakar diukur dengan menggunakan stopwatch dan plint fuel gauge.
5. setelah selesai, mesin dimatikan dan dibiarkan untuk pendinginan.

3.9.2. Pengambilan data motor Otto menggunakan zat aditif.

1. Memeriksa semua komponen-komponen alat uji dalam keadaan baik dan lengkap.
2. Mengganti oli yang lama dengan oli yang baru.
3. menambahkan zat aditif merek ”motor up” kedalam oli
4. kemudian hidupkan merek motor Otto dengan cara menstarter.
5. kondisi beban kosong, kemudaian putaran dirubah menjadi putaran 2700 dan beban
dinaikan menjadi 3 kg, pengukuran putaran dilakukan dengan manggunakan tachometer
sedangkan pengukuran beban dengan menggunakan neraca beban. Lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengkonsumsi 2 ml bahan bakar diukur dengan stopwatch dan plint fule
gauge. Kondisi beban tidak diubah-ubah.
6. setelah itu putaran diturunkan menjadi 2500.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai pengaruh penggunaan zat aditif pada pelumas motor bakar bensin empat
langkah empat silinder yang meliputi pengukuran:
1. torsi sebagai funsi putaran poros
2. daya poros sebagai fungís putaran poros
3. konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros
4. konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran poros
Hasil diberikan pada Tabel 4.1. untuk unjuk kerja motor bakar yang tidak menggunakan zat aditif
pada pelumasnya , sedangkan yang menggunakan zat aditif pada pelumasnya diberikan pada tabel
4.2.

Tabel 4.1. Torsi, Daya poros, konsumsi bahan bakar dan konsumsi bahan bakar spesifik sebagai
fungsi putaran poros tanpa menggunakan zat aditif.

Tabel 4.1. Torsi, Daya poros, konsumsi bahan bakar dan konsumsi bahan bakar spesifik sebagai
fungsi putaran poros menggunakan zat aditif.
4.1. Torsi sebagai fungsi putaran

Torsi sebagai fungsi putaran poros dengan menggunakan zat aditif dan tanpa menggunakan zat
aditif, seperti digambarkan pada Gambar 4.1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan putaran
poros masing-masing mulai dari 900 1/min, 1100 1/min, 1300 1/min, 1500 1/min, 1700 1/min, 1900
1/min, 2100 1/min, 2300 1/min, 2500 1/min dan 2700 1/min, terlihat dari hasil penellitian tersebut
yang tidak menggunakan zat aditif pada pelumasnya, grafiknya cenderung turun mulai dari putaran
900 1/min sampai dengan 2700 1/min, dengan mengikuti fungsi Y=2E – 6x2 – 0,0163x + 42,842
dengan R2 = 0,9869, sedangkan yang menggunakan zat aditif cenderung Turun mulai dari 900
1/min sampai dengan 2700 1/min, dan berhimpit mulai dari 2300 1/min sampai dengan 2500 1/min,
dengan mengikuti persamaan fungís Y=2E – 6x2 – 0,0134x + 33,605 dengan R2 = 0,8778. Kedua
hasil tersebut tanpa dan dengan perbedaan tertinggi, dan semakin Turun sampai pada putaran 2700
1/min. Perbedaan rata-rata harga torsi tanpa menggunakan zat aditif 15,77 % lebih rendah
dibandingkan dengan yang menggunakan zat aditif.

4.2. Daya Poros sebagai fungsi putaran poros

Daya sebagai funsi putaran poros dengan menggunakan zat aditif dan tanpa menggunakan zat aditif,
seperti diberikan pada Gambar 4.2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan putaran poros
masing–masing mulai dari 900 1/min, 1100 1/min, 1300 1/min, 1500 1/min, 1700 1/min, 1900
1/min, 2100 1/min, 2300 1/min, 2500 1/min dan 2700 1/min, terlihat dari hasil penellitian tersebut
yang tidak menggunakan zat aditif pada pelumasnya, grafiknya cenderung rendah mulai dari
putaran 900 1/min hingga 2700 1/min, dengan mengikuti persamaan fungsi Y= -0,0004x2 +
2,1326x + 535,98 dengan R 2= 0,8731. Sedangkan yang menggunakan zat aditif cenderung tinggi
mulai dari putaran 900 1/min sampai dengan 2100 1/min dan turun mulai dari 2100 1/min sampai
dengan 2700 1/min, dan mengikuti persamaan fungís Y= -0,0007x2 + 2,7279x + 932,81 dengan R2
= 0,7816. kedua hasil tersebut tanpa dan dengan menggunakan zat aditif mempunyai kecendrungan
yang sama pada putaran 900 1/min kemudian semakin kecil perbedaannya, dan pada putaran 2300
1/min berhimpit, sedangkan pada putaran 2500 1/min tidak berhimpit sampai pada putaran 2700
1/min. Perbedaan rata-rata harga daya poros menggunakan zat aditif 12,00 % lebih besar
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif.berlaku untuk putaran 1500 1/min sampai
dengan 2100 1/min.

4.3. Konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros

Konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros dengan menggunakan zat aditif dan tanpa
menggunakan zat aditif, seperti ddiberikan pada Gambar 4.3. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan putaran poros masing-masing mulai dari dari 900 1/min, 1100 1/min, 1300 1/min,
1500 1/min, 1700 1/min, 1900 1/min, 2100 1/min, 2300 1/min, 2500 1/min dan 2700 1/min, ,
terlihat dari hasil penellitian tersebut yang tidak menggunakan zat aditif pada pelumasnya,
grafiknya cenderung tinggi mulai dari putaran 900 1/min dan naik sampai dengan putaran 2700
1/min, dengan mengikuti persamaan fungsi Y= -2E – 7x2 + 0,001x – 0,0788 dengan R2 = 0,9736,
sedangkan yang menggunakan zat aditif rendah mulai dari putaran 900 1/min sampai pada putaran
2700 1/min, dengan mengikuti persamaan Y = 5E – 10x2 + 0,2849 dengan R2 = 0,9916. Kedua
hasil tersebut tanpa dan dengan menggunakan zat aditif memiliki kecenderungan yang sama mulai
pada putaran 900 1/min sampai dengan putaran 2700 1/min. Perbedaan rata-rata harga konsumsi
bahan bakar menggunakan zat aditif 13,61 % lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan zat aditif

4.4. Konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran

Konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran poros dengan dan tanpa menggunakan zat
aditif, seperti diberikan pada Gambar 4.4. Penelitian dilakukan dengan menggunakan putaran poros
masing-masing mulai dari dari 900 1/min, 1100 1/min, 1300 1/min, 1500 1/min, 1700 1/min, 1900
1/min, 2100 1/min, 2300 1/min, 2500 1/min dan 2700 1/min, , terlihat dari hasil penellitian tersebut
yang tidak menggunakan zat aditif pada pelumasnya, grafiknya cenderung tinggi mulai dari putaran
900 1/min sampai dengan putaran 2700 1/min, dengan mengikuti persamaan fungsi Y= -0,0002 x2 +
1,1297x + 2365,4 dengan R2= 0,6053. sedangkan yang menggunakan zat aditif cenderung rendah
mulai dari putaran 900 1/min sampai dengan putaran 2100 1/min, dan kemudian tinggi mulai pada
putaran 2300 1/min sampai dengan 2700 1/min dengan mengikuti persamaan fungsi Y= 0,0005x 2 –
0,8254x + 2641,2 dengan R2 = 0,9436. Kedua hasil tersebut tanpa dan dengan menggunakan zat
aditif grafiknya semakin tinggi mulai dari 900 1/min, sedangkan yang menggunakan zat aditif
grafiknya rendah pada 900 1/min dan pada putaran 2300 1/min tinggi sampai dengan putaran 2700
1/min. perbedaan rata-rata harga konsumsi bahan bakar spesifik menggunakan zat aditif 22,48 %
lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif. Hal ini berarti bahwa yang
menggunakan zat aditif pada pelumasnya lebih hemat penggunaan bahan bakarnya.

KESIMPULAN

hasil penelitian pengaruh penggunaan zat aditif pada pelumas terhadap unjuk kerja motor
bakar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Torsi sebagai fungsi putaran dengan menggunakan zat aditif pada pelumas 15,77 % lebih
besar unjuk kerjanya dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif.
2. Daya poros sebagai fungsi putaran dengan menggunakan zat aditif pada pelumas 12,00 %
unjuk kerjanya lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif.
3. Konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran dengan menggunakan zat aditif pada
pelumas 13,61 % lebih Hemat dibandingkan dengan yang tidak menggunakan zat aditif.
4. konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran dengan menggunakan zat aditif pada
pelumas 22,48 % lebih Hemat dibandingkan dengan yang tidak menggunakan.
5. penggunaan zat aditif pada pelumas motor bakar bensin berpengaruh terhadap unjuk kerja
motor bakar bensin dan menguntungkan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan
zat aditif.

DAFTAR PUSTAKA

1. ARISMUNANDAR, W. Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya paramita, Jakarta, 1983.


2. ARISMUNANDAR, W. Penggerak Mula Motor Bakar Torak, ITB, Bandung, 1973.
3. AJAT SUDRAJAT. Studi Karakteristik Motor Diesel Empat Langkah Satu Silinder, Tugas
Akhir Teknik Mesin Universitas Nasional, Jakarta, 2000
4. BPM. ARENDS dan H. BERENSCHOT. Motor Bensin, Penerbit Erlangga.
5. KHURMI, R.S. and J.K. GUPTA. Machine design, Vol III, Eurasia Publishing House,Ltd,
Rana Nagar, New Delhi, 1982.
6. MICHAEL F, Studi Pengaruh Kerenggangan Katup Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar
Bensin, Tugas Akhir Teknik Mesin Universitas Tarumanagara, Yakarta.
7. M. YUSUP NURYONO, Pengaruh Perubahan Penyetelan Katup Terhadap Unjuk Kerja
Motor Bensin Empat Langkah Empat Silinder, Tugas Akhir Teknik Mesin, Universitas
Nasional, Jakarta, 2001.

Anda mungkin juga menyukai